Вы находитесь на странице: 1из 25

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK

THALASEMIA

A. Pengertian
Thalassemia merupakan penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah
merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100
hari ). (Ngastiah, 2005)
Secara kilinik thalassemia dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Thalassemia mayor, yang memberikan gejala yang jelas bila dilakukan pengkajian
2. Thalassemia minor, yang sering tidak memberikan gejala yang jelas. (Wijayaningsih
KS, 2013).

B. Tanda dan Gejala


a. Pucat
b. Fasies mongoloid fasies cooley
c. Gangguan pertumbuhan
d. Hepatosplenomegali
e. Ada riwayat keluarga
f. Icterus atau sub icterus
g. Tulang; osteoporosis, tampak struktur mozaik
h. Jantung membesar karena anemia kronis
i. Ginjal juga kadang-kadang membesar disebabkan oleh hemophoesis ekstra meduller
j. Kelainan hormonal seperti: DM, hipotoroid, disfungsi gonad
3. Serangan sakit perut dengan muntah dapat menstimulasi gejala penyakit abdomen yang
berat. . (Wijayaningsih KS, 2013).
C. Pathway
(NANDA, 2015 – 2017, NANDA NIC-NOC 2015, Rejar,J.2009)
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah tepi : kadar Hb rendah, retikulosit tinggi, jumlah trombosit dalam batas
normal
b. Hapusan darah tepi : hipokrom mikrositer, anisofolkilositosis, polikromasia sel
target, normoblas pregmentosit
c. Fungsi sumsum tulang : hyperplasia normoblastik
d. Kadar besi serum meningkat
e. Bilirubin indirect meningkat
f. Kadar Hb Fe meningkat pada thalassemia mayor
g. Kadar Hb A2 meningkat pada thalassemia minor (Wijayaningsih KS, 2013).

E. Penatalaksanaan Medis
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit talasemia.
Penatalaksanaan penyakit ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Suportif
1. Transfusi darah
Transfusi darah diberikan bila kadar Hb telah rendah (< 6 g/dL ). Pemberian
transfusi darah berupa PRC (Packed Red Cell) untuk mempertahankan kadar Hb
diatas 12 g/dL dan tidak melebihi 16 g/dL.
2. Medikamentosa
 Pemberian iron chelating agent untuk mengeluarkan besi dari jaringan
tubuh. Pemberian secara teratur membantu mengurangi terjadinya
hemosiderosis.
 Pemberian kelasi besi (desferoxamine) untuk mengatasi masalah kelebihan
zat besi.
 Pemberian asam folat 2-5 mg/hari untuk memenuhi kebutuhan yang
meningkat, khususnya pada pasien yang jarang mendapat transfusi darah.
 Vitamin E 200-400 IU (International Unit) setiap hari sebagai antioksidan
dapat memperpanjang umur sel darah merah.
 Vitamin C 100-250 mg/hari selama pemberian kelasi besi, untuk
meningkatkan efek kelasi besi. (Rejar,J.2009)

F. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal
MRS, diagnosa medis.
2. Data Kesehatan
a. Riwayat kesehatan anak
i. Keluhan utama
Dalam keluhan utama terdapat alasan pasien datang ke RS atau poliklinik.
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS.
ii. Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
thalassemia yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit.
iii. Riwayat kesehatan dahulu
Termasuk keadaan umum kesehatan pasien sebelum datang ke RS maupun
ke poliklinik. Tanyakan tentang apakah klien pernah mengalami anemia
sebelumnya.
iv. Riwayat operasi atau cidera sebelumnya
Termasuk riwayat operasi atau cidera yang pernah dijalani atau dialami
sebelum masuk RS atau poliklinik.
v. Riwayat Kehamilan (Ante Natal Care –ANC)
Selama masa kehamilan,hendaknya perlu dikaji secra mendalam adanya
factor resiko thalassemia. Sering orng tua merasa bahwa dirinya sehat.
Apabila diduga factor resiko, maka ibu perlu diberitahukan mengenai resiko
yang mungkin dialami oleh anaknya nanti setelah lahir. Untuk memastikan
diagnosis, maka ibu segera dirujuk kedokter.
vi. Riwayat kelahiran
Riwayat natal perlu diketahui apakah bayi lahir dalam usia kehamilan aterm
atau tidak karena mempengaruhi system kekebalan terhadap penyakit pada
anak.
vii. Imunisasi
Termasuk hal-hal spesifik tentang imunisasi (tanggal dan jenis) dan reaksi
yang tidak diharapkan, bila anak belum diimunisasi cacat alasannya. Cacat
disentisasi misalnya campak, gondok/rubella.
viii. Pertumbuhan dan perkembangan
Sering didapatkan data mengenai adanya kecenderungan gangguan
terhadap tumbuh kembang sejak anak masih bayi, karena adanya hipoksia
jaringan yang bersifat kronik.
ix. Penyakit pada masa anak-anak
Termasuk penakit menular yang umum seperti campak, gondok, dan cacar
air (varisela), tanyakan kapan kontak terakhir dengan orang yang menderita
penyakit menular.
x. Pengobatan saat ini
Termasuk obat-obatan dengan resep atau tanpa resep dokter, dosis,
frekuensi dan waktu dari dosis terakhir.
xi. Riwayat social
Meliputi hubungan anak dengan keluarga dan lingkungan social serta
keaktifan anak dalam bersosialisasi.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Karena merupakan penyakit keturunan, maka perlu dikaji apakah orang tua yang
menderita thalassemia. Apabila kedua orang tua menderita thalassemia, maka
anaknya berisiko menderita thalassemia mayor. Oleh karena itu, konseling
pranikah sebenarnya perlu dilakukan karena berfungsi untuk mengetahui adanya
penyakit yang mungkin disebabkan karena keturunan.
3. Pola Fungsional Gordon
1. Pola persepsi - Managemen kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan, persepsi
terhadap arti kesehatan dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan menyusun
tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan.
2. Pola Nutrisi – Metabolik
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu makan,
pola makan, diet, kesulitan menelan, mual/muntah, kebutuhan jumlah zat
gizi,makanan kesukaan.Pada pasien yang mengalami talasemia, karena adanya
anoreksia, anak sering mengalami susah makan, sehingga berat badan anak
sangat rendah dan tidak sesuai dengan usianya.
3. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit kebiasaan defekasi,
ada tidaknya masalah defekasi, masalah miksi (oliguri, disuri, dll), frekuensi
defekasi dan miksi, karakteristik urine dan feses, pola input cairan, infeksi
saluran kemih, masalah bau badan perspitasi berlebih, dll.
4. Pola Latihan – Aktivitas
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Pentingnya latihan / gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan
kesehatan berhubungan satu sama lain kemampuan klien dalam menata diri
apabila tingkat kemampuan :
0 : mandiri
1 : dengan alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang dan alat
4 : tergantung dalam melakukan ADL, kekuatan otot dan ROM, riwayat
penyakit jantung,frekuensi, irama dan kedalaman nafas, bunyi nafas, riwayat
penyakit paru.
Pada pasien talasemia anak terlihat lemah dan tidak selincah anak usianya.
Anak banyak tidur / istirahat, karena bila beraktivitas seperti anak normal
mudah merasa lelah.
5. Pola Kognitif Preseptual
Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi
pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan
komponensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif di dalamnya
mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap peristiwa yang telah lama
terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu,
tempat, dan nama (orang, atau benda yang lain), tingkat pendidikan, persepsi
nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala
1-10, pemakaian alat bantu dengar, melihat, kehilangan bagian tubuh atau
fungsinya, tingkat kesadaran orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan,
pendengaran, persepsi sensori (nyeri), penciuman, dll.
6. Pola Istirahat – Tidur
Menggambarkan pola tidur, istirahat dan persepsi tentang energy. Jumlah jam
tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk,
penggunaan obat, mengeluh letih.
7. Pola Konsepsi diri – Persepsi diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan-
kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, peran, identitas dan ide diri
sendiri.
8. Pola peran dan hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien.
9. pola reproduksi / seksual
Menggambarkan bagaimana klien mampu membedakan jenis kelamin dan
mengetahui alat kelaminnya.
10. Pola pertahanan diri (koping – toleransi stres)
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan penggunaan system
pendukung, interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata, metode
koping yang biasa digunakan , efek penyakit terhadap tingkat stres.
11. Pola keyakinan dan nilai
Menggambarkan dan menjelaskan pola nilai, keyakinan termasuk spiritual.
Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang
dipeluknya. Agama, kegiatan keagamaan dalam budaya, berbagi dengan orang
lain, bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan
pantangan dalam agama selama sakit.
4. Pemeriksaan Fisik
Kaji keadaan fisik anak termasuk keadaan umum, tinggi badan, berat badan, panjang
badan dan pemeriksaan head to toe.

G. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
No Data Fokus Data Standar Etiologi Masalah
1. DS : Pasien 1. Kulit pasien Gangguan sintesis rantai Ketidakefektif
mengatakan
terjaga globulin α dan β an perfusi
kelembapannya jaringan
pucat pada 2. Eritrosit,leu
kosit,trombosit
kulitnya
normal
DO : Hasil tidak terjadi
perubahan pada
laboratorium :
kulit
Hb dan eritrosit
menurun,
leukosit
menurun,
trombosit
menurun,
perubahan
karakteristik
kulit
2. DS : Pasien 1. Bentuk Anemia Gangguan
mengatakan wajah normal citra diri
malu dengan
bentuk fisik 2. Tidak terjadi
yang tidak face coley
normal
DO : Pasien
terlihat adanya
perubahan
bentuk wajah,
terjadi face
coley

3. DS : Pasien 1. Kulit pasien Anemia Kerusakan


mengatakan tidak terlihat integritas kulit
kulitnya pucat pucat
DO : Kulit 2. Warna kulit
pasien terlihat pasien
pucat dan normal
warnanya
coklat
kehitaman
4. DS Pasien 1. Pasien selalu
: Anemia Intoleransi
bersemangat
mengatakan aktivitas
2. Pasien selalu
lemas merasa bahagia
DO : Pasien
terlihat
kelelahan,
tonus otot
lemah

5. DS : Pasien 1. Tidak sesak Anemia Ketidakefektif


mengatakan nafas an pola nafas
sesak saat 2. Tidak
bernafas, tersengal-
tersengal- sengal saat
sengal saat bernafas
bernafas 3. Frekuensi
DO : Pasien nafas normal
terlihat
frekuensi
nafasnya
meningkat
6. DS : - Anemia Resiko infeksi
DO : -
7. DS :orang tua 1. Tumbuh Anemia Keterlambatan
pertumbuhan
pasien kembang
dan
mengatakan pasien perkembangan
tumbuh normal
kembang seperti anak
anaknya lebih seusianya.
lambat dari 2. Pasien
anak lain, lincah
orang tua seperti anak
pasien seusianya
mengatakan
Anaknya sulit
beradaptasi
dengan
lingkungannya
.
DO : pasien
tidak terlihat
lincah seperti
anak seusianya

b. Analisa Masalah
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan
DS : Pasien mengatakan pucat pada kulitnya
DO :Hasil laboratorium: Hb dan eritrosit menurun, leukosit menurun, trombosit
menurun, perubahan karakteristik kulit
P: Ketidakefektifan perfusi jaringan
E : Gangguan sintesis rantai globulin α dan β
S :Perubahan karakteristik kulit (warna, elastisitas,rambut, kelembapan,
kuku,sensasi,suhu)
Proses terjadinya : Terjadinya gangguan sintesis rantai glubolin α dan β mengakitkan
pembentukan rantai α dan β di retikulo tidak seimbang yang terganggunya
thalasemia β sehingga tidak terbentuk HbA, maka membentuk inklosin bodies
sehingga menempel pada dinding eritrosit yang mengakibatkan hemolysis kemudian
terjadi anemia sehingga peningkatan O2 oleh RBC menurun dan juga Aliran darah
ke organ fital dan jaringan menurun mengakibatkan O2 dan nutrisi tidak ditransport
secara adekuat sehingga muncul masalah ketidakefektifan perfusi jaringan.

Akibat jika tidak ditangani : gangguan sistem peredaran darah

2. Gangguan Citra Diri

DS : Pasien mengatakan malu dengan bentuk fisik yang tidak normal


DO : Pasien terlihat adanya perubahan bentuk wajah, terjadi face coley

P: Gangguan Citra diri

E: Anemia

S : Perubahan bentuk wajah, terjadi coley


Proses Terjadinya : Anemia, Konmpensasi tubuh membentuk eritrosit oleh sumsum
tulang meningkat mengalai hiperplasi sumsum tulang kemudian ekspansi massif
sumsum tulang wajah dan cranium sehingga mengalami deformitas tulang yang
mengakibatkan muncul tanda dan gejala perubahan bentuk wajah, penonjolan
tulang tengkorak,pertumbuhan pada tulang maksila terjadi face coley kemudian
muncul perasaan berbeda dengan orang lain yang mengakibatkan gambaran diri
negative sehingga timbul masalah gangguan citra diri.

Akibat jika tidak ditangani : Gangguan kepercayaan diri

3. Kerusakan Integritas Kulit


DS : Pasien mengatakan kulitnya pucat
DO : Kulit pasien terlihat pucat dan warnanya coklat kehitaman
P : Kerusakan integritas kulit
E : Anemia
S : kulit terlihat pucat dan berwarna coklat kehitaman

Proses Terjadinya : Anemia, hipoksia dan tubuh merespon dengan pembentukan


eritroprotein kemudian masuk ke sirkulasi dan merangsang eritropoesis untuk
pembentukan RBC baru yang immature dan mudah lisis sehingga Hb turun, perlu
transfuse sehingga Fe meningkat mengakibatkan Hemosiderosis, Pigmentasi kulit
naik (coklat kehitaman) sehingga muncul masalah kerusakan integritas kulit.

Akibat jika tidak ditangani : Gangguan permukaan kulit ( epidermis)

4. Intoleransi Aktivitas

DS : Pasien mengatakan lemas


DO : Pasien terlihat kelelahan, tonus otot lemah
P : Intoleransi aktivitas
E : Anemia
S : tonus otot lemah
Proses terjadinya : Anemia yang mengakibatkan hipoksia sehingga suplai O2/NA
ke jaringan, terjadinya metabolisme sel dimana pertumbuhan sel dan otak terhambat,
maka perubahan pembentukan ATP dan energi yang dihasilkan menurun yang
mengakibatkan kelemahan fisik, sehingga timbul masalah intoleransi aktivitas

Akibat jika tidak ditangani : dapat menurunkan partisipasi klien dalam aktiviitas
sehingga meminimalkan penggunaan otot.

5. Ketidakefektifan pola nafas


DS : Pasien mengatakan sesak saat bernafas, tersengal-sengal saat bernafas
DO : Pasien terlihat frekuensi nafasnya meningkat
P : Ketidakefektifan pola nafas
E : Anemia
S : Frekuensi nafas meningkat
Proses terjadinya : Anemia, hipoksia dan tubuh merespon dengan pembentukan
eritroprotein kemudian masuk ke sirkulasi dan merangsang eritropoesis,
hemapoesis di extramedula yang mengakibatkan hemokromatesis sehingga Fibrosis
menuju ke paru-paru yang mengakibatkan Frekuensi nafas meningkat sehingga
timbul masalah ketidakefektifan pola nafas

Akibat jika tidak ditangani : Apneu


6. Resiko Infeksi
DS : -
DO: -
P : Resiko Infeksi

E : Anemia
S:-
Proses terjadinya : Anemia, hipoksia dan tubuh merespon dengan pembentukan
eritroprotein kemudian masuk ke sirkulasi dan merangsang eritropoesis hemapoesis
di extramedula yang mengakibatkan hemokromatesis sehingga Fibrosis menuju
jantung dan limfa yang mengakibatkan payah jantung dan spenomegali dan
plenokromi sehingga system imun menurun maka timbul masalah resiko infeksi.

Akibat jika tidak ditangani : Infeksi


7. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
DS :orang tua pasien mengatakan tumbuh kembang anaknya lebih lambat dari anak
lain, orang tua pasien mengatakan Anaknya sulit beradaptasi dengan lingkungannya.
DO : Pertumbuhan sel dan otak pasien terhambat dan pasien tidak terlihat lincah
seperti anak seusianya

P : Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan


E : Anemia
S : Pertumbuhan sel dan otak terhambat
Proses terjadinya : Anemia yang mengakibatkan hipoksia sehingga suplai O2/NA
ke jaringan, terjadinya metabolisme sel dimana pertumbuhan sel dan otak terhambat,
sehingga mengakibatkan masalah Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Akibat jika tidak ditangani : Gangguan perkembangan berupa gangguan kecerdasan


akibat gangguan perkembangan otak,gangguan pendengaran dan gangguan motorik.

c. Rumusan diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan berkurangnya
komponen seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen murni ke sel
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi kulit
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tidak seimbangnya kebutuhan
pemakaian dan suplai oksigen
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
6. Resiko Infeksi dibuktikan dengan menurunnya imunitas
7. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
defisiensi stimulasi

H. Rencana Keperawatan
Prioritas diagnose
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan berkurangnya
komponen seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen murni ke sel
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi kulit
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tidak seimbangnya kebutuhan
pemakaian dan suplai oksigen
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
6. Resiko Infeksi dibuktikan dengan menurunnya imunitas
7. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
defisiensi stimulasi

Rencana Keperawatan
No Hari Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC) Rasional
Hasil (NOC)
/Tgl/ Keperawatan
Jam
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan NIC Peripheral
perfusi jaringan perifer Peripheral Sensation Sensation
tindakan
1. berhubungan Management Management
keperawatan selama a. Monitor adanya 1. untuk
dengan
3x24 jam daerah tertentu mengetah
berkurangnya yang hanya peka ui
diaharapkan pasien terhadap kepekaan
komponen seluler
memenuhi indicator panas/dingin/tajam pasien.
yang penting /tumpul 2. Agar
sebagai berikut : b. Instruksikan tidak
untuk
NOC keluarga untuk terjadi
menghantarkan a. Circulation Status mengobservasi resiko
b. Tissue Perfusion : infeksi
oksigen murni ke kulit jika ada lesi
pada
Cerebral atau laserasi
sel pasien.
Kriteria Hasil : c. Gunakan sarung
3. untuk
a. Mendemonstrasik tangan untuk
meningk
an status sirkulasi proteksi atkan
yang ditandai d. Batasi gerakan keamaan
dengan : pada kepala, leher, an
 Tekanan dan punggung pasien.
sistol e. Kolaborasi 4. Pengemb
dan diastol pemberian angan
dalam analgetik paru akan
rentang f. Diskusikan lebih
yang mengenai maksimal
diharapkan penyebab sehingga
perubahan sensasi pemasuk
 Tidak ada an O2
orto- lebih
statik adekuat.
hipertensi 5. untuk
 Tidak ada menghila
tanda-tanda ngkan
peningkatan rasa nyeri
yang
dirasakan
oleh
pasien.
6. Agar
pasien
menjadi
terbiasa
dengan
munculn
ya
perubaha
n sensasi
2. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan NIC : Peningkatan 1. Untuk
berhubungan dengan tindakan citra tubuh meningkatkan sikap
biofisik keperawatan selama 1. Meningkatkan dan persepsi pasien
3x24 jam persepsi pasien serta tentang dirinya
diaharapkan pasien sikap pada tubuh 2. Untuk
memenuhi indicator pasien. mengetahui harapan
sebagai berikut : 2. Tentukan citra tubuh yang
NOC harapan pasien diinginkan pada diri
1. Mengindentifikasi tentang citra tubuh pasien.
kekuatan personal berdasarkan tahap 3. Pasien dapat
2.Klien menunjukan perkembangan. mengetahui
penerimaan 3. Bantu pasien perubahan apa yang
penampilan menentukan terjadi pada
3.Mengenali berkelanjutan dari tubuhnya.
perubahan personal perubahan-perubahan 4. Agar orang
pada penampilan actual dari tubuh atau tua bisa
tubuh tingkat fungsinya.
4.Mengungkapkan 4. Bantu orang menginntervensi
keinginan untuk tua untuk anak dengan baik
menggunakan mengidentifikasi 5. Agar pasien
sumber yang perasaan sebelum merasa percaya diri
disarankan setelah mengitervensi anak dengan
dipulangkan dari dengan cara yang penampilannya
rumah sakit. tepat
5.Mengambil 5. Bantu pasien
tangung jawab untuk untuk
perawatan diri. mengidentifikasi
tindakan-tindakan
yang akan
meningkatkan
penampilan.
3. Kerusakan Setelah dilakukan NIC 1. agar
Pressure pasien
integritas kulit tindakan
Management merasa
berhubungan keperawatan selama 1. Anjurkan pasien nyaman
untuk dengan
dengan perubahan 3x24 jam
menggunakan apa yang
pigmentasi kulit diaharapkan pasien pakaian yang dikenaka
longgar nnya
memenuhi indicator
2. Jaga kebersihan 2. kebersiha
sebagai berikut : kulit agar tetap
n bagi
pasien
NOC bersih dan kering
sangat
1. Tissue Integrity : 3. Mobilisasi pasien
penting
Skin and Mucous (ubah posisi
agar
Membranes pasien) setiap dua pasien
2. Hemodyalis jam sekali tidak
Akses 4. Monitor kulit mudah
Kriteria Hasil : akan adanya terkena
1. Integritas kulit kemerahan penyakit.
yang baik bisa 5. Oleskan lotion 3. Meningk
dipertahankan atau minyak /baby atkan
(sensasi, oil pada daerah sirkulasi
elastisitas, yang tertekan jaringan,
temperature, mencega
h stasis
hidrasi,pigmentas 6. Monitor aktivitas 4. Agar
i) dan mobilisasi megetahu
2. Tidak ada luka/ pasien i
lesi pada kulit 7. Monitor status terjadiny
3. Perfusi jaringan nutrisi pasien. a resiko
baik infeksi.
4. Menunjukan 5. Agar
pemahaman tidak
dalam proses terjadi
perbaikan kulit
luka
dikubitus
dan mencegah
pada
terjadinya sedera
pasien
berulang
6. untuk
5. Mampu meningk
melindungi kulit atkan
dan kenyama
mempertahankan nan
kelembapan kulit pasien.
dan perawatan 7. Agar
alami pasien
mendapat
kan
nutrisi
yang
seimbang
.

4. Intoleransi Setelah dilakukan NIC a. Agar


Activity Therapy: pasien
aktifitas tindakan
a. Kolaborasikan merasa
berhubungan keperawatan selama dengan Tenaga nyaman
Rehabilitas Medik saat
dengan tidak 3x24 jam
dalam melakuka
seimbangnya diaharapkan pasien merencanakan n terapi.
program terapi b. untuk
kebutuhan memenuhi indicator
yang tepat mengetah
pemakaian dan sebagai berikut : ui
b. Bantu klien untuk
kemamp
suplai oksigen NOC mengidentifikasi
uan
a. Energy aktifitas yang
pasien
Conservation mampu dilakukan
dalam
b. Activity c. Bantu untuk melakuka
Tolerance mengidentifikasi n
c. Self Care : ADLs dan mendapatkan aktifitas.
sumber yang
Kriteria Hasil : diperlukan untuk c. Agar
a. Berpartisipasi aktivitas yang pasien
dalam aktivitas diinginkan mengetah
fisik tanpa disertai d. Bantu untuk ui
peningkatan mendapat alat aktivitas
tekanan darah, bantu aktivitas apa saja
nadi dan RR seperti kursi roda, yang
b. Mampu krek boleh
melakukan e. Bantu untuk pasien
aktivitas sehari- mengidentifikasi
lakukan.
d. Agar
hari (ADLs) kekurangan dalam
pasien
secara mandiri beraktivitas
lebih
c. Tanda-tanda vital f. Bantu pasien untuk
mandiri.
normal mengembankan e. Agar
d. Energy motivasi diri dan pasien
psikomotor penguatan tidak
e. Level kelemahan g. Monitor respon cepat
f. Mampu berpindah fisik, emosi, sosial lelah jika
: dengan atau dan spiritual melakuka
tanpa bantuan alat n
g. Status berbagai
kardiopulmunari aktivitas.
adekuat f. Agar
h. Sirkulasi status pasien
baik tidak
i. Status respirasi: cepat
pertukaran gas putus asa
dan ventilasi
g. Agar
mengetah
adekuat
ui
bagaiman
a kondisi
pasien.
5. Ketidakefektifan NOC: NIC:
pola nafas Setelah dilakukan 1. Kaji pola dan 1. Memanifestasi
berhubungan dengan tindakan frekuensi pola nafas yang
keletihan otot keperawatan pernafasan tidak efektif
pernafasan 3x24jam diharapkan pasien adalah
pasien memenuhi 2. Monitor bunyi perubahan pola
criteria sebagai paru dan frekuensi
berikut: pernafasan
1. Pasien dapat 3. Monitor hasil 2. Menentukan
mendemonstr analisis gas adanya sekret
asikan pola darah atau kelainan
nafas yang 4. Monitor kadar paru- paru
efektif hemoglobin 3. Abnormalitas
2. Data objektif 5. Monitor tanda gas darah
menunjukkan vital menunjukkan
pola 6. Observasi tidak
pernafasan adanya adekuatnya
yang efektif pernafasan oksigenasi
3. Pasien cuping 4. Hemoglobin
merasa lebih hidung, berperan dalam
nyaman sianosis transport
dalam 7. Atur posisi oksigen
bernafas pasien dengan sehingga sangat
semifowler menentukan
atau duduk oksigenasi
8. Kolaborasi 5. Peningkatan
dengan tim suhu tubuh
medis dalam berpengaruh
pemberian dalam
inhalasi atau peningkatan
nebulizer ( metabolisme
obat dan
kombifen/pent berkontribusi
olin) terhadap
perubahan pola
nafas, nadi akan
meningkat pada
kondisi
takipnea
6. Kadar oksigen
yang kurang
menimbulkan
hipoksia
jaringan perifer
yang
dimanifestasika
n adanya
sianosis
7. Melonggarkan
rongga dada dan
mengurangi
tekanan
diafragma
karena tekana
abdomen
8. Meningkatkan
fentilasi dengan
cara vase
dilatasi saluran
pernafasan
6. Resiko Infeksi Setelah dilakukan Infection Control a. Untuk
a. Bersihkan meminim
dibuktikan tindakan
lingkungan alkan
dengan keperawatan selama setelah dipakai resiko
pasien lain infeksi.
menurunnya 3x24 jam
b. Pertahankan b. Untuk
imunitas diaharapkan pasien teknik isolasi mencega
c. Instruksikan pada h
memenuhi indicator
pengunjung untuk penyebar
sebagai berikut : an dan
mencuci tangan
melindun
NOC saat berkunjung
gi pasien
a. Immune Status dan setelah
dari
b. Knowledge : berkunjung
resiko
Infection Control infeksi.
c. Risk Control d. Gunakan sabun c. Agar
antimikroba untuk pengunju
Kriteria Hasil : mencuci tangan ng
a. Klien bebas dari e. Cuci tangan setiap terhindar
tanda dan gejala sebelum dan dari
infeksi sesudah tindakan penyebar
b. Mendeskripsikan keperawatan an resiko
proses penularan f. Pertahankan infeksi.
penyakit, faktor lingkungan d. Untuk
yang aseptik selama
membun
uh
mempengaruhi pemasangan alat
kuman
penularan serta g. Gunakan kateter
yang ada
penatalaksanaan intermiten untuk
pada
nya menurunkan tangan
c. Menunjukkan infeksi kandung dan
kemampuan kencing terhindar
untuk mencegah h. Berikan terapi dari
timbulnya antibiotik bila resiko
infeksi perlu Infection infeksi.
d. Jumlah leukosit Protection e. Untuk
dalam batas i. Monitor tanda dan menghin
normal gejala infeksi dari
Menunjukkan perilaku sistemik dan lokal adanya
j. Monitor penyebar
hidup sehat
kerentanan an resiko
terhadap infeksi infeksi
k. Pertahankan dari
teknik asepsis
pasien.
f. Untuk
pada pasien
mengura
berisiko
ngi
l. Instruksikan
penyebar
pasien untuk an
minum antibiotik pathogen.
sesuai resep g. Untuk
m. Ajarkan cara menurun
menghindari kan dan
infeksi menghin
dari
resiko
infeksi
pada
kandung
kemih.
h. Untuk
melakuka
n
pencegah
an
penyebar
an
resioko
infeksi
dan
pasien
tetap
dalam
keadaan
sterilisasi
.
i. Agar
keluarga
pasien
mengetah
ui tanda
dan
gejala
dari
infeksi.
j. Untuk
mengetah
ui tingkat
penyebar
an infeksi
k. Agar
pasien
terhindar
dari
resiko
infeksi.
l. untuk
pengobat
an infeksi
yang
disebabk
an oleh
bakteri.
m. Untuk
mencega
h
terjadiny
a
penulara
n resiko
infeksi
7. Keterlambatan Setelah dilakukan NIC 1. Untuk
Peningkatan dan mengetah
pertumbuhan dan tindakan
Perkembangan ui factor
perkembangan keperawatan selama Anak dan Remaja yang
a. Kaji faktor mempen
berhubungan 3x24 jam
penyebab garuhi
dengan defisiensi diaharapkan pasien gangguan gangguan
perkembangan perkemb
stimulasi memenuhi indicator
anak angan
sebagai berikut : b. Identifikasi dan
anak
2. Untuk
NOC gunakan
Meningk
a. Growth and sumber
atkan
Development, pendidikan
upaya
Delayed untuk perkemb
Kriteria Hasil memfasilitasi angan
a. Anak berfungsi perkembangan mental
optimal sesuai anak yang anak
dengan optimal 3. Agar
tingkatannya c. Berikan perkemb
b. Keluarga dan perawatan yang angan
anak mampu konsisten mental
menggunakan d. Tingkatkan anak
koping komunikasi tidak
terhadap verbal mengala
tantangan e. Berikan mi
karena adanya instruksi pemberh
ketidakmampu berulang dan entian
an sederhana atau
c. Keluarga
kemundu
f. Berikan
ran
mampu reinforcement
4. Untuk
mendapatkan positif atas hasil
tetap
sumber-sumber yang diacapai melancar
sarana anak kan
komunitas g. Dorong anak proses
d. Kematangan melakukan pengobat
fisik : perawatan an /
perubahan fisik sendiri melatih
normal pada h. Dorong anak perkemb
wanita dan pria melakukan
yang terjadi sosialisasi angan
dengan transisi dengan anak
dari masa kelompok 5. Agar
kanak-kanak i. Ciptakan anak bisa
ke dewasa lingkungan menerim
yang aman a hal apa
yang kita
sampaika
n pada
nya.
6. Untuk
Meningk
atkan
rasa
percaya
diri anak.
7. Agar
anak bisa
belajar
secara
mandiri
8. Untuk
melatih
secara
bertahap
dalam
berhubun
gan
dengan
orang
lain
9. Agar
pasien
merasa
lebih
nyaman
dengan
keadaan
lingkung
an yang
aman.
DAFTAR PUSTAKA

Herman, TH. 2015-2017. NANDA Internasional Inc. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
J. Regar. 2009. Aspek genetic thalassemia. Available:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/829/647 Diakses tanggal
08 desember 2017 pukul 19.18 WITA.
Ngastiah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC
Nurarif, AH dan Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : MediAction
Nurarif, AH dan Kusuma, Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnsa
Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 3. Yogyakarta: MediAction Publishing
Wijayaningsih, KS. 2013. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.

Вам также может понравиться