Вы находитесь на странице: 1из 14

LEMBARAN KERJA MAHASISWA

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UIVERSITAS ANDALAS

Dosen : Syofyan, S.S.i, M.Farm, Apt


Pokok Bahasan: Konsep Promosi Kesehatan I
Topik 3 : pemberian vitamin pada orang sehat dan sakit

IDENTITAS MAHASISWA DAN TUGAS


Nama Refsya Azanti Putri
No Urut Absen 38
Kelompok C
Pertemuan ke 4
Hari/Tanggal JUMAT, 06 OOKTOBER 2017

URAIAN KASUS
Kelompok C

Pemberian vitamin pada orang sehat dan sakit


Instruksi:
a. Apa pentingnya vitamin pada kasus ini?
b. Jelaskan vitamin ini menurut ilmu farmasi
A. APA PENTINGNYA VITAMIN PADA KASUS INI
Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam
jumlah sedikit dan dibutuhkan jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang
normal. (Dorland, 2006).
Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan
kehidupan. Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolis, energi,
pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai
bagian dari enzim. Kontribusi suatu jenis makanan terhadap kandungan vitamin
makanan sehari-hari bergantung pada jumlah vitamin yang semula tedapat dalam
makanan tersebut, jumlah yang rusak pada saat panen atau penyembelihan,
penyimpanan, pemrosesan dan pemasakan (Almatsier, Tanpa tahun).
Atas dasar kelarutannya, vitamin dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K), dan
2. Vitamin larut dalam air (B dan C).
Vitamin yang larut dalam air, jika jumlahnya berlebihan tidak membahayakan
karena kelebihan vitamin akan dikeluarkan melalui urine. Tetapi bila vitamin yang
larut dalam lemak jumlahnya berlebihan, tidak dapat dikeluarkan melalui urine tetapi
disimpan dalam sel-sel adiposa dan dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh.
Tanpa vitamin manusia juga akan mengalami gangguan kesehatan, kekurangan
vitamin dapat menyebabkan atau memperbesar peluang terkena berbagai jenis penyakit
pada tubuh kita. Seperti halnya unsur zat gizi lainnya, vitamin juga memiliki fungsi
atau mamfaat yang amat penting dalam tubuh manusia. Kekurangan vitamin membuat
tubuh mengalami ketidakseimbangan gizi yang pada akhirnya menimbulkan penyakit.

2. Kondisi Khusus Yang Membutuhkan Vitamin


a. Ibu sedang hamil dan ibu sedang menyusui karena mereka membutuhkan gizi
yang lebih dari orang biasa terutama vitamin dan mineral. Dokter umumnya
menganjurkan asam folat dan zat besi untuk memenuhi fisiologisnya.
b. Individu dengan penyakit tertentu atau gangguan tertentu membutuhkan
kebutuhan gizi yang juga lebih dari AKG (Angka Kecukupan Gizi) yang
dianjurkan terutama vitamin tertentu. Misalnya mereka yang beresiko
berpenyakit Cronic Heart Disease(CHD) dan stroke yang dianjurkan
menggunakan suplemen yang mengandung vitamin B dan asam folat. Juga pada
mereka yang mempunyai gangguan penyerapan lemak, akan menurunkan
kemampuan menyerap vitamin larut lemak
c. Individu yang harus minum obat untuk mencegah beberapa penyakit dapat
kekurangan vitamin tertentu. Misalnya minum antibiotik dapat mematikan
bakteri usus dan menurunkan produksi vitamin K. Pada keadaan demikian,
kebutuhan vitamin tersebut harus dibeli dengan resep dari dokter.
d. Merokok dan minum alkohol juga meningkatkan kebutuhan akan vitamin
khususnya vitamin B
e. Lansia yang umumnya tidak terpenuhi kebutuhan gizinya sesuai dengan AKG,
khususnya kekurangan vitamin B6 dan vitamin D juga vitamin B12 karena
keterbatasan dalam gigi, lidah yang menurun kemampua nmengecapnya.
f. Orang yang tidak makan daging (vegan) perlu mengkonsumsi suplemen
vitamin B12
g. Individu yang harus berdiit dibawah 1200 Kalori agar turun berat badannya
(terutama atlet), memerlukan tambahan suplemen tertentu untuk memenuhi
AKG nya.
h. Individu yang secara fisik sangat aktif dan tidak cukup asupan gizinya
dibandingkan dengan kebutuhannya memerlukan suplemen.
i. Individu yang intoleran atau secara sengaja memang menghindari beberapa
jenis makanan/bahan makanan, seperti susu dan hasil olahnya, dapat
kekurangan vitamin khususnya B2 dan vitamin D
j. Individu yang makan cukup energinya tetapi rendah akan zat gizi mikro atau
cara pemasakan yang dapat merusak vitamin, akan baik kalau mendapatkan
suplemen vitamin dan mineral
k. Individu yang terpapar matahari dan kontaminan akan menimbulkan oksidasi
tubuh yang terjadi yang kemudian menghasilkan radikal bebas di dalam tubuh.
Hal ini akan dapat merusak sel terutama karena adanya oksidasi pada asam
lemak tak jenuh di tingkat sel dan membran sub sel. Suplemen vitamin C dan
vitamin E dapat mengurangi keadaan ini.
l. Individu yang banyak kehilangan darah termasuk besi, misalnya pada wanita
saat melahirkan atau haid, memerlukan suplemen karena mereka umumnya
sulit mendapatkan zat gizi dari makanan. Karena itu mereka perlu suplemen
4. Pentingnya Pengetahuan Akan Potensi Interaksi Dengan Obat Lain
1. Interaksi antara isoniazid dengan vitamin B6 yaitu isoniazid menurunkan efek
vitamin B6 jika penggunaan dosis INH >10 mg/kg/hari dan supplemen vitamin B6
50-100 mg /hari. Mekanisme interaksi isoniazid dengan vitamin B6 tidak spesifiks
ehingga tidak dapat dikategorikan dalam mekanisme farmakokinetik maupun
farmakodinamik, interaksi isoniazid dan vitamin B6 termasuk dalam kategori
signifikansi klinis minorsehingga penggunaan kedua obat ini dapat diberikan
karena efek yang dihasilkan ringan, oleh karena itu terapitambahan tidak
diperlukan(Medscape, 2016).
2. Vitamin merupakan bagian penting dari makanan dan dibutuhkan untuk
sintesis protein dan lemak, keduanya merupakan komponen vital dari system
enzim yang memetabolisasi obat. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa
perubahan dalam level vitamin, terutama defisiensi, menyebabkan perubahan
dalam kapasitas memetabolisasi obat. Contohnya :
a) Vit A dan vit B dengan antacid, menyebabkan penyerapan vitamin
berkurang.
b) Vit C dengan besi, akibatnya penyerapan besi meningkat.
c) Vit D dengan fenitoin (dilantin), akibatnya efek vit D berkurang.
d) .Vit E dengan besi, akibatnya aktivitas vit E menurun.(Harkness, 1989)
e) Gabapentin - vitamin B12, Gabapentin menurunkan kadar vitamin B12
dengan menghambat absorpsi di saluran cerna.
f) Metformin - vitamin B12 (Sangobion), Metformin menurunkan kadar vitamin
B12 dengan mekanisme interaksi yang tidak spesifik.
g) Metformin - asam folat (Sangobion), Metformin menurunkan kadar asam folat
dengan mekanisme interaksi yang tidak spesifik

B. JELASKAN VITAMIN INI MENURUT ILMU FARMAS

Menurut Almatsier (2009), Berdasarkan karakteristik fisiknya vitamin yang


dibutuhkan oleh manusia dibagi menjadi 2 (dua), yaitu vitamin larut lemak, seperti
vitamin A, D, E, K dan vitamin larut air, seperti vitamin C, Thiamin, Riboflavin,
Niasin, Biotin, Asam pantotenat, Vitamin B6, Vitamin B12 dan folat.
A. VITAMIN LARUT LEMAK :
1. Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin
yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di
malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina.
Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya
matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A,
antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan
kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning,
seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya). Apabila terjadi defisiensi
vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu,
penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran
pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat.
Kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh.
Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan rambut,
kulit kering bersisik, dan pingsan. Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut,
kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan kerabunan,
terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi kulit.
Terdapat sejumlah obat yang berpotensi menimbulkan reaksi tidak diinginkan
jika dikonsumsi bersamaan dengan vitamin A. Beberapa di antaranya meliputi:
 Orlistat yang biasanya digunakan untuk membantu menurunkan
berat badan.
 Pil KB.
 Obat pengencer darah, contohnya warfarin.
 Bexarotene, retinoid yang digunakan untuk menghambat
pertumbuhan sel-sel kanker.
 Cholestyramine, obat yang berfungsi meningkatkan pembuangan
asam empedu.
 Acitretin, retinoid yang digunakan dalam menangani psoriasis
parah.
 Tretinoin, obat untuk menangani jerawat.
 Isotretinoin, retinoid yang digunakan untuk mengobati jerawat batu
yang parah.
2. Vitamin D
Vitamin D merupakan vitamin yang dapat diperoleh dari makanan atau
diproduksi dari kulit manusia yang terkena sinar matahari pagi dan sangat
berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia.
Karena dapat disintesis didalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan
vitamin, tapi suatu prohormon (Almatsier, Tanpa tahun). Terdapat dua bentuk
vitamin D yang penting bagi manusia, yaitu vitamin D2 dan vitamin D3.
Vitamin D2 dan D3 larut dalam lemak dan pelarutnya tidak larut dalam air,
stabil terhadap panas, asam, alkali, dan oksidasi (Astuti dan Gardjito, 1986).
Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan
kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di
samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan
mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya
unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Untuk mencegah
penyakit Inggris (Rickets), absorpsi Ca dalam usus cukup, kecepatan
pertumbuhan normal dan mineralisasi tulang berjalan normal pada bayi,
asupan vitamin D sekitar 300-400 mg/hari. Untuk dapat hidup sehat baik pada
bayi, anak-anak maupun dewasa sebaiknya dalam diet mengandung 400 mg
vitamin D setiap hari.
Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare,
berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan. Vitamin
D dapat berinteraksi dengan obat dan produk berikut ini:
 Aluminium hydroxide and oxide
 Cholestyramine
 Colestipol
 Digoxin
3. Vitamin E
Bentuk vitamin E merupakan kombinasi dari delapan molekul yang
sangat rumit yang disebut ’tocopherol’. Tocopherol tidak larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut lemak seperti minyak, lemak, alkohol, aseton, eter dan
sebagainya. Karena tidak larut dalam air, vitamin E dalam tubuh hanya dapat
dicerna dalam empedu hati (Shella, 2009). Vitamin E stabil pada pemanasan
namun akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bersifat basa jika
tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100o C. Bila
terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan
bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap (Shella,
2009).
Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan
minyak tumbuh-tumbuhan. Dosis minimum vitamin E untuk orang dewasa
tidak diketahui secara pasti, mungkin tidak diketahui secara pasti, mungkin
antara 3-6 IU per hari. Anjuran intake tokoperol untuk bayi yang lahir dengan
berat kurang adalah 3 mg atau 4,5 IU; tokoperol per lt formula yang
mengandung 3,5 % lemak (jenuh dan tidak jenuh). Kekurangan vitamin E
dapat menyebabkan kemandulan baik bagi pria maupun wanita, hemolysis
eritrodit, gangguan saraf dan otot, nyeri, penuaan dini. Kelebihan vitamin E
dapat memicu sakit kepala, penglihatan kabur, perut kembung dan diare.
Vitamin E dapat berinteraksi dengan obat dan produk berikut ini:
 Cyclosporine
 Niacin
 Oral contraceptive pills
 Warfarin
4. Vitamin K

Vitamin K dikenal sebagai vitamin anti pendarahan (anti hemorrhagic); berada


dalam dua bentuk yaitu vitamin K1 atau disebut phyloquinon terdapat dalam makanan
terutama sayuran dan K2 atau menaquinon, aktivitasnya ¾ nya vitamin K1 berasal
dari usus manusia. Vitamin ini disintesa oleh bakteri dalam usus.

Vitamin K ditemukan dalam berbagai makanan termasuk sayur-sayuran


berdaun hijau, daging, dan produk susu. Vitamin K juga dapat berasal dari bakteri di
usus yang mensintesis vitamin K yang kemudian diserap dan disimpan dalam hati.
Kekurangan vitamin K jarang terjadi tetapi jika terjadi kekurangan vitamin K maka
dapat menyebabkan masalah dengan pendarahan dan pembekuan darah. Dokter
mungkin akan meresepkan vitamin K jika hal ini terjadi. Vitamin K juga sering
diberikan secara rutin kepada bayi yang baru lahir untuk mencegah masalah
pendarahan. Keracunan vitamin K sangat jarang terjadi kecuali bagi mereka yang
konsumsi suplemen vitamin K berlebih. Gejala keracunan vitamin K dapat berupa
hemolisis sel darah merah, penyakit kuning dan kerusakan otak.

Pada umumnya, dosis untuk mengobati defisiensi vitamin K pada orang dewasa
adalah 10-40 mg per hari. Sedangkan pada anak-anak, silakan tanya kepada dokter.
Penentuan dosis suplemen vitamin K tergantung pada tingkat keparahan defisiensi serta
respons tubuh terhadap suplemen ini.Sementara itu, untuk mengatasi perdarahan, dosis
vitamin K akan ditentukan oleh dokter yang menangani kasus tersebut di rumah sakit

Terdapat sejumlah obat yang berpotensi menimbulkan reaksi tidak diinginkan


jika dikonsumsi bersamaan dengan vitamin K. Beberapa di antaranya meliputi:

 Antibiotik.
 Antikoagulan.
 Salisilat.

Beberapa efek samping yang mungkin saja terjadi setelah menggunakan suplemen
vitamin K adalah:

 Berkeringat.
 Pusing.
 Perubahan pada indera pengecap.
 Kulit (terutama pada wajah dan leher) terasa merah, panas, atau kesemutan.

B. VITAMIN LARUT AIR :

1. Vitamin B1 (Tiamin)

Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di


dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas.

Vitamin B1 (tiamin) berperan penting untuk mempertahankan fungsi saraf dan


jantung . Vitamin B1 adalah salah satu dari delapan vitamin yang larut dalam air dari
keluarga vitamin B kompleks. Banyak fungsi tubuh yang memerlukan vitamin B1,
termasuk pencernaan, metabolisme karbohidrat, fungsi otot, dan sistem saraf. Vitamin
ini membantu dalam mengkonversi karbohidrat menjadi glukosa, yang pada akhirnya
digunakan untuk menghasilkan energi untuk berbagai fungsi tubuh

Ragi dan hati adalah sumber terkaya dari vitamin B1. Sereal gandum, beras,
gandum dan kacang merah juga kaya akan vitamin ini. Bahan makanan lain yang
mengandung vitamin B1 adalah asparagus, kentang, jamur, bayam, tuna, kacang
hijau, dan biji bunga matahari, tomat, kubis dan terong. Selama memasak atau
pendinginan makanan yang terlalu lama, mungkin akan menghancurkan Vitamin B1.

Beberapa gejala awal kekurangan vitamin B1 mungkin termasuk lesu, lemas


marah, kehilangan memori, sulit tidur atau nafsu makan berkurang, penurunan berat
badan, gangguan pencernaan atau sembelit, serta nyeri otot betis. Jika tidak diobati
mengakibatkan penyakit beri-beri, ditandai dengan gangguan saraf, jantung, dan
kelainan otak. Namun gejala-gejalanya mungkin bentuknya bisa berbeda-beda.
Sedangan jika terjadi toksisitas Vitamin B1 akan menyebabkan ruam kulit, agitasi,
palpitasi jantung dan hipertensi.

Untuk mengatasi defisiensi vitamin B1, dosis umumnya adalah 50-300 mg per
hari. Dosis dan lama konsumsi vitamin B1 akan berdasarkan tingkat keparahan
kondisi dan respons tubuh setelah beberapa saat memulai pengobatan. Pengobatan
bisa berjalan selama tiga hingga enam bulan. Efek samping yang bisa terjadi adalah
iritasi kulit dan reaksi alergi. Untuk interaksi obat, Tiamin dilaporkan mungkin
meningkatkan efek dari agen neuromuscular bloker.

2. Vitamin B2 (Riboflavin)

Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh


manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim
flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida
(adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi
energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam
pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong
pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin
B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan
susu. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering
bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.
Vitamin B2 / Riboflavin dapat menyebabkan urine memiliki warna yang lebih
kuning dari biasanya, terutama jika dosis besar diambil. Meskipun begitu, hal ini tidak
perlu dikhawatirkan, sedangkan efek samping lainya jarang terjadi.
3. Vitamin B3 (Niacin)

Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting
dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan
protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar
gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis
senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk
salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi,
hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan
lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum
dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami
kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.

4. Vitamin B5 (Pantothenic Acid)


Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam
tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis
metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak.
Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf
pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan
hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan
hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti
sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin
B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang
akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.

5. Vitamin B6 (Pyridoxine)
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang
esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa
koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis
asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan
dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan
tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini
merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak
terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan
vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan
insomnia.
6. Vitamin B9 (asam folat)
Sumber Vitamin B9 terdapat dalam sayuran hijau, kentang, buah-buahan, daging,
hati, telur dan ikan. Fungsi Vitamin B9 penting untuk pembentukan butir-butir darah
merah dan metabolisme makanan menjadi energi. Defisiensi vitamin B9 berupa
anemia. Efek samping jarang terjadi berupa demam, ruam kulit dan gatal-gatal.
Aturan pemakaian:
Anak-anak : 50-300 mcg sehari
Dewasa : 400 mcg sehari
Wanita hamil : 800 mcg sehari
Wanita menyusui : 600 mcg sehari

7. Vitamin B12 (sianokobalamin)


Sumber Vitamin B12 banyak terdapat dalam ikan, kuning telur, susu, keju dan
daging. Sifat mudah rusak oleh alkali, asam, cahaya dan oksidasi. Fungsi vitamin B12
penting untuk sintesa hemoglobin dan sel darah merah. Defisiensi gejala yang timbul
yaitu anemia, gangguan pencernaan, kerusakan saraf. Efek yang tidak diinginkan ruam
kulit dan gatal-gatal
Aturan pemakaian:
Anak-anak : 0,3-2,0 mcg sehari
Dewasa : 3,0 mcg sehari
Wanita hamil : 4,0 mcg sehari
Wanita menyusui : 4,0 mcg sehari

8. Vitamin C
Sumber Sayuran hijau seperti kol, tomat dan kentang serta buah-buahan terutama
jeruk, hati dan hanya sedikit dalam susu sapi dan daging. Sifat Vitamin C mudah
teroksidasi dan dalam penyimpanan mudah rusak. Vitamin C tidak stabil terhadap
panas, sehingga bahan makanan yang dimasak terlalu lama menyebabkan vitamin C
menjadi rusak
Fungsi vitamin C terutama adalah untuk pembentukan zat pengikat dalam tulang
dan tulang rawan, sekitar pembuluh darah kapiler dan kolagen yang sangat diperlukan
bagi jaringan. Bila sintesa kolagen terganggu pada defesiensi vitamin C, maka mudah
terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah yang berakibat pendarahan
Defisiensi vitamin C kadang-kadang terjadi pada bayi yang minum susu botol.
Gejalanya berupa pendarahan disekitar mata dan paha, juga pada gusi dan dibawah
kulit. Kemudian timbul luka yang sukar sembuh dan akhirnya gigi lepas. Keadaan ini
disebut sindrom skorbat.
Hal yang perlu diperhatikan adalah efektivitas penggunaan vitamin C mega dosis
untuk pengobatan penyakit tertentu dan peningkatan daya tahan tubuh belum terbukti
secara pasti
Aturan pemakaian:
Dewasa : 250 mg, 2xsehari
Bayi : 100 mg, 1x sehari
Pencegahan : 50-100 mg sehari

Gangguan Kesehatan Akibat Konsumsi Vitamin C Berlebihan


1. Risiko Diare dan Muntah-muntah
Tergolong zat yang mudah larut, sisa pencernaan vitamin C yang tidak dibutuhkan
oleh tubuh akan dilarutkan melalui air seni. Sisa pencernaan vitamin C berlebih yang
disalurkan melewati usus untuk dibuang justru menimbulkan permasalahan pada
pencernaan
2. Penyakit Batu Ginjal
Mengonsumsi vitamin C secara berlebihan akan meningkatkan oksalat dalam urin.
Hal tersebut dapat menghasilkan batu ginjal kalsium oksalat.
3. Risiko Diabetes
Memiliki efek kadar gula dalam darah, konsumsi vitamin C berlebih berisiko
menimbulkan penyakit diabetes. Bagi Anda yang sudah terjangkiti diabetes sebaiknya
perlu memerhatikan asupan suplemen vitamin C Anda.
4. Gangguan pada Proses Pengobatan Kanker
Vitamin C diketahui sebagai salah satu pencegah tumbuhnya kanker. Namun
ternyata jika vitamin C mengalami kelebihan, vitamin C dapat menjadi penghambat
dari proses penyembuhan penyakit kanker.
5. Gangguan pada Kulit
Pemberian vitamin C secara langsung pada kulit akan memicu timbulnya alergi,
ruam dan iritasi pada kulit jika tidak tepat dosis.
C. FLOWCHART

Vitamin Larut Lemak dan


Larut air Fungsi

Sumber

vitamin

defisiensi Kondisi khusus

interaksi kelebihan
REFERENSI

Departemen Kesehatan. 1997.Kompendia Obat Bebas. Direktorat Jenderal


Pengawasan Obat dan Makanan, Edisi 2.

Djaeni, A. 1989. Ilmu Gizi. Erlangga, Jakarta.

Medscape, 2016. Drug Interaction Checker (Online),


http://reference.medscape.com/drug interactionchecker, diakses tanggal 24 Desember
2016.

Harkness Richard, diterjemahkan oleh Goeswin Agoes dan Mathilda


B.Widianto.(1989.).Interaksi obat. Bandung: Penerbit ITB.

Wanamaker ,Boyce P., Kathy, Lockett Massey. (2009). Applied Pharmacology


for Veterinary Technicians, 4th Edition. Canada,USA: Saunders Elsevier.

The Academy of Managed Care Pharmacy‘s Concepts in Managed Care


Pharmacy, www.prxn.com/docs/PRxN%20DUR.pdf. Diakses 28 Januari 2013.

Runciman WB, Roughead EE, Semple SJ, Adams RJ. Adverse drug events and
medication errors in Australia. Int J Qual Health Care. 2003 Aug 14.

Вам также может понравиться