Вы находитесь на странице: 1из 8

Nama : Bambang Restu S

NIM : 03031381720019
Shift : Rabu, 08.00-10.00 WIB
Kelompok :2

DEMIN WATER

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2006 yang dimaksud air
demin atau air demineral atau demin water (demineralized water) adalah air
minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian seperti destilasi,
deionisasi, reverse osmosis dan proses setara. Air demin juga dapat didefinisikan
sebagai air yang telah dihilangkan kandungan mineralnya, baik berupa anion
ataupun kation, dimana mineral-mineral yang terkandung dalam air tersebut sudah
melalui proses pemurnian, sehingga air bebas dari kontaminan berbahaya dan
aman diminum. Air ini juga populer disebut sebagai air murni atau air kosong.

1. Kegunaan Air Demin


Sebelumnya perlu diketahui, air secara alami mempunyai kandungan
mineral tinggi. Seperti kandungan magnesium, kalsium, dan mineral yang lain
termasuk mineral berbahaya. Dimana kebanyakan mineral dalam air berisiko
bahaya bagi kesehatan manusia dan juga hewan. Padahal kandungan mineral
tersebut cukup mudah ditemukan dalam air tanah, air tawar, atau air asin
sekalipun. Adapun guna menghindari risiko penyakit akibat mengonsumsi mineral
berbahaya, maka diperlukan untuk memurnikan air. Air hasil proses pemurnian
tidak hanya aman dikonsumsi manusia, tetapi juga bisa diaplikasikan pada bidang
industri. Kegunaan air demin lebih jelasnya diberikan sebagai berikut:
1.1. Kegunaan Air Demin pada bidang kesehatan
Tubuh manusia membutuhkan mineral organik. Oleh karena mineral dapat
diperoleh dari makanan, maka mineral dalam air masih dapat di kesampingkan,
bahkan beberapa penderita gagal ginjal di anjurkan untuk meminum air yang
sedikit atau bahkan tidak mengandung mineral sama sekali agar Ginjal dapat
bekerja lebih ringan atau yang biasa disebut air demin. Air bebas kandungan
mineral atau minim kandungan mineral jauh lebih bermanfaat dan sehat bagi
tubuh. Hal ini mengingat kebutuhan manusia yang utama yaitu untuk
mengonsumsi air minum jernih, bersih, murni, dan terbebas dari berbagai macam
polutan, baik polutan dari bahan organik, kimia, atau logam berat. Air yang
dikonsumsi juga harus bebas dari kandungan kuman, bakteri, dan virus.
1.2. Kegunaan Air Demin pada bidang Industri
Kebutuhan akan air mutlak diperlukan, dalam skala industri air memiliki
peranan penting, yakni sebagai bahan utilitas. Air dibutuhkan mulai dari air
proses, air pendingin, air sanitasi, dan air boiler. Air sebagai umpan boiler pada
umumnya diambil dari air sumur, air sungai, air hujan, atau air laut yang sudah
melalui pemrosesan lebih lanjut. Untuk kebutuhan industri, adanya kontaminan
atau pencemar dalam air memang menjadi faktor yang perlu diperhatikan,
keberadaaan kontaminan bisa menimbulkan masalah serius.
Pengaruh mineral pada proses industri kimia cukup komplek yaitu dari
menyebabkan kerak pada proses pemanasan seperti boiler dan heat exchanger,
sampai turunnya yield dan selektivitas pada proses reaksi, dan masih banyak lagi
pengaruh lainnya. Air demin atau air bebas mineral sangat diperlukan untuk
kebutuhan di laboratorium dan industri proses kimia. Suatu air dapat dikatakan air
bebas mineral apabila memenuhi standar mutu. Standar mutu air demin yang
digunakan pada industri secara umum dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Standar Baku Mutu Air Demin
Parameter Nilai Satuan
pH 5-7 -
Conductivity <4,3 µs/cm at 20oC
TOC ≤0,5 mg/l
(Sumber: Reni, 2017)
Oleh karena itu, air yang digunakan wajib merupakan air yang sesuai spesifikasi
yang telah ditentukan. Berikut ini beberapa kegunaan air demin pada industri.
1) Di pabrik hidrogen peroksida yang menggunakan proses produksi Auto
oxidation (AO process), air demin digunakan sebagai cairan pengekstrak di unit
ekstraksi dan untuk mengekstraksi hidrogen peroksida dari larutan kerja.
2) Untuk memproduksi steam, maka diperlukan air demin atau air bebas mineral
sebagai umpan untuk boiler atau biasa disebut sebagai boiler feed water.
3) Di dalam industri minuman, air demin digunakan sebagai larutan pencuci
mesin produksi setelah digunakan. Biasanya, kerak yang tertinggal di dalam
mesin produksi (aseptic packaging machine) harus dibersihkan dengan air demin.
4) Chilled cooling water adalah salah satu media pendingin yang banyak
digunakan di dalam beragam industri dengan sistem tertutup, artinya tidak ada
blow down maupun make up air pendingin ke dalam sistem. Chilled cooling water
adalah air demin yang telah ditambahkan bahan kimia anti korosi ke dalamnya.
5) Air demin digunakan untuk membuat larutan elektrolit pada industri batere.
6) Dalam proses pembuatan peracetic acid, air demin merupakan salah satu
bahan baku pembuatannya, selain hidrogen peroksida dan asam asetat.
7) Laboratorium analisa memerlukan air demin untuk berbagai macam
keperluan analisa. Diantaranya adalah untuk mencuci peralatan analisa terutama
glassware, untuk keperluan pengenceran, dan media pembilas.
8) Untuk keperluan pengenceran produk-produk kimia tertentu (contohnya
etanol dan hidrogen peroksida), maka dimanfaatkan pula air demin.
9) Printed Circuit Board adalah komponen dasar dari peralatan elektronika.
PCB dicuci terlebih dahulu dengan air demin untuk membersihkannya dari sisa
asam dan hidrogen peroksida yang digunakan pada saat proses produksi.

2. Proses Pembuatan Air Demin


Demineralisasi adalah proses pembuatan air demin dengan penghilangan
kadar garam dan mineral dalam air melalui proses pertukaran ion (ion exchange
process) dengan menggunakan media resin/softener anion dan kation. Proses ini
mampu menghasilkan air dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi (ultrapure
water) dengan jumlah kandungan kandungan Ionik dan An-ionik nya mendekati
angka nol sehingga mencapai batas yang hampir tidak dapat dideteksi lagi.
Demineralisasi umumnya mempergunakan media penukar ion yang
dibedakan atas muatan listrik yang terkandung di dalamnya menjadi penukar
kation dan penukar anion. Caranya untuk menghilangkan kandungan ion – ion
yang terdapat di air untuk menghasilkan air murni. Kandungan mineral sebagai
bentuk kation anion dalam air secara makro diantaranya adalah Natrium (Na+),
Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+), Kalium (K+), Besi (Fe3+), Klorin (Cl-), Sulfat
(SO42-), dan Karbonat (CO32-). Proses demineralisasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu : resin penukar ion, elektrodialisis, destilasi (multistage
flash,multiple effect distillation), maupun reverse osmosis.
2.1. Resin Penukar Ion
Garam dari air dapat juga dihilangkan dengan memakai ion. Unit penukar
ion dilengkapi dengan penyaring pasir. Penukar ion terdiri dari penukar kation dan
penukar anion. Penukar kation yang mengambil ion positif dari air dan penukar
anion mengambil ion negatif dari air. Bahan penukar ini adalah resin yang apabila
telah jenuh dapat diaktifkan kembali setelah diregenerasi. Penukar kation di
regenerasi dengan asam sulfat (H2SO4) sedang penukar anion diregenerasi dengan
menggunakan natrium hidroksida (NaOH). Reaksi di ion exchanger yaitu
1) Reaksi pengikatan cation pada resin H-Z :
Cation(aq) + Anion(aq) + H-Z Cation-Z + 2H+ + Anion(aq)
2) Reaksi regenerasi cation :
Cation-Z(S) + H2SO4(aq) H-Z + Cation-SO4(aq)
3) Reaksi pengikatan Anion pada resin R-OH :
2H+(aq) + Anion(aq) + R-OH(S) R-Anion(S) + H2O(l)
4) Reaksi regenerasi anion :
R-Anion(S) + NaOH(aq) R-OH(S) + Na-Anion(aq)
Secara ringkas proses pembuatan air demin dengan resin penukar ion adalah
1) Pengaliran air ke kolam treatment awal dengan pompa, menggunakan saringan
kasar di ujung pipa intake.
2) Pengambilan sampel untuk analisa air.
3) Pengolahan di kolam treatment awal. Di kolam treatment awal dilakukan
penghilangan senyawa berbahaya/ racun dan penghilangan kesadahan. Langkah
pertama pengolahan adalah aerasi. Aerasi akan mengoksidasi racun dan senyawa
yang dapat mengendap setelah oksidasi. Langkah berikutnya adalah pemberian
senyawa untuk netralisasi racun dan penghilangan kesadahan.
4) Pengolahan dalam clarifier mungkin dimasukkan desinfectant, selain bahan
kimia untuk proses koagulasi dan flokulasi, yakni larutan pengatur pH serta
senyawa koagulan dan flokulan
5) Penyaringan di anthracite filter, selanjutnya air dialirkan ke ion exchanger
untuk dihilangkan ion-ionnya selain ion H+ dan OH-
6. Adsorpsi (terhadap bau dan rasa) dengan bone-char
7. Penampungan produk air dan pemberian desinfectant
8. Distribusi produk. Hal-hal penting yang harus diperhatikan pada saat
melakukan pendistribusian dan penyimpanan Air Demin adalah
a) Air demin tidak boleh terkontaminasi oleh korosi bahan konstruksi alat, oleh
sebab itu bahan konstruksi alat untuk air demin harus bahan yang tahan korosi.
b) Dahulu orang menggunakan timah putih coran untuk pipa transportasi dan
untuk tangki penyimpan air murni/aquades, tatapi sekarang orang menggunakan
bahan aluminium atau plastik PVC untuk menyimpan air demin.
d) Tidak digunakan Stainless steel untuk aquades, karena stainless steel tidak
tahan stress dan korosif bersama-sama, serta lingkungan yang diam.
2.2. Elektrodialisis
Elektrodialisis merupakan proses pemisahan ion-ion yang larut dalam air
(garam) melalui pemakaian dua kutub listrik yang berlawanan dari arus listrik
searah. Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel
zat terlarut elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik. Proses
elektrodialisis dilakukan dengan menggunakan membran elektrodialisis. Membran
yang digunakan pada sistem elektrodialisis merupakan membran selektif dan
semipermeabel yang mampu melewatkan ion-ion terlarut. Dibanding teknologi
pemisahan lainnya, teknologi membran menawarkan keunggulan seperti
pemakaian energi yang rendah, sederhana dan ramah lingkungan.
Prinsip pemisahan pada elektrodialisis bedasarkan pada gaya tarik-menarik
antar muatan bukan berdasarkan ukuran (Wang, 2010). Larutan yang mengandung
garam dipompakan pada sel antar membran, dan tegangan listrik dialirkan pada
kedua elektroda di ujung sistem elektrodialisis. Kation yang terlarut dalam umpan
akan berpindah menuju katoda dan anion akan berpindah menuju anoda. Kation
akan dengan mudah menembus membran penukar kation namun akan tertahan
oleh membran penukar anion. Begitu juga dengan anion yang mampu menembus
membran penukar anion namun tertahan oleh membran penukar kation (Wenten,
2014). Oleh karena itu ion-ion akan terkumpul pada konsentrat, sedangkan produk
akan memiliki konsentrasi ion yang rendah. Proses ini mampu menghilangkan
garam hingga 95% pada air permukaan dan 99% pada larutan NaCl.
2.2. Destilasi
Destilasi adalah cara desalinasi paling kuno. Destilasi dilakukan dengan
memanaskan air laut sampai menguap, kemudian uapnya diembunkan sehingga
diperoleh kondensat air tawar. Cara destilasi yang dapat ditempuh ialah
multistage flash dan multiple effect distillation. Vapor tekanan rendah akan
terkompresi secara efektif sehingga temperaturnya pun akan naik. Untuk
menghemat bahan bakar, maka destilasi dilakukan dengan menurunkan tekanan
uap air (destilasi vakum) sehingga air dapat mendidih pada suhu yang rendah.
2.2.1. Multistage Flash
Sistem ini merupakan pengembangan dari sistem distilasi biasa, yaitu air
laut dipanaskan untuk menguapkan air laut dan kemudian uap air yang dihasilkan
dikondensasi untuk memperoleh air tawar yang ditampung di tempat terpisah
sebagai hasil dari proses distilasi dan dikenal sebagai air distilasi.
Pada sistem distilasi bertingkat (Multistage Flash Distillation System), air laut
dipanaskan berulang-ulang pada setiap tingkat distilasi dimana tekanan pada
tingkat sebelumnya dibuat lebih rendah dari tingkat berikutnya.
2.2.2. Multiple Effect Distilation
Multi effect distillation adalah proses distilasi yang sering digunakan untuk
desalinasi air laut. Ini terdiri dari beberapa tahapan atau “efek”. Dalam setiap
tahap, air umpan dipanaskan oleh uap di tabung, sebagian air akan menguap
dan uap ini mengalir ke dalam tabung tahap berikutnya, pemanasan dan
penguapan air lebih banyak. Setiap tahap pada dasarnya menggunakan kembali
energi dari tahap sebelumnya. Tabung dapat tenggelam dalam air umpan, tetapi
biasanya air umpan disemprotkan diatas bank tabung horizontal, dan kemudian
menetes dari tabung ketabung sampai dikumpulkan dibagian bawah tabung.

Air garam yang dikumpulkan di bagian bawah setiap tahap bisa


disemprotkan pada tabung di tahap berikutnya, karena air ini memiliki suhu yang
sesuai dan tekanan di dekat atau sedikit di atas suhu operasi dan tekanan pada
tahap berikutnya. Beberapa air ini akan berkedip menjadi uap seperti yang
dilepaskan ke tahap berikutnya pada tekanan rendah daripada tahap asalnya.
Tahapan pertama dan terakhir perlu eksternal pemanasan dan pendinginan
masing-masing. Jumlah panas yang dikeluarkan dari tahap terakhir hampir harus
sama dengan jumlah panas yang disuplai ke tahap pertama. Untuk desalinasi air
laut, bahkan tahap pertama dan paling hangat biasanya dioperasikan pada suhu di
bawah 70 ° C. Selama ini pemanfaatan teknologi desalinasi ini banyak digunakan
di kapal-kapal tanker, untuk mensuplai air bersih bagi ABK-nya.
2.3. Reverse Osmosis
Membran reverse osmosis dibuat dari berbagai bahan seperti selulosa
asetat (CA), poliamida (PA), poliamida aromatis, polieteramida, polieteramina,
polieterurea, polifenilene oksida, polifenilen bibenzimidazol, dsb. Membran
komposit terdiri dari substrat film tipis terbuat dari berbagai bahan polimer
ditambah polimer lapisan fungsional di atasnya. Membran mengalami perubahan
karena mampat dan fouling (sumbat). Pemampatan itu serupa dengan creep pada
plastik/logam bila terbebani tegangan kompresi. Semakin besar tekanan dan suhu,
biasanya proses tidak reversible dan membran makin mampat.
Normalnya, membran bekerja pada suhu 21-35oC. Fouling pada membran
disebabkan oleh zat-zat dalam air baku misalnya kerak, pengendapan koloid,
oksida logam, bahan organik dan silika. Prinsip kerja reverse osmosis yaitu air
dipaksa mengalir dari konsentrasi solut yang lebih tinggi ke konsentrasi solut
yang lebih rendah. Pemaksaan arah aliran ini dilakukan dengan pemberian
tekanan ke pada air umpan. Tekanan yang diberikan harus melebihi tekanan
osmosis. Membran semipermeabel adalah membran yang dapat melewatkan atom-
atom atau molekul-molekul tertentu tetapi tidak melewatkan atom-atom/molekul
yang lain. Dalam kasus filter reverse osmosis, yang dapat dilewatkan adalah
molekul air saja, sedangkan garam-garaman tidak.
Jika larutan berkonsentrasi tinggi diberi tekanan yang lebih besar dari
tekanan osmotik, maka air akan terdorong keluar melalui membran semi
permeabel tersebut, sedangkan garam tetap tertinggal di bagian larutan
berkonsentrasi tinggi. Hal ini tergantung dari tekanan yang diberikan dan karakter
membran. Oleh sebab itu, dalam filter reverse osmosis akan dihasilkan air limbah
(reject) yang mengandung garam-garaman berkonsentrasi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 01-3553-2006 Air Minum Dalam


Kemasan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Desmiarti, Reni. 2017. Kombinasi Proses Filtrasi dan Ion Exchange Secara
Kontinu pada Pembuatan Aquadm (Demineralized Water). Jurnal
Chemica. Vol. 4(1) : 27-32.
Duncan, T. 2013. (online). https://www.scribd.com/doc/137233677/Air-Demin-
Utilitas.pdf. (Diakses pada tanggal 24 Februari 2018).
Idaman, Said. Teknologi Reverse Osmosis. BAB10.pdf.
Sata, Toshikatsu. 1996. Trends in Ion Exchange Membrane Research.
International Congress on Membranes and Membrane Processes. The
Membrane Society of Japan.
Wang, L.K. Membrane and desalination technologies. 2010: Springer.
Wardani, Anita Kusuma. 2015. Teknologi Deionisasi untuk Produksi Air Murni.
Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung.
Wenten, I.G. 2014. Elektrodialisis. Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung.

Вам также может понравиться