Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tujuan –tujuan audit terkait dengan tujuan – tujuan operasi , namun memiliki
maksud yang berbeda. Tujuan – tujuan audit dirancang untuk menentukan apakah
tujuan- tujuan operasi tertentu telah dicapai. Tujuan audit dicapai dengan
menerapakan prosedur – prosedur audit untuk menentukan apakah prosedur –
prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan – tujuan
operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan –tujuan audit ditetapkan
oleh auditor.
Tujuan – tujuan audit harus ditujukan untuk setiap hal yang perlu dilakukan
auditor. Semua prosedur audit haruslah relevan dengan tujuan audit. Sebuah prosedur
audit mungkin terlihat cocok untuk audit sebuah operasi tertentu, tetapi jika tidak
dirancang untuk melaksanakan tujuan audit yang telah disetujui, maka akan sedikit
manfaatnya dalam membantu memenuhi misi audit. Daftar tujuan dan prosedur audit
untuk semua operasi perusahaan jelas tidak ada habis –habisnya, karena beragamnya
aktivitas dan sarana untuk mencapainya. Kita tidak memiliki daftarr komprehensif
untuk masalah – masalah tersebut. Terserah pada auditor internal untuk menerapkan
pertimbangan audit yang diperlukan untuk menyakinkan bahwa tujuan –tujuan audit
sudah lengkap dan bahwa prosedur – prosedur audit dilakukan untuk memenuhi
tujuan audit yang dinyatakan dalam program audit.
Contoh – contoh berikut ini diambil dari ujian CIA. Contoh – contoh tersebut
menghubungkan tujuan – tujuan audit dengan prosedur – prosedur audit untuk
aktivitas – aktivitas berbeda dalam berbagai organisasi.
Penerimaan
Hanya menerima Manajemen melakukan Untuk menentukan apakah hanya Telaah sampel laporan
barang-barang yang penghitungan, penimbangan, barang-barang yang dipesan yang penerimaan yang
dipesan dan pengukuran produk yang diterima, dan dalam jumlah sesuai representatifuntuk mencari
diterima dan pesanan. bukti penghitungan,
menandatanganiya. Prosedur penimbangan, dan
pengambilan sampel yang pengukuran. Bandingkan
khusus diperbolehkan jika catatan gudang dengan
layak. kuantitas yang terdapat
dalam laporan penerimaan.
Hanya menerima Manajemen melakukan Untuk menentukan bahwa hanya Untuk sampel-sampel
barang-barang yang inspeksi barang yang produk-produk dengan kualitas terpilih, telaah bukti
memenuhi dipesan, bandingkan sampel yang disyaratkan yang diterima, inspeksi. Telah bukti
spesifikasi. barang yang diterima dengan dan bahwa produk yang ditolak pengembalian barang-barang
spesifikasinya. Semua sudah dikembalikan dan yang ditolak. Analisis
perubahan atas spesifkasi dibebankan ke pemasok. catatan bahan sisa untuk
harus dikirim segera atas menentukan apakah produk-
departemen inspeksi produk berkualitas rendah
penerimaan. telah dipesan atau diterima.
2. AUDIT SMART
Konsep audit SMART dikembangkan oleh operasi audit pada Carolina power
and light, salah satu perusahaan public terbesar di amerika serikat. Smart merupakan
singkatan dari Selective monitoring and assessment orf risks and trend (pengawasan dan
penentuan selektif atas resiko dan tren). Metode ini merupakan gabungan penentuan
risiko dan audit analitis. Hal ini dimaksudkan untuk mencerminkan efektivitas system
control internal dan memungkinkan auditor untuk dengan segera mengindentifikasi
masalah masalah potensial, tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi –fluktuasi yang
tidak normal. Metode ini menggunakan indicator –indikator kunci sebagai elemen dasar
dari proses audit . terdapat empat tahap yaitu:
1. Pemilihan bidang – bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan.
2. Pengembangan indicator – indicator kunci untuk pengawasan dan penentuan
3. Implementasi
4. Pemeliharaan teknik – teknik audit SMART
Pemilihan bidang – bidang kunci untuk pengawasan atau penentuan didasarkan pada
kriteria – kriteria berikut ini :
Indikator – indicator kunci untuk pengawasan dan penentuan akan focus pada system ,
proses organisasi , atau control kunci atas bidang keuangan , operasional, manajerial , dan
teknologi informasi . karakteristik – karakteristiknya adalah :
1. Penuh makna
2. Tetap waktu
3. Sensitivitas
4. Keandalan
5. Dapat diukur
6. Praktis
Alat dan teknik yang digunakan adalah yang sering diterapkan dalam audit analitis seperti
pengamatan periodic , analisis statistic, analisis regresi, dan lain-lain. Implementasi
merupakan pelaksanaan rencana –rencana audit, termasuk penelahaan informasi dan aktivitas
tindak lanjut jika layak. Pemeliharaan teknik – teknik audit SMART mencakup empat
elemen:
Carolina power and light mengemukakan hasil dari inovasi ini berupa efektivitas biaya yang
mendukung proses audit internal tradisional. Berikut ini manfaat – manfaat utamanya:
3. PENGUKURAN KINERJA
Sebuah contoh pemeriksaan rutin berikut ini mengilustrasikan konsep pengukuran
audit. Auditor ingin mengevaluasi kecepatan penerimaan dan inspeksi bahan baku yang
dibeli. Kecepatan berarti bahwa pengukuran adalah berupa jam atau hari. Tingkat standar
per unit waktu dapat berupa :
1. Apa yang dipandang layak diterima oleh manajemen, seperti dalam instruksi-
instruksi operasi
2. Kebutuhan dept produksi seperti dalam jadwal produksi dll.
Auditor ingin mengukur waktu yang dibutuhkan untuk memproses suatu transaksi-
setiap pengiriman dalam sample audit. Auditor akan membandingkan hasilnya dengan
standar. Kemudian hasilnya dievaluasi untuk menentukan apakah temuan mereka
mencerminkan kondisi bagus atau buruk.
Untuk melakukan pemeriksaan yang berarti , auditor mencari unit pengukuran dan
kemudian standar. Standar bisa ditemukan pada instruksi pekerjaan, arahan organisasi,
anggran, spesifikasi produk, praktik industry, standar minimum control internal, GAAP,
kontrak – kontrak praktik- praktik bisnis yang wajar atau bahkan dalam table perkalian.
4. PENGEMBANGAN STANDAR
Auditor internal semakin lama semakin dalam masuk ke dalam operasi. Juga, mereka
mulai mengevaluasi fungsi- fungsi manajemen yang memiliki standar . standar harus sesuai
dengan tujuan – tujuan operasi yang diperiksa. Untuk hal – hal yang teknis , standar harus
divalidasi oleh seorang ahli yang secara teknis memiliki kualifikasi sebelum diterima oleh
manajemen klien. Salah satu contoh pendekatan ini melibatkan audit atas system control
keselamatan suatu organisasi.
Untuk mengevaluasi kecukupan standar organisasi sebagai sebuah sarana untuk
menghadapi bencana potensial dan dengan masalah keselamatan, dibuat seperangkat kriteria
untuk digunakan sebagai tolak ukur dalam mengukur kecukupan system control. Kriteria ini
mencakup masalah masalah keamanan industrial :
1. Struktur , Komposisi, Dan Operasi Komite
- Akapah komite yang layak telah dibentuk untuk memberikan pedoman kebijakan
dan arahan atas bencana dan control keselamatan?
- Apakah lini organisasi yang bertanggungjawab untuk operasi keselamatan
industrial telah dipresentasikan dengan memadai pada komite tersebut?
- Apakah terdapat keyakinan bahwa masalah – masalah keselamatan pada pekerja
yang dibayar per jam akan menerima perhatian yang layak dan akan ditujukan
untuk menghasilkan kesimpulan yang memuaskan?
- Apakah terdapat sarana untuk memperoleh hubungan antara berbagai komite
untuk menangani masalah – masalah terkait?
2. Rencana, Program, Praktik, Dan Instruksi – Instruksi Implementasi
- Apakah sudah dibuat rencana darurat atau rencana untuk menghadapi bencana?
- Apakah terdapat instruksi – instruksi yang tepat untuk mengimplementasikan
rencana?
- Apakah telah dibentuk program keselamatan industrial untuk meningkatkan
keselamatan melalui pencegahan kecelakaan ?
3. Pengawasan , Pemeriksaan, dan Pelaporan Aktivitas
- Apakah bahaya – bahaya khusus telah diidentifikasi dan terdapat ketentuan untuk
mengawasinya?
- Apakah dilakukan pemeriksaan fisik atas pabrik dan fasilitas, dan apakah laporan
pemeriksaan disebarluaskan?
- Apakah organisasi asuransi kompensasi pekerja tercermin dalam pertemuan
keselamatan umum?
Penggunaan tolak ukur dapat digunakan untuk meningkatkan semua tingkatan fungsi audit
internal. Tolak ukur bisa diterapkan ke filosofi dasar hubungan audit internal dengan
organisasi, ke organisasi dari fungsi audit, ke proses perencanaan, termasuk penentuan resiko
dan proses evalusi diri.
6. EVALUASI
Evaluasi dimaksudkan untuk mencapai pertimbangan yang benar secara sistematis ,
dan untuk menyatakan pertimbangan tersebut dalam hal apa yang diketahui. Evaluasi jarang
digunakan untuk menentukan nilai moneter, tetapi lebih pada menemukan hal – hal sejenis
dalam istilah – istilah yang lebih dikenal seperti ‘ ketepatana waktu pemorsesan faktur, atau
akurasi dalam pemeriksaan penerimaan. Namun. Evaluasi melibatkan lebih dari sekedar
perbandingan ukuran dengan standar. Hal ini membutuhkan pertimbangan baik pada standar
maupun pada hasil – hasil perbandingan. Hal ini juga membutuhkan penerapan konsep yang
kongruen dalam standard an proses pengukuran.