Вы находитесь на странице: 1из 19

DESAIN TATA RUANG UNIT REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH DR. ABDOER RAHEM SITUBONDO TAHUN 2016

Faiqatul Hikmah1, Novita Nuraini1, Zhelvia Isnaini Dewi1


1
Politeknik Negeri Jember

ABSTRAK
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan pemberian pelayanan
yang harus memenuhi standarisasi bangunan rumah sakit dimana penunjang medik
termasuk pula unit rekam medis. Ruang unit rekam medis yang tidak sesuai dengan
standar pedoman yang ada sangat tidak ergonomi, sehingga mengganggu keefektifan
petugas. Ruang kerja rekam medis yang terbuka dan sempit mengakibatkan
menurunnya kinerja petugas. Sarana dan prasarana yang masih kurang seperti meja,
kursi, AC dan peralatan lainnya juga sangat mempengaruhi. Penataan ruang kerja
yang tidak sesuai dengan alur kerja membuat ruangan menjadi tidak efisien.
Lingkungan fisik juga kurang diperhatikan oleh rumah sakit. Tujuan dari penelitian
ini adalah mendesain ulang tata ruang kerja unit rekam medis yang ergonomi di RSUD
dr. Abdoer Rahem Situbondo. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui hasil observasi, wawancara, studi
dokumen dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian ini akan diolah dan
dianalisis, serta dideskripsikan berdasarkan dengan teori yang ada yaitu sesuai dengan
standar pedoman agar lebih ergonomi dengan memperhatikan luas ruangan,
lingkungan fisik, alur kerja dan sarana prasarana yang dibutuhkan. Saran penelitian
ini adalah desain tata ruang yang baru dan pengadaan roll o’pack tambahan serta
sarana dan prasarana yang dibutuhkan terpenuhi serta alur kerja yang teratur sehingga
mengasilkan unit rekam medis yang ergonomi dan efisien.
Kata Kunci : Desain, Rekam Medis, Tata Ruang, Ergonomi.

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016 | 69


PENDAHULUAN bahwa ruang kerja unit rekam
Rumah sakit merupakan medis masih belum efisien karena
salah satu sarana kesehatan, pada meja kerja petugas masih
dimana berdasarkan Kemenkes RI belum sesuai alur berkas.
(1988) menyatakan bahwa “setiap Penumpukan berkas yang terjadi
rumah sakit harus mempunyai seperti tanpa adanya ruang tertutup
ruangan untuk penyelenggaraan sangat rawan terjadi kehilangan
rawat jalan, rawat inap, gawat berkas dan keamanan berkas yang
darurat, penunjang medik dan non tidak terjamin. Hilangnya berkas
medik, serta harus memenuhi yang pernah terjadi membuat
standarisasi bangunan rumah petugas ingin mengantisipasi
sakit”. Penunjang medik tersebut untuk lebih memperhatikan
termasuk pula unit rekam medis. keamanan berkas. Luas ruang
Ergonomi didefinisikan rekam medis sendiri yaitu 22,04
sebagai studi tentang aspek-aspek m² yang didalamnya berisi 1 meja
manusia dalam lingkungan besar utama dengan 3 sekat kolom
kerjanya yang ditinjau secara sebagai menutup ruangan, 5 meja
anatomi, fisiologi, psikologi, komputer, 1 set kursi sambung
engineering, manajemen dan yang berisi 4 kursi dan 3 lemari
desain/perancangan. Ergonomi arsip yang diruang tersebut untuk
berkenaan pula dengan optimasi, petugas rekam medis dan kepala
efisiensi, kesehatan, keselamatan unit rekam medis. ruang rekam
dan kenyamanan manusia di medis terlihat lebih sempit ketika
tempat kerja, di rumah dan di terjadi penumpukan berkas yang
tempat rekreasi. Ergonomi belum dilakukan coding dan
dibutuhkan studi tentang sistem dilakukan assembling, akses jalan
dimana manusia, fasilitas kerja dan untuk para petugas semakin tidak
lingkungannya saling berinteraksi leluasa. Sehingga sering terjadi
dengan tujuan utama yaitu tabrakan antar petugas yang dapat
menyesuaikan suasana kerja mengganggu petugas dalam
dengan manusianya (Nurmianto, bekerja.
2008). Kenyamanan lingkungan Ruang filling sendiri
kerja juga sangat membantu dalam memiliki luas 103,36 m² yang
meningkatkan produktivitas kerja berisi 1 roll o’pack untuk berkas
para petugas dalam memberi rekam medis pasien rawat jalan
pelayanan di rumah sakit, sehingga dan 8 rak untuk berkas rekam
pasien mendapatkan pelayanan medis pasien rawat inap. Awalnya
maksimal. ruang rekam medis dan ruang
Rumah Sakit dr. Abdoer filling keduanya di tempat tertutup,
Rahem Situbondo merupakan tetapi semenjak Rumah Sakit
rumah sakit type C dimana pada dibangun menjadi 2 lantai, ruang
ruang rekam medisnya ditemukan rekam medis dan ruang filling

70 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016


dipindah di lantai 2, dimana ruang Penelitian ini adalah
rekam medis di tempat terbuka dan penelitian deskriptif kualitatif.
ruang filling tetap di ruang Teknik pengumpulan data melalui
tertutup. diketahui kondisi ruang hasil observasi, wawancara, studi
penyimpanan berkas yang sempit. dokumen dan Focus Group
Jarak antar rak tidak memberikan Discussion (FGD). Hasil
leluasa pada petugas untuk penelitian ini akan diolah dan
mengambil ataupun mengeluarkan dianalisis, serta dideskripsikan
berkas. Jarak antar rak yang sempit berdasarkan dengan teori yang
mengakibatkan pengambilan ada.
berkas menjadi lebih lama karena PEMBAHASAN
harus bergantian dalam a. Identifikasi keadaan ruang
mengambil berkas dan jika kerja rekam medis di Rumah
pengambilan berkas banyak sangat Sakit Umum Daerah dr. Abdoer
rawan sekali berkas jatuh sehingga Rahem Situbondo Tahun 2015.
dapat berpengaruh dalam Pada ruang rekam medis sentral
keselamatan kerja para petugas. dan ruang fillingberada di lantai
Banyaknya berkas yang tersimpan dua, sedangkan pendaftaran
juga menjadikan ruangan terlihat berada di lantai satu. Saat ini ruang
pengap dan lembab sehingga filling hanya memiliki 1 roll
petugas sering merasakan sesak, o’pack dan 8 rak penyimpanan
panas, bau debu yang dapat terbuka. Sedangkan ruang rekam
mengganggu kesehatan para medis sentral dimana ruang
petugas. tersebut terdapat ruang kepala
Berdasarkan uraian rekam medis sekaligus ruang
permasalahan tersebut menjadi petugascoding, assembling dan
dasar pertimbangan peneliti untuk verifikator. Pada bagian
mendesain ulang tata ruang kerja pendaftaran di lantai satu terdapat
unit rekam medis agar memenuhi meja dan komputer tetapi tanpa
aspek ergonomi, yaitu meliputi adanya sekat pembatas/penutup
efisiensi, keselamatan, kesehatan, antara petugas dengan pasien.
keamanan dan kenyamanan untuk Luas ruang rekam medis
sistem kerja yang lebih baik. sentral adalah 22,04 m² dan luas
ruang filling adalah 103,36
TUJUAN m².Ruang rekam medis sentral
Mendesain ulang tata dalam keadaan terbuka tanpa
ruang kerja unit rekam medis yang adanya tempat tertutup yang
ergonomi di Rumah Sakit Umum sangat berpengaruh dengan
Daerah dr. Abdoer Rahem keamanan rekam medis itu sendiri
Situbondo Tahun 2016. meskipun ruang filling telah
tertutup, tetapi sebelum berkas
JENIS PENELITIAN disimpan di rak penyimpanan,

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016 | 71


berkas rekam medis diolah terlebih b. Identifikasi alur berkas rekam
dahulu di ruang rekam medis medis di Rumah Sakit Umum
sentral, maka sangat dibutuhkan Daerah dr. Abdoer Rahem
ruangan tertutup dalam menjaga Situbondo Tahun 2015.
keamanan dan kerahasian rekam Pada gambar a dan gambar b
medis. Kenyamanan, kebersihan diketahui bahwa alur berkas
dan kerapihan ruangan juga sangat pasien rawat inap dan rawat jalan
dibutuhkan bagi para petugas di RSUD dr. Abdoer Rahem
rekam medis demi kelancaran Situbondo. Seperti teori yang
pemberian pelayanan. Menurut sudah ada, alur berkas rekam
informan, pencahayaan dan medis bisa dijadikan sebagai alur
sirkulasi udara di ruang kerja kerja bagi para pegawai. Alur
rekam medis masih sangat kurang kerja sangat mempengaruhi dalam
karena para petugas masih banyak penataan ruang unit kerja rekam
mengeluhkan kurang penerangan medis di suatu rumah sakit.
pada saat bekerja dan udara terasa Poli/UGD
panas mengakibatkan
produktivitas kerja menurun. Jarak
antar ruangan dengan poli juga Tempat Pendaftaran
Pasien Rawat Inap
sedikit lebih jauh, tetapi dengan
alat bantu katrol pendistribusian
masih bisa teratasi sesuai dengan Ruang Rawat Inap

standard waktu. Penyimpanan


berkas rekam medis inaktif juga
Rekam Medis Sentral
masih belum sesuai karena jarak
dari penyimpanan inaktif dengan
ruang filling masih sangat jauh. Alur berkas pasien rawat inap di
Assembling Coding Filling
Berkas rekam medis kematian juga RSUD dr. Abdoer Rahem
masih disimpan bersamaan dengan Situbondo yang berawal dari surat
berkas rekam medis aktif. rujukan dari poli lalu diserahkan
Ruangan pendaftaran pasien ke tempat pendaftaran pasien
umum dan pasien BPJS terpisah rawat inap. Setelah pasien
namun jaraknya tidak terlalu jauh. mendaftar, berkas rekam medis
Akan tetapi ruang pendaftaran pasien akan diserahkan ke ruang
dengan ruang rekam medis cukup rawat inap pasien dan setelah
jauh, karena hal itu petugas mendapat perawatan pasien,
mendistribusikan berkas rekam berkas rekam medis disetorkan ke
medis dari ruang penyimpanan ke rekam medis central yang akan
poli lantai satu dengan diolah oleh para petugas dan akan
menggunakan katrol. Luas ruang disimpan kembali ke ruang
pendaftaran di lantai I adalah 17,16 penyimpanan.
m².

72 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016


Selanjutnya alur berkas
pasien rawat jalan RSUD dr.
Abdoer Rahem Situbondo. Alur
berkas rekam medis untuk pasien
rawat jalan yang berawal dari
tempat pendaftaran untuk
mendaftar terlebih dahulu.
Dibagian pendaftaran pasien akan
ditanya apakah pernah mendapat
pelayanan sebelumnya di rumah
sakit, jika pasien tersebut sudah
pernah mendapatkan pelayanan,
pasien tersebut telah memiliki c. Identifikasi kebutuhan sarana
nomer dan berkas rekam medis, dan prasarana yang belum
maka petugas akan langsung terpenuhi pada unit rekam
mengambil berkas di ruang medis
penyimpanan. Berkas yang telah (a) Kebutuhan Peralatan dan
diambil petugas akan langsung Perlengkapan di Unit Rekam
diserahkan ke poli yang dituju Medis RSUD dr. Abdoer Rahem
pasien. Setelah mendapatkan Situbondo Tahun 2016
pelayanan di poli, petugas poli Perhitungan Roll o’ Pack
akan menyerahkan ke rekam Jumlah Kunjungan Pasien di
medis sentral yang akan dilakukan RSUD dr.Abdoer Rahem
coding dan entry data dan berkas Situbondo Tahun 2013 – 2015
akan disimpan kembali ke ruang Tabel 4.2 Jumlah kunjungan
penyimpanan. Jika pasien belum Pasien di RSUD
pernah mendapatkan pelayanan, dr.Abdoer Rahem
maka petugas pendaftaran akan Situbondo
membuatkan nomer dan berkas
rekam medis baru. Berkas tersebut Tahun Rawat Rawat
akan langsung didistribusikan ke Jalan Inap
poli yang dituju pasien. Setelah 2013 9846 11628
mendapatkan pelayanan di poli, 2014 10169 15907
petugas akan menyerahkan berkas 2015 11721 17566
ke rekam medis sentral untuk Sumber : Data kunjungan pasien
berkas tersebut diolah petugas dan RSUD dr.Abdoer
akan disimpan ke ruang Rahem Situbondo
penyimpanan.
Tempat Pendaftaran
Perhitungan Perkiraan Jumlah
Pasien Rawat Jalan
Pasien di RSUD dr.Abdoer
Rahem Situbondo Tahun 2016 –
Jenis
Lama
Pasien?
Baru
2020
Ruang
Daftar Pasien
Penyimpanan

Buat Rekam Medis Baru

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016 | 73


Poli/UGD
1) Perhitungan perkiraan jumlah Berdasarkan hasil
pasien rawat jalan baru Tahun perhitungan tersebut prediksi
2016 – 2020 jumlah pasien rawat jalan baru
Tabel 4.3 Perhitungan Perkiraan tahun 2016 yaitu 10591 pasien,
Jumlah Pasien Rawat tahun 2017 yaitu 10597 pasien,
Jalan Baru RSUD tahun 2018 yaitu 10603 pasien,
dr.Abdoer Rahem tahun 2019 yaitu 10609 pasien,
Situbondo Tahun 2016 dan tahun 2020 yaitu 10615
Th Y X XY X2
pasien.
2) Perhitungan perkiraan jumlah
‘13 9846 -323 -3180258 104329
‘14 10169 0 0 0
pasien rawat inap Tahun 2016
‘15 11721 1552 18190992 2408704 – 2020
jml 31736 15010734 2513033 Tabel 4.3 Perhitungan Perkiraan
Jumlah Pasien Rawat
Inap RSUD dr.Abdoer
∑y 31736 Rahem Situbondo
a= = = 10578,67
𝑛 3 Tahun 2016

𝑥𝑦 15010734 Thn Y X XY X2
b= = = 5,97 2013 11628 -4279 -49965516 18309841
𝑥² 2513033
2014 15907 0 0 0
2015 17566 1659 29141994 2752281
Y (2016) = a + Bx Jumlah 45101 -20823522 21062122
= 10578,67 + 5,97 (2)
= 10590,61 ∑𝑦 45101
= 10591 a = = =
𝑛 3
Y (2017) = a + Bx 15033,67
= 10578,67 + 5,97 (3)
= 10596,58 𝑥𝑦 −20823522
b= = = -0,98
= 10597 𝑥² 21062122

Y (2018) = a + Bx
Y (2016) = a + Bx
= 10578,67 + 5,97 (4)
= 15033,67 + -0,98 (2)
= 10602,55
= 15035,63
= 10603
= 15036
Y (2019) = a + Bx
Y (2017) = a + Bx
= 10578,67 + 5,97 (5)
= 15033,67 + -0,98 (3)
= 10608,52
= 15036,61
= 10609
= 15037
Y (2020) = a + Bx
Y (2018) = a + Bx
= 10578,67 + 5,97 (6)
= 15033,67 + -0,98 (4)
= 10614,49
= 15037,59
= 10615
= 15038

74 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016


Y (2019) = a + Bx Abdoer Rahem Situbondo yaitu
= 15033,67 + -0,98 (5) 0,7 cm sedangkan tebal rata –
= 15038,57 rata rekam medis rawat jalan
= 15039 yaitu 0,3 cm. Banyaknya rekam
Y (2020) = a + Bx medis dalam 1 meter adalah
= 15033,67 + -0,98 (6)
= 15039,55 1m RM RI dalam 1 meter =
= 15040
Berdasarkan hasil Rata – rata ketebalan RM
perhitungan tersebut prediksi 1
=
0,007
jumlah pasien rawat inap tahun
= 142,85 berkas
2016 yaitu 15036 pasien, tahun
= 143 berkas
2017 yaitu 15037 pasien, tahun
2018 yaitu 15038 pasien, tahun
1 m RM RJ dalam 1 meter =
2019 yaitu 15039 pasien, dan
Rata – rata ketebalan RM
tahun 2020 yaitu 15040 pasien. 1
=
0,003
Kebutuhan Rak Filling Berkas
Rekam Medis di RSUD dr. = 333,33 berkas = 333 berkas
Abdoer Rahem Situbondo 5 Jumlah pasien keluar RI x
Tahun Ke Depan lama simpan
a. Menghitung rata – rata tebal
rekam medis c. Panjang jajaran berkas RM RI
∑ Keseluruhan tebal berkas = Banyaknya RM RI dalam 1
RM RI Rata – rata tebal berkas meter
RM RI = 15040 𝑥 5
=
∑ Berkas RM RI yang diteliti 143
21 = 525,87 m
= = 526 m
30
= 0,7 cm Jumlah pasien keluar RJ x lama
simpan
∑ Keseluruhan tebal berkas Panjang jajaran berkas RM RJ
RM RJ Rata – rata tebal berkas = Banyaknya RM RJ dalam 1
RM RJ = meter
∑ Berkas RM RI yang diteliti =
10615 𝑥 5
100 333
= = 159,38 m
30
= 0,3 cm = 159 m

b. Menghitung banyaknya rekam d. Panjang rak penyimpanan


medis dalam 1 meter manual = panjang rak x shaf x
Tebal rata – rata berkas rekam muka
medis rawat inap di RSUD dr. = 4,5 x 5 x 2

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016 | 75


= 45 m PC 10 4 14
Kursi 16 6 22
e. Panjang jajaran berkas RM AC 3 7 10
RI dan RMRJ Lemari 3 3 6
Jumlah unit rak yang Arsip
dibutuhkan = Panjang rak Tangga 1 2 3
Bantu
penyimpanan ( 526 + 159 )
Rak - 1 1
= 45 rak sortir
= 15 rak manual Rak 1 - 1
Form
f. Panjang rak roll o’pack Baru
= panjang roll o’pack x shaf x Pada penataan baru di ruang rekam
muka medis dibutuhkan penambahan
= 4,5 x 5 x 6 sarana dan prasarana yaitu
= 135 m pendingin ruangan untuk di ruang
rekam medis dan di ruang kepala
g. Panjang jajaran berkas RM RI rekam medis, kursi meja untuk
dan RM RJ tempat rapat atau pertemuan di
Jumlah roll o’pack dibutuhkan unit rekam medis, menambah
Panjang roll o’pack (526 + 159) ruangan untuk kamar kecil/WC
dan penambahan alat bantu untuk
=135 mengambil rak yaitu tangga kecil.
= 5,07 roll o’pack (c) Kebutuhan Lingkungan
= 5 roll o’pack Fisik di Unit Rekam Medis RSUD
dr. Abdoer Rahem Situbondo
(b) Perhitungan Perlengkapan di Tahun 2016
Unit Rekam Medis RSUD dr. i. Perhitungan AC
Abdoer Rahem Situbondo Untuk rumah sakit yang
Tahun 2016 menggunakan pengatur udara
(AC) sentral harus diperhatikan
Tabel 4.4 Kebutuhan sarana dan cooling tower-nya, agar tidak
prasarana yang dibutuhkan di unit menjadi perindukan bakteri
rekam medis RSUD dr. Abdoer legionella dan untuk AHU (Air
Rahem Situbondo Handling Unit) filter udara harus
dibersihkan dari debu dan bakteri
Nama Jum Jumlah Tota atau jamur. Kebutuhan pendingin
Barang lah yang l ruangan disesuaikan oleh luas
Saat dibutuhka
ruangan masing-masing, dalam
ini n
Roll 1 4 5
menghitung kebutuhan pendingin
o’Pack ruangan peneliti menggunakan
Lemari 3 3 6 rumus sebagai berikut:
Meja 11 5 16

76 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016


PK ac yang dibutuhkan = 7.315 BTU/h
𝑝𝑥𝑙𝑥𝑡 Pada ruang penelitian baru dengan
= 𝑥 Konstanta BTU/hr luas 12,54 m² dibutuhkan 1 buah
3
Keterangan : AC dengan daya pendingin AC 1
Konstanta BTU/hr = 500 PK.
(BTU/hr/m³)
P = panjang ruangan (m) R. Staff Rekam Medis
L = lebar ruangan (m) 7.7 𝑥 3.8 𝑥 3,5
T = tinggi ruangan (m) = 𝑥 500
3
= 17.068 BTU/h
Daya Pendingin AC berdasarkan Pada ruang staff rekam medis
PK AC: baru dengan luas 29,26 m²
AC ½ PK = ± 5000 BTU/h dibutuhkan 2 buah AC dengan
AC ¾ PK = ± 7000 BTU/h daya pendingin AC 1 PK.
AC 1 PK = ± 9000 BTU/h R. Penyimpanan
AC 1½ PK = ± 12000 BTU/h 15.2 𝑥 6.8 𝑥 3,5
AC 2 PK = ± 18000 BTU/h = 𝑥 500
3
(Suprayogi, 2014) = 60.293 BTU/h
Perhitungan kebutuhan Pada ruang penyimpanan baru
AC/Pendingin Udara: dengan luas 103,36 m²
PK ac yang dibutuhkan dibutuhkan 6 buah AC dengan
𝑝𝑥𝑙𝑥𝑡 daya pendingin AC 1 PK.
= 𝑥 Konstanta BTU/hr Pada ruang rekam medis yang
3
R. Pendaftaran lama sama minim sekali adanya
5,2 𝑥 5 𝑥 3,5 ventilasi, jadi sangat diharapkan
= 𝑥 500 sekali dari petugas untuk adanya
3
= 15.166 BTU/h ventilasi agar sirkulasi udara juga
Pada Ruang pendaftaran baru lancar sehingga tidak terasa
dengan luas 26 m² dibutuhkan 2 pengap dan panas. Penghawaan
buah AC dengan daya pendingin atau ventilasi di rumah sakit harus
AC 1 PK. mendapat perhatian yang khusus.
R. Kepala Rekam Medis Ventilasi alamiah harus dapat
4 𝑥 3.8 𝑥 3,5 menjamin aliran udara di dalam
= 𝑥 500 kamar/udara dengan baik. Luas
3
= 8.867 BTU/h ventilasi alamiah minimum 15%
Pada ruang kepala rekam medis dari luas lantai. Berikut
baru dengan luas 15,2 m² perhitungan ventilasi yang
dibutuhkan 1 buah AC dengan dibutuhkan pada setiap ruangan
daya pendingin AC 1 PK. yang sesuai dengan luas ruangan
R. Penelitian masing-masing:
3.3 𝑥 3.8 𝑥 3,5 Pada ruang pendaftaran yang baru:
= 𝑥 500 Luas ventilasi = 15% x 26
3

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016 | 77


15 ruang penyimpanan memiliki luas
= x 26
100 103,36 m² dengan penyebaran 8
= 3,9 m²
titik lampu. Setiap ruangan
Pada ruang kepala rekam medis
menggunakan lampu dengan
yang baru:
kapasitas 18 watt dengan total
Luas ventilasi = 15% x 15,2
15 minimal indeks pencahayaan 100
= x 15,2 lux sesuai dengan standar
100
= 2,28 m² pedoman. Seluruh ruang unit
Pada ruang penelitian yang baru: rekam medis tersebar 18 titik
Luas ventilasi = 15% x 12,54 lampu dengan total indeks
15 pencahayaan 110 lux. Pada
= x 12,54
100
perhitungan kebutuhan lampu,
= 1,8 m²
peneliti menghitung dengan
Pada ruang staff rekam medis
menggunakan kalkulator online
yang baru:
yang dapat membantu perhitungan
Luas ventilasi = 15% x 29,26
15 untuk kebutuhan lampu di setiap
= x 29,26 ruangan. Berikut adalah kalkulator
100
= 4,4 m² digunakan penulis untuk
Pada ruang penyimpanan yang menghitung, yaitu dengan
baru: www.rapidtables.com.
Luas ventilasi = 15 % x 103,36 d. Desain ulang tata ruang
15 unit kerja rekam medis yang
= x 103,36
100
ergonomi di Rumah Sakit Umum
= 15,5 m²
Daerah dr. Abdoer Rahem
Perhitungan tersebut sudah sesuai
Situbondo
standar karena telah mengikuti
pedoman yang ada yaitu luas
ventilasi 15% daru luas lantai.
ii. Perhitungan Kebutuhan
Lampu
Kebutuhan pencahayaan ruangan
Gambar diatas merupakan ruang
dihitung berdasarkan luas ruangan
pendaftaran pasien rawat inap
pada unit rekam medis. Pada ruang
maupun rawat jalan. Luas ruang
pendaftaran yang baru memiliki
pendaftaran yaitu 26 m² sudah
luas 26 m² penyebaran 3 titik
memenuhi standar pedoman yang
lampu, ruang kepala rekam medis
ada yaitu 16 m². Pencahayaan pada
baru memiliki luas 15,2 m² dengan
ruang pendaftaran yang memiliki
penyebaran 1 titik lampu, ruang
luas 26 m² membutuhkan
penelitian baru memiliki luas
penyebaran 3 buah titik lampu.
12,54 m² dengan penyebaran 2
Penggunaan AC/Pendingin
titik lampu, ruang staff rekam
ruangan pada ruang pendaftaran
medis baru memiliki luas 29,26 m²
membutuhkan 2 buah AC dengan
dengan penyebaran 4 titik lampu,

78 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016


daya pendingin AC 1 PK.dan yang ada pada teknik fasilitas
pemasangan ventilasi dengan luas Rumah Sakit Kelas C yaitu 6 m²
setiap ventilasi minimal 3,9 m². dan terdapat kebutuhan fasilitas
seperti meja, kursi, lemari
berkas/arsip, komputer, printer dan
telepon. Penerangan yang
dibutuhkan di ruang kepala rekam
medis dengan luas 15,2 m² adalah
1 penyebaran titik lampu.
Pendingin ruangan/AC pada
ruang kepala rekam medis hanya
membutuhkan 1 AC dengan
Ruang rekam medis sentral di kapasitas AC 1 PK = ± 9000
RSUD dr. Abdoer Rahem terletak BTU/h dan pemasangan ventilasi
di lantai II, sehingga letak ruang dengan luas setiap ventilasi
pendaftaran dan ruang rekam minimal 2,28 m².
medis berjarak cukup jauh. Desain
ruang rekam medis yang
sebelumnya terpisah dengan ruang
penyimpanan (filling) dan ruang
rekam medis berada di ruang
terbuka yang dimana ketika berkas
rekam medis yang sedang diolah
berada di tempat terbuka sangat
Gambar diatas ruang tunggu untuk
berbahaya untuk diambil atau
penelitian yang berada di lantai 2
dilihat informasi yang ada di
memiliki luas 12,54 m². Ruang
berkas pasien tersebut. ruang
penelitian terletak diantara ruang
rekam medis tidak hanya terbuka,
kepala rekam medis dan ruang
penataan tempat kerja para petugas
petugas rekam medis. Luas
tidak sesuai dengan alur kerja yang
ruangan telah memenuhi Pedoman
sesuai standar. Petugas juga
Teknis Sarana dan Prasarana
mengeluhkan kurangnya sarana
Rumah Sakit Kelas C yaitu 12 m².
dan prasarana yang ada.
Penerangan di ruangan penelitian
membutuhkan penyebaran 2 titik
lampu. Pendingin ruangan/AC
pada ruang penelitian juga hanya
membutuhkan 1 AC dengan
kapasitas AC 1 PK = ± 9000
Gambar diatas ruang baru kepala
BTU/h dan pemasangan ventilasi
rekam medis yang berada di lantai
dengan luas setiap ventilasi
2 memiliki luas 15,2 m². Luas
minimal 1,9 m².
ruangan telah memenuhi standar

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016 | 79


petugas dapat masuk kedalam
ruang petugas rekam medis. Ruang
Gambar diatas adalah ruang rekam petugas rekam medis juga terdapat
medis yang berada di lantai 2 lemari sortir untuk penyortiran
dengan luas 29,26 m². Penyusunan berkas yang telah diassembling
meja sudah sesuai dengan alur dan yang belum diassembling
kerja yang ada yaitu dimulai dari sehingga berkas tidak berserakan
meja assembling yang dekat di meja petugas rekam medis dan
dengan loket assembling, setelah dapat meningkatkan efektivitas
assembling berkas di coding kerja masing-masing petugas.
dimana meja petugas coding tepat Selanjutnya adalah gambar ruang
berada di sebelah meja petugas filling
assembling, setelah berkas
dicoding langsung diserahkan
kepada petugas verifikator untuk
dimasukkan kedalam sistem Ruang penyimpanan (filling)
verifikasi, setelah di verifikasi dengan luas 103,36 m² yang telah
berkas disimpan ke ruang memenuhi standar pedoman yaitu
penyimpanan melalui loket ruang minimal 20 m². Ruang
filling yang berada dekat dengan penyimpanan (filling) terdapat roll
meja verifikator. Pada meja o’pack 5 buah untuk 5 tahun
petugas asuransi, petugas asuransi kedepan, rak form baru, katrol
hanya mengurusi berkas pasien berkas, meja kerja dan komputer
yang bermasalah dengan asuransi. untuk petugas loket peminjaman
Kebutuhan lain yang ada di berkas dan loket pengembalian
ruangan yaitu kamar mandi/WC berkas dan juga terdapat 1 buah
agar petugas tidak mengeluhkan tangga untuk membantu petugas
jarak ruangan dengan kamar mengambil berkas. Penerangan
mandi/WC cukup jauh. pada ruang filling membutuhkan 8
Penerangan yang dibutuhkan pada penyebaran titik lampu. Pendingin
ruang petugas rekam medis 5 ruangan/AC di ruang filling
penyebaran titik lampu. Pendingin membutuhkan 6 buah pendingin
ruangan/AC pada petugas rekam ruangan/AC dengan kapasitas AC
medis membutuhkan 2 buah AC 1 PK = ± 9000 BTU/h dan
dengan kapasitas AC 1 PK = ± pemasangan ventilasi dengan luas
9000 BTU/h dan pemasangan setiap ventilasi minimal 15,5 m².
ventilasi dengan luas setiap
ventilasi minimal 4,4 m².
Loket assembling PENUTUP
digunakan untuk penerimaan Kesimpulan
berkas dari rawat inap dan rawat a. Keadaan unit kerja rekam
jalan, sehingga tidak sembarang medis untuk luas

80 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016


ruangannya sudah sesuai ditentukan pedoman untuk
standar pedoman yang ada ruang rekam medis.
namun pada ruang Keamanan ruangan
pendaftaran tidak tertutup pengolahan rekam medis
sedangkan di ruang masih sangat kurang.
pendaftaran terdapat katrol
berkas, ruang rekam medis d. Menata ulang unit kerja
masih terbuka dan tidak rekam medis yang baru
terdapatnya ruang kepala sesuai dengan standar
rekam medis dan ruang pedoman agar lebih
penelitian serta penataan ergonomi dan
ruangan belum sesuai alur memperhatikan alur kerja
berkas. Lingkungan fisik pengolahan rekam medis,
ruangan tidak diperhatikan. keadaan ruang rekam medis,
Kebersihan pada ruangan sarana dan prasarana yang
juga kurang dijaga oleh dibutuhkan serta lingkungan
petugas masing-masing. fisik untuk mencapai hasil
ruangan yang ergonomi
b. Alur berkas rekam medis di yaitu berkenaan dengan
Rumah Sakit Umum Daerah aspek ruangan yang efisien,
dr. Abdoer Rahem kesehatan, keselamatan,
Situbondo meliputi keamanan dan kenyamanan.
assembling, coding dan
filling dan pelaporan. Saran
Penataan tempat meja a. Mendesain dan menata
petugas belum sesuai ulang tata ruang unit rekam
dengan alur berkas yang medis dengan
sudah ada. Penataan tempat menyesuaikan dengan
kerja petugas lebih efisien standar pedoman luas ruang
jika sesuai dengan alur kerja rekam medis minimal
rekam medis yang telah ada. 12-30 m2 , ruang
penyimpanan/filling
c. Kebutuhan sarana dan minimal 20 m2 ,
prasarana yang ada pada penambahan ruang kepala
unit rekam medis masih rekam medis dengan
kurang memadai. minimal luas ruangan 6-16
Kebutuhan lingkungan fisik m2, ruang peneltian minimal
masih pengap, kurangnya luasnya 16 m2 dan kamar
pendingin udara pada ruang mandi/WC minimal luasnya
unit rekam medis sangat 2-3 m2 . Menambahkan
berpengaruh. Pencahayaan indeks pencahayaan yang
belum sesuai indeks yang seharusnya sesuai dengan

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016 | 81


standar 100 Lux, mengubah komputer kerja pada loket
ruang petugas rekam medis assembling, loket
menjadi ruang tertutup, peminjaman, loket
menambah kaca penutup penyimpanan. Penambahan
ruangan pendaftaran agar rak sortir berkas, meja kerja
katrol berkas tetap terjaga dan kursi kerja pada ruang
keamanannya, baru kepala rekam medis,
menambahkan pendingin penambahan 4 roll o’pack
ruangan yang sesuai dengan pada ruang filling,
luas ruangan. penambahan pendingin
ruangan/AC pada setiap
b. Penataan meja kerja petugas ruangan dan menambah
harus sesuai dengan alur indeks lampu yang sesuai
kerja petugas yaitu alur dengan standar.
berkas rekam medis yaitu
dimulai dari bagian e. Bagi peneliti selanjutnya
assembling, bagian coding, diharapkan dapat
bagian verifikator, lalu melakukan penelitian desain
terakhir bagian ruangan untuk penyimpanan
penyimpanan filling dan berkas inaktif dan
terdapat meja untuk bagian penyimpanan berkas
asuransi. kematian agar penyimpanan
rekam medis lebih efisien.
c. Mengubah dan menata
ulang ruang petugas rekam DAFTAR PUSTAKA
medis sesuai dengan Aatmanta, Ignatius Tri Sunarna.
rencana yaitu 29,26 m2, 2010. Persepsi pengguna
menambahkan ruang kepala terhadap Desain Interior
rekam medis dengan luas Perpustakaan Universitas
rencana yaitu 15,2 m2 , Atma Jaya Yogyakarta.
ruang penelitian dengan Semarang: S1 Ilmu
luas rencana 12,54 m2 , Perpustakaan Universitas
kamar mandi/WC dengan Diponegoro.
luas rencana 2 m2, ruang
pendaftaran dengan luas Asih, E.W. 2011. Usulan
rencana 26 m2 dan Perancangan Fasilitas
menambahkan kaca Kerja yang Ergonomis
penutup. Guna Meningkatkan
Kinerja Pekerja Industri
d. Menambahkan sarana dan Kecil Mozaik. Yogyakarta:
prasarana seperti peralatan Institut Sains & Teknologi
kerja yaitu 1 meja, 1 kursi, AKPRIND.

82 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016


________. 2004b.Undang-
Budi, S.C. 2011. Manajemen Unit Undang Praktik Kedokteran
Kerja Rekam Medis. pasal 46 ayat (1). Jakarta:
Yogyakarta: Quantum Kemenkes RI.
Sinergi Medis.
________.2004c. Keputusan
Gunawan. 2010. Perancangan Menteri Kesehatan
Ruang Laboratorium Republik Indonesia Nomor:
Perawatan Pesawat 1204 Tahun 1204 tentang
Terbang yang Memenuhi Persyaratan Kesehatan
Aspek Ergonomi Untuk Lingkungan Rumah Sakit.
Mendukung Perolehan Jakarta: Kemenkes RI.
Lisensi di Bidang
Penerbangan Bagi ________. 2007a. Menteri
Mahasiswa. Yogyakarta: Kesehatan Republik
Sekolah Tinggi Teknologi Indonesia Nomor 377
Adisucipto. Tahun 2007 tentang
Standar Profesi Perekam
Hatta, G.R. 2012. Pedoman Medis dan Informasi
Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta:
Kesehatan di Sarana Kemenkes RI
Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: Universitas ________. 2007b. Pedoman
Indonesia. Teknis Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit
Hestiworo. 2013. Dasar Desain I. Kelas C. Jakarta: Kemenkes
Jakarta: Kemendikbud. RI

Kemenkes RI. 1988.Peraturan ________. 2008. Peraturan


Menteri Kesehatan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: Republik Indonesia Nomor
159.b. Tentang Rumah 269 Tahun 2008 tentang
Sakit. Jakarta: Kemenkes Rekam Medis. Jakarta:
RI. Kemenkes RI

________. 2004a. Undang- ________. 2009a. Undang-


Undang Republik Indonesia Undang No. 40 Tahun 2009
Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit.
tentang Praktik Kedokteran. Jakarta: Kemenkes RI
Jakarta: Kemenkes RI.
________. 2009b. Peraturan
Menteri Kesehatan

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016 | 83


Republik Indonesia Nomor: Mandjurungi, Refdi. 2014.
44 Tahun 2009 tentang Lingkungan Kerja Fisik di
Rumah Sakit. Jakarta: CV Mina Sumber Makmur
Kemenkes RI Gorontalo. Gorontalo:
Universitas Negeri
________. 2010a. Peraturan Gorontalo
Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: Meylasari. 2014. Studi
340 Tentang Klasifikasi Perlindungan Kerahasiaan
Rumah Sakit. Jakarta: Rekam Medis di Klinik
Kemenkes RI Bhayangkara Polresta
Surakarta. Surakarta:
________.2010b. Keputusan Universitas
Menteri Kesehatan Muhammadiyah Surakarta
Republik Indonesi Nomor:
1087 Tahun 2010 tentang Millu, E.A. 2014. Tinjauan
Standar Kesehatan dan Terhadap Penataan Ruang
Keselamatan Kerja di Kerja Unit Rekam Medis di
Rumah Sakit. Jakarta: Rumah Sakit Atma Jaya
Kemenkes RI Jakarta. Jakarta:
Universitas Esa Unggul
________. 2013. Peraturan
Menteri Kesehatan Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi
Republik Indonesia Nomor Konsep Dasar dan
55 Tahun 2013 Tentang Aplikasinya. Surabaya:
Penyelenggaraan Guna Widya
Pekerjaan Perekam Medi.
Jakarta: Kemenkes RI Nurnovitasari, Niken. 2012.
Analisis Penataan Ruang
________. 2014a. Peraturan Kantor Tata Usaha Dalam
Bersama Menteri Mencapai Efisiensi Kerja
Kesehatan dan Kepala Pegawai. Surakarta:
Badan Kepegawaian Universitas Sebelas Maret
Negara. Jakarta: Kemenkes
RI Nurulloh, Mohammad. 2013.
Pengaruh Lingkungan
________. 2014b. Tentang Jabatan Kerja Terhadap
Fungsional Perekam Medis Produktivitas Pegawai
dan Angka Kreditnya. Dinas Pekerjaan Umum
Jakarta: Kemenkes RI Provinsi Kalimantan Timur.
Samarinda: Universitas 17
Agustus 1945

84 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016


Putra. A.Y. 2014. Tinjauan Tata
Letak Fasilitas di Dalam
Ruangan Unit Kerja Rekam
Medis di Rumah Sakit
Mulya Tangerang. Jakarta:
Universitas Esa Unggul

Rahmawati, N.P. 2014. Pengaruh


Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja
Karyawan. Malang:
Universitas Brawijaya

Suprawito, Budi. 2012. Keamanan


Berkas Rekam Medis di
Rumah Sakit Sarila Husada
Sragen Berdasarkan
Peraturan Perundang-
undangan yang Berlaku.
Tegal: Dinas Kesehatan
Kota Tegal

Suprayogi, M.R. 2014. Analisis


Audit Energi Pada Beban
HVAC (HEAT,
VENTILATION, AND AIR
CONDITIONING) di
Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Saiful Anwar
Malang. Malang:
Universitas Brawijaya

Wardani, L.K. 2004. Evaluasi


Ergonomi Dalam
Perancangan Desain.
Surabaya: Universitas
Kristen Petra Surabaya

Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2, Mei-Agustus 2016 | 85


PEDOMAN PENULISAN
JURNAL KESEHATAN

1. Naskah yang dikirim kepada redaksi belum pernah diterbitkan dan tidak
sedang diajukan untuk dimuat pada penerbit lain.
2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baku dan benar. Naskah
diketik dalam program ms-word dengan huruf Times New Roman
ukuran 11, jarak 1 spasi, ukuran kertas B5, margin atas 3 cm, kiri 3 cm,
bawah 3 cm, kanan 2,5 cm, dua kolom dengan jarak antar kolom 1 cm.
3. Naskah ditulis dalam 7-15 halaman dengan memenuhi sistematika
sebagai berikut :
a) Judul
b) Nama penulis
c) Institusi
d) Abstrak dan kata kunci
e) Pendahuluan
f) Metode
g) Hasil dan pembahasan
h) Kesimpulan dan saran
4. Judul naskah tidak lebih dari 12 kata. Judul yang panjang dipecah
menjadi sub judul.
5. Nama penulis (tidak disertai gelar kesarjanaan) ditulis dibawah judul,
diberi nomer dibelakang nama penulis (super script) untuk pencantuman
alamat asal institusi di bagian footnote. Penulis dianjurkan untuk
mencantumkan alamat lengkap dan e-mail untuk memudahkan
komunikasi.
6. Urutan nama penulis adalah Ketua Tim Peneliti, Anggota Peneliti 1,
Anggota Peneliti 2, dan seterusnya. Bila diantara anggota peneliti
merupakan mahasiswa, urutannya ditempatkan paling akhir.
7. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia maksimal
300 kata dan 3-10 kata kunci (key words), dengan ukuran huruf 10.
Abstrak dicantumkan dibawah nama penulis. Komponen abstrak terdiri
dari Latar belakang (Background), Tujuan (Objective), Metode
(Method), Hasil (Result) dan Kesimpulan (Conclusion).
8. Daftar pustaka menggunakan system alfabetis (Harvard style)
9. Tabel dan gambar harus diberi keterangan dan cukup. Judul tabel
ditempatkan di atas tabel, sedangkan judul gambar diletakkan di bawah
gambar.
10. Naskah harap dikirim / diserahkan ke redaksi dalam bentuk CD (1 buah)
dan print-out (2 eksemplar)
11. Pemuatan naskah atau tulisan merupakan hak sepenuhnya redaksi dan
redaksi berhak melakukan perubahan naskah dengan tidak merubah
esensi isinya.
12. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan, kecuali atas permintaan
penilis/pengirim.

Penulis di luar institusi Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember


yang artikelnya dimuat wajib membayar kontribusi biaya cetak yang sudah
ditentukan redaksi.

Вам также может понравиться