Brook menyebutkan bahwa perawatan tambahan dengan pemberian
antibiotika diperlukan untuk menunjang perawatan mekanis, karena walaupun
perawatan mekanis, yaitu scaling dan root planing telah dapat mengurangi jumlah bakteri dalam poket, tetapi bakteri periodontopatogen yang berada pada tubulus dentin, gingiva dan sementum masih tertinggal. Oleh karenanya banyak peneliti mengemukakan perlunya pemberian antibiotika pada perawatan penyakit periodontal, terutama yang bersifat progressive dan destruktif. Antibiotika yang diberikan secara sistemik harus mempunyai konsentrasi yang tinggi pada serum dan gingival crevicular fluid (GCF) serta dapat dipertahankan kadarnya sehingga menghasilkan efek terapi yang diinginkan. Pemberian antibiotika secara sistemik juga menguntungkan bila dibandingkan dengan pemberian secara lokal. Melalui pemberian secara sistemik, bakteri pada sisi non dental (mukosa bukal, lidah, gingiva dan tonsil) dapat dihambat perkembangannya serta dibunuh. Dengan demikian dapat mengurangi resiko penyakit kambuhan akibat migrasi bakteri ke dalam poket. Pemberian antibiotika secara sistemik juga mempunyai kerugian. Kerugian tersebut adalah kemungkinan timbulnya efek samping, diantaranya pusing, jantung berdebar serta gangguan pada gastrointestinal. Gangguan tersebut dapat bersifat ringan maupun parah. Bahkan keparahan akibat efek samping dapat melebihi penyakit yang dideritanya. Kerugian lain adalah berhubungan dengan keseimbangan flora normal. Perawatan penyakit dengan pemberian antibiotika secara sistemik, terutama yang berspektrum luas, dapat mempengaruhi keseimbangan mikroorganisme di tempat lain yang berakibat superinfeksi. Keberhasilan perawatan tergantung pada berhentinya proses kerusakan jaringan, penurunan atau hilangnya faktor penyebab serta perubahan kondisi mikroba. Kombinasi terapi antimikroba dan terapi mekanik memberikan hasil yang lebih efektif dalam meningkatkan perlekatan serta menurunkan kedalaman poket bila dibandingkan dengan perawatan mekanik saja. Menurut penelitian suwandi aplikasi gel metronidazol sebagai terapi tambahan skeling dan penghalusan akar memberikan hasil yang efektif metronidazol adalah suatu notroimidazol dengan aktivitas bakterisidal melawan bakteri obligat anaerobik yang merupakan penyebab utama periodontitis. Gel metronidazoldapat langsung diaplikasikan ke dalam poket periodontal dan setelah berkontak dengan cairan krevikulaer, maka metronidazol akan berubah menjai semisolid dan secara bertahap akan dilepaskan sehinga didapatkan konsentrasi terbesar dalam cairan sulkus. Cara kerja metronidazol adalah setelah menembus membran sel bakteri, metronidazol akan mengikat DNA dan merusak struktur heliksdan molekul. Kerusakan DNA akan mengakibatkan kematian sel dan hasil proses ini sangat cepat membunuh mikroorganisme anaerob.
SUMBER
Suwandi, Terijani. 2010. Jurnal PDGI: Perawatan awal penutupan
diastema gigi goyang pada penderita periodontitis kronis dewasa. 59(3) 105-109. Krismariono, Agung. Periodontic Journal: Antibiotika sistemik dalam perawatan penyakit periodontal. Vol 1. No.1 July-Dec 2009; 15-19