Вы находитесь на странице: 1из 25

Laporan Kasus

Kejang Demam Kompleks, Diare Akut, Asma Bronkiale,


dan Development Delayed

Pembimbing: dr. Magdalena, Sp.A

Nama: Maya Septiani

NIM: 03012164

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak

RS TNI AL Mintohardjo

Periode 8 Mei – 15 Juli 2017


Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

2
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RSAL MINTOHARDJO

Dokter Pembimbing : dr. Magdalena, Sp.A Tanda tangan :


Nama Mahasiswa : Maya Septiani
NIM : 030.12.164

I. IDENTITAS
PASIEN
Nama : An. R Suku Bangsa : Betawi
Umur : 1 tahun 5 bulan Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan :-
Alamat : Jl. Almubarok RT 011/06 Cipulir

ORANG TUA/ WALI


AYAH
Nama : Tn. KM Agama : Islam
Tgl lahir (Umur): 35 tahun Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Betawi Pekerjaan : Supir Ojek Online
Alamat : Jl. Almubarok RT 011/06 Cipulir
Gaji : Rp. 3.000.000/bulan

IBU
Nama : Ny. A Agama : Islam
Umur : 32 tahun Pendidikan : SMP
Suku bangsa : Betawi Pekerjaan : Pedagang
Hubungan dengan orang tua : anak kandung/angkat/tiri/asuh

3
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

II. ANAMNESIS
Alloanamnesis dengan ibu pasien, pada Sabtu 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB

KELUHAN UTAMA
Kejang 3 kali 5,5 jam SMRS

KELUHAN TAMBAHAN
Demam dan batuk berdahak 1 hari SMRS, BAB cair 2 hari SMRS

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT


Pasien datang dibawa ibunya berobat ke IGD RSAL dr. Mintohardjo dengan keluhan
kejang 3 kali 5,5 jam SMRS. Kejang pertama dan kedua jam 11.00, jam 15.30 di rumah pasien,
kejang ketiga jam 16.30 di IGD RSAL dr. Mintohardjo. Lama kejang 2-3 menit, kedua tangan dan
kaki pasien kaku, mata pasien mendelik ke atas, dan setelah kejang pasien terlihat mengantuk.
Mulut berbusa dan pencetus kejang misalnya suara yang terlalu keras dan cahaya terlalu terang
disangkal. Riwayat kepala terbentur disangkal.
Sebelum kejang pasien batuk berdahak hijau kental disertai demam tinggi 2 hari SMRS.
Pada demam hari ke-2, pasien sedang menonton televisi kemudian kejang, setelah kejang pertama
pasien dibawa ke puskesmas dan diberi oksigen, parasetamol sirup 2 sendok dan anti kejang yang
diberikan lewat anus 2 kali. Lalu pasien pulang, diberi makan biskuit dan minum teh, kemudian
pasien kejang yang kedua kalinya dan dibawa ke IGD RSAL dr. Mintohardjo, di IGD pasien
kejang ketiga kalinya. Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini.
Pasien juga memiliki riwayat BAB cair 2 hari SMRS, frekuensi 3 kali sehari, isi ampas,
warna kuning, tidak berlendir/darah, berbau seperti tinja. Riwayat muntah disangkal. Makan dan
minum pasien menurut keluarga baik, tidak tampak sering haus dan lemas. BAK sering.

4
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


KEHAMILAN
Perawatan Antenatal Rutin memeriksa kehamilan ke bidan
Penyakit Kehamilan Trauma → terpeleset di kamar mandi saat hamil pasien

KELAHIRAN
Tempat Kelahiran Bidan

Penolong Persalinan Bidan

Cara Persalinan Partus normal

Masa Gestasi Cukup bulan (39 minggu)

Riwayat kelahiran Berat Badan : 3600 gram


Panjang Badan Lahir : 50 cm
Lingkar kepala : ibu pasien tidak ingat
Langsung menangis/tidak langsung menangis
APGAR score : ibu pasien tidak tahu
Kelainan bawaan : tidak ada

RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama : ibu pasien tidak ingat
Psikomotor
Tengkurap : 5 bulan
Duduk : 12 bulan, tidak bisa duduk sendiri, harus didudukkan ibu
Berdiri :-
Berjalan : - bulan
Bicara : - bulan
Baca dan tulis : - bulan
Perkembangan pubertas :-
Gangguan Perkembangan : pasien belum bisa duduk sendiri
Kesan Perkembangan :
Terdapat keterlambatan tumbuh kembang

5
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

RIWAYAT IMUNISASI
VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)
BCG 1 bulan - - - - -
DPT/ DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan - - -
Campak 9 bulan - - - - -
Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - - -
MMR - - - - - -
TIPA - - - - - -
Kesan : Imunisasi dasar pasien belum lengkap → belum MMR

RIWAYAT MAKANAN
BUAH/
Umur (Bulan) ASI/ PASI BUBUR SUSU NASI TIM
BISKUIT
0–2 ASI - - -
2–4 ASI - - -
4–6 ASI - - -
6–8 ASI+PASI V v -
8-10 ASI+PASI V v -
10-12 ASI+PASI V v v
Kesan : Pasien mendapat ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, berikutnya diikuti PASI secara
bertahap

JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAHNYA


Nasi/ pengganti 3x/hari, jarang dihabiskan
Sayur 1-2x/hari
Daging 1-2x/minggu
Telur 3x/hari
Ikan Jarang
Tahu 1x/hari
Tempe 1x/hari
Susu (merek/ takaran) -
Kesan : Makanan cukup bervariasi

6
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA


PENYAKIT UMUR PENYAKIT KETERANGAN
Diare 1 tahun Morbili -
Otitis - Parotitis -
Radang Paru - Demam Berdarah -
Tuberculosis - Demam Tifoid -
Kejang - Cacingan -
Ginjal - Alergi -
Jantung - Kecelakaan -
Darah - Operasi -
Difteri - Herpes di ketiak -

RIWAYAT KELUARGA
Corak Produksi
Tgl Lahir Mati
Sex Hidup Lahir Mati Abortus Keterangan
(Umur) (sebab)
S, 5 Perem-
v - - - -
tahun puan
R, 1
Perem-
tahun 5 v - - - Pasien
puan
bulan

DATA KELUARGA
AYAH/ WALI IBU/ WALI
Perkawinan ke- 1 1
Umur saat menikah Tidak ingat Tidak ingat
Kosanguinitas Tidak ada Tidak ada
Keadaan kesehatan/
Sehat Sehat
penyakit bila ada

7
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Riwayat hipertensi (-), kencing manis (-), asma (-), kakak pasien menderita kejang
demam pada usia 1,5 tahun
Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga lain/ orang serumah
Tidak ada keluhan serupa pada anggota keluarga/orang serumah

DATA PERUMAHAN
Kepemilikan rumah: Rumah kontrakan
Keadaan rumah:
Rumah berukuran 60m2 1 lantai dengan 2 kamar tidur, ruang tamu, 1 kamar mandi, dan dapur.
Sirkulasi udara di dalam rumah cukup baik, cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah
melalui jendela yang dibuka tiap pagi sampai sore hari. Untuk mandi dan mencuci memakai air
PAM. Untuk minum dan memasak memakai air galon isi ulang yang direbus. Jarak septic tank
ke rumah tidak diketahui. Rumah dibersihkan tiap hari. Sampah rumah tangga dibuang ke
tempat sampah besar berjarak 20 meter dari rumah.

Keadaan lingkungan:
Rumah berada di pemukiman padat penduduk, di dalam gang dengan lebar 1,5 m. Aliran got
terbuka kadang tersumbat dan berbau, tempat pembuangan sampah jauh dari rumah dan tidak
tertutup. Cukup banyak motor yang lalu lalang di depan lingkungan rumah, tetapi asap tidak
sampai ke rumah.

Kesan: Kondisi rumah cukup baik namun lingkungan tempat tinggal sekitar kurang baik.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Tanggal : Sabtu 20 Mei 2017 (perawatan hari ke-1)
Pukul : 19.00 WIB
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : lemah, tampak sakit sedang
Kesadaran : Somnolen
Vital sign : Tekanan darah: 160/90 mmHg

8
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

Nadi : 149 x/menit


Suhu : 36,60C
RR : 28x/menit
Data Antropometri : BB : 14 kg PB : 70 cm
Lingkar kepala : 52 cm
Lingkar dada : 54 cm
Lingkar lengan atas : 16 cm

Status Gizi : menurut kurva NCHS tinggi badan dibandingkan berat badan
 BB/U: (14/10,9) x 100% = 128 %
 TB/U: (70/79) x 100% = 88,6 %
 BB//TB: (14/8,5) x 100% = 164 %
o Kesan gizi: Obesitas

PEMERIKSAAN SISTEMATIS
KEPALA
Bentuk dan ukuran : Normocephali
Rambut dan kulit kepala : Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Mata tidak tampak cekung, palpebra tidak ada kelainan, konjungtiva anemis -/-, kornea
jernih, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor diameter 2 mm, RCL +/+ RCTL +/+
Telinga : Normotia, nyeri tarik & tekan -/-, liang telinga lapang, membran timpani intak
Hidung : Normosepti, sekret -/-, septum lurus di tengah, nafas cuping hidung (-)
Bibir : sianosis (-), mukosa lembab
Mulut : Mukosa mulut basah
Gigi-geligi : Gigi susu sampai 2 molar pertama atas
Lidah : normoglotia, lidah basah, papil eutrofi
Tonsil : T1-T1 tenang, tidak hiperemis
Faring : permukaan licin, hiperemis (+), arcus faring simetris, uvula di tengah

LEHER :
tidak terdapat pembesaran KGB maupun kelenjar tiroid, kaku kuduk (+)

9
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

THORAKS
Dinding thoraks
I : Bentuk datar, simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamis
PARU
I : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian yang tertinggal, tidak ada retraksi
P : Vocal fremitus sama kuat di kedua lapang paru
P: Sonor di seluruh lapang paru
Batas paru kanan-hepar : Linea midclavikularis dextra setinggi ICS V
Batas paru kiri-gaster: Linea axilaris anterior sinistra setinggi ICS VII
A: Suara nafas vesikuler, wheezing +/+, ronki -/-

JANTUNG
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V
P : Batas kanan jantung pada linea parasternalis dextra setinggi ICS III, IV, V
Batas kiri jantung pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V
Batas atas jantung pada linea parasternalis sinistra setinggi ICS II
A: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN
I : bentuk buncit, simetris, tidak tampak pelebaran vena
A : bising usus (+) meningkat
P : supel, turgor kulit kembali cepat, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
P: timpani pada seluruh kuadran abdomen

ANUS
Tidak ada kelainan

GENITAL
Jenis kelamin perempuan, diaper rash (+)

ANGGOTA GERAK

10
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

Akral hangat dan tidak terdapat oedem pada keempat ekstremitas

KULIT
Warna kulit sawo matang, kelembapan baik, terdapat ruam makulopapular pada regio colli
sinistra, regio axillaris dextra & sinistra, regio inguinal dextra & sinistra

KELENJAR GETAH BENING


Tidak teraba pembesaran

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks fisiologis : Biceps +/+ , Triceps +/+ , Patella +/+ , Achilles +/+
Refleks patologis : Babinsky -/- , Chaddok -/- , Tanda rangsang meningeal → kaku kuduk (+)
Klonus (+)
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah tepi (20/5/2017)
Leukosit : 18.700/mm3 (↑) Hitung jenis : Basofil : 0%
Eritrosit : 3,87 juta/mm3(↓) Eosinofil :1%
Hemoglobin : 11,1 g/dl Batang : 0 % (↓)
Hematokrit : 33 % (↓) Segmen : 86 % (↑)
Trombosit : 239.000/mm3 Limfosit : 10 % (↓)
GDS : 130 g/dl Monosit :3%
Na : 126 mmol/L (↓)
K : 2,49 mmol/L (↓)
Cl : 88 mmol/L (↓)

Kimia Klinik (21/5/2017)


Lemak Fungsi Ginjal
Kolesterol Ureum : 10 mg/dl
total : 137 mg/dl Kreatinin : 0,2 mg/dl
Fungsi hati Elektrolit
Protein total Na : 134 mmol/L

11
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

Total protein : 5,5 g/dl (↓) K : 3,24 mmol/L (↓)


Albumin : 2,7 g/dl (↓) Cl : 110 mmol/L
Globulin : 2,8 g/dl

Darah tepi (22/5/2017)


Leukosit : 9.900/mm3
Eritrosit : 3,11 juta/mm3 (↓)
Hemoglobin : 9,2 g/dl (↓)
Hematokrit : 27 % (↓)
Trombosit : 242.000/mm3
Air seni, tinja
Tidak dilakukan

12
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

V. RINGKASAN
Pasien anak perempuan usia 1 tahun 5 bulan dengan keluhan kejang 3 kali 5,5 jam
SMRS. Keluhan disertai demam dan batuk berdahak 1 hari SMRS, BAB cair 2 hari SMRS.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
somnolen. Tekanan darah 160/90 mmHg, nadi: 149x/menit reguler, pernafasan: 28x/menit, suhu:
36,6oC. Pada status generalis didapatkan faring hiperemis, kaku kuduk (+), wheezing +/+, diaper
rash (+), ruam makulopapular pada regio colli sinistra, region axilla dextra dan sinistra, region
inguinal dextra dan sinistra, klonus (+).
Dari pemeriksaan lab didapatkan leukosit 18.700/mm3, eritrosit 3,87 juta/mm3, Na 126
mmol/L, K 2,49 mmol/L, Cl 88 mmol/L.

VI. DIAGNOSIS KERJA


 Kejang demam kompleks
 Diare akut
 Asma bronkiale
 Development Delayed

VII. DIAGNOSIS BANDING


 Epilepsi
 Meningoencephalitis
 Kejang ec electrolyte imbalance

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Punksi lumbal
 CT Scan

IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam

X. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
 IVFD RL 40 tpm → KaEN 3B 20 tpm

13
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

 Valium iv 5 mg perlahan
 Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gr
 Zinkid syr 1 x 1
 Probiokid 1 x 1 sach
 Paracetamol 200 mg + Diazepam 2 mg → pulv 3 x 1 sach
Non Medikamentosa :
 Rawat inap, tirah baring, pasang O2, monitor saturasi
 Edukasi mengenai tatalaksana jika pasien kejang dirumah

XI. RESUME TINDAK LANJUT


Pasien An. R usia 1 tahun 5 bulan BB: 14 kg TB: 70 cm dengan diagnosis Kejang Demam
Kompleks + Diare Akut + Asma Bronkiale + Development Delayed. Masuk ke bangsal anak RSAL
tanggal 20 Mei 2017 di rawat di ruangan observasi. Perawatan dilakukan dengan pemasangan O2 2
liter/menit, infus RL kecepatan 40 tetes/menit dilanjutkan dengan KaEN 3B kecepatan 20 tetes/menit,
Diazepam (Valium) 5 mg intravena perlahan bila kejang, injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gr, Zinkid sirup 1 x
1, Probiokid 1 x 1 sach, Paracetamol 200 mg + Diazepam 2 mg dibuat puyer diminum 3 x 1. Hari
kedua pasien masih diberikan O2 2 liter/menit, nebulizer 2 kali karena tampak sesak dan didapati
wheezing, infus KaEN 3B kecepatan 20 tetes/menit, Diazepam (Valium) 5 mg intravena perlahan bila
kejang, injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gr, Zinkid sirup 1 x 1, Probiokid 1 x 1 sach, Paracetamol 200 mg +
Diazepam 2 mg dibuat puyer diminum 3 x 1. Hari ketiga O2 dilepas, infus RL 10 tetes/menit, injeksi
Ceftriaxone 1 x 1 gr, Luminal 2 x 1, Probiotik 1 x 1 gr, Zinkid 1 x1, Paracetamol 100 mg + Diazepam
5 mg dibuat puyer diminum 3 x 1, pasien dipindah ke ruang rawat biasa. Hari keempat pasien
diberikan infus RL 10 tetes/menit, Luminal 2 x 1, injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gr, Zinkid 1 x 1, Probiotik 1
x 1. Pasien dipulangkan dan diberi edukasi untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu CT Scan
sebelum pulang dan edukasi mengenai tatalaksana kejang dirumah.

14
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

LEMBAR FOLLOW-UP
Tanggal
S O A P
Perawatan
Kejang (-), batuk berdahak KU : somnolen Kejang Demam Kompleks  O2 2 liter/menit
(+), nafas masih sedikit S: 36,5oC, N: 167 x/mnt, Diare Akut  infus RL 40
Minggu sesak, sempat gelisah pada RR: 24 x/mnt, TD: 154/109 Asma Bronkiale tetes/menit → KaEN
21/5/2017 malam hari, pasien dapat Kepala: faring hiperemis (+) Development Delayed 3B 20 tetes/menit
tidur, belum BAB Thorax: wheezing +/+  Diazepam (Valium) 5
Abdomen: dbn mg iv perlahan (bila
Genitalia: diaper rash (+) kejang)
Kulit: ruam makulopapular  injeksi Ceftriaxone 1
(+) x 1 gr
 Zinkid syr 1 x 1
 Probiokid 1 x 1 sach
 Paracetamol 200 mg
+ Diazepam 2 mg →
pulv 3 x 1
Pasien sudah bisa makan, KU : CM, tenang Kejang Demam Kompleks  O2 2 liter/menit
kejang (-), batuk berdahak S: 36,4oC, N: 183 x/mnt, Diare Akut  Nebulizer 2 kali
Senin (+), sering mengantuk, BAB P: 22 x/mnt, TD: 130/90 Asma Bronkiale  infus KaEN 3B 20
22/5/2017 cair dari kemarin sampai Kepala: faring hiperemis (+) Development Delayed tetes/menit
pagi ini 5x ada ampasnya, Thorax: wheezing -/-  Diazepam (Valium) 5
sesak sudah berkurang Abdomen: dbn

15
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

Genitalia: diaper rash sudah mg iv perlahan (bila


berkurang kejang)
Kulit: ruam makulopapular  injeksi Ceftriaxone 1
sudah berkurang x 1 gr
 Zinkid sirup 1 x 1
 Probiokid 1 x 1 sach
 Paracetamol 200 mg
+ Diazepam 2 mg →
pulv 3 x 1

16
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

Tanggal
S O A P
Perawatan
Kejang (-), batuk (+), mau KU : CM, tenang Kejang Demam Kompleks  O2 dilepas
makan dan minum, BAB S: 36,6oC, N: 132 x/mnt, Diare Akut  infus RL 10
Selasa sudah mulai RR: 20 x/mnt, TD: 132/80 Asma Bronkiale tetes/menit
23/5/2017 padat/konsistensi lembek 4x Kepala: faring hiperemis (+) Development Delayed  injeksi Ceftriaxone 1
dalam sehari, ampas (+) Thorax: wheezing -/- x 1 gr
Abdomen: dbn  Luminal 2 x 1
Genitalia: diaper rash sudah  Probiotik 1 x 1 gr
berkurang
 Zinkid 1 x1
Kulit: ruam makulopapular
 Paracetamol 100 mg
sudah berkurang
+ Diazepam 5 mg →
3x1
 Pasien dipindah ke
ruang rawat biasa
Kejang (-) batuk (+) BAB KU : CM, tenang Kejang Demam Kompleks  infus RL 10
konsistensi lembek 3 x dalam S: 36,8oC, N: 120 x/mnt, Diare Akut tetes/menit
Rabu sehari RR: 20 x/mnt, TD: 128/90 Asma Bronkiale  Luminal 2 x 1
24/5/2017 Thorax: wheezing -/- Development Delayed  injeksi Ceftriaxone 1
Abdomen: dbn x 1 gr
Genitalia: diaper rash sudah  Zinkid 1 x 1

17
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

berkurang  Probiotik 1 x 1 Pasien


Kulit: ruam makulopapular dipulangkan dan
sudah berkurang diberi edukasi untuk
melakukan
pemeriksaan
penunjang yaitu CT
Scan sebelum pulang
dan edukasi mengenai
tatalaksana kejang
dirumah

18
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

ANALISA KASUS

An. R, perempuan, usia 1 tahun 5 bulan, dengan diagnosis Kejang Demam Kompleks +
Diare Akut + Asma Bronkiale + Development Delayed. Diagnosis pada pasien ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pasien datang dengan
keluhan utama yaitu kejang 3 kali, durasi 2-3 menit, kejang kaku pada tangan dan kaki, dan
setelah kejang pasien mengantuk. Dari anamnesis kita dapat mengarah ke diagnosis kejang
demam kompleks dimana kriteria kejang demam kompleks yaitu: kejang yang berulang/lebih
dari 1 kali dalam 24 jam, bersifat fokal/parsial tetapi bisa juga menjadi kejang umum, terdapat
peningkatan suhu/demam, dan terdapat proses ekstrakranial yaitu faringitis. Epilepsi dapat
disingkirkan karena berdasarkan anamnesis pasien tidak memiliki riwayat mulut berbusa, dan
kejang tidak didahului pencetus. Kejang ec electrolyte imbalance pun dapat dipikirkan karena
pasien memiliki riwayat diare akut dan terdapat hiponatremia dan hipokalemia. Tetapi proses
intrakranial belum dapat disingkirkan karena didapati penurunan kesadaran pada pasien yang
mengarah ke encephalitis, dan ada pula kaku kuduk, yang mengarah ke meningitis. Bukan tidak
mungkin jika terjadi kombinasi keduanya yaitu meningoencephalitis. Tumor otak atau
perdarahan intrakranial pada anak pun belum dapat disingkirkan. Oleh karena itu disarankan
pemeriksaan penunjang yaitu punksi lumbal dan CT Scan.
Diagnosis diare akut dapat ditegakkan pada pasien karena menurut definisi diare adalah:
BAB dengan konsistensi tinja lebih cair dari biasanya, bisa disertai lendir/darah, dengan
frekuensi > 3 kali/hari, pada seseorang yang sebelumnya sehat. Dan gejala-gejala tersebut ada
pada pasien. Tetapi pasien tidak mengalami dehidrasi atau hanya mengalami dehidrasi ringan
karena keadaan umum dan status generalisnya tidak menunjukkan gejala dehidrasi sedang-berat,
makan minum baik dan BAK sering. Oleh karena itu pasien diberikan zinc untuk memperbaiki
mukosa usus dan probiotik untuk menyingkirkan bakteri patogen dan memperbaiki epitel usus,
sehingga mempersingkat lama diare anak dan mencegah diare di kemudian hari.
Asma bronkiale dipikirkan karena terdapat wheezing pada pemeriksaan fisik, dan
development delayed dipikirkan karena pasien belum dapat duduk sendiri, berdiri dan berjalan
padahal usianya sudah 1 tahun 5 bulan, dimana seharusnya seorang anak normal dapat duduk
sendiri di usia 9 bulan, berdiri di usia 9-12 bulan, dan berjalan di usia 12-18 bulan.

19
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

TINJAUAN PUSTAKA

a. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu
tubuh dengan cepat hingga > 38ᵒC, dan kenaikan suhu tersebut diakibatkan oleh proses
ekstrakranial. Perlu diperhatikan bahwa demam harus mendahului kejang.

b. Epidemiologi
Data di Indonesia belum ada secara nasional, tetapi sekitar 80 % kejang pada
anak adalah kejang demam simpleks. Sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki
dibanding perempuan. Umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan-5 tahun, puncaknya pada
usia 14-18 bulan, prognosisnya biasanya sangat baik.

c. Klasifikasi
Secara klinis kejang demam dibagi menjadi:
Kejang demam sederhana/simpleks
 Kejang umum tonik, klonik, atau tonik-klonik, anak dapat terlihat mengantuk
setelah kejang
 Berlangsung < 15 menit
 Tidak berulang dalan 24 jam
 Tanpa kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang

Kejang demam kompleks


 Kejang fokal/parsial, atau kejang fokal menjadi umum
 Berlangsung > 15 menit
 Berulang dalam 24 jam
 Ada kelainan neurologis sebelum atau sesudah kejang
Kedua tipe kejang demam memiliki perbedaan prognosis dan kemungkinan
rekurensi, kejang demam sederhana paling banyak ditemukan dan prognosisnya baik,
kejang demam kompleks memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadi kejang demam
berulang dan epilepsi di kemudian hari.

20
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

d. Etiologi
Terdapat beberapa teori mengenai penyebab terjadinya kejang demam, dua di
antaranya adalah:
 Lepasnya sitokin IL-1 beta, atau hiperventilasi yang menyebabkan alkalosis dan
meningkatkan pH otak sehingga terjadi kejang
 Genetik, artinya eksitasi neuron yang lebih mudah terjadi sifatnya dapat
diturunkan, oleh karena itu perlu ditanyakan riwayat kejang pada keluarga.
Telah diterangkan di atas bahwa harus ada proses ekstrakranial yang
mendasari timbulnya kejang demam, yang paling sering disebabkan oleh infeksi saluran
napas akut, roseola, infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran cerna.

e. Manifestasi Klinis
 Demam, dimana kenaikan suhu tubuh pasien cepat
 Kejang umum tonik atau tonik-klonik → pada kejang demam sederhana
 Kejang fokal atau parsial selama maupun sesudah kejang (misalnya
pergerakan satu tungkai saja) → kejang demam kompleks
 Berlangsung < 15 menit → kejang demam sederhana
 Berlangsung > 15 menit → kejang demam kompleks
 Berulang dalam 24 jam → kejang demam kompleks
 Tanda neurologis normal

f. Diagnosis Banding
 Kejang karena proses intrakranial, cara membedakannya adalah dari
demamnya: pada proses intrakranial, demam terjadi bersamaan atau setelah kejang.
 Pada anak < 1 tahun, diagnosis banding yang harus dipikirkan adalah
meningitis, bayi tampak letargi, ubun-ubun besar menonjol, dan pada pemeriksaan
laboratorium menunjukkan leukositosis. Untuk menegakkan diagnosisnya perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu punksi lumbal.

21
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

g. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium: darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit dapat dilakukan
namun tidak rutin, hanya jika ada kecurigaan misalnya anak sebelumnya memiliki
riwayat diare.
 Punksi lumbal, untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis meningitis.
Tingkat rekomendasi punksi lumbal berdasarkan usia anak:
1. Sangat dianjurkan pada anak < 12 bulan
2. Dianjurkan pada anak usia 12-18 bulan
3. Tidak rutin dilakukan pada anak usia > 18 bulan, kecuali jika tanda meningitis
positif.
 EEG tidak rutin dilakukan, namun dianjurkan pada anak usia > 6 tahun.
 Foto Rontgen kepala, CT Scan, MRI diindikasikan bila ada kelainan
neurologis fokal, atau papiledema.
h. Penatalaksanaan
Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus mengupayakan diri setenang
mungkin dalam mengobservasi anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :

a.) Anak harus dibaringkan di tempat yang datar dengan posisi menyamping, bukan
terlentang, untuk menghindari bahaya tersedak.
b.) Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut si anak seperti sendok, karena justru
benda tersebut dapat menyumbat jalan napas.
c.) Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.
d.) Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan penanganan
khusus.
e.) Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera dibawa ke fasilitas
kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk dibawa ke fasilitas
kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber yang
menyatakan bahwa penanganan lebih baik dilakukan secepat mungkin tanpa
menyatakan batasan menit.
f.) Setelah kejang berakhir (jika < 10 menit), anak perlu dibawa menemui dokter untuk
meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan leher, muntah-muntah yang
berat, atau anak terus tampak lemas.6

22
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

Jika anak dibawa ke fasilitas kesehatan, penanganan yang akan dilakukan selain
poin-poin di atas adalah sebagai berikut :

a) Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat


b) Pemberian oksigen melalui face mask
c) Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus) atau jika telah
terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infus
d) Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan
e) Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk meneliti
kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya menganjurkan pemeriksaan
ini pada anak yang mengalami kejang cukup lama atau keadaan pasca kejang
(mengantuk, lemas) yang berkelanjutan.3
Penatalaksanaan kejang demam meliputi penanganan pada saat kejang dan
pencegahan kejang.

1.) Penanganan Pada Saat Kejang

· Menghentikan kejang: Diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/KgBB/dosis IV (perlahan-


lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis rektal suppositoria. Bila kejang masih belum
teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian.
· Turunkan demam:
a) Antipiretika: Paracetamol 10mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-
10mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3-4 kali per hari
b) Kompres: suhu > 390C: air hangat; suhu >380C: air biasa
· Pengobatan penyebab: antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya
· Penanganan suportif lainnya meliputi:
a. Bebaskan jalan nafas
b. Pemberian oksigen
c. Menjaga keseimbangan air dan elektrolit
d. Pertahankan keseimbangan tekanan darah
2.) Pencegahan Kejang
Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana
dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan antipiretika pada saat anak menderita
penyakit yang disertai demam. Pencegahan kontinu untuk kejang demam

23
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

komplikata dengan Asam Valproat 15-40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2-3


dosis.6

i. Prognosis
Anak dengan kejang demam memiliki kemungkinan 30-50% mengalami
kejang demam berulang, 75% nya terjadi satu tahun setelah awitan yang pertama. Resiko
rekurensi meningkat jika kejang demam terjadi < 1 tahun, riwayat keluarga kejang atau
epilepsi, cepatnya kejang setelah demam, dan kejang yang terjadi pada suhu yang tidak
terlalu tinggi (38ᵒC).
Dan pada anak yang mengalami kejang demam kompleks resikonya lebih
besar untuk mengalami epilepsi di kemudian hari, terutama jika kejangnya terjadi
sebelum usia 9 bulan dan adanya perkembangan yang terlambat.

24
Status Pasien Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSAL MTH

DAFTAR PUSTAKA

1. Lumbantobing SM. Kejang demam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.p.1-52.


2. Behrman RE, et al. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-18. Jakarta: EGC;2007.p.2059-
60.
3. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setyowulan W. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-
3 (2). Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2013.p.434.
4. Staff pengajar ilmu kesehatan anak FKUI. Buku kuliah ilmu kesehatan anak. Vol ke-2.
Jakarta: FKUI; 2007.p.484.
5. Anonym. Febrile Seizure. Available from URL:
http://www.ninds.nih.gov/disorders/febrile_seizures/detail_febrile_seizures.htm. Diakses
pada 26 Mei 2017.
6. Mayo clinic staff. Febrile Seizure. Available from URL:
http://www.mayoclinic.com/health/febrile-seizure/DS00346. Diakses pada 28 Mei 2017.

25

Вам также может понравиться

  • Mkjguiuhk
    Mkjguiuhk
    Документ1 страница
    Mkjguiuhk
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Pelayanan Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut Di Tingkat Pelayanan Primer Di Indonesia
    Pelayanan Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut Di Tingkat Pelayanan Primer Di Indonesia
    Документ15 страниц
    Pelayanan Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut Di Tingkat Pelayanan Primer Di Indonesia
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Uoipoiolktuttt
    Uoipoiolktuttt
    Документ2 страницы
    Uoipoiolktuttt
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Nkjuiuturuuo 9 Uoij
    Nkjuiuturuuo 9 Uoij
    Документ3 страницы
    Nkjuiuturuuo 9 Uoij
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • 852 ID Penelitian Penilaian Warga Terhadap Layanan
    852 ID Penelitian Penilaian Warga Terhadap Layanan
    Документ42 страницы
    852 ID Penelitian Penilaian Warga Terhadap Layanan
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • BAB 2 - Burn PDF
    BAB 2 - Burn PDF
    Документ20 страниц
    BAB 2 - Burn PDF
    Ryan Khunam Alamhari
    Оценок пока нет
  • Mbjgjgutufyufjk
    Mbjgjgutufyufjk
    Документ64 страницы
    Mbjgjgutufyufjk
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Borang Apriesta
    Borang Apriesta
    Документ9 страниц
    Borang Apriesta
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • TKBFHDHFJG
    TKBFHDHFJG
    Документ16 страниц
    TKBFHDHFJG
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Osteoporosis
    Osteoporosis
    Документ15 страниц
    Osteoporosis
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Nuhgvj
    Nuhgvj
    Документ3 страницы
    Nuhgvj
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Jkgjutiihnvbggcggvj
    Jkgjutiihnvbggcggvj
    Документ7 страниц
    Jkgjutiihnvbggcggvj
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Jguiljlnn
    Jguiljlnn
    Документ2 страницы
    Jguiljlnn
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Referat Insomnia
    Referat Insomnia
    Документ28 страниц
    Referat Insomnia
    lisa_ozzora
    Оценок пока нет
  • Hipertensi PDF
    Hipertensi PDF
    Документ16 страниц
    Hipertensi PDF
    Dafid Lukman
    Оценок пока нет
  • Gambaran Lansia
    Gambaran Lansia
    Документ40 страниц
    Gambaran Lansia
    shuteki
    Оценок пока нет
  • Ayangrashelda Hemoroid
    Ayangrashelda Hemoroid
    Документ22 страницы
    Ayangrashelda Hemoroid
    Andry Yonatha
    Оценок пока нет
  • Referat DHF - Dr. Etty
    Referat DHF - Dr. Etty
    Документ30 страниц
    Referat DHF - Dr. Etty
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • KJGJGJ
    KJGJGJ
    Документ3 страницы
    KJGJGJ
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Epid
    Epid
    Документ4 страницы
    Epid
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Referat Insomnia
    Referat Insomnia
    Документ28 страниц
    Referat Insomnia
    lisa_ozzora
    Оценок пока нет
  • Jurnal Anestesi
    Jurnal Anestesi
    Документ23 страницы
    Jurnal Anestesi
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Hem
    Hem
    Документ22 страницы
    Hem
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus LBP
    Laporan Kasus LBP
    Документ20 страниц
    Laporan Kasus LBP
    bernadinadwi
    Оценок пока нет
  • Case - Vertigo
    Case - Vertigo
    Документ25 страниц
    Case - Vertigo
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ4 страницы
    Cover
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Cover Vertigo
    Cover Vertigo
    Документ3 страницы
    Cover Vertigo
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Hubungan Stres Dan Obesitas Pada Murid Kelas 9 Sekolah Menengah Pertama
    Hubungan Stres Dan Obesitas Pada Murid Kelas 9 Sekolah Menengah Pertama
    Документ54 страницы
    Hubungan Stres Dan Obesitas Pada Murid Kelas 9 Sekolah Menengah Pertama
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет
  • Cover Vertigo
    Cover Vertigo
    Документ3 страницы
    Cover Vertigo
    Anonymous wfllHMX3
    Оценок пока нет