Вы находитесь на странице: 1из 17

61

BAB V
BATUAN METAMORF

5.1. Tujuan Praktikum


1. Mengetahui batuan metamorf dengan cara menganalisa tekstur,
komposisi mineral dan struktur batuan metamorf.
2. Agar dapat menentukan batuan metamorf Felsik dan Non Felsik dari
data analisa yang ada.
3. Dapat menentukan nama batuan metamorf,genesa terbentuknya dan
apa yang menyusun batuan tersebut.

4. Untuk mengetahui jenis-jenis batuan metamorf dengan cara mengidentifikasi


batuan metamorf.
5. Dapat mengetahui batuan asal pembentuk batuan metamorf (protolith).

5.2. Dasar Teori


5.2.1. Proses Terbentuknya Batuan Metamorf
Proses awal siklus metamorfisme, yaitu adanya Batuan Beku
Dalam atau Batuan Beku Intrusif ( Igneous Rock ) dan Batuan Sedimen
yang ada pada kerak bumi yang cukup dalam yang mendapat tekanan dan
suhu yang sangat tinggi. Sehingga mengubah mineral yang ada dalam
batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme

Gambar 5.1. Proses Terbentuknya Batuan Metamorf

Semua batuan yang ada dapat mengalami proses metamorfisme.


Sehingga batuan berubah menjadi batuan metamorf.
62

Akibat tekanan dan suhu yang tinggi dalam jangka waktu yang lama,
mengakibatkan batuan metamorf meleleh kembali menjadi magma.

5.2.2. Pengertian Batuan Metamorf


Batuan Metamorf adalah batuan yang mengalami perubahan
mineralogi dan struktur akibat proses metamorfisme dan terjadi pada fase
padat. Metamorfisme dapat digolongkan menjadi :

Gambar 5.2. Metamorfisme

a. Metamorfisme Kontak / Termal, terjadi pada zona kontak dengan


tubuh magma. Adanya suhu yang tinggi menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk maupun warna batuan. Contoh batu kapur
berubah menjadi marmer.

Gambar 5.3 .Metamorfisme Kontak / Termal

b. Metamorfisme Dinamik / Kataklastik, tejadi pada zona sesar.


Contoh mudstone berubah menjadi slate.
63

Gambar 5.4. Metamorfisme Dinamik / Kataklastik

c. Metamorfisme Regional, terjadi pada daerah yang luas akibat


orogenesis. Contoh kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi
topas.

Gambar 5.5. Metamorfisme Regional

Tingkat metamorfisme dibedakan menjadi 2 macam, yaitu Low


Grade Metamorphism dan High Grade Metamorphism.
a. Low Grade Metamorphism, yaitu metamorfisme dengan suhu
antara 200 - 320o C dan tekanan yang rendah serta Hydrous
Mineral berlimpah.
b. High Grade Metamorphism, yaitu metamorfisme dengan suhu >
320o C dan tekanan yang tinggi serta Non hydrous minerals
melimpah & hydrous minerals kehilangan H2O.
Facies Metamorfisme merupakan suatu pengelompokkan mineral-
mineral metamorfik berdasarkan tekanan dan temperatur dalam
pembentukannya pada batuan metamorf. Setiap facies pada batuan
metamorf pada umumnya dinamakan berdasarkan jenis batuan
(kumpulan mineral), kesamaan sifat-sifat fisik atau kimia.
64

Gambar 5.6. Facies Metamorfisme

Dalam hubungannya, tekstur dan struktur batuan metamorf sangat


dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur dalam proses metamorfisme.
Dan dalam facies metamorfisme, tekanan dan temperatur merupakan
faktor yang dominan, dimana semakin tinggi derajat metamorfisme
(facies berkembang), struktur akan semakin berfoliasi dan mineral-
mineral metamorfik akan semakin tampak kasar dan besar.
Karakteristik batuan metamorf dipengaruhi oleh beberapa faktor
pada saat pembentukan batuan berlangsung, diantara faktor-faktor yang
mempengaruhi, yaitu :
a. Komposisi mineral batuan asal.
b. Tekanan dan Temperatur saat proses metamorfisme.
c. Pengaruh gaya tektonik.
d. Pengaruh fluida.
5.2.3. Struktur Batuan Metamorf
Struktur pada batuan metamorf terdiri dari Struktur Foliasi dan
Struktur Non Foliasi.
a. Struktur Foliasi, apabila pada batuan metamorf terlihat ada
penjajaran mineral. Terbagi menjadi 4 macam, yaitu :
 Struktur Slaty Clea5age, kesejajaran mineraloginya sangat
halus, berukuran lempung, mineral pipih sangat dominan.
 Struktur Phylitic, sama dengan struktur salty clea5age hanya
saja mineral dan kesejajarannnya sudah mulai agak kasar.
 Struktur Schitose, struktur yang memperlihatkan penjajaran
mineral pipih lebih banyak dibanding mineral granular.
 Struktur Gneissic, struktur yang memperlihatkan penjajaran
mineral granular yang relatif lebih banyak dibanding mineral
pipih.
65

Gambar 5.7. Struktur Foliasi

b. Struktur Non Foliasi, apabila tidak terlihat adanya penjajaran


mineral. Struktur ini terbagi menjadi 8 macam, yaitu:
 Struktur Hornfelsik, struktur yang memperlihatkan butiran-
butiran mineral yang relatif seragam.
 Struktur Kataklastik, struktur yang memperlihatkan adanya
penghancuran terhadap batuan asal.
 Struktur Milonitik, struktur yang memperlihatkan liniasi o,leh
orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineral
halus.
 Struktur Pilonitik, struktur yang memperlihatkan liniasi dari
belahan permukaan berbentuk pararel dan butiran mineralnya
kasar.
 Struktur Flaser, sama seperti struktur kataklastik. Namun
struktur batuan asal berbentuk lensa tertanam pada masa dasar
milonit.
 Struktur Angen, sama seperti struktur flaser. Namun, lensa-
lensanya terdiri dari butir feldspar dalam massa dasar yang
lebih halus.
 Struktur Granulose, sama seperti struktur hornfelsik. Namun
butirannya mempunyai ukuran yang beragam.
 Struktur Liniasi, struktur yang memperlihatkan adanya mineral
yang berbentuk jarum atau fibrous.

5.2.4. Tekstur Batuan Metamorf


Tekstur dalam batuan metamorf tebagi menjadi 2 macam, yaitu
Tekstur Krisrtoblastik dan Tekstur Sisa / Palimpset.
66

a. Tekstur Kristoblastik, dimana tekstur batuan asal sudah tidak


kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali
baru. Dalam penamaannya menggunakan akhiran kata –blastik.
Tekstur ini terbagi menjadi 6 macam, yaitu :
 Porfiroblastik, identik dengan porfiritik batuan beku dan
terdapat porfiroblast (kristal besar) dalam suatu massa dasar.
 Granoblastik, tektur yang memiliki butiran mineral berukuran
seragam.
 Lepidoblastik, tekstur yang memperlihatkan susunan mineral
saling sejajar dan berarah dengan bentuk mineral pipih.
 Nematoblastik, tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-
mineral prismatik yang sejajar dan terarah.
 Idioblastik, tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-
mineral euhedral.
 Xenoblastik, tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-
mineral anhedral.
b. Tekstur Sisa / Palimpset, Tekstur batuan metamorf yang memiliki
sisa tekstur dari batuan asal yang masih bisa diamati. Dalam
penamaannya menggunakan awalan kata –blasto. Tekstur ini
terbagi menjadi 4 macam, yaitu :
 Blastoporfiritik, tekstur yang memperlihatkan batuan asal yang
porfiritik.
 Blastopsefit, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen
yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir.
 Blastopsamit, sama dengan tekstur blastopsefit, hanya ukuran
butirnya sama dengan pasir.
 Blastopellit, tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen
yang ukuran butirnya lempung.

5.2.5. Komposisi Batuan Metamorf


Pertumbuhan dari mineral-mineral baru atau rekristalisasi dari
mineral yang ada sebelumnya sebagai akibat perubahan tekanan dan atau
temperature menghasilkan pembentukan kristal lain yang baik, sedang
atau perkembangan sisi depan yang jelek. Kristal ini dinamakan
idioblastik, hypidioblastik, atau xenoblastik.
67

Secara umum batuan metamorf disusun oleh mineral-mineral


tertentu, namun secara khusus mineral penyusun batuan metamorf
dikelompokkan menjadi dua yaitu mineral stress dan mineral anti-stress.
Mineral stress adalah mineral yang stabil dalam kondisi tekanan, dapat
berbentuk pipih/tabular, prismatic dan tumbuh tegak lurus terhadap arah
gaya/stress meliputi mika, hornblende, serpentin, silimanit, kianit, seolit,
klorit, dan epidot. Sedang mineral anti-stress adalah mineral yang
terbentuk dalam kondisi tekanan, biasanya berbentuk eqidimensional,
meliputi kuarsa, feldspar, garnet, kalsit, dan kordierit.

5.2.6. Klasifikasi Batuan Metamorf


Klasifikasi batuan metamorf dibagi berdasarkan tekstur dan
mineral-mineral penyusunnya.

Tabel 5.1. Klasifikasi Batuan Metamorf

5.2.7. Jenis-jenis Batuan Metamorf


a. Slate, batuan metamorf yang terbentuk dari proses metmorfisme
batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperature
68

dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi slaty cleavage dan
tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).
Terdapat mineral kuarsa, muskovit.

b. Gneiss, batuan yang terbantuk dari hasil metamorfime batuan beku


dalam temperature dan tekanan yang tinggi. Memiliki struktur foliasi
gneisstic dan tersusun atas butir yang Coarse Grained. Dalam Gneiss
dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi kuarsa, feldspar, mika dan
amphibole.

c. Schist, batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit,


hornblende. Memiliki foliasi Schistose. Mineral pada batuan ini
umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang
diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap. Berasal dari
metamorfisme siltstone, shale, basalt.

d. Amphibolit, batuan yang berbutir sedang sampai kasar, komposisi


utamanya adalah ampibol (biasanya hornblende dan plagioklas).

e. Eclogit, batuan yang berbutir sedang komposisi utama adalah piroksin


klino ompasit tanpa plagioklas feldspar dan garnet kaya pyrop. Eclogit
mempunyai komposisi kimia seperti basal, tetapi mengandung fase
yang lebih berat. Beberapa Eclogit berasal dari batuan beku.

f. Granulit, batuan yang berbutir merata terdiri dari mineral (terutama


kuarsa, feldspar, sedikit granit dan piroksin) mempunyai tekstur
granoblastik.

g. Hornfels, batuan yang berbutir halus, batuan metamorfisme thermal


terdiri dari butiran-butiran yang equidimensional dalam orientasi acak.
Beberapa porphiroblast atau sisa fenokris mungkin ada.
69

h. Milonit, berbutir halus atau kumpulan batuan yang dihasilkan oleh


pembutiran atau aliran dari batuan yang lebih kasar. Batuan mungkin
menjadi protomilonit, milonit, atau ultramilonit, tergantung atas
jumlah dari fragmen yang tersisa.

i. Serpentinit, batuan yang hampir seluruhnya terdiri dari mineral-


mineral dari kelompok serpentin. Serpentinit dihasilkan dari alterasi
mineral silikat feromagnesum yang terlebih dahulu ada, seperti olivine
dan piroksen.

j. Skarn, marmer yang tidak bersih/kotor yang mengandung kristal dari


mineral kapur-silikat seperti garnet, epidot, dan sebagainya. Skarn
terjadi karena perubahan komposisi batuan penutup pada kontak
batuan beku.

5.3. Peralatan dan Bahan


5.3.1. Peralatan
1. Lembar Format data klasifikasi batuan metamorf (3 lembar)
2. Tabel kalasifikasi batuan
3. loop (kaca pembesar)
4. Tabel klasifikasi mineral

5.3.2. Bahan
3 buah batuan metamorf yang telah disediakan
(Schist,Serpentinite,Marmer)

5.4. Waktu Praktikum


Tanggal : 6 Desember 2014
Pukul : 10.45 – 12.30 WITA
Tempat: Lab. Geologi fisik,Kampus STT Migas Km 8

5.5. Prosedur Kerja


70

1. Pertama ambil batuan metamorf yang telah disediakan.


2. Amati warna batuan yang ada pada batuan metamorf, mulai amati
warna segar dan lapuk pada batuan.
3. Kemudian menentukan jenis batuan metamorf dengan melihat
permukaan batuan metamorf tersebut.
4. Setelah itu menentukan struktur batuan metamorf dengan melihat
penjajaran mineralnya.
5. Berikutnya menentukan komposisi mineral yang terdapat pada batuan
metamorf.
6. Selanjutnya menentukan nama batuan, dengan cara menuliskan nama
mineral disertai dengan struktur batuan metamorf tersebut.
7. Menentukan protolith dapat dilakukan dengan melihat ukuran butir
dari mineral yang ada pada batuan metamorf.
8. Kemudian menentukan jenis metamorfosa batuan metamorf tersebut.
9. Terakhir menentukan genesa batuan metamorf yang diamati.
71

5.6 Hasil Pengamatan

LEMBAR IDENTIFIKASI BATUAN METAMORF


PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN
IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN METAMORF

Nama : Marya Reny Ratu Renggi


NIM : 1501228
Kelompok : 7 ( REGULER C )

No. Urut : 01
No. Peraga :-
Deskripsi Batuan Metamorf
1. Warna : Segar : Abu-abu
Lapuk : Orange
2. Jenis Batuan : Batuan metamorf foliasi
3. Tekstur : Kristoblastik-lepidoblastik
4. Struktur : Foliasi-schistose
5. Komposisi Mineral :
 Deskripsi Mineral
a. Warna : Putih susu
b. Ukuran : Sedang, 1 – 5 mm
c. Bentuk : Euhedral
d. Kelimpahan : Sedikit
e. Nama Mineral : Plagioklas
6. Nama Batuan : Schist
7. Protholith : Siltstone, shale dan basalt
8. Jenis Metamorfosa : Metamorfisme dinamik
9. Genesa : Hasil proses metamorfisme
Sketsa

GAMBAR KETERANGAN GAMBAR NILAI

 Nama batuan: schist

 Jenis batuan: foloasi

 Tekstur: kristoblastik-lepidoblastik

 Struktus: foliasi-schistose
72

PARAF ASPRAK

d72 LEMBAR IDENTIFIKASI BATUAN METAMORF


PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN METAMORF

Nama : Marya Reny Ratu Renggi


NIM : 1501228
Kelompok : 7 ( REGULER C )

No. Urut :2
No. Peraga :-
Deskripsi Batuan Metamorf
1. Warna : Segar : Hijau kehitaman
Lapuk : Coklat
2. Jenis Batuan : Non foliasi
3. Tekstur : Kristoblastik-lepidoblastik
4. Struktur : Non foliasi-hornfelsik
5. Komposisi Mineral :
 Deskripsi Mineral
1. Warna : Hijau tua
2. Ukuran : Sedang
3. Bentuk : Subhedral
4. Kelimpahan : Melimpah
5. Nama Mineral : Serpentinte
6. Nama Batuan : Serpentinte
7. Protholith : Batuan beku basa
8. Jenis Metamorfosa : Metamorfisme kontak
9. Genesa : Hasil proses metamorfisme
Sketsa

GAMBAR KETERANGAN GAMBAR NILAI

 Nama batua: serpentine


 Jenis batuan: nonfoliasi
 Tekstur: kritoblastik-
lepidoblastik
 Nama mineral: serpentine
73

PARAF ASPRAK

LEMBAR IDENTIFIKASI BATUAN METAMORF


PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN METAMORF

Nama : Marya Reny Ratu Renggi


NIM : 1501228
Kelompok : 7 ( REGULER C )

No. Urut :3
No. Peraga :-
Deskripsi Batuan Metamorf
3. Warna : Segar : Cream
Lapuk : Orange
4. Jenis Batuan : Batuan metamorf non foliasi
3. Tekstur : Kristoblastik-granoblastik
4. Struktur : Non foliasi-granoblastik
5. Komposisi Mineral :
 Deskripsi Mineral
f. Warna : Putih bening
g. Ukuran : Sedang(1–5 mm)
h. Bentuk : Euhedral
i. Kelimpahan : Sedikit
j. Nama Mineral : Kuarsa
10. Nama Batuan : Marmer
11. Protholith : Gamping dan dolostone
12. Jenis Metamorfosa : Metamorfisme kontak
13. Genesa : Hasil proses metamorfisme
Sketsa
GAMBAR KETERANGAN GAMBAR NILAI

 Nama batuan: marmer

 Jenis batuan: nonfoloasi

 Tekstur: kristoblastik granoblastik

 Struktur: granulose
74

PARAF ASPRAK

5.7 Pembahasan

Dari pengamatan pada batuan pertama, di perkirakan bahwa jenis


batuan metamorf ini batuan metamorf foliasi dengan warna segar abu-abu
dan warna lapuk orange. Tekstur pada batuan ini, yaitu Tekstur
kristoblastik-lepidoblastik. Struktur batuan ini yaitu foliasi-schistose. Pada
batuan ini komposisi mineralnya adalah Plagioklas, berwarna putih susu,
memiliki ukuran sedang(1-5mm), bentuk euhedral. Nama batuan
metamorf ini adalah schist, protolith berasal dari batu siltstone,shale dan
basalt. Jenis metamorfosanya adalah metamorfisme dinamik dan genesa
terbentuk hasil proses metamorfisme.
75

Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan pada batuan


kedua,saya dapat menyimpulkan bahwa batuan tersebut adalah
Serpentinite karna memiliki cirri-ciri yaitu warna segarnya hijau
kehitaman dengan warna lapuk orange dan merupakan batuan metamorf
dengan tekstur kristoblastik-lepidoblastik serta struktur non foliasi-
hornblenda memiliki komposisi mineral dengan mineral utama yaitu
serpentinite dengan karakteristik berwarna hijau tua, berukuran sedang
dengan bentuk subhedral dan melimpah. Memiliki protolith yaitu batuan
beku basa yang mengalami metamorfisme kontak. Dan hasil proses
metamorfisme(genesa)
76

Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan pada batuan ketiga,


saya dapat menyimpulkan bahwa batuan tersebut adalah Marmer karena
memiliki cirri-ciri yaitu warna segar cream dengan warna lapuk orange
dan merupakan batuan metamorf dengan tekstur kristoblastik-granoblastik,
serta struktur nonfoliasi-granulosa. Memiliki komposisi mineral dengan
mineral utama yaitu kuarsa. Dengan karakteristik berwarna puti bening,
berukuran sedang, bentuk euhedral dan sedikit jumlahnya. Memiliki
protolith yaitu gamping dan dolostone yang mengalami metamorfisme
kontak. Dan hasil proses metamorfisme(genesa).

5.8 Kesimpulan
Dari hasil klasifikasi dan identifikasi yang telah dilakukan, serta
analisa batuan metamorf dapat disimpulkan :
1. Untuk menentukan tekstur batuan metamorf dilihat dari kandungan
mineralnya, jika terdapat mineral-mineral yang ada pada batuan beku,
maka teksturnya adalah tekstur krostoblastik. Sedangkan jika tidak
terdapat mineral namun ukuran pecahan menyerupai batuan sedimen,
maka teksturnya adalah tekstur sisa.
2. Untuk menentukan struktur yang di miliki batuan metamorf dengan
memperhatikan permukaan batuan metamorf dan jenis batuan
metamorfnya.
3. Untuk menentukan nama batuan metamorfosis dapat diketahui dari
kenampakan warna, struktur, tekstur, jenis batuan, komposisi mineral,
protolith, jenis metamorfisme, dan genesa.
77

4. Untuk menentukan jenis batuan metamorf dapat dilihat dari


penjajaran mineral yang terdapat pada permukaan batuan metamorf
5. Batuan metamorf terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau
tekanan dari batuan yang telah ada

Вам также может понравиться