Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ny. A 38 tahun, G6P5A0, datang dengan keluhan sakit kepala hebat, pandangan mata
kabur, lemas dan pusing. Pasien memiliki riwayat hipertensi kronis yang tidak terkontrol
sejak 6 tahun lalu. Kehamilan sebelumnya juga diikuti komplikasi dari sumperimposed
preeklamsia pada hipertensi kronis. TD 176/113 mmHg, gangguan visus, dan parsial
sindroma HELLP (peningkatan SGPT dan SGOT, trombositopenia) merupakan tanda telah
terjadinya preeklampsia berat (PEB). Preeklampsia yang terjadi pada pasien yang sudah
memiliki hipertensi sebelum usia kehamilan 20 minggu disebut superimposed preeklamsia
pada hipertensi kronis. Pasien ini juga memiliki faktor-faktor risiko terjadinya preeklamsia
seperti riwayat hipertensi, riwayat obstetri buruk sebelumnya, usia > 35 tahun, dan grande
mutipara. Berbagai teori mekanisme terjadinya PEB adalah sebagai berikut:
Sebagai dokter puskesmas, hal yang dilakukan untuk penanganan pertama adalah
melakukan survei primer ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure),
memasang oksigen, memasang IV line dan infus, memberikan deksametason 2x10mg IV
yang dapat bekerja menangani sindrom HELLP dan mematangkan paru-paru janin,
memberikan nifedipin sebagai antihipertensi, dan memberikan MgSO4 sebagai pencegahan
eklampsia pada pasien. Apabila pasien telah stabil langsung rujuk pasien ke rumah sakit yang
memiliki dokter yang lebih kompeten dalam menangani hal ini. Di rumah sakit kemungkinan
akan dilakukan terminasi kehamilan pasien apabila tidak terjadi perbaikan. Terminasi
kehamilan kemungkinan dilakukan pervaginam kecuali ditemukan indikasi obstetri untuk
dilakukannya persalinan perabdominam.