Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Anariksa
Dosen Pengampu:
Drs. Yudi Dirgantara, M.Pd
Rena Denya Agustina, S.Si., M.Si
Disusun Oleh:
Abdul Wahid Shidik (1152070002)
Ade Putri (1152070004) Ai Tety Rosmayanti (1162070027)
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PRODI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2018 ALAM SEMESTA DAN BENDA-BENDA LANGIT
A. Asal-usul alam semesta
Beberapa teori yang menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta adalah teori big bang, teori keadaan tunak, dan teori osilasi. 1. Teori Big bang Teori ini pertama kali dikemukakan oleh kosmolog Abbe Lemaitre pada tahun 1920- an. Menurutnya alam semesta ini berawal dari gumpalan super-atom raksasa yang isinya tidak dapat kita bayangkan tetapi kira-kira seperti bola api raksasa yang suhunya antara 10 milyar sampai 1 triliyun derajat celcius. Gumpalan super tersebut meledak sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Hasil sisa dentuman dahsyat tersebut menyebar menjadi debu dan awan hidrogen. Setelah berumur ratusan jutaan tahun, debu dan awan hidrogen tersebut membentuk bintang-bintang dalam ukuran yang berbeda-beda. Seiring dengan terbentuknya bintang-bintang, di antara bintang-bintang tersebut berpusat membentuk kelompoknya masing-masing yang kemudian disebut galaksi. (M.Nur & Yani, 2009) 2. Teori keadaan tunak Teori keadaan tunak dikemukakan pada tahun 1948 oleh H. Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta selalu terlihat tetap seperti sekarang. Materi secara terus menerus datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam angkasa (space) yang membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya. Pada teori ini dijelaskan bahwa tidak ada bola api kosmik, karenanya radiasi latar (background radiation) bukan temperatur 3K. (Tjasyono, 2009) 3. Teori Osilasi (Oscillating Theory) Teori osilasi menduga bahwa alam semesta tidak ada awal dan tidak ada akhirnya. Dalam model osilasi dikemukakan bahwa sekarang alam semesta tidak konstan, melainkan berekspansi yang dimulai dengan dentuman besar (big bang), kemudian beberapa waktu yang akan datang gravitasi mengatasi efek ekspansi ini, sehingga alam semesta akan mulai mengempis (callapse) akhirnya mencapai titik koalis (gabungan) asal, dimana temperatur dan tekanan yang tinggi akan memecahkan semua materi ke dalam partikel-partikel elementer (dasar), sehingga terjadi dentuman besar baru dan ekspansi mulai lagi. B. Galaksi Galaksi adalah suatu sistem dari himpunan besar yang terdiri dari bintang-bintang yang jumlahnya jutaan bahkan ada yang milyaran. Morfologi galaksi sangat dipengaruhi oleh massa total dan lingkungannya. Galaksi yang memiliki massa besar cenderung lebih terstruktur dan tertata dengan baik, lebih bercahaya dan tingkat kecerahan permukaan rata- rata lebih tinggi dibandingkan dengan galaksi dengan massa rendah. (Buta, 2006) Ciri-ciri galaksi Massa Luminositas Presentasi Diameter Jenis Galaksi (massa (Luminositas Populasi Bintang relatif terhadap (kpc) matahari) Matahari) seluruh galaksi Piringan: Populasi I Spiral 109 – 1011 108 – 1010 5 - 250 80% Halo : Populasi II Elips 105 – 1013 105 – 1011 1 - 205 Populasi II 17% Tak Beraturan 108 – 1010 107 – 109 1 - 10 Populasi I 3% Sumber: (Admiranto, 2009) Pada tahun 1926, Edwin Hubble membuat klasifikasi galaksi menurut bentuknya, yaitu berbentuk spiral, elips, dan tidak beraturan. 1. Galaksi spiral Dalam skema klasifikasi Hubble, galaksi spiral diberi nama dengan Galaksi jenis “S” dan diikuti sebuah huruf (a, b, atau c). Huruf kecil yang mengikuti tersebut menunjukkan tingkat ketebalan lengan spiral dan besar pusat galaksi. Dengan demikian, galaksi spiral Jenis Sa memiliki daerah pusat yang besar dan lengan yang kurang jelas teramati. Sedangkan galaksi spiral Jenis Sc memiliki daerah pusat yang kecil dan lengan yang mudah teramati. (Ikhlasul, 2010) 2. Galaksi Ellips Pengelompokan bentuk galaksi menurut klasifikasi Hubble berada di antara E0 sampai E7. Galaksi dengan jenis E0 bentuknya hampir seperti lingkarang, sedangkan galaksi dengan jenis E7 bentuknya sangat lonjong. Beberapa galaksi ellips diyakini terbentuk karena tumbukan dan gabunga dua galaksi. Keduanya dapat tumbuh menjadi galaksi yang sangat besar. 3. Galaksi tak beraturan (Irr) Galaksi tak beraturan adalah galaksi yang memiliki pola yang tegas. Bisa Irr-I yang menampilkan struktur spiral terdeformasi dan Irr-II yang tidak termasuk golongan galaksi manapun. Galaksi tak beraturan kaya akan debu, gas, dan bintang-bintang muda. C. Tata Surya Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas bulan, bintang, matahari, planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Benda-benda langit beredar pada orbit masing-masing secara seimbang dan serasi sesuai dengan qadar Allah sampai pada waktu yang ditentukan, sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an, “Dan Allah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca.”, (QS. Ar-Rahman: 7), “Dan masing-masing beredar pada garis edar (orbit)nya.” (QS. Yasin: 41). (Mufid, 2013) Matahari merupakan pusat dari Tata Surya di mana anggota Tata Surya yang lain beredar mengelilingi Matahari. IAU secara umum mengelompokkan benda angkasa yang mengeliligi Matahari menjadi tiga (Kartunnen, Kroger, Oja, Poutannen, & Donner, 2006) yaitu: Planet, Planet kerdil dan benda-benda tata surya kecil (Small Solar System Bodies) 1. Planet Benda langit dikatakan planet jika memiliki ciri-ciri: mengorbit matahari, bentuk fisiknya bulat dan orbitnya bersih dari keadaan benda angkasa lain. Sejak tahun 2006, Pluto tidak dikategorikan lagi sebagai planet karena kriteria ke-3 dari tiga kriteria di atas tidak dipenuhi oleh Pluto. Pluto memiliki orbit yang memotong orbit Neptunus sehingga dianggap orbit Pluto belum bersih dari benda angkasa lain. Ukuran Pluto tidak lebih besar dari Bulan dan jika dilihat dengan teleskop maka akan tampak benda angkasa lain yang ukurannya hampir sama dengan Pluto yaitu yang diberi nama Charon. 2. Planet Kerdil Benda langit dikatakan planet jika memiliki ciri-ciri: mengorbit matahari, bentuk fisiknya bulat dan orbitnya belum bersih dari keberadaan benda angkasa lain, bukan merupakan satelit. 3. Benda-benda Tata Surya Kecil (Small Solar System Bodies) Seluruh benda angkasa lain yang mengelilingi Matahari selain planet atau planet-kerdil. Benda-benda Tata Surya Kecil tersebut di antaranya adalah komet, asteroid, objek-objek trans-neptunian, serta benda-benda kecil lainnya. DAFTAR PUSTAKA Admiranto, A. G. (2009). Menjelajaghi Bintang Galaksi Dan Alam Semesta. Yogyakarta: Penerbit KANISIUS. Buta, R. (2006). Galaxies: Classification. Encyclopedia of Astronomy & Astrophysics. Ikhlasul. (2010). Diktat Kuliah Galaksi. Yogyakarta: UNY. Kartunnen, H., Kroger, P., Oja, H., Poutannen, M., & Donner, K. J. (2006). Fundamental Astronomy Fifth Edition. Berlin: Springer-Verlag. M.Nur, D., & Yani, A. (2009). Handout Matakuliah Kosmografi. Universitas Pendidikan Indonesia. Mufid, F. (2013). Diskursus Tentang Benda-benda Angkasa Luar Menurut Para Mufassir dan Astronom. Hermeneutik, 7(1), 83-100. Tjasyono, B. (2009). Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.