Вы находитесь на странице: 1из 11

5.

6 Unsur-unsur dalam Stratifikasi Sosial


Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyrakat
adalah kedudukan (status) dan paranan (role)1[16]. Kedudukan dan peranan merupakan unsur-
unsur baku dalam sistem lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Yang
diartikan sebagai sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timba- balik antara
individu dalam masyarakat dan antara individu dengan masyarakatnya, dan tingkah laku
individu- individu tersebut2[17]. Dalsm hubumgan-hubungan timbal-balik tersebut , keudukan
dan peranan individu mempunyai peranan yang penting oleh karena itu untuk mendapatkan
gambaran yang agak mendalam, ke dua hal tersebut akan dibicarakan tersendiri dibawah ini.

1. Kedudukan (Status)
Kedudukan Kadang-kadang dibedakan pengertiannya dengan kedudukan sosial ( social
status )3[18]. Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat
sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya dan hak-
hak serta kewajiban-kewaibannya. Untuk lebih mudah mendapatkan pengertia, ke dua istilah
tersebut di atas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah
kedudukan saja.
Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu.4[19] Dengan
demikian , seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan , oleh karena seseorang bisanya
ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukan tempatnaya
sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh. Seperti Kedudukan Tuan A
sebagai warga masyarakat, merupakan kombinasi dari segenab kedudukanya sebagai guru,
kepala sekolah,ketua rukun tetangga dst.
Mayarakat pada umumnya mengembangkan dua macam Kedudukan yaitu :
a) Ascribed-Status, yaitu Kedudukan seseoarang dalam masyarakat tanpa memperhatikan
perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran,
misalnya kedudukan anak seoarang bangsawan adalah bangsawan pula.
b) Achieved-Status adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang denagan usaha-usaha yang
disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi tetapi bersifat
terbukabagi siapa saja tergantung kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai
tujuan-tujuannya. Misalnya. Setiap orang dapat menjadi hakim asalkan mempunyai persyratan
tertentu. Terserahlah kepada yang bersangkutan apakah dia mampu menjalani persyaratan-
persyaratan tersebut. Apabila tidak, tak mungkin kedudukan sebagai hakim tersebut akan
diperolehnya.
Dan kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu Assigned-status,5]
yang merupakan kedudukan yang diberikan. Assigned-status sering mempunyai sering
mempunyai hubungan yang erat dengan Achieved-Status. Artinya suatu kelompok atau golongan
memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada orang yang lebih berjasa, yang telah
memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dankepentingan masyarakat. Akan tetapi
kadang-kadang kedudukan tersebut diberikan , karena seseorang telah lama menduduki suatu
kepangkatan tertentu. Misalnya seorang pegawai negeri seharusnya naik pangkat secara reguler,
setelah menduduki kepangkatannya yang lama, selama jangka waktu tertentu.
2. Peranan (Role)
Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankansuatu
peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu dan
pengetahuan. Keduanya takdapat dipisah-pisahkan, karna yang satu tergantung pada yang lain
dan sbaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana
halnya dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti.6[21] Setiap orang mempunyai
macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa
peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa
yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah karna ia mengatur
perillaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dan
perilaku orang-orang sekelompoknya.7[22] Hubungan-hubungan sosial yang ada masyarakat,
merupakan hubungan antara peranan- peranan individu dalam masyarakat. Peranan diatur oleh
norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan menghendaki agar seorang lelaki
berjalan bersama seorang wanita.
Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
ke3maqsyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu social position) merupakan unsur
statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak
menunjuk pada fungsi, penyusuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki
suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal,
yaitu :8[23]
a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaaku individu yang penting bagi struktur sosioal
masyarakat.
Perlu pula disingung perihal fasilitas bagi peranan indivudu (role-facilities). Masyarakat
biasanyamemberikan fasilitas-fasilitas pada individu untuk dapat menjalankan peranan.
Lembaga-lembaga kemasyarakatan merupakan bagaian masyarakat yang banyak menyediakan
peluang-peluang untuk pelasaksanaan peranan. Kadang-kadang perubahan struktur suatu
golongan kemasyarakatan menyebabkan fasilitas bertambah. Misalnya, perubahan organisasi
suatu sekolah yang memerlukan penambahan guru, pegawai administrasi, dan seterusnya. Akan
tetapi sebaliknya, juga dapat mengurangi peluang-peluang, apabila terpaksa diadakan
rasionalisasi sebagai akibat perubahan struktur dan organisasi.

5.7 Lapisan yang Sengaja Sisusun


Sistem kasta di India telah ada sejak abad-abad yang lalu. Istilah untuk kasta dalam bahasa
India dinamakan yati; sedangkan sistemnya disebut varna. Menurut kitab Rig-Veda dan kitab-
kitab Brahmana, dalam masyarakat India kuno dijumpai empat varna yang tersusun dari atas ke
bawah. Masing-masing adalah kasta Brahmana, Ksatria, Vaicya, Sudra. Kasta Brahmana
merupakan kasta para pendeta, yang dipandang sebagai lapisan tertinggi. Ksatria merupakan
kasta-kasta bangsawan dan tentara, dipandang sebagai lapisan yang kedua. Kasta Vaicya
merupakan kasta para pedagang yang dianggap sebagai lapisan yang menengah (ketiga) dan
Sudra adalah kasta orang-orang biasa (jelata).
Mereka yang tak berkasta, adalah golongan Paria. Susunan kasta tersebut sangat kompleks
dan hingga kini masih dipertahankan dengan kuat, walaupun orang-orang India sendiri
kadangkala tidak mengakuinya. Sistem kasta semacam di India, juga dijumpai di Amerika
Serikat, dimana terdapat pemisahan yang tajam antara golongan kulit putih dengan golongan
kulit berwarna terutama oranr-orang Negro. Sistem tersebut dikenal dengan segregation yang
sebenarnya tidak berbeda jauh dengan sistem apartheid yang memisahkan golongan kulit putih
dengan golongan asli di Uni Afrika Selatan.

Dan yang ketiga adalah system lapisan yang campuran sehingga bisa memberikan
kesempatanpada seseoranguntuk melakukan perpindahan dari satu lapisan kelapisan lain, baik
gerak keatas maupun kebawah. Namun demikian itu dibirikan kepada blok-blok tertentu. Seperti
halnya untuk menjadi pejabat tertentu dipersyaratkan tentang IQ seseorang tersebut. Akan tetapi,
apabila suatu maysrakat hendak hidup dengan teratur, maka kekuasaan dan wewenang yang ada
harus dibagi dengan teratur pula. Sehingga jelas bagi seseorang ditempat mana letaknya
kekuasaan dan wewenang dalam organisasi secara vertikal dan horizontal.

5.8 Mobilitas Sosial


Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun
penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti
mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang
ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok
warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau
sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
Ada pun pengertian mobilitas social menurut para Ahli :
- Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas
sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
- Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur
sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial
mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan
kelompoknya.
Bentuk-bentuk mobilitas sosial

1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertikal merupakan perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok
orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
  Mobilitas vertical keatas (Sosial Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi
karena adanya peningkatan status atau kedudukan sesoorang.
 Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) Sosial sinking merupakan proses penurunan
status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis
bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

2. Mobilitas horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam
lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu
atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang
sederajat. Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat
kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Contoh: Pak Amir seorang warga negara
Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal
ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang
dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.

Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :


 Mobilitas social antar wilayah/ geografis gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau
kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.
 Mobilitas antargenerasi mobilitas antar generasi secara umum berarti mobilitas dua generasi
atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas
ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi.
Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan
status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak.
Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya
menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal
antargenerasi.

5.9 Prinsip Lapisan Sosial


Lapisan-lapisan sosial masyarakat atau stratifikasi sosial dalam masyarakat bisa terjadi,
dikarenakan tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban serta
bertanggung jawab diantara anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan. Sehingga muncul
proses dimana kemunculan itu bisa dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu
sendiri. Kemudian lapisan masyarakat yang munculnya disengaja yang disusun untuk mengejar
suatu tujuan bersama. Dan yang menjadi faktor utama munculnya lapisan sosial sengaja adalah
kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala
masyarakat.

Dilihat dari prosesnya, stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya,
tetapi juga terdapat unsur-unsur kesengajaan untuk dibuat bertingkat-tingkat. Koencoroningrat
mengemukakan bahwa sesuatu yang berharga dapat dibedakan menjadi tujuh macam, yaitu:

1. Kualitas atau kepandaian.


2. Tingkat usia atau senioritas.
3. Sifat keaslian.
4. Keanggotaan kaum kerabat kepala masyarakat.
5. Pengaruh dan kekuasaan.

Secara teorotis semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan
kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian.Pembedaan atas lapisan
merupakan gejala universal yang merupakan bagian system sosial setiap masyarakat.

Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, dapatlah pokok-poko sebagai


berikut:

1. sistem lapisan mungkin berpokok pada system pertentangan dalam masyarakat. System
demikian mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat tertentu yang menjadi objek
penyelidika.
2. sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsure-unsur sebagai berikut:
1. distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya penghasilan,
kekayaan, keselamatan (kesehatan laju angka kejahatan), wewenang, dan
sebagainya.
2. sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan
penghargaan).
3. kriteria system pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi,
keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan.
4. lambang-lambang kedudukan, tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan,
keanggotaan pada suatu organisasi dan selanjutnya.
5. mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.
6. solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki kedudukan
yang sama dalam system sosial masyarakat.

Seperti telah diuraikan ada pula system lapisan yang disengaja disusun untuk mengejar
tujuan bersama. Hal itu biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenag resmi
dalam organisasi formal, seperti pemerintah, perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata atau
perkumpulan. Kekuasaan dan wewenang merupakan unsure-unsur khusu dalam system lapisan.

Hubungan-hubungan yang ada dalam masyarakat, merupakan hubungan antar peranan antar
individu dalam masyarakat. Peranan di atur oleh norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma
kesopanan menghendaki agar seorang laki-laki bila berjalan bersama seorang wanita harus
disebelah luar. Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam
perrgaulan kemasyarakatan. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peranan.

5.10 Perlunya Sistem Lapisan disusun

Apabila kekuasaan dan wewenang tidak dibagi secara teratur, maka kemungkinan besar akan
terjadi pertentangan-pertentangan yang dapat membahayakan keutuhan-keutuhan masyarakat.
Dengan demikian mau tidak mau ada system lapisan masyarakat, karena dengan adanya lapisan
tersebut maka permasalahan dalam masyarakat dapat diselesaikan, seperti halnya penempatan
individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorong agar
masyarakat bergerak susuai dengan fungsinya.

Karena tergantung pada bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat. Jelas bahwa
kedudukan dan peranan yang dianggap tertinggi oleh setiap masyarakat adalah kedudukan dan
peranan yang dianggap terpenting serta memerlukan kemampuan dan latihan-latihanyang
maksimal.

Dengan demikian masyarakat menghadapi dua persoalan, pertama menempatkan individu-


individu tersebut dan kedua mendorong agar mereka melaksanakan kewajibannya. Apabila
semua kewajiban selalu usai dengan keinginan si individu, dan sesuai pula dengan kemampuan-
kemampuannya dan seterusnya, maka persoalan tidak akan terlalu sulit untuk dilaksanakan.
Tetapi kemampuan dan latihan-latihan.

Beberapa kriteria umum penentuan status dalam stratifikasi sosial, yaitu sebagai berikut:

1. kekayaan dalam berbagai bentuk yang diketahui oleh masyarakat diukur dalam kuantitas
atau dinyatakan secara kualitatif. Standar kehidupan yang diperlihatkan serta sumber-sumber
kekayaan secara kualitatif. Standar kehidupan yang diperlihatkan serta sumber kekayaan
secara sosial bermakna untuk menentukan status dalam stratifikasi yang ada.
2. daya guna fungsional orang-perorangan dalam hal pekerjaan, misal sebagai eksekutif, guru,
ilmuan, buruh biasa atau yang terampil sangat menentukan dan memengaruhi status.
3. keturunan menunjukkan reputasi keluarga, lamanya berdiam di suatu tempat, latar belakang
rasial atau etnis dan kebangsaan.
4. agama menunjukkan tingkat kesalehan seseorang dalam menjalankan ajaran agamanya.

Dari berbagai hal di atas apabila suatu masyarkat hendak hidup dengan teratur, maka
kekuasaan dan wewenang yang ada harus dibagi dengan teratur pula. Sehingga jelas bagi setiap
orang di tempat mana lentaknya kekuasaan dan wewenang dalam organisasi, secara vertikal dan
horisontal. Sehingga perihal dalam berbagai aspek mengenai pelapisan masyarakat itu harus
mencangkup berbagai aspek terutama yang telah tertera di atas.
http://rhayukarmla.blogspot.co.id/2012/11/lapisan-masyarakat-stratifikasi-sosial.html

http://masdabloggers.blogspot.co.id/2015/05/lapisan-sosial-masyarakat-dan.htm

Вам также может понравиться