Вы находитесь на странице: 1из 8

Penerapan Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial dalam

Masyarakat Bisnis di Kecamatan Lubuk Begalung

Makalah ini disajikan untuk memenuhi tugas matakuliah Bahasa Indonesia

Fadheel Fadhlurrohman
BP 1510532038

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2015
Penerapan Etika Bisnis pada Masyarakat Bisnis di Kecamatan Lubuk Begalung

Fadheel Fadhlurrohman
Jurusan Akuntansi, Universitas Andalas
email: fadheel16@gmail.com

Abstrak

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui (1) pentingnya etika dalam
berbisnis dan (2) pentingnya tanggung jawab sosial dalam bisnis. Metode yang digunakan
dalam penulisan ini menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis dari masalah adalah
(1) Etika dalam berbisnis sangat diperlukan dalam menjalankan suatu bisnis karena
dengan etika yang pebisnis perlihatkan kepada pelanggan dan keryawan maka nilai dari
bisnis akan meningkat sehingga para pelanggan akan senang dengan bisnis yang pebisnis
jalankan dan karyawan senang dengan pekerjaan yang mereka jalankan. (2) Tanggung
jawab sosial merupakan kesadaran pebisnis terhadap lingkungan bisnis yang ada
disekitarnya. Dengan tanggung jawab yang ada pada suatu perusahaan maka pebisnis
memiliki andil terhadap lingkungan disekitarnya baik terhadap pelanggan, karyawannya,
dan lingkungan sekitar.

Kata Kunci : etika bisnis, tanggung jawab, bisnis

Pendahuluan

Pada saat sekarang ini, masyarakat banyak terjun dibidang bisnis dikarenakan
lapangan kerja yang sempit. Namun, terkadang para pebisnis tidak mengetahui bahwa
dalam bisnis terdapat etika-etika yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Suatu bisnis yang
dijalankan juga harus memberikan kontribusi bagi lingkungan di sekitarnya. Dalam
berbisnis etika sangat diperlukan bagi kelangsungan suatu bisnis.
Perkembangan dunia bisnis yang cepat tentu harus diiringi dengan aturan-aturan
yang dapat mengatur suatu bisnis. Sehingga para pelaku bisnis dapat berhubungan dengan
baik dalam kegiatan bisnisnya. Hubungan-hubungan yang terjadi pada pelaku bisnis
dapat dilihat dari etika yang mereka perlihatkan dalam menjalankan bisnisnya.
Dalam menjalankan bisnis, pebisnis juga memiliki tanggung jawab terhadap
karyawan dan pelanggannya. Tanggung jawab ini harus dipenuhi mengingat bahwa
keberlangusungan bisnis sangat bergantung terhadap pelanggan dan karyawan. Apabila
perusahaan tidak bertanggung jawab terhadap para karyawan dan pelanggannya maka
dapat dipastikan bisnis akan mengalami kemunduran dan bahkan bisa bangkrut.
Dari uraian diatas, dapat diuraikan beberapa masalah yaitu (1) Apakah etika dalam
bisnis itu penting? (2) Apakah tanggung jawab dalam bisnis itu penting? Berdasarkan
rumusan masalah tersebut, diperoleh tujuan pembuatan makalah ini yaitu (1) Mengetahui
pentingnya etika dalam berbisnis (2) Mengetahui pentingnya tanggung jawab dalam
bisnis.
Untuk menjelaskan masalah dalam makalah ini, digunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah metode pemecahan masalah dengan varibel berupa orang,
masyarakat atau lembaga yang berupa fakta-fakta.

Pembahasan

Etika secara umum adalah keyakinan atau kepercayaan tentang apa yang baik atau
benar dan apa yang salah. Nilai-nilai dan perilaku seseorang, serta nilai-nilai dan moral di
lingkungan sekitarnya menentukan apakah suatu perilaku yang ia lakukan etis atau tidak
etis. Dengan begitu, perilaku yang etis adalah perilaku yang sesuai dengan kepercayaan
atau nilai yang dianut seseorang dan norma sosial yang dianut masyakat sekitarnya.
Sedangkan perilaku yang tidak etis adalah perilaku yang berlawanan dengan nilai-nilai
yang dianut individu tersebut dan norma sosial yang dianut masyarakat di sekitarnya.
Etika dalam berbisnis adalah penilaian tentang apakah perilaku pebisnis sudah beretika
atau tidak beretika dalam tempat kerjanya.
Karena etika dianut berdasar kepercayaan atau keyakinan pribadi individu serta nilai
dan moral yang berlaku di lingkungannya, etika sesesorang bisa jadi berbeda dengan
etika orang lain, berbeda antara suatu situasi dengan situasi lain, serta berbeda antara
kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. Standar sosial yang ada di masyarakat cukup
umum untuk menerima perbedaan dalam kepercayaan. Tanpa melanggar standar sosial
yang umum, seseorang dapat mengembangkan nilai personal dan etika yang
mencerminkan perilaku dan kepercayaannya secara umum. Oleh karena itu, etisnya suatu
perilaku ditentukan oleh sebagian oleh nilai individu dan sebagian oleh budaya.
Suatu perilaku yang ditentukan oleh budaya dapat diartikan sebagai budaya
perusahaan tertentu. Pengertian budaya perusahaan yang dikutip dari buku etika bisnis
bagi pelaku bisnis adalah “nilai-nilai pokok yang menjadi inti dan falsafah bekerja dalam
organisasi, yang membimbing seluruh karyawan dalam bekerja, sehingga perusahaan
akan sukses dalam usahanya.” (Agus Arijanto, 2010:5)
Dalam menciptakan etika bisnis, ada hal-hal yang perlu diperhatikan (Agus Arijanto,
2010:7)
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social perusahaan (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah terombang-ambing oleh pesatnya
perkembamgan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme) yang dapat merusak
tatanan moral
7. Harus mampu untuk menyatakan hal benar itu adalah benar
8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati
bersama
10. Menumbuhkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati (sense of belonging)
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
positif berupa peraturan maupun perundang-undangan
Dalam suatu perusahaan terdapat etika-tika yang harus dipatuhi dalam melaksanakan
suatu bisnis. Dalam hal ini etika itu dapat dilihat dalam berbagai bidang, dalam tulisan ini
diambil contoh etika dalam perusahaan yaitu etika manajemen dan etika terhadap pekerja.
1. Etika manajemen adalah standar perilaku yang menuntun manajer secara
individu di tempat kerja. Secara umum, etika manajemen terbagi atas tiga,
yaitu perilaku terhadapa pekerja, perilaku terhadap organisasi, serta perilaku
terhadap agen ekonomi lainnya.
2. Etika terhadap pekerja mencakup berbagai masalah tentang bagaimana
manajer mempekerjakan dan memberhentikan pegawai, masalah gaji dan
kondisi tempat kerja, serta privasi dan rasa hormat. Menurut kode etis secara
umum seorang manajer mempekerjakan dan memberhentikan pegawainya
berdasar performa pegawai tersebut dalam bekerja. Seorang manajer yang
mendeskriminasi suatu ras atau kaum wanita dalam mencari pekerja
dianggap tidak etis dan ilegal. Namun, seorang manajer yang
mempekerjakan saudaranya ketimbang orang lain yang lebih dalam segi
kemampuan dalam bekerja dianggap legal, tetapi dipertanyakan dalam segi
etis. Masalah penggaajian dan kondisi dalam bekerja diatur oleh
undang-undang, namun masih dapat menimbulkan kontroversi. Contohnya
adalah manajer yang membayar pekerja dengan lebih sedikit dari pada
sepantasnya karena manajer tersebut tahu kalau pekerja tidak akan mampu
secara keuangan berhenti atau mengambil resiko untuk komplain. Sebagian
orang akan menilai perilaku tersebut sebagai perilaku yang tidak etis, namun
sebagian orang lain akan menilai tindakan tersebut sebagai kebijakan bisnis
yang pintar.
Masalah tentang etika juga muncul dari perilaku pekerja terhadap pihak yang
mempekerjakannya (perusahaan) terutama dalam konflik kepentingan, kerahasiaan, dan
kejujuran. Konflik kepentingan muncul ketika sebuah tindakan dapat mnguntungkan
individu, dalam hal ini pekerja namun merugikan perusahaannya. Kebanyakan
perusahaan memiliki peraturan yang melarang pembeli untuk menerima pemberian dari
pihak penjual yang dapat diklasifikasi sebagai tindak penyuapan. Perusahaan yang
bergerak dalam bisnis industri dan mode pakaian yang sangat kompetitif memiliki
perlindungan terhadap tindakan seorang desainer menjual rahasia perusahaan kepada
perusahaan pesaing.
Masalah etika juga dibahas dalam hubungan antara perusahaan dan pekerjanya
dengan pihak kepentingan utama, seperti pelanggan, perusahaan pesaing, pemegang
saham, supplier, pedagang, dan serikat kerja. Dalam berurusan dengan pihak-pihak
tersebut ada kemungkinan untuk abiguitas etis muncul di berbagai aktifitas, seperti
pemasaran, pelaporan keuangan, pemesanan dan pembayaran barang, penawaran dan
negosiasi, dan hubungan bisnis lainnya.
Dunia perbisnisan dipenuhi oleh praktisi yang dapat melakukan
kecurangan-kecurangan dalam bisnis itu sendiri. Untuk itu, perlu adanya kode etik yang
secara umum dianut dalam dunia perbisnisan. Kode etik tersebut dapat mencakup
hubungan antara para pelaku bisnis, seperti pekerja, perusahaan, dan pelaku ekonomi
lainnya. Namun, masih ada hambatan dalam mewujudkan hal tersebut, karena adanya
perbedaan etika yang dianut oleh masyarakat dengan latar belakang dan kebudayaan yang
berbeda.
Dalam berbisnis, pebisnis juga harus memperhatikan daerah disekitar usahanya.
Dalam hal ini dapat dikatakan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan.
Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan yang dalam buku etika bisnis dan
tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia (Bambang Rudito.dkk , 2010:33) yaitu
Secara umum, Corporate social responsibility merupakan peningkatan kualitas kehidupan
mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota komunitas untuk dapat
menanggapi keadaan social yang ada, dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan
hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memeliharanya.

Dalam berbisnis, para pebisnis memiliki tanggung jawab bukan hanya pada
lingkungan di sekitar tapi juga terhadap pelanggan dan karyawan. Cara pebisnis
memastikan pelaksanaan tanggung jawabmya terhadap pelanggan (Madura, 2009: 63)
yaitu :
1. Menetapkan kode tanggung jawab
2. Memantau keluhan
3. Memperoleh dan menggunakan umpan balik pelanggan
Pebisnis juga harus memperhatikan karyawannya. Perhatian ini merupakan bentuk
dari tanggung jawab pebisnis terhadap karyawannya. Tanggung jawab tersebut meliputi
(Madura, 2009 : 69) :
1. Keselamatan karyawan
2. Perlakuan yang semestinya oleh karyawan lain
3. Peluang yang setara
Tanggung jawab pebisnis terhadap lingkungan di sekitarnya dengan memastikan
bahwa bisnis yang dijalankan ramah terhadap lingkungan disekitar dan tidak
menimbulkan kerusakan-kerusakan dilingkungan sekitar. Tanggung jawab tersebut dapat
dlakukan dengan cara pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan memiliki arti bahwa kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan saat ini dan mengusahakan pemenuhan kebutuhan bagi generasi selanjutnya.
Dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan ini ditujukan agar usaha yang
dijalankan dapat memberikan dampak positif bagi keberlangsungan hidup pengusaha
serta masyarakat yang berada disekitarnya dan diusahakan agar tidak memberikan
dampak negatif bagi lingkungan disekitar usaha.
Dampak positif yang dapat pengusaha berikan bagi lingkungan sekitar seperti
gotong royong di lingkungan bisnis, tidak membuang limbah bisnis ke area sekitar
lingkungan bisnis, dan lain sebagainya. Hal ini sangat perlu dilakukan oleh pebisnis
mengingat pebisnis yang baik harus bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial di
sekitar tempat usahanya.

Penutup
Berdasarkan analisis masalah dalam makalah ini, dapat disimpulakn (1) Etika dalam
bisnis merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu bisnis. Etika bisnis mengatur
tentang hal-hal apa saja yang patut dilakukan dalam suatu usaha. Etika bisnis dapat
diartikan sebagai tingkah laku seseorang dalam berbisnis baik pada karyawan, produsen,
maupun konsumen yang sesuai dengan norma atau aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan sosial. Di dalam perusahaan etika bisnis dapat terlihat dari etika manajemen
dan etika terhadap pekerja. (2) Dalam berbisnis pebisnis juga harus memperhatikan
lingkungan disekitarnya. Hal itu disebut tanggung jawab sosial perusahaan.Tanggung
jawab tersebut diperuntukkan kepada para pelanggan, karyawan dan lingkungan
disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arijanto, Agus . 2010. Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers.
Madura, Jeff . 2009. Pengantar Bisnis, Jakarta: Salemba Empat
Rudito, Bambang & Melia Famiola . 2007. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia, Bandung : Rekayasa Sains.

Вам также может понравиться