Вы находитесь на странице: 1из 2

Pengendalian resiko – administrasi

- apd

Semua personil yang terlibat dalam produksi harus menggunakan Apd

Hazad

1. Sistem pencahayaan yang kurang atau yang terlalu terang


2. Bahaya sinar ultra violet pada pass box atau clean room
3. Radiasi sinar leser. Beberapa industry farmasi ada yang memanfaatkan technology
laser misalnya untuk system coding pada bahan kemas. Teknik coding dengan laser
memang lebih hemat namun karena tidak memerlukan tinta ataupun solvent, namun
sangat beresiko terjadinya bahaya kebakaran serta bahaya radiasi.
4. Radiasi pada proses pengelasan. Personel yang mengelas wajib menggunakan
kacamata pelindung.
5. Radiasi sinar IR. Beberapa mesin dilengkapi dengan system sensor yang
menggunakan sinar infra merah, harus dipastikan bahwa intensitas yang digunakan
masih dalam batas aman
6. Radiasi sinar X. Beberapa industry farmasi memiliki alat pendeteksi logam atau
memonitor isi kemasan dengan peralatan yang menggunakan sinar X. Harus
dipastikan bahwa intensitas yang digunakan masih dalam batas aman.

Resiko

1. Bahaya terkena bahan iritasi atau korosif.


Misalnya di laboratorium QC atau R&D atau personel produksi, sering menggunakan asam
kuat seperti HCL, H2SO4, HNO3 dsb yang jika terpercik bisa menimbulkan luka iritasi atau
korosif. Untuk itu perlu langkah pengamanan yang meliputi training operator agar
mengetahuai cara bekerja yang aman serta APD yang memadai mulai dari pakaian, sarung
tangan, serta kaca mata khusus. Serta dilengkapi shower pembasuh mata untuk
mengantisipasi jika ada percikan yang mengenai mata.

2. Bahaya zat zat oksidator kuat

Bahan bahan oksidator kuat sangat berbahaya, karena selain bahan ini bersifat korosif juga
bisa berpotensi menimbulan ledakan atau kebakaran. Asam kuat seperti peroksida pekat jika
menetes di meja kayu palet atau tissue bisa menumbulkan terjadinya kebakaran. Penempatan
bahan bahan ini harus dipastikan aman dan tidak terjadi kebocoran. Semua personel yang
terlibat harus diberitahukan cara bekerja yang aman dengan bahan ini.

3. Bahaya terpapar bahan berbahaya.

Personel produksi atau QC dapat beresiko terpapar bahan bahan yang berbahaya. Bahan
bahan yang digunakan dalam industry farmasi jika terpapar bisa menimbulkan gangguan
mulai dari yang paling ringan misalnya alergi dan gatal gatal, sampai bahan yang paling
berbahaya misalnya bersifat karsinogenik. Untuk itu ketersediaan MSDS (material saftey
data sheet) dari bahan bahan yang digunakan dalam industry farmasi baik bahan baku,
reagen, bahan penolong, pelarut maupun desinfektan wajib hukumnya, karena ini akan
menjadi dasar dalam menyusunan prosedur kerja serta tindakan penanganan jika terjadi
kondisi darurat.

4. Bahaya menghirup atau menelan bahan berbahaya.

Selama melakukan kegiatannya baik personel produksi maupun laboratorium mempunyai


resiko menelan atau menghirup bahan berbahaya. System di produksi harus dikembangkan
agar meminimalkan terjadinya debu misalnya dengan cara menerapkan produksi closed
system, tata udara juga harus dirancang agar jika dihasilkan debu bisa segera dihilangkan
misalnya dilengkapi dust collector pada area berdebu atau system udara laminar sehingga
debu yang dihasilkan tidak mengarah ke operator.

Вам также может понравиться