KONSEP-= ora
Edisi rae
Raymond ChangKimia Dasar
A+B—3C+D
Jika produk lebih stabil dibandingkan reaktan, maka reaksi akan diiringi dengan pelepasan
kalor, dengan kata lain, reaksinya eksotermik (Gambar 14.11 (a)}. Sebaliknya, jika produk
kurang stabil dibandingkan reaktan, maka kalor akan diserap dari lingkunganya oleh campuran
yang bereaksi dan reaksinya bersifat endotermik [Gambar 14.11(b)]. Dalam kedua kasus
kita memplotkan energi potensial dari sistem yang bereaksi terhadap tahapan reaksi, Secara
kualitatif, kedua plot ini menunjukkan perubahan energi potensial sewaktu reaktan diubah
‘menjadi produk,
Kita dapat membayangkan energi aktivasi sebagai penghalang yang mencegah molekul
yang kurang berenergi untuk bereaksi, Karena jumlah molekul reaktan dalam reaksi biasa
sangat banyak, maka kecepatan, dan dengan demikian juga energi kinetik molekul. juga
sangat beragam. Umumnya, hanya sebagian kecil molekul yang bertumbukan, yaity molekul
dengan gerakan yang paling cepat, yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk me-
lampaui energi aktivasi. Dengan demikian, molekul-molekul ini dapat terlibat dalam reaksi.
‘Meningkatnya laju (atau Konstanta laju) karena meningkatnya suhu sekarang dapat dijelaskan:
Kecepatan molekul mematuhi hukum distribusi Maxwell yang ditunjukkan pada Gamba
5.14, Bandingkan distribusi kecepatan pada dua sunu yang berbeda. Karena molekul yang
berenergi lebih tinggi terdapat pada subu yang lebih tinggi, maka laju pembentukan produk
juga lebih besar pada suhu yang lebih tinggi
Persamaan Arrhenius
Ketergantungan konsianta laju reaksi terhadap suhu dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut, dikenal sekarang sebagai persamaan Arrhenius:
k= Ae tiRT (4.9)
di mana E, adalah energi aktivasi dari reaksi (dalam kilojovle per mol), R adalah Konstanta
gas (8,314 J/K - mol), Tadalah subu mutlak, dan ¢ adalah basis dari skala logaritma natural
(nat Lampiran 3). Besaran A menyatakan frekuensi tumbukan dan dinamakan fakror
frekuensi. Faktor ini dapot dianggap sebagai konstanta untuk sistem reaksi tertenta dalam
kkisaran subu yang cukup lebar. Persamaan (14.9) menunjukkan bahwa konstanta laju ber-
banding lurus dengan A dan, dengan begitu, berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan,
Selain itu, karena tanda minus untuk eksponen EYRT, maka konstanta laju menurun dengan
meningkatnya energi aktivasi dan meningkat dengan meningkatnya suhu, Persamaan ini
dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih baik dengan menghitung logaritma natural di
kedua sisi:
In k= In Ae ta"
=Ina- oe 14.10)
Persamaan (14.10) dapat diubah ke bentuk persamaan linear:
Ink (Es\z)+ma (4.1)
boihg
Jadi, plot In k terhadap 1/T menghasilkan garis lurus yang kemiringannya m sama dengan
—EJR dan titik potong b dengan sumbu y adalah In A.
45