Вы находитесь на странице: 1из 22

ETIKA BISNIS - 147205

STUDI KASUS PELANGGARAN HAK PATEN APPLE DAN SAMSUNG

Anggota Kelompok
Gilang Megantara 09211650013027
Arfa’ Najmy 09211650013025
M. Iqbal Muttaqin 09211650014001
Reza Isyraqi Q. 09211650014003
Safril Taufiq Hidayat 09211650014011
M. Archam Ubaidillah 09211650014012
Akhmad Al Fattah 09211650015003

DEPARTEMEN MANAJEMEN TEKNOLOGI

FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN TEKNOLOGI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA

2018

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini, teknologi mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pengaruh perkembangan teknologi dalam beberapa dasawarsa terakhir ini,
sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya di bidang teknologi tinggi, seperti komputer,
elektro, telekomunikasi dan bioteknologi tetapi juga dibidang mekanik, kimia atau lainnya.
Bahkan sejalan dengan itu semua, semakin tinggi kesadaran masyarakat dalam meningkatkan
pendayagunaan teknologi yang sederhana, seperti contohnya penggunaan handphone yang
banyak dimiliki oleh semua kalangan. Negara yang menguasai dunia saat ini adalah negara yang
menguasai teknologi. Seperti halnya Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Rusia dan China
merupakan contoh nyata negara yang sangat maju dalam bidang teknologi yang mampu
memberikan pengaruh bagi negara-negara lain. Negara-negara tersebut melindungi teknologinya
secara ketat. Salah satunya dengan pengaturan hak paten, dimana hal ini merupakan sebuah
sistem perlindungan terhadap karya-karya para intelektual di bidang teknologi canggih.
Hak paten dapat diberikan terhadap karya atau ide penemuan di bidang teknologi setelah
dapat menghasilkan suatu produk ataupun hanya merupakan suatu proses saja, yang kemudian
bila didayagunakan akan mendapatkan manfaat ekonomi. Inilah yang akan mendapatkan
perlindungan hukum. Paten dalam pengertian hukum adalah hak khusus yang diberikan
berdasarkan undang-undang oleh pemerintah kepada orang atau badan hukum yang mendapatkan
suatu penemuan di bidang teknologi. Berdasarkan hak tersebut, maka si penemu untuk dalam
jangka waktu tertentu dapat melaksanakan sendiri penemunya tersebut ataupun melarang orang
lain menggunakan suatu cara mengerjakan atau membuat barang tersebut (metode proses). Paten
tersebut diberikan atas dasar permintaan. Dengan demikian, unsur yang terpenting dari paten ini
adalah orang yang berhak memperoleh paten, yakni penemu atau yang menerima lebih lanjut hak
penemu tersebut.
Isu hak paten yang sedang hangat dibicarakan di Amerika Serikat di tahun 2012 adalah
terkait penjiplakan Samsung terhadap Apple yang cukup menyedot perhatian masyarakat
internasional. Ketika produk kedua perusahaan terkemuka ini sedang diminati oleh masyarakat di
seluruh dunia, muncul sebuah perseteruan terkait penjiplakan hak paten desain produk yang
berakhir di pengadilan Amerika Serikat. Pertarungan hukum ini, tidak hanya pembuktian
terhadap eksistensi dan kekuatan perusahaan mereka di dunia telekomunikasi tetapi juga masa
depan produk masing-masing perusahaan. Pada tanggal 25 Agustus 2012 dalam persidangan di
Pengadilan Federal San Jose, California AS, memutuskan bahwa Samsung telah melanggar hak
paten milik Apple. Ketika itu Samsung harus membayar uang kepada Apple sebesar US$1,05
miliar atau sekitar Rp 9,5 triliun lebih. Semula perusahaan asal AS itu mengajukan tuntutan
sebesar US$2,5 juta atau sekitar Rp23,7 triliun lebih kepada Samsung namun juri hanya
mengabulkan hampir setengahnya. Dalam pelanggaran ini, Samsung terbukti bersalah untuk
sebagian besar hak paten yang dimiliki oleh Apple.
Namun jika di pengadilan Amerika Serikat, pertikaian hak paten antara Samsung dan
Apple berujung pada kekalahan Samsung, berbeda halnya situasi yang terjadi di Jepang pada
tahun 2010-an. Pengadilan Tokyo Jepang yang dipimpin oleh Hakim Tamotsu Shoji
mengukuhkan bahwa handphones Samsung Galaxy dan Tablet Galaxy Tab tidak melanggar hak
paten Apple. Begitu pula kemenangan yang terjadi di Australia, Inggris, Jerman, Belanda,
termasuk di kandangnya sendiri yaitu Korea Selatan. Di Australia, Samsung dan Apple saling
menggugat paten teknologi yang diklaim dilanggar masing-masing pihak. Namun kemudian,
Samsung berhasil meyakinkan pihak pengadilan, bahwasannya Samsung tidak dibenarkan
melakukan plagiat terhadap Apple.

1.2 Permasalahan

Dalam makalah ini akan dijabarkan secara terperinci sejumlah kasus yang menjadi
pemicu perselisihan hukum mengenai hak paten antara Samsung dan Apple. Dengan munculnya
banyak kasus hukum yang berkaitan dengan hak paten antara Samsung dan Apple, maka akan
menarik untuk dicermati bagaimana awal mula lahirnya perselisihan hak paten antara kedua
raksasa perusahaan smartphone tersebut. Kemudian menarik pula untuk dicermati, bagaimana
cara atau pendekatan apa yang dipergunakan pihak pengadilan untuk memutuskan perkara
sehingga memenangkan salah satu pihak. Serta faktor apa saja yang membuat sebuah perkara di
dua negara yang berbeda dapat menghasilkan keputusan yang berbeda pula.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Paten adalah hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas hasil temuannya di
bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut untuk
memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk melakukannya (UU No. 6 tahun 1989)1.
Pemegang hak paten adalah seorang inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima
hak tersebut dan terdaftar dalam Daftar Hak Paten. Hak paten diatur dalam Undang-Undang
Nomor. 14 Tahun 2001 tentang Paten (selanjutnya disebut UU Paten).
Saat ini, banyak kasus pelanggaran paten khususnya di bidang industri. Hal tersebut
disebabkan karena banyak sekali produk-produk yang beredar bebas dan sudah dikenal oleh
masyarakat, sehingga ada upaya peniruan oleh pihak lain untuk memperoleh posisi pasar yang
sama dengan produk aslinya, dan tentu untuk memperoleh hasil penjualan yang baik atas
produknya.
World Intellectual Property Organization memberi definisi-definisi Paten sebagai
berikut “A Patent is a legally enforceable right granted by virtue of law to a person to exclude,
for a limited time, other from certain acts in relation to describe new invention; the privilege is
granted by a government authority as a matter of right to the person who is entitled to apply for
it and who fulfils the prescribed condition”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat di perhatikan bahwa terdapat hal penting dari
pengertian paten yaitu bahwa paten adalah bersifat eksklusif dan berasal dari pemerintah, Hak
paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif dari pemegang paten, yaitu mengenai
penjualan, penggunaan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan objek yang telah dipatenkan.
Dalam proses perolehan paten memiliki langkah, dan juga syarat didalamnya, yang
harus dipenuhi untuk dapat mematenkan suatu invensi. Adapun syarat terhadap invensi yang
dapat diberi paten adalah invensi baru, jika invensi yang diajukan paten tersebut tidak sama
dengan teknologi yang diungkap sebelumnya, serta invensi mengandung langkah inovatif, jika
invensi tersebut merupakan hal yang tidak diduga sebelumnya bagi seseorang yang mempunyai
keahlian tertentu dibidang teknik, invensi tersebut dapat diterapkan dalam industri, artinya
invensi yang dapat dipatenkan adalah invensi yang dapat digunakan di bidang industry, dan
mengandung langkah inventif (kebaharuan).
Penilaian ada tidaknya langkah inventif merupakan hal yang sangat sulit untuk
dilaksanakan dalam praktik, sebagaimana yang diterapkan oleh Pasal 3 UU Paten, suatu invensi
mengandung langkah inventif apabila invensi tersebut bagi seseorang yang mempunyai keahlian
tertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya.

2.1 Pengertian paten


Hak Kekayaan Intelektual yang selanjutnya disingkat dengan istilah HKI pada intinya
terdiri dari beberapa jenis yang diatur dalam pasal 1.2 yang menyatakan bahwa HKI terdiri dari:
1) Hak Cipta dan Hak Terkait.
2) Merek Dagang.
3) Indikasi Geografis.
4) Desain Industri.
5) Paten.
6) Tata Letak Sirkuit Terpadu.
7) Perlindungan Informasi Rahasia.
8) Kontrol terhadap Praktek persaingan usaha tidak sehat dalam perjanjian lisensi.
Dengan kata lain HKI adalah hal yang merupakan memiliki nilai ekonomis, Sehingga
sangat penting untuk membuat pengaturan mengenai HKI tersebut. HKI berhubungan sangat erat
dengan kekayaan intelektual yang dimiliki oleh subjek HKI dengan dijaminnya dan diaturnya
masalah HKI maka akan membuat subjeknya merasa aman atas kekayaan intelektual miliknya
atas pembajakan ataupun tindakan yang dapat merugikan.
Dalam pengenalan jenis HKI diatas pada dasarnya berawal pada konvensi pembentukan
WIPO (The World Intellectual Property Organization). WIPO adalah badan khusus PBB yang
dibentuk dengan tujuan untuk mengadminstrasikan perjanjian/persetujuan multilateral mengenai
HKI. Indonesia merupakan anggota WIPO dan turut meratifikasi konvensi tersebut pada tahun
1979.
WIPO, adalah sebuah kegiatan yang pada akhirnya bertujuan untuk mematenkan suatu
penemuan pada intinya dibagi menjadi dua asas atau kegiatan utama sebagai berikut:
1. To Exploit atau exploiting; yaitu melaksanakan suatu atau lebih aktivitas berikut ini;
a. Paten proses yang diperinci secara garis besar sebagai berikut:
1) Menggunakan proses (to use);
2) Mengimpor produk yang dihasilkan melalui proses tersebut.
b. Paten produk yang diperinci secara garis besar sebagai berikut:
1) Membuat produk (to make)
2) Menggunakan/memanfaatkan produk (to use)
3) Mengimpor produk (to import)
2. To Work (working), yang diartikan melaksanakan;
a. Dalam hal paten proses; menggunakan proses (to use)
b. Dalam hal paten produk; membuat ptoduk ( to make)
Kegiatan dalam ruang lingkup to exploit dan to work itulah yang disebut sebagai hak
melaksanakan paten. Khusus mengenai to work WIPO telah memberi pengertian bahwa to work
diartikan sebagai kegiatan pemegang paten itu di dalam negeri selama waktu tertentu. Maka jelas
bahwa pemegang paten memiliki hak khusus untuk melaksanakan paten yang dimilikinya, antara
lain dalam bentuk membuat, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, memakai, dan
menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk/barang yang diberi paten.
Menurut Paris Convention for the Protection of industrial property, yang dikenal sebagai
konvensi Paris, Adapun pengaturan mengenai perlindungan Hak Kekayaan Intelektual menurut
Article 1 Paris Convention for the Protection of industrial property adalah The protection of
industrial property has as its object patent, utility models, industrial design, trademark, service
mark, trade names. Indication of source or appellations of origin, and the repression of unfair,
Bahwasanya adapun pengaturan perlindungan HKI menurut artikel 1 konvensi paris adalah
terhadap Paten, Paten Sederhana, Disain Industry, Merk, Nama Produk, indikasi dari suatu
sumber daya, atau Prinsip dasar dalam paten adalah paten dapat diberikan pada invensi yang
mengandung langkah inventif, dan disebut mengandung langkah inventif apabila invensi tersebut
mengandung langkah yang tidak terduga oleh ahli dibidangnya, setelah memperhatikan keahlian
yang telah ada pada saat paten diajukan. Indonesia mengenal semasa dalam penjajahan Belanda,
yaitu waktu diberlakukannya octroiwet 1910. No. 33 yis S. 11- 33. S. 22 – 54 yang, mulai
berlaku 1 juli 1912, setelah itu Indonesia merdeka dan tidak lagi memberlakukan Undang-
Undang Octroi ini, dikarenakan tidak sesuai dengan suasana Negara yang berdaulat.
Istilah paten bermula dari bahasa Latin yang berarti dibuka dan berlawanan dengan
Latent yang berarti terselubung, oleh karenanya bahwa suatu penemuan yang mendapatkan paten
menjadi terbuka untuk diketahui oleh umum. Dengan terbuka tersebut tidak berarti setiap orang
bisa mempraktikan penemuan bisa di dayagunakan oleh orang lain. Baru setelah habis masa
perlindungan patennya penemuan tersebut menjadi milik umum (public domain), pada saat inilah
benar-benar terbuka. Dengan terbukanya suatu penemuan yang baru, memberi informasi yang
diperlukan bagi pengembangan teknologi selanjutnya berdasarkan penemuan tersebut dan untuk
memberi petunjuk kepada mereka yang berminat dalam mengeksploitasi penemuan itu.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dengan demikian paten adalah hak istimewa
(eksklusif) yang diberikan kepada seorang penemu (inventor) atas hasil penemuan (invention)
yang dilakukan di bidang teknologi, baik yang berbentuk produk atau proses saja, atas dasar hak
istimewa tersebut, orang lain dilarang untuk mendayagunakan hasil penemuannya terkecuali atas
izinnya atau penemu sendiri melaksanakan hasil penemuannya.
Hak istimewa ini diberikan untuk jangka waktu tertentu, setelah itu hasil penemuannya
menjadi milik umum. Dengan demikian setiap hasil penemuan yang telah dipatenkan,
penemuannya atau mendayagaunakan hasil temuannya tersebut. Paten diberikan atas dasar
permohonan yang dimohonkan oleh pemohon,dan apabila paten tersebut diterima diwajibkan
oleh pemegangnya untuk melaksanakan patennya tersebut. Bagi penemu diberikannya suatu hak
perlindungan terhadap penemuannya ini atau dapat kita sebut dengan istilah monopoli dapat
dianggap sebagai suatu penghargaan bagi ide intelektualnya.
Pasal 1 angka 1 UU Paten menyatakan bahwa hak paten adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Hak eksklusif adalah hak yang mendasari pemegang paten untuk untuk memproduksi,
menggunakan, menjual, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penjualan barang tersebut.
Adapun pengertian paten dalam UU Paten, sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Paten Tahun 1997 yaitu hak eksklusif yang diberi oleh negara
terhadap inventor atas invensinya di bidang teknologi dalam jangka waktu yang tertentu untuk
dapat melaksanakan penemuannya secara sendiri, atau orang lain yang mendapatkan izin dari
inventor. dan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Paten Tahun 1997 yang menyatakan penemuan
adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi, yang dapat berupa proses atau
hasil produksi atau penyempurnaan dan pengembangan proses atau hasil produksi.
Penemuan yang diatur atau dilindungi paten atau tepatnya objek perlindungan dari paten/
berbeda dengan objek hak cipta, maka objek dari paten seperti telah dijelaskan di atas, adalah
penemuan-penemuan yang bersifat:
a. Bersifat baru (novelty) penemuan tersebut bukan merupakan bagian dari penemuan
terdahulu atau penemuan yang telah ada sebelumnya;
b. Langkah inventif (inventive step);
c. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicability)

2.2 Jenis-jenis paten


Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaidah-kaidah internasional juga UU Paten membagi
paten ke dalam dua bagian yaitu paten proses dan paten produk dalam hal pelaksanaan paten.
Tetapi dari bentuk penemuan yang dipatenkan, paten dapat dibagi sebagai berikut:
a. Paten Sederhana (Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 104 sampai dengan Pasal 108 UU Paten.
b. Paten Biasa yang sesungguhnya adalah paten yang sedang dibicarakan. Maka sesuai
kaidah-kaidah internasional dan UU Paten dikenal atau ditulis paten saja.
Paten sederhana muncul karena mengingat banyaknya penemuan atau teknologi yang
mempunyai nilai kegunaan praktis, baik dalam produk, alat penemuan maupun dalam hal
pelaksanaanya setelah menjadi suatu produk
Paten diberikan terhadap karya atau ide penemuan (invensi) dibidang teknologi, yang
berupa produk ataupun proses, kemudian bila didayagunakan akan mendapatkan manfaat
ekonomi. Inilah yang dasar bahwa paten mendapatkan perlindungan hukum. Perlindungan
hukum yang diberikanpun tidak secara otomatis, harus ada permohonan sebelumnya.
Ciri khas Invensi yang dapat dipatenkan adalah adanya kandungan pengetahuan yang
sistematis, yang dapat dikomunikasikan, dan dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah atau
kebutuhan manusia yang timbul dalam industri, pertanian atau perdagangan. Berarti pengertian
teknologi disini adalah pengetahuan yang sistematis, artinya terorganisasi dan dapat memberikan
penyelesaian masalah.
Pengetahuan itu harus dalam bentuk tulisan atau dalam pemikiran dan harus diungkapkan
atau dapat diungkapkan sehingga dapat di ketahui dan dimengerti oleh orang lain. Serta
pengetahuan itu dapat memberikan manfaat pada industri, pertanian atau perdagangan.
Pengatahuan tidak hanya berupa menciptakan suatu produk belaka, tetapi bisa saja proses tetapi
proses yang berkaitan dengan teknologi, artinya penemuannya dapat dipatenkan tidak harus
merupakan hasil produk namun dapat berupa proses.
Hak paten bersifat khusus, karena hanya diberikan kepada penemu untuk melaksanakan
sendiri penemuannya atau untuk memberikan persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakan
penemuannya. Ini berarti orang lain hanya mungkin menggunakan penemuan tersebut kalau ada
persetujuan atau ijin dari penemu selaku pemilik hak. Dengan perkataan lain, kekhususan
tersebut terletak pada sifatnya yang mengecualikan orang selain penemu selaku pemilik hak dari
kemungkinan untuk menggunakan atau melaksanakan penemuan tersebut, sifat seperti itulah
dikatakan eksklusif.

2.3 Prinsip dasar paten


Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam perolehan paten Adapun prinsip-prinsip dasar paten
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Paten merupakan hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas hasil
temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu untuk melaksanakan sendiri
temuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya (UU No.6 Tahun 1989). Karena hak khusus ini pula pada awalnya
paten, seperti halnya hak cipta, sering dianggap sebagai bagian dari paham
individualisme.
b. Paten diberikan negara berdasarkan permohonan Permintaan paten diajukan oleh penemu
atau calon pemegang paten berupa permintaan pendaftaran ke kantor paten. Bila tidak
ada permintaan maka tidak ada paten. Hanya penemu atau yang menerima lebih lanjut
hak penemu yang berhak memperoleh paten.
c. Paten diberikan untuk satu penemuan; Setiap permintaan paten hanya untuk satu
penemuan atau tepatnya satu penemuan tidak dapat dimintakan lebih dari satu paten.
d. Penemuan harus baru, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. Penemuan
tersebut dapat berupa proses maupun produk yang dipatenkan
e. Paten dapat dialihkan; seperti halnya hak cipta dan hak milik perseorangan lainnya paten
juga dapat dialihkan kepada orang atau pihak lain, yang menurut Pasal 66 UU Paten
paten dapat beralih untuk seluruhnya ataupun sebagian. Pengalihan itu misalnya karena:
1) Pewarisan, hibah, wasiat; pengalihan yang berlangsung untuk seluruhnya harus
disertai dengan dokumen paten serta hak-hak lain yang berkaitan dengan paten itu.
2) Perjanjian; harus dibuat dalam bentuk akta notaris.
3) Karena sebab-sebab lain yang ditentukan oleh undang-undang.
f. Paten dapat dibatalkan dan dapat batal demi hukum; Paten yang telah diberikan terhadap
suatu penemuan dapat dibatalkan berdasarkan pengajuan gugatan, baik oleh pihak-pihak
tertentu lain melalui Pengadilan Niaga maupun oleh pihak-pihak tertentu karena hal-hal
tertentu, seperti yang diatur dalam Pasal 91 UU Paten. Selain itu paten dapat dinyatakan
batal demi hukum oleh kantor paten apabila pemegang paten tidak memenuhi
kewajibannya membayar biaya-biaya tahunan dalam jayat waktu yang telah ditentukan
Pasal 88 UU Paten.
g. Paten berkaitan dengan kepentingan umum; Pasal 75 UU Paten menentukan bahwa
apabila:
1) Pemegang paten tidak melaksanakan paten (baca penemuan yang diberi paten)
tersebut atau tidak dalam hal sewajarnya selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak
tanggal pemberian paten (Pasal 17 ayat (1) UU Paten yang menentukan bahwa
pemegang paten wajib membuat produk atau menggunakan proses yang diberikan
opaten di wilayah Indonesia).
2) Juga apabila paten telah dilaksanakan di Indonesia oleh pemegang paten atau
pemegang lisensi dalam hal lisensi wajib tetapi dalam bentuk dan dengan cara yang
merugikan kepentingan masyarakat; maka akan diberikan sanksi berupa pemberian
lisensi wajib kepada orang/pihak lain untuk melaksanakan paten tersebut. Hal ini
berarti pemegang paten selain mempunyai hak juga mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan patennya supaya produk tersebut dapat memasyarakat. Pasal 5 ayat (2)
Konvensi Paris menentukan bahwa pemegang paten wajib mengekpliotasi patennya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan negara tempat ia mengimpor
penemuan patennya. Hal ini berarti bahwa pemegang paten wajib mengekploitasi
patennya (dalam hal paten impor).
3) Paten mensyaratkan kewajiban umum bagi pemegang paten; Dari isi Pasal 17 ayat
(1) UU Paten di atas, terlihat jelas bahwa pemegang paten juga mempunyai
kewajiban hukum selain tentunya hak Contoh bentuk kewajiban pemegang paten
lainnya adalah pemegang paten wajib membayar biaya paten tahunan dalam jangka
waktu tertentu dan apabila ia tidak memenuhi kewajiban ini maka diberi sanksi, yaitu
dinyatakan batal demi hukum oleh kantor paten Pasal 88 UU Paten.
h. Paten berkaitan dengan kepentingan nasional; Paten sangat berkaitan erat dengan bidang
teknologi, yang menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan masa depan bangsa
dan negara. Untuk itu negara mempunyai peran yang luas dan penting untuk mengatur
paten, salah satu satunya melalui peraturan perundang-undangan. Pasal 17 UU Paten
mengenai hak pemegang paten untuk melaksanakan paten sesungguhnya dapat dilihat
dari dua sudut kepentingan, yaitu hak pemegang paten itu sendiri dan kepentingan
nasional atau pemerintah sebagai pembuat peraturan. Pasal 71 UU Paten memuat
ketentuan mengenai pelarangan pencantuman atau pemuatan dalam suatu perjanjian
paten hal-hal yang dapat merugikan kepenrtingan nasional atau membatasi kemampuan
Indonesia untuk menguasai teknologi.

2.4 Permohonan paten


Paten hanya dapat diperoleh dengan cara Permohonan, yaitu dengan cara memohonkan
invensi yang ingin diperoleh Patennya ke Ditjend Hak Kekayaan intelektual yang selanjutnya
disingkat dengan istilah DitJend HKI. Dalam pendaftaran tersebut memiliki prosedur, mulai dari
tata cara permohonan dan syarat yang harus dipenuhi dalam Pendaftaran Paten.
Dalam pendaftaran dengan Hak Prioritas diatur secara khusus pada Undang-Undang No
14 Tahun 2001 tentang Paten pada pasal yang ke 27, yaitu :
1. Pendaftaran Menggunakan Hak prioritas sebagaimana diatur dalam Paris Convention for
the Protection of Industri Property yang mengatur tentang jangka waktu dan tata cara
dalam mengajukan pendaftaran.
2. Pendaftaran yang mengunakan permohonan dengan hak prioritas wajib dilengkapi
dengan dokumen prioritas, yang disahkan oleh pejabat berwenang.
3. Apabila point pertama dan kedua tidak dipenuhi maka permohonan tidak bisa diajukan
dengan menggunakan Hak prioritas.
Serta dalam pendaftaran Paten; Paten hanya dapat diajukan untuk satu invensi ataupun
beberapa invensi yang menjadi satu kesatuann invensi. Hanya dapatdiajukan untuk satu invensi
maksudnya adalah tidak boleh ada dua Paten dengan invensi yang sama, dan apabila dipatenkan
oleh lebih dari satu invensi haruslah dijadikan menjadi satu kesatuan invensi.

BAB III
METODE PENELITIAN

Menurut Soerjono Soekanto, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan
pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau
beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan
pemeriksaan mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu
pemecahan atas permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya penelitian mempunyai berbagai kategori.


Diantaranya adalah metode penelitian yang berdasarkan pada fokus kajiannya terbagi menjadi
tiga bagian yakni:

1. Metode Penelitian Hukum Normatif


Metode penelitian hukum jenis ini juga biasa disebut sebagai penelitian hukum doktriner
atau penelitian perpustakaan. Dinamakan penelitian hukum doktriner dikarenakan penelitian ini
hanya ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis sehingga penelitian ini sangat erat
hubungannya pada pada perpustakaan karena akan membutuhkan data-data yang bersifat
sekunder pada perpustakaan. Dalam penelitian hukum normatif hukum yang tertulis dikaji dari
berbagai aspek seperti aspek teori, filosofi, perbandingan, struktur/ komposisi, konsistensi,
penjelasan umum dan penjelasan pada tiap pasal, formalitas dan kekuatan mengikat suatu
undang-undang serta bahasa yang digunakan adalah bahasa hukum. Sehingga dapat kita
simpulkan pada penelitian hukum normatif mempunyai cakupan yang luas.

2. Metode Penelitian Hukum Empiris


Metode penelitian hukum empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang berfungsi
untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum di
lingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini meneliti orang dalam hubungan hidup
di masyarakat maka metode penelitian hukum empiris dapat dikatakan sebagai penelitian hukum
sosiologis. Dapat dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di
dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan pemerintah.

3. Metode Penelitian Hukum Normatif-Empiris


Metode penelitian hukum normatif empiris ini pada dasarnya merupakan penggabungan
antara pendekatan hukum normatif dengan adanya penambahan berbagai unsur empiris. Metode
penelitian normatif-empiris mengenai implementasi ketentuan hukum normatif (undang-undang)
dalam aksinya pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat. Dalam
penelitian jenis ini terdapat tiga kategori yakni:

– Non judicial Case Study


Merupakan pendekatan studi kasus hukum yang tanpa konflik sehingga tidak ada campur tangan
dengan pengadilan.

– Judicial Case Study


Pendekatan judicial case study ini merupakan pendekatan studi kasus hukum karena konflik
sehingga akan melibatkan campur tangan dengan pengadilan untuk memberikan keputusan
penyelesaian (yurisprudensi)

– Live Case Study


Pendekatan live case study merupakan pendekatan pada suatu peristiwa hukum yang prosesnya
masih berlangsung atau belum berakhir.

Dalam makalah ini akan menggunakan data-data dari penelitian yang menggunakan
Pendekatan Juridical Case Study. Data disajikan dengan subtansi yang dipermasalahkan oleh
penggugat kepada tergugat, dan hasil persidangannya. Data yang digunakan ialah data sekunder
yang ada di internet dan studi kepustakaan. Data yang didapat kemudian direkonstruksi dan
analisis sehingga menjadi kronologis/sesuai urutan waktu. Pengertian rekonstruksi menurut B.N
Marbun ialah pengembalian sesuatu ketempatnya yang semula, penyusunan atau penggambaran
kembali dari bahan-bahan yang ada dan disusun kembali sebagaimana adanya atau kejadian
semula. Metode ini merupakan penelitian kualitatif dimana penulis menyusun makalah
berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Data yang didapat merupakan data sekunder
yang merupakan hasil penelusuran mengenai berita-berita mengenai persaingan di pasar
Smartphone.

Kajian mengenai pelanggaran hak paten ini, penulis melakukan kajian pustaka dari dasar
teori dari penelitian ini meliputi teori-teori yang berkaitan dengan Hak Paten. Dasar Teori
tersebut akan digunakan sebagai instrumen dan kerangka berfikir teoritis untuk menganalisis
data-data fakta yang diperoleh dari pemberitaan.

Perusahaan multinasional yang akan digunakan sebagai objek penelitian ini adalah
Samsung dan Apple yang merupakan raksasa perusahaan Smartphone saat ini. Pada tahun 2017
Samsung berhasil memperoleh marketshare urutan pertama dengan 22,8% dan Apple menyusul
di urutan kedua dengan perolehan marketshare sebesar 14,9%.

Pemberitaan mengenai Samsung dan Apple di media masa akan digunakan penulis
sebagai sumber data. Media masa yang akan dijadikan rujukan oleh penulis ialah media masa
yang dianggap validitas pemberitaannya dapat dipercaya. Pemberitaan beserta analisisnya dari
para analis di media masa akan diikuti perkembangannya oleh penulis, sehingga didapatkan data
kronologis mengenai kasus pelanggaran Hak Paten ini. Dalam makalah ini akan disajikan
beberapa ulasan sidang kasus pelanggaran paten antara Apple dan Samsung yang telah terjadi di
beberapa negara sebagai perbandingan. Sehingga dapat disimpulkan secara umum bagaimana
cara atau pendekatan apa yang dipergunakan pihak pengadilan untuk memutuskan perkara
sehingga memenangkan salah satu pihak. Serta faktor apa saja yang membuat sebuah perkara di
dua negara yang berbeda dapat menghasilkan keputusan yang berbeda pula.

BAB IV
PEMBAHASAN

Awal gugatan Apple dan Samsung adalah pada tahun 2010, dimana apple menuduh samsung
telah melanggar hak paten, namun masih adanya upaya negosiasi antara apple dan samsung
dengan permintaan agar samsung membayar 30 USD setiap perangkat smartphone yang terjual
dan 40 USD untuk perangkat tablet yang terjual. Namun upaya negosiasi gagal dan membuat
apple melayangkan gugatan kepada samsung pada bulan April tahun 2011 ada setidaknya ada
belasan klaim diantaranya mengenai hak paten desain perangkat, desain antarmuka dan lambang
yang menyerupai lambang yang dimiliki oleh perangkat iphone, diantara klaim-klaim tersebut
sebagai berikut :

Desain perangkat samsung yg menyerupai perangkat apple


● bentuk produk persegi panjang dengan keempat sudutnya membulat.
● permukaan depan produk didominasi permukaan layar dengan batas hitam.
● seperti pada produk iPhone dan iPod touch, batas hitam yang substansial di atas dan di
bawah layar memiliki lebar yang hampir sama dan batas hitam yang sempit di kedua sisi
layar memiliki lebar yang kira-kira sama.
● seperti pada produk iPad, batas hitam yang substansial di semua sisi kira-kira sama
lebarnya.
● sebuah tampilan kotak ikon persegi panjang berwarna dengan sudut bulat yang seragam.
Desain kemasan
• kotak segi empat dengan huruf perak metalik minimalis dan tampilan depan yang besar
dari produk menonjol di permukaan atas kotak.
• kotak dua potong dimana bagian bawahnya untuk tempat aksesoris dan atasnya diletakan
perangkat handphone.
• Dan gunakan baki yang membuai produk agar segera terlihat saat membuka kotak.

U.S. Registration No. 3,470,983 ditujukan untuk keseluruhan desain produk, termasuk bentuk
persegi panjang, sudut bundar, tepi perak, wajah hitam, dan layar enam belas ikon warna-warni.
U.S. Registration No. 3,457,218 adalah untuk konfigurasi perangkat elektronik digital genggam
persegi panjang dengan sudut membulat.

U.S. Registration No. 3,475,327 adalah perangkat elektronik digital bergerak persegi empat
persegi panjang dengan bagian segi empat abu-abu di tengahnya, sebuah band hitam di atas dan
di bawah kotak abu-abu dan di sudut melengkung, dan perbatasan luar dan sisi perak.
Desain icon touchwiz samsung dan ios apple
Ada beberapa kemiripan dari icon touchwiz dan ios diantaranya phone, messages, gallery,
settings, note dan kontak. Sementara icon itunes masih dipending sampai saat ini.
Paten # D627,790 : Antarmuka Pengguna Grafis Untuk Layar Display atau Bagiannya. Ini
adalah iOS homescreen - grid ikon.
Paten # D602,016 : Perangkat Elektronik. Ini adalah desain iPhone 3G / 3GS, Cangkang
iphone 3gs
Paten # D618,677 : Perangkat Elektronik. Ini adalah desain layar dan tombol iPhone.
Paten # 7.669.134 : Berjudul Metode dan Aparatus Untuk Menampilkan Informasi Selama
Sesi Instant Messaging , mengatur mengenai tampilan chat yang berbetuk bubble.
Paten # 7.844.915 : Berjudul antarmuka pemrograman Aplikasi untuk operasi multi touch ,
multi touch gesture pada ios.
Paten # 7.853.891 : yang berjudul Metode dan aparatus untuk menampilkan jendela untuk
antarmuka pengguna , mencakup tampilan jendela overlay di UI standar untuk menyesuaikan
volume dan shorcut pada perangkat.
Paten # 7.863.533 adalah paten perangkat keras sekolah tua. Dengan tombol tekan Cantilevered
yang memiliki banyak kontak dan titik tumpu , ini mencakup rocker volume pada iPhone 3G dan
3GS, sebuah rocker volume yang terlihat cukup mirip dengan perangkat Samsung Galaxy S.

Selanjutnya pada Juli 2012, tuntutan apple disidangkan di California, dan pada Agustus 2012,
Apple dinyatakan menang pada setiap tuntutannya dan samsung harus membayar sebesar
US$1.05 Milliar USD kepada apple. Dan samsung memutuskan mengajukan banding.

Namun pada desember 2012, pengadilan mengkoreksi US$400 Juta dari US$1.05 Milliar.

Samsung membalasnya dengan mengajukan gugatan ke pengadilan di Seoul, Tokyo, dan


Mannheim di Jerman, juga dengan tuduhan pelanggaran paten. Samsung menuduh Apple
melanggar paten terkait teknologi telekomunikasi mobile.

Akhirnya kasus ini ditangani pula oleh Komisi Perdagangan Internasional di Amerika Serikat
(ITC) pada 4 Juni 2013. ITC memutuskan Apple melanggar paten yang dimiliki Samsung terkait
teknologi wireless 3G. Akibatnya, Apple dilarang untuk mengimpor sejumlah produk lawasnya
seperti iPhone 4, iPhone 3GS, iPad 3G dan iPad 2 3G.

Namun sial bagi Samsung, Apple diselamatkan veto yang diajukan Presiden AS Barack Obama.
Akibat veto ini, Obama sendiri mendapat kecaman dari Samsung dan Pemerintah Korea Selatan
karena dianggap melakukan intervensi kasus hukum perdagangan.
Pada 22 November 2013, perseteruan Apple vs Samsung dianggap banyak pihak sebagai tahap
final. Dan lagi-lagi sial bagi Samsung, 'pengadilan final' ini kembali dimenangkan oleh Apple.

Delapan juri di Pengadilan California telah memutuskan bahwa sejumlah produk Samsung
terbaru, seperti Galaxy S4 dan Galaxy Note 8.0 telah terbukti secara sah dan meyakinkan
melanggar hak paten smartphone dan tablet yang dimiliki Apple.

Keputusan mengakibatkan Samsung harus merogoh kocek cukup dalam untuk mengganti rugi
pada Apple. Pengadilan California sendiri memutuskan agar Samsung membayar US$ 290 juta
kepada Apple, atau sekitar Rp 3,4 triliun. Sehingga total dendan samsung kepada apple menjadi
sekitar US $929 Juta.

Pada bulan Desember 2015, Samsung setuju untuk membayar US$ 548 juta kepada Apple,
dimana US$ 381 juta sedang dalam sengketa.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kebutuhan teknologi dan media telekomunikasi menjadi kebutuhan yang dianggap penting
saat ini oleh masyarakat serta persaingan teknologi yang ketat membawa dampak bagi
perusahaaan teknologi dan telekomunikasi untuk memberikan yang terbaik kepada
pelanggan dan melakukan perubahan sehingga perkembangan teknologi menjadi pesat.
Perkembangan teknologi suatu perusahaan tidak lepas dari perlindungan hak paten. Hak
paten merupakan hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi yang dimana hasil invensinya tidak boleh ditiru oleh
inventor/perusahaan lain dengan diatur undang-undang yang berlaku. Dengan adanya paten
berfungsi untuk melindungi penemuan sekaligus sebagai perangsang pengembangan
teknologi.
Banyak pelanggaran yang terjadi mengenai hak paten seperti dalam kasus pada makalah ini
yaitu kasus dari pertarungan Apple dan Samsung mengenai pelanggaran paten teknologi
yang telah menjadi kasus terbesar di dunia teknologi gadget sepanjang tahun 2011-2012 ini.
a. Samsung melakukan pelanggaran etika dalam kegiatan bisnisnya terhadap Apple yaitu
mengenai hak paten dan fitur.
b. Terbukti melakukan 13 dari 26 tuntutan Apple kepada Samsung mengenai hak paten.
c. Penyebab Samsung melakukan pelanggaran etika bisnis adalah tingginya minat
konsumen terhadap produk keluaran Apple, namun dengan harga yang terjangkau.
Karena itu Samsung mengeluarkan produk smartphone dengan fitur nyaris sama
dengan produk Apple tetapi dengan harga yang terjangkau (lebih murah dari Apple).
d. Juri di sebuah pengadilan di Silicon Valley memutuskan bahwa pabrikan telepon
pintar asal Korea, Samsung harus membayar denda terhadap Apple senilai US$1,05
miliar untuk kasus pelanggaran hak paten dan US$290 juta (Rp3,3 triliun) kepada
Apple karena menjiplak sejumlah fitur pada ponsel iPhone dan tablet iPad untuk
ponsel keluarannya.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, penulis memberikan saran:
Pelanggaran yang dilakukan kedua perusahaan technology terbesar ini tentu akan membawa
dampak yang buruk bagi perkembangan ekonomi, bukan hanya pada ekonomi tetapi juga
bagaimana pendapat masyarakat yang melihat dan menilai kedua perusahaan technology ini
secara moral dan melanggar hukum dengan saling bersaing dengan cara yang tidak sehat.
Kedua kompetitor ini harusnya professional dalam menjalankan bisnis, bukan hanya untuk
mencari keuntungan dari segi ekonomi, tetapi harus juga menjaga etika dan moralnya
dimasyarakat yang menjadi konsumen kedua perusahaan tersebut serta harus mematuhi
peraturan-peraturan yang dibuat.
a. Samsung sebaiknya menciptakan produk dengan inovasi baru yang tidak menjiplak
produk dari pesaing bisnisnya.
b. Apabila Samsung ingin mengeluarkan produk yang mirip dengan produk yang sudah
dikeluarkan perusahaan lain, Samsung hendaknya memohon izin kepada perusahaan
terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Djumhana. Muhammad dan, R. Djubaedillah, Hak Kekayaan Intelektual, Sejarah, Teori dan
Prakteknya di Indonesia Jakarta, Citra Aditya Abadi, 1997.
Himpunan, Konvensi, Ratifikasi, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), Jakarta: Proyek
Pembinaan Tehnis Yustisial Mahkamah Agung R.I, 1998
Lindsey. Tim. Prof, et all, edt, Hak Kekayaan Intelektual, Hak Kekayaan Intelektual Suatu
Pengantar, Bandung, PT Alumni, 2006.
Margono. Suyud dan, Amir Angkasa, Komersialisasi Aset Intelektual Aspek Hukum Bisnis,
Jakarta, Grasindo, 2003.
Pakpahan. Normin S,et all, Kamus Hukum Ekonomi ELIPS, Jakarta, Elips, 2000
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten
Fortune. How Apple and Samsung Got to $548 Million. http://fortune.com/2015/12/05/samsung-
apple-timeline-settlement/ (Diakses 21 Februari 2018)
The Verge. Apple sues Samsung: a complete lawsuit analysis
. https://www.theverge.com/2011/04/19/apple-sues-samsung-analysis (Diakses 21 Februari
2018)
Money.id . Sejarah Perseteruan Apple vs Samsung: Apple Menang Telak!.
https://www.money.id/digital/sejarah-perseteruan-apple-vs-samsung-apple-menang-telak-
1512280.html (Diakses 21 Februari 2018)

Вам также может понравиться