Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
Mukhtar, S.Pd.I
Saya menilai integritas saya 90, dengan beberapa alasan, yakni dari aspek tanggungjawab
sebagai individu maupun pemimpin, kejujuran, dan komitmen yang tinggi. Prinsip-prinsip
tersebut selalu saya pegang dan dijalankan dalam setiap langkah kehidupan, mengingat modal
tersebutlah yang bisa menjadikan saya dipercaya orang dan mengantarkan kepada tujuan hidup
yang dicita-citakan. Ada beberapa alasan tentang tingkat integritas saya 90, yakni:
Pertama Ketika berbicara tanggungjawab dan komitmen, saya selalu berupaya melaksanakan
tugas semaksimal mungkin sesuai tanggungjawab yang saya emban. Dengan prinsip tersebut
membuktikan saya dari waktu ke waktu prestasi saya selalu meningkat, baik dari sisi akademik
maupun prestasi dalam berorganisasi. Ini terbukti prestasi saya dimulai dari sebagai anggota
panitia meningkat sebagai Presiden BEM maupun Ketua Umum PMII Cabang Kutai Timur.
Dalam hal kejujuran saya juga berupaya untuk berbicara sejujurnya tanpa mengada-ada, hal ini
menjadi prinsip saya berawal dari ajaran orang tua yang selalu mengajarkan untuk jujur dan dari
kejujuran tersebut saya menuai hasil dengan dipercaya banyak orang dan dari sisi lain saya yakin
berdasarkan keyakinan dalam agama saya, dengan kejujuran akan memberikan keselamatan
dunia dan akhirat. Ketika saya memimpin sebuah organisasi, prinsip integritas selalu saya
pegang, karena dengan integritas tersebut akan menunjukkan kualitas dan kewibawaan seorang
pemimpin, yang akhirnya membawa pada kesuksesan sebuah organisasi, walaupun dalam
perjalanannya sebuah organisasi pasti akan mengalami dinamika dan perkembangan yang
fluktuatif.
Kedua saya selalu melakukan tindakan berdasarkan norma, hukum dan aturan yang berlaku
umum maupun khusus. Dalam bertindak, saya lebih mengedepankan aturan dan norma yang
berlaku sebagai dasar/landasan dari tindakan atau keputusan yang saya ambil serta hal-hal yang
ilmiah dan masuk akal dan tidak merugikan orang lain. Berusaha untuk rendah hati juga
senantiasa saya terapkan, karena dengan sifat rendah diri tersebut bisa menjadikan saya dihargai
banyak orang.
Ketiga kaitannya dengan integritas dalam diri saya, saya selalu berupaya untuk memberikan
contoh/tauladan dalam seni memimpin. Hal ini saya lakukan demi meningkatkan kinerja saya
sebagai seorang pemimpin yang bisa dijadikan contoh oleh orang lain. Selain itu, prinsip
keteladanan juga bagian dari bentuk pembuktian saya bahwa saya tidak hanya berbicara tanpa isi
namun bisa membuktikan omongan dengan sebuah tindakan dan hasil yang maksimal.
Keempat prinsip dalam hidup saya selanjutnya dalah membangun harga diri yang lebih unggul
jauh lebih penting bagi hidup dan masa depan saya, sebab harga diri akan sangat menentukan
kualitas dan kelayakan pekerjaan dan nilai kepantasan saya untuk dihargai. Seseorang dikatakan
mempunyai integritas apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan dan prinsip yang
dipegangnya. Integritas juga adalah suatu konsep yang menunjukkan konsistensi antara tindakan
dan nilai prinsip. Orang yang punya integritas memiliki konsep yang utuh dan jelas dalam
tindakan.
Kelima, Keberanian saya dalam menerima tanggungjawab, selalu diikuti dengan kesadaran
bahwa saya memiliki kemampuan, kadang juga terpaksa menerima tanggungjawab itu untuk
memperkuat integritas saya, dan saya ingin menunjukkan kemampuan saya kepada banyak
orang bahwa saya mampu untuk menjalankan tugas dan tanggungjawab yang saya emban. Pada
intinya,integritas ini dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga yang
dipimpin. Integritas sebagai pemimpin dapat membawa yang dipimpin menjadi lebih baik.
Pemimpin yang memiliki integritas hanya akan berpikir bahwa dirinya itu melayani siapa saja
yang dipimpinnya, bukan sebaliknya. Sedangkan seorang pengikut yang memiliki integritas
berpikir bahwa dirinya harus melayani pemimpin selama pemimpin itu benar sesuai nilai prinsip
dan moral. Dengan begitu akan terjadi pelayanan dua arah dimana akan menunjang
pembangunan yang berkelanjutan, pemimpin yang melayani pengikut bisa menjadi adil. Hal ini
membuat pengikutnya senang dan mengikuti apa yang diperintahkan karena mereka yakin bahwa
pemimpin tersebut memiliki integritas dan lebih banyak benar.
III. INDEPENDENSI
Independensi merupakan sebuah prinsip yang mutlak ada dalam diri seseorang (khususnya
seorang pemimpin), yang mana independensi merupakan suatu keadaan atau posisi dimana kita
tidak terikat dengan pihak manapun. Pada konteks lain sebagai makhluk individu, independensi
juga merupakan hak setiap manusia yang memiliki hak bebas dan merdeka tanpa ditekan oleh
orang lain, dan itu juga merupakan dari pengejawantahan dari UUD 45. Dari konteks fitrahnya,
manusia juga mempunyai kebebasan untuk hidup dan memilih jalan hidup/keyakinannya, ini
pula berkaitan dengan fitrah manusia yang mempunyai prinsip inedependensi.
Saya menilai tingkat independensi saya 90
Rasa percaya diri dan kemandirian dalam diri sayalah yang menjadi modal independensi saya
tinggi. Tingkat independensi saya dapat diukur dari lika-liku kehidupan/aktifitas keseharian saya
yang tidak terikat dengan kepentingan partai politik apapun.
Hal ini dapat saya deskripsikan berdasarkan prinsip dan pengalaman hidup yang saya lalui,
yakni:
Pertama pengalaman saya saat masih mahasiswa dan pernah menjadi Presiden BEM STAI
Sangatta Kutai Timur yang mempunyai aktifitas dan peran sentral dalam organisasi internal
kampus, terkadang ada tekanan kepentingan dari mahasiswa lain walaupun sifatnya kecil, namun
saya selalu menyikapi tekanan kepentingn tersebut dengan mengacu kepada aturan dan norma
yang berlaku. Berdasarkan pengetahuan dan wawasan yang saya dapatkan, langkah yang saya
lakukan adalah dengan tetap menampung aspirasi atau kepentingan seseorang kemudian
menimbang kepentingan tersebut sesuai aturan atau tidak, merugikan orang atau tidak, lebih
banyak manfaat/mudharatnya dan mengkajinya dengan alasan-alasan yang logis.
Kedua berdasarkan pengalaman saya dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Cabang Kutai Timur banyak mengajarkan tentang independensi, di mana sebagai sebuah
organisasi kemahasiswaan yang mempunyai ruang lebih luas untuk memainkan perannya dalam
mengawal pembangunan selalu mengedepankan prinsip-prinsip yang tidak boleh diboncengi
oleh kepentingan. Prinsip yang ada dalam pikiran saya ketika menjadi Ketua Umum PMII adalah
bagaimana membangun dan membesarkan organisasi yang saya pimpin sesuai aturan-aturan
yang berlaku baik umum atau khusus serta bagaimana meningkatkan kualitas kader dan
organisasi mampu memberikan perannya untuk andil dan bermanfaat demi kesejahteraan
masyarakat.
Dalam makalah ini saya juga ingin menyampaikan pengalaman saya ketika menjadi pimpinan
PMII Kutai Timur yang menunjukkan tingkat independensi saya, yaitu saya pernah melakukan
aksi untuk menyampaikan aspirasi masyarakat yang melibatkan banyak massa, dan pada waktu
tersebut, malam sebelum aksi saya ditekan oleh orang-orang yang mungkin khawatir akan
terusik dengan aksi mahasiswa untuk membatalkan aksinya. Tapi saya punya prinsip bahwa
PMII adalah organisasi yang independen, dan saya selaku pimpinan juga harus teguh dan
komitmen pada prinsip saya yaitu tidak akan terpengaruh oleh tekanan-tekanan kepentingan,
alhasil esok harinya saya tetap melakukan aksi untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.
Ketiga tingkat independensi saya bisa diukur dari kemandirian dalam aktifitas di pekerjaan
sehari-hari yang jauh dari kepentingan politik. Prinsip saya dalam bekerja yang saya terapkan
adalah saya harus taat pada pimpinan tapi dengan catatan apa yang ditugaskan kepada saya tidak
melanggar aturan yang berlaku. Hal ini menjadi prinsip saya karena saya mempunyai keyakinan
bahwa independensi merupakan bagian dari hak seseorang untuk bebas berfikir, berekspresi, dan
bertindak sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku. Dalam hal mengambil keputusan dikala
saya menghadapi tantangan dan tekanan kepentingan, saya akan mengkaji dan
mempertimbangkan dampak baik dan buruknya dengan tidak mengesampingkan aturan yang
berlaku.
Keempat, sikap independensi saya dapat diukur dari rasa nasionalisme yang saya punyai.
Kecintaan saya terhadap bangsa dan Negara membuat saya meletakkan kepentingan bangsa dan
Negara diatas kepentingan golongan atau pihak manapun, lebih-lebih kepentingan pribadi. Rasa
nasionalisme yang menjadi pemicu independensi tersebut selalu saya bawa dan perjuangkan
dalam banyak kesempatan selama perjalanan hidup saya. Sehingga sangat tidak mungkin
menghianati rasa tersebut saat ini atau di lain waktu.
Kelima Sikap saya ketika terdapat kepentingan partai politik tertentu meminta kepentingannya
diakomodasi dan jika tidak diakomodasi akan terjadi keguncangan politik yang besar, maka
langkah yang akan saya lakukan adalah yaitu menelaah kepentingan tersebut dengan cepat dan
tepat dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku dan mengkajinya secara logis, kemudian
bersikap mengambil keputusan yang benar.
IV. KOMPETENSI KEPEMILUAN
Kompetensi kepemiluan adalah kecakapan dan kemampuan mengenal penyelenggaraan pemilu.
Pentingnya Pemilu Dalam Negara Demokrasi
Dalam sebuah Negara demokrasi, Pemilihan Umum (pemilu) merupakan salah satu pilar utama
dari sebuah kehendak rakyat secara umum dan menyeluruh dalam kehidupannya. Konsep Negara
demokrasi pada dasarnya adalah mengutamakan kepentingan umum dari pada pribadi. Artinya
demokrasi merupakan bentuk pemerintahan dimana formulasi kebijakan, yang secara langsung
atau tidak ditentukan oleh suara mayoritas warga yang memiliki hak suara melalui wadah
pemilihan. Demokrasi berbicara soal kehendak rakyat, dan juga bisa dimaknai kebaikan
bersama. Untuk mewujudkan Negara demokratis, ada cara yang lazim dilakukan dalam memilih
calon wakil rakyat, yakni Pemilihan Umum (PEMILU). Pemilu merupakan salah satu pilar
utama dari sebuah proses terbentuknya Negara yang demokratis. Pemilu sekaligus merupakan
prosedur demokrasi untuk memilih pemimpin. Diyakini oleh sebagian besar masyarakat beradab
di muka bumi ini, pemilu adalah mekanisme pergantian kekuasaan (suksesi) yang paling bisa
mewakili kehendak rakyat, bila dibanding dengan cara-cara lain. Melalui pemilu, rakyat
menunjukkan kedaulatannya, dengan cara diberi hak yang sama dalam memilih pemimpin
seperti Presiden dan Wakil Presiden, Bupati/Walikota, anggota DPR/DPRD dan DPD. Dalam
proses pemilu tersebut, masyarakat juga diberi kesempatan yang sama baik untuk menjadi
pemilih ataupun calon wakil rakyat yang akan dipilih, baikt tingkat lokal maupun nasional.