Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
Melda Nopian Tri Rahayu
AK.1.13.030
Kelas b
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep asidosis metabolik & asidosis dalam konteks kegawatdaruratan.
2. Mengetahui patofosiologis dari asidosis metabolik atau respiratorik.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.3 Patogenesis
Pada keadaan Asidosis yang berperan adalah sistem buffer (penyangga) pada
referensi ini akan dibahas tentang sistem buffer bikarbonat. Sistem penyangga bikarbonat
terdiri dari larutan air yang mengandung bikarbonat yang terdiri dari larutan air yang
mengandung dua zat yaitu asam lemak (H2CO3) dan garam bikarbonat seperti NaHCO3.
H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO2 dengan H2O.
CO2 + H2O <—-> H2CO3
Reaksi ini lambat dan sangat sedikit jumlah H2CO3 yang dibentuk kecuali bila
ada enzim karbonik anhidrase. Enzim ini terutama banyak sekali di dinding alveol paru
dimana CO2 dilepaskan, karbonik anhidrase juga ditemukan di sel-sel epitel tubulus
ginjal dimana CO2 bereaksi dengan H2O untuk membentuk H2CO3
H2CO3 berionisasi secara lemah untuk membentuk sejumlah kecil H+ dan
HCO3-
H2CO3 <—-> H+ + HCO3-
Komponen kedua dari sistem yaitu garam bikarbonat terbentuk secara
dominan sebagai Natrium Bicarbonat (NaHO3) dalam cairan ekstraseluler. NaHCO3
berionisasi hampir secara lengkap untuk membentuk ion-ion bicarbonat (HCO3-) dan
ion-ion natrium (Na+) sebagai berikut :
NaHCO3 <—-> Na+ + HCO3-
Sekarang dengan semua sistem bersama-sama, kita akan mendapatkan sebagai
berikut :
CO2 + H2O <—-> H2CO3 <—-> H+ + HCO3- + Na+
Akibat disosiasi H2CO3 yang lemah, konsentrasi H+ menjadi sangat kuat bila
asam kuat seperti HCl ditambahkan ke dalam larutan penyangga bicarbonat, peningkatan
ion hidrogen yang dilepaskan oleh asam disangga oleh HCO3 :
H + + HCO3- H2CO3 CO2 + H2O
Sebagai hasilnya, lebih banyak H2CO3 yang dibentuk. Meningkatkan produksi
CO2 dan H2O. Dari reaksi ini kita dapat melihat bahwa ion hidrogen dari asam kuat HCl,
bereaksi dengan HCO3- untuk membentuk asam yang sangat lemah yaitu H2CO3 yang
kemudian membentuk CO2 dan H2O. CO2 yang berlebihan sangat merangsang
pernapasan yang mengeluarkan CO2 dari cairan ekstraseluler. Ini berpengaruh terjadinya
asidosis pada tubuh.
2.7 Patofisiologi
1. Asidosis Metabolik
Metabolisme sel menghasilkan karbon dioksida (CO2). Oleh suatu proses
intraseluler yang reversible, CO2 bergabung dengan air membentuk asam arang
(H2CO3-). Asam karbon dapat terurai menjadi ion – ion hydrogen dan ion – ion
HCO3- secara reversible. Acidemia merupakan tahap dimana terjadi peningkatan
konsentrasi H+ dan diukur dalam unit pH. Sel memiliki rentang perubahan pH yang
sempit untuk berfungsi secara optimal.
Terdapat dua mekanisme utama bagi sel untuk mempertahankan konsentrasi
H+ yang konstan. Sistem penyangga dari CO2 – HCO3- berperan penting. Respon
utama terhadap asidosis metabolik adalah peningkatan ventilasi, hasilnya berupa
peningkatan ekskresi CO2 melalui proses difusi di paru. Namun hal ini
mengakibatkan pH darah menurun. Selain itu kelebihan H+ dapat dikeluarkan
melalui konversi ke CO2. Formula untuk sistem penyangga yaitu H+ + HCO3-
H2CO3- CO2 + H2O. Mekanisme kedua untuk mempertahankan pH adalah dua
respon bertahap dari ginjal. Pertama, ion H+ diekskresikan dalam tubulus proksimal,
dimana ion H+ tersebut bergabung dengan HCO3- untuk membentuk asam arang
(H2CO3-). Pada perbatasan tubular sel, asam arang diubah menjadi CO2 dan Air, lalu
diabsorsi kembali. Kedua, Bikarbonat dapat dibentuk kembali melalui proses reverse
dari sistem penyangga di paru (CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-). Oleh
karena itu asidosis metabilok dapat terjadi ketika kedua respon kompensasi ini gagal
atau tidak berjalan.
2. Asidosis Respiratorik
PPOK, emfisema, bronkitis kronik, asma
Penyakit neuromuskular : ALS, paralisis dan disfungsi diafragma, GBS, myasthenia gravis
Disfungsi otot
Gangguan dinding dada
Obesitas
Obstructive Sleep Apneu ( OSA)
Depresi Saraf Pusat
↑ kecepatan Kegagalan ventilasi Buffering sel Kompensasi renal Efek kecil : kalsium ke
metab secara cepat mengelevasi hasil terjadi > 3 – 5 hari albumin
menghasilkan ↑ plasma bikarbonat
PCO2
↑ kuantitas ↑ ekskresi ↑ ion serum kalsium
asam volatile & lemak karbon
asam pd renal
nonvolatile
Asidemia
↑ reabsorbsi bikarbonat
Metab lemak &
CO2 dgn air
Respiratori asidosis
3.1 Kesimpulan
Keseimbangan asam-basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen (H+)
pada cairan-cairan tubuh. Kadar H+ normal dari darah arteri adalah 4 x 10-8 mEq/lt atau
sekitar 1 per sejuta kadar Na+. Asidosis adalah suatu keadaan dimana adanya
peningkatan asam didalam darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan dan penyakit
tertentu yang mana tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur keseimbangan
asam basa. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan fungsi sistem organ tubuh
manusia. Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui
sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Asidosis Respiratorik
adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam
darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
3.2 Saran
Penyusunan makalah yang berjudul “Konsep & Patofisiologi Pada Kasus
Asidosis Metabolik & Asidosis Respiratorik Dalam Kontek Kegawatdaruratan” masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran terhadap makalah
yang bersifat membangun agar makalah yang dibuat dapat menjadi lebih baik dan
bermanfaat bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Jevon, Philip. 2012. Pemantauan pasien kritis: Seri Ketrampilan klinis esensial untuk perawat.
Jakarta: Erlangga.
Kowalak, etc. 2006. Buku Ajar Patofisioogi. Jakarta:EGC
Horne, M. M & Swearingen, P. 2000. Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Basa, Edisi 2.
Jakarta : EGC
Byrd Jr, Ryland P. MD. 2016. Respiratory Acidosis, Agustus 2016. Emedicine.medscape.com