Вы находитесь на странице: 1из 41

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU S. M.

DENGAN IBU PENDERITA


HIPERTENSI DI DESA LAM KLAT KEC. DARUSSALAM
KAB. ACEH BESAR

A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga(KK) : Ibu S. M. (50 Tahun)
2. Pekerjaan : Tani
3. Alamat dan telepon : Desa Lam Klat Kec. Darussalam Kab. A. Besar
4. Komposisi keluarga dan genogram :

Hubungan Umur
No Nama JK Pendidikan Keadaan
dengan KK (thn)
Meninggal
1 Alm. I. A. L Suami - -
Dunia
2 M. Z. L Anak I 18 MAN Sehat
3 Z L Anak II 15 MTsN Sehat
4 I. H. P Anal III 13 MTsN Sehat
5 R. H. L Anak IV 12 SMP Sehat

Genogram :
Tn. A Ibu H Tn. SAW Ibu HS

Tn. H Tn. M Tn. I Ibu R Tn. M Ibu SM Tn. SH Tn.SA IbuSR Ibu SMA
(60 thn) (55 thn) (53 thn) (50 thn) (50 thn) (48 thn) (44 thn)

MZ Z IH RH
(18 thn) (15 thn) (13 thn) (12 thn)

Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Keluarga
: Hipertensi
5. Tipe Keluarga :
Keluarga Ibu SM merupakan single family atau keluarga dengan orang tua tunggal
dimana Ibu SM merupakan ibu sekaligus kepala keluarga.

6. Suku Bangsa :
Keluarga Ibu SM merupakan suku Aceh.

7. Agama :
Seluruh anggota keluarga Ibu SM beragama Islam.

8. Status Kelas Sosial Keluarga :


a. Status ekonomi:
Status ekonomi keluarga Ibu SM menurut BKKBN (1996) termasuk keluarga
Sejahtera I, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya
seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi
lingkungan tempat tinggal, dan transportasi. Menurut Ibu SM pendapatannya
sebagai petani tidak tetap dan banyak dibantu oleh saudara setiap bulannya.
b. Mobilitas sosial :
Keluarga dari pihak Alm. Suami Ibu SM merupkan penduduk asli di Desa
Lamklat. Sedangkan Ibu SM berasal dari Seulimum. Setelah menikah Ibu SM
tinggal di desa Lamklat sampai sekarang.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Ibu SM merupakan keluarga dengan anak tertua adalah usia remaja.
2. Tingkat pencapaian tugas perkembangan keluarga :
Menurut Ibu SM keempat orang anaknya saat ini berusia remaja. Anak tertua MZ
(18 tahun) sering tidak masuk sekolah sehingga membuat Ibu SM merasa susah.
3. Riwayat keluarga inti :
Menurut Ibu SM, saat ini ia menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) yang
sudah dialami sejak 1 tahun yang lalu. Ibu SM sudah berobat ke rumah sakit dan
puskesmas, namun penyakitnya belum juga sembuh. Selama pengkajian tampak
ibu SM tampak tegang, ekspresi ansietas dan tremor.
4. Riwayat keluarga sebelumnya (riwayat keluarga asal dari kedua orang tua) :
Ibu SM berkata almarhum suaminya Tn. IA meninggal karena serangan jantung.
Ayah dan Ibu dari Ibu SM sebelum meninggal dunia juga menderita hipertensi.

C. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah Ibu SM merupakan bangunan permanen dengan luas lantai 7 x 6 m 2.
Rumah tersebut memiliki 2 (dua) kamar tidur yang salah satunya berubah fungsi
menjadi dapur, sehingga keluarga Ibu SM hanya memiliki 1 (satu) kamar tidur
yang digunakan oleh Ibu SM dan anak perempuannya. Sedangkan 3 (tiga) orang
anak laki-laki tidur di ruang tamu. Tidak ada ruang khusus keluarga dan kamar
mandi beserta WC hanya 1 (satu) yang letaknya terpisah dengan rumah induk.
Kondisi rumah kotor dan udara terasa pengap. Terdapat 2 (dua) jendela gandeng
(2 jendela) di kamar tamu ukuran @ 40 x 60 cm, 2 jendela gandeng di dapur dan
2 jendela gandeng di kamar tidur dengan ukuran yang sama. Kondisi dapur kotor
dan berbau tidak sedap. Ibu SM mengatakan bahwa selama sakit ia jarang
membersihkan rumah karena merasa lelah.
Adapun denah rumah Ibu SM adalah sebagai berikut :

Kamar
Mandi &
WC

Dapur

7m Ruang
Tamu

Kamar
Tidur

6m
2. Karakteristik tetangga dan masyarakat
Tetangga dan masyarakat di sekitar rumah Ibu SM adalah bersuku Aceh, sehingga
menjalankan adat istiadat Aceh. Hubungan dengan tetangga menurut Ibu SM baik.

3. Mobilitas geografis keluarga


Sejak perkawinan Ibu SM dengan suaminya, mereka sudah tinggal di Desa Lam
Klat Kec. Darussalam Kab. Aceh Besar.

4. Keterlibatan keluarga dalam perkumpulan dan interaksi dengan masyarakat


Menurut Ibu SM, sebelum menderita penyakit darah tinggi ia aktif mengikuti
pengajian di meunasah yang diadakan setiap hari Jum’at pukul 14.00 WIB. Akan
tetapi selama sakit kegiatan pengajian sudah jarang diikuti oleh Ibu SM.

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
a. Tingkat komunikasi fungsional dan disfungsional :
Menurut Ibu SM, komunikasinya dengan anak-anak dan komunikasi antar
sesama anak-anaknya berjalan dengan baik menggunakan Bahasa Aceh.
Semua ucapan Ibu SM kepada anak-anaknya ataupun sebaliknya dapat
dimengerti dengan baik oleh kedua belah pihak.
b. Tingkat penyampaian dan ekspresi pesan emosional (afektif) :
Menurut Ibu SM jika ia sedang marah kepada anak-anaknya, maka ia akan
menunjukkan ekspresi wajah marah sehingga anak-anaknya tahu kalau
ibunya sedang marah. Ekspresi wajah ibu SM tampak ansietas.
c. Karakteristik komunikasi dalam subsistem keluarga :
Menurut Ibu SM, komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka. Maksud
pembicaraan disampaikan secara jelas oleh Ibu SM kepada anak-anaknya
ataupun sebaliknya.
d. Area komunikasi yang dekat/akrab
Menurut Ibu SM tidak ada tempat khusus di dalam rumah untuk keluarganya
berbincang-bincang. Pembicaraan dilakukan dimana saja.

2. Struktur kekuatan keluarga


a. Distribusi bentuk kekuatan dalam keluarga
Keluarga Ibu SM memiliki 4 (empat) orang anak usia remaja yang dalam
kondisi sehat sehingga dapat membantu Ibu SM dalam mengurusi rumah
tangga selama ia sakit.
b. Proses pengambilan keputusan
Menurut Ibu SM, pengambil keputusan dalam keluarganya adalah dirinya
sebagai kepala keluarga.
c. Dasar kekuatan dalam keluarga
Menurut Ibu SM, dasar kekuatan dalam kelaurganya disamping ia memiliki 4
(empat) orang anak usia remaja dalam kondisi sehat, keluarganya juga dibantu
oleh saudara-saudara dari pihak keluarga orang tua Ibu SM baik dari segi
materi maupun dukungan psikologis.

3. Struktur peran
Menurut Ibu SM, ia didalam keluarga memiliki peran sebagai ibu dan sekaligus
juga sebagai kepala keluarga yang harus mencari nafkah untuk keempat orang
anaknya. Kemudian 4 (empat) orang anak Ibu SM semuanya masih bersekolah dan
tidak dapat membantu Ibu SM dalam mencari nafkah.

4. Nilai atau norma keluarga


a. Perbandingan antara nilai-nilai keluarga dengan nilai-nilai masyarakat :
Tidak ada perbedaan nilai-nilai antara keluarga Ibu SM dengan nilai-nilai yang
ada didalam masyarakat. Keluarga Ibu SM merupakan suku Aceh yang sama
dengan masyarakat ditempat ia tinggal.
b. Perbedaan sistem nilai :
Tidak terdapat perbedaan sistem nilai antara keluarga Ibu SM dengan
masyarakat.
c. Konflik nilai dalam keluarga :
Tidak ada.
d. Efek terhadap status kesehatan keluarga :
Tidak ada nilai atau norma yang berpengaruh terhadap status kesehatan
keluarga.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi efektif :
Ibu SM mengatakan bahwa ia merasa tidak berdaya membesarkan keempat orang
anaknya sendirian dengan kondisi dirinya yang sedang sakit. Namun hubungan Ibu
SM dengan anak-anaknya sangat dekat dan mereka merasa saling memiliki satu
sama lainnya.

2. Fungsi sosialisasi :
Menurut Ibu SM, hubungannya dengan anak-anak dan antar sesama anaknya
terjalin dengan baik. Ibu SM mengatakan bahwa ia berusaha mengasuh anak-anak
sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Ibu SM mengatakan bahwa ia
merasa belum maksimal dalam mengasuh anak-anaknya karena harus dilakukan
seorang diri dan dalam keadaan sakit. Ibu SM juga mengatakan bahwa ia tidak
dapat mengikuti kegiatan masyarakat yang ada di tempatnya tinggal karena sedang
sakit.

3. Fungsi perawatan kesehatan


a. Kepercayaan, nilai dan perilaku kesehatan :
Perilaku kesehatan terhadap kebersihan lingkungan rumah kurang, rumah
dalam keadaan kotor.
b. Definisi sehat-sakit dan tingkat pengetahuan keluarga :
Ibu SM mengetahui bahwa ia sedang menderita penyakit darah tinggi. Ketika
ditanya tentang pengertian, penyebab, gejala dan penanganan penyakit
hipertensi, Ibu SM mengatakan ia tidak mengetahuinya.
c. Persepsi keluarga tentang status kesehatan dan kerentanan terhadap penyakit
Ibu SM dan anak-anaknya tidak mengetahui bahwa penyakit darah tinggi dapat
diturunkan ke anak-anaknya.
d. Perilaku nutrisi keluarga
1) Keadekuatan diet keluarga (food history record selama 3 hari) :
Jenis makanan yang dimakan selama 3 hari adalah nasi, sayur dan
ikan/telur. Tidak ada buah-buahan dan susu. Ibu SM tidak mengetahui
jenis makanan yang pantang dimakan oleh penderita hipertensi.

2) Fungsi waktu makan dan sikap terhadap waktu makan :


Keluarga tidak pernah makan bersama. Frekwensi makan 3 kali sehari
dengan waktu yang tidak terpola.
3) Perilaku pembelian makanan :
Kebisaaan jajan anak-anak di warung dekat rumah.
4) Penanggung jawab dalam perencanaan, pembelian dan persiapan
makanan:
Tidak ada perencanaan menu makanan.

e. Kebisaaan tidur dan istirahat :


Ibu SM selama sakit lebih banyak istirahat dan tidur. Sedangkan anak-anak
hanya tidur pada malam hari mulai pukul 10.00 s/d 06.00 WIB. Tidak ada
kebisaaan tidur siang pada anak-anak.

f. Aktifitas fisik dan rekreasi


Menurut Ibu SM tidak ada kebisaaan olah raga teratur pada keluarga dan
keluarga hamper tidak pernah rekreasi bersama sejak suami Ibu SM meninggal
dunia 4 tahun yang lalu.

g. Penggunaan obat, alkohol, atau tembakau


Ibu SM sedang mengkonsumsi obat untuk penyakit darah tinggi yang
diperoleh dari puskesmas, yaitu captopril, HCT dan antasida. Ibu SM juga
mengatakan bahwa anaknya MZ (18 tahun) sudah merokok.

h. Peran keluarga dalam perilaku perawatan kesehatan :


1) Keluarga tidak mengetahui pengertian, penyebab dan gejala dari penyakit
hipertensi yang diderita Ibu SM.
2) Keluarga memperoleh pengobatan terhadap penyakit hipertensi dari
puskesmas, tetapi tidak mengetahui tindakan lainnya untuk mengurangi
gejala hipertensi yang diderita Ibu SM.
3) Keluarga tidak melakukan tindakan apapun selain memberikan obat untuk
merawat penyakit hipertensi yang diderita Ibu SM.
4) Keluarga tidak mengerti cara memodifikasi lingkungan rumah yang
menguntungkan untuk perawatan penyakit hipertensi yang diderita Ibu
SM.
5) Keluarga sudah memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan
menggunakan program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) untuk mengobati
penyakit hipertensi yang diderita Ibu SM.

i. Tindakan pencegahan yang dilakukan keluarga :


Ibu SM mengatakan bahwa ia dan anak-anaknya tidak melakukan upaya
lainnya selain inum obat dari puskesmas untuk mengatasi penyakit hipertensi.

j. Terapi komplementari dan alternatif :


Tidak ada pengobatan alternative lainnya yang dilakukan oleh Ibu SM untuk
mengobati hipertensi.

k. Riwayat kesehatan keluarga :


Ibu SM pernah dirawat di rumah sakit karena hipertensi pada bulan Juli 2013
selama 1 minggu. Penyakit yang pernah diderita oleh anak-anak Ibu SM
adalah demam, batuk dan pilek.

l. Pemanfaatan pelayanan kesehatan :


Keluarga Ibu SM sudah memiliki kartu JKA untuk berobat ke fasilitas
pelayanan kesehatan milik pemerintah.

m. Persepsi terhadap pelayanan kesehatan :


Ibu SM mengatakan bahwa ia bersyukur dengan adanya program JKA yang
dapat membantu keluarganya dalam memelihara kesehatan.

n. Pelayanan kesehatan untuk kondisi kegawatdaruratan :


Menurut ibu SM, untuk keadaan gawat darurat keluarganya bisaa pergi ke
puskesmas dekat dengan tempat tinggalnya.

o. Sumber pembayaran pelayanan kesehatan :


Keluarga Ibu SM menggunakan program JKA sebagai sumber pembiayaan
pelayanan kesehatan.
p. Akses terhadap pelayanan kesehatan :
Menurut Ibu SM, jarak dari rumahnya ke puskesmas dapat terjangkau walau
harus menggunakan angkutan umum.
F. Stres dan koping keluarga
1. Stressor, kekuatan dan persepsi keluarga :
a. Stressor yang sedang dialami keluarga :
Saat ini yang menjadi permasalahan dalam keluarga menurut Ibu SM adalah
kondisinya yang sedang sakit darah tinggi sehingga tidak dapat mencari nafkah
untuk keluarganya.
b. Kekuatan yang dapat mengimbangi stressor :
Ada bantuan biaya untuk kebutuhan sehari-hari dari saudara Ibu SM walaupun
tidak rutin dan jumlahnya tidak cukup.

c. Persepsi keluarga terhadap situasi yang sedang dialami :


Ibu SM mengatakan bahwa yang dialami oleh keluarganya saat ini merupakan
cobaan dari Allah SWT dan mereka hanya bisa pasrah menjalaninya.

2. Strategi koping keluarga


a. Reaksi keluarga terhadap stressor :
Menurut Ibu SM, keluarganya hanya bisa pasrah menghadapi masalah
penyakit darah tinggi ini dan mengharapkan bantuan dari saudara Ibu SM.
Tetapi selama pengkajian Ibu SM menampakkan ekspresi ansietas dan tampak
murung.

b. Strategi koping internal :


Ibu SM mengatakan dalam menghadapi masalah saat ini ia bersama keempat
orang anaknya saling bertukar pendapat untuk mengatasi masalah tersebut.

c. Strategi koping eksternal :


Keluarga Ibu SM dalam mengatasi masalah penyakitnya menggunakan strategi
koping orang ketiga, yaitu Ibu SM meminta bantuan pada saudara-saudaranya
yang memiliki kemampuan finansial.

d. Strategi koping disfungsional (saat ini & masa lalu, tingkat penggunaan
koping) :
Ibu SM tampak ansietas dan gelisah selama pengkajian. Ia mengeluhkan
banyak hal tentang kondisi keluarganya saat ini.
3. Adaptasi keluarga
a. Adaptasi keseluruhan keluarga :
Ibu SM dalam menghadapi masalah penyakit hipertensi tampak ansietas.

b. Krisis keluarga :
Menurut Ibu SM masalah utama keluarganya saat ini adalah penyakit
hipertensi yang dideritanya dan masalah ekonomi.

G. Pemeriksaan Fisik
1. Ibu SM (50 tahun)
Keluhan : Kaku pada leher, pusing (sakit kepala), terasa kebas pada ekstremitas
atas dan bawah, susah tidur, merasa lelah dan lemah, jantung berdebar, mual dan
merasa tidak bertenaga.
Pemeriksaan fisik :
a. Tanda-Tanda Vital :
TD : 150/100 mmHg, nadi : 100 x/menit, respirasi rate : 24 x/menit,
temperature 37,8 oC.
b. Inspeksi :
Wajah tampak pucat (anemis), kelelahan dan lesu. Ibu SM tampak murung dan
ekspresi wajah ansietas dan gelisang.
c. Palpasi :
Nadi karotis dan temporal teraba kuat.
d. Auskultasi :
Bunyi jantung S1 > S2 (normal), denyut jantung 100 x/menit, tidak ada bunyi
jantung tambahan.

2. Anak MZ (18 tahun) :


Kondisi umum tampak baik, wajah tidak pucat, TB = 166 cm, BB = 53 kg, keluhan
tidak ada.

3. Anak Z (15 tahun) :


Kondisi umum tampak baik, wajah tidak pucat, TB = 156 cm, BB = 42 kg, keluhan
tidak ada.
4. Anak IH (13 tahun) :
Kondisi umum tampak baik, wajah tidak pucat, TB = 151 cm, BB = 42 kg, keluhan
tidak ada.
5. Anak RH (12 tahun) :
Kondisi umum tampak baik, wajah tidak pucat, TB = 148 cm, BB = 40 kg, keluhan
tidak ada.

Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1 Data Subjektif : Ketidakmampuan Ketidakefektifan mana-
a. Menurut Ibu SM, saat ini ia keluarga merawat jemen regimen terapi
menderita tekanan darah tinggi anggota keluarga keluarga terhadap pe-
(hipertensi) yang sudah dialami yang sakit hiper- nyakit hipertensi.
sejak 1 tahun yang lalu. tensi
b. Ibu SM sudah berobat ke rumah
sakit dan puskesmas, namun
penyakitnya belum juga
sembuh.
c. Ibu SM mengatakan tidak
mengetahui jenis makanan yang
pantang dimakan oleh penderita
hipertensi.
d. Keluarga memperoleh
pengobatan terhadap penyakit
hipertensi dari puskesmas,
tetapi tidak mengetahui
tindakan lainnya untuk
mengurangi gejala hipertensi
yang diderita Ibu SM.
e. Keluarga tidak melakukan
tindakan apapun selain
memberikan obat untuk
merawat penyakit hipertensi
yang diderita Ibu SM.
f. Menurut Ibu SM, keluarganya
hanya bisa pasrah menghadapi
masalah penyakit darah tinggi
ini dan mengharapkan bantuan
dari saudara Ibu SM.
g. Ibu SM mengeluh kaku pada
leher, pusing (sakit kepala),
terasa kebas pada ekstremitas
atas dan bawah, susah tidur,
merasa lelah dan lemah, jantung
berdebar, mual dan merasa tidak
bertenaga.

Data Objektif :
a. TD = 150/100 mmHg
b. Nadi = 100 x/menit
c. Wajah tampak pucat dan lesu
d. Nadi karotis dan temporal
teraba kuat.
No. Data Etiologi Masalah
2 Data Subjektif : Ketidakmampuan Sanitasi lingkungan
Ibu SM mengatakan bahwa selama keluarga untuk me- rumah yang buruk.
sakit ia jarang membersihkan modifikasi lingku-
rumah karena merasa lelah. ngan yang meng-
untungkan keseha-
Data Objektif : tan.
a. Rumah permanen.
b. Luas lantai 7 x 6 m2.
c. Rumah memiliki 2 (dua) kamar
tidur yang salah satunya
berubah fungsi menjadi dapur,
sehingga keluarga Ibu SM
hanya memiliki 1 (satu) kamar
tidur yang digunakan oleh Ibu
SM dan anak perempuannya.
Sedangkan 3 (tiga) orang anak
laki-laki tidur di ruang tamu.
d. Tidak ada ruang khusus
keluarga
e. Kamar mandi beserta WC
hanya 1 (satu) yang letaknya
terpisah dengan rumah induk.
f. Kondisi rumah kotor dan udara
terasa pengap.
g. Terdapat 2 (dua) jendela
gandeng (2 jendela) di kamar
tamu ukuran @ 40 x 60 cm, 2
jendela gandeng di dapur dan 2
jendela gandeng di kamar tidur
dengan ukuran yang sama.
h. Kondisi dapur kotor dan berbau
tidak sedap.

3 Data Subjektif : Ketidakmampuan Ansietas pada Ibu SM


a. Saat ini yang menjadi keluarga mengenal
permasalahan dalam keluarga strategi koping
menurut Ibu SM adalah yang tepat.
kondisinya yang sedang sakit
darah tinggi sehingga tidak
dapat mencari nafkah untuk
keluarganya.
b. Menurut Ibu SM, keluarganya
hanya bisa pasrah menghadapi
masalah penyakit darah tinggi
ini dan mengharapkan bantuan
dari saudara Ibu SM.
c. Keluarga Ibu SM dalam
mengatasi masalah penyakitnya
menggunakan strategi koping
orang ketiga, yaitu Ibu SM
meminta bantuan pada saudara-
saudaranya yang memiliki
kemampuan finansial.
d. Ibu SM mengatakan bahwa
yang dialami oleh keluarganya
saat ini merupakan cobaan dari
Allah SWT dan mereka hanya
bisa pasrah menjalaninya.
e. Ibu SM mengeluh kaku pada
leher, pusing (sakit kepala),
terasa kebas pada ekstremitas
atas dan bawah, susah tidur,
merasa lelah dan lemah, jantung
berdebar, mual dan merasa tidak
bertenaga.

Data Objektif :
a. Ekspresi tampak ansietas.
b. Gelisah
c. Tremor
d. Nadi : 100 x/menit.
e. Respirasi rate : 24 x/menit.
f. Denut jantung : 100x/mnt.

Scoring Masalah Keperawatan Keluarga


1. Ketidakefektifan manajemen regimen terapi keluarga Ibu SM terhadap hipertensi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Ibu SM dengan hipertensi.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Ketidakmampuan keluarga
Aktual merawat anggota keluarga yang
menderita hipertensi menjadi
stressor dalam keluarga dan
menimbulkan krisis.
Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Pengetahuan keluarga yang kurang
dapat diubah : tentang perawatan hipertensi
Hanya sebahagian menyebabkan manajemen regimen
terapi menjadi tidak adekuat.
Potensi masalah untuk 2/3 x 1 2/3 Ibu SM sudah mengetahui bahwa
dicegah : ia menderita darah tinggi, sehingga
Cukup menjadi potensi yang cukup untuk
meningkatkan pengetahuan tentang
perawatan penyakit hipertensi.
Menonjolnya masalah : 1/2 x 1 1/2 Keluarga tidak mengetahui dampak
Ada masalah, tetapi dari masalah hipertensi dan
tidak perlu segera perawatan yang harus dilakukan.
ditangani
Total Skor 3 1/6
2. Resiko terjadinya penyakit infeksi pada keluarga Ibu SM berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memelihara sanitasi lingkungan rumah.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Sanitasi lingkungan yang buruk
Resiko beresiko terjadinya penyakit infeksi
pada keluarga.
Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Luas rumah, jumlah kamar tidur
dapat diubah : dan dapur tidak sesuai dengan
Sebahagian syarat rumah sehat. Namun dengan
meningkatkan perilaku hidup
bersih, sanitasi lingkungan rumah
dapat ditingkatkan.
Potensi masalah untuk 1/3 x 1 1/3 Keluarga tidak menyadari dampak
dicegah : dari sanitasi lingkungan yang buruk
Rendah bagi kesehatan.

Menonjolnya masalah : 0/2 x 1 0 Keluarga tidak merasakan bahwa


Masalah tidak dirasakan slingkungan rumah yang kotor
dapat menimbulkan penyakit
infeksi.
Total Skor 2

3. Ansietas pada Ibu SM berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menggunakan


strategi koping yang tepat.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Strategi koping yang tidak adekuat
Aktual beresiko menyebabkan gangguan
psikologis.
Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Keluarga mengetahui sumber
dapat diubah : stressor, yaitu penyakit hipertensi
Sebahagian pada Ibu SM namun tidak
mengetahui strategi koping yang
harus digunakan.
Potensi masalah untuk 2/3 x 1 2/3 Keluarga tidak menyadari dampak
dicegah : dari stressor terhadap kesehatan
Cukup psikologis mereka.
Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 1 Strategi koping bukan menjadi
Masalah berat, harus fokus keluarga saat ini.
segera ditangani
Total Skor 3 2/3

Diagnosa Keperawatan Keluarga Berdasarkan Prioritas Masalah


No. Diagnosa Keperawatan Skor
Ansietas pada Ibu SM berhubungan dengan ketidakmampuan
1 3 2/3
keluarga menggunakan strategi koping yang tepat.
2 Ketidakefektifan manajemen regimen terapi keluarga Ibu SM 3 1/6
terhadap hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan ke-
luarga merawat Ibu SM dengan hipertensi
Resiko terjadinya penyakit infeksi pada keluarga Ibu SM
3 berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara 2
sanitasi lingkungan rumah.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI RENCANA


No
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR TINDAKAN
1 Ansietas pada ibu SM Setelah dilaku- Keluarga mampu : Verbal dan
berhubungan dengan kan pertemuan 1.1 Mengenal ma- Non Verbal 1.1 Keluarga mampu mengenal 1.1Jelaskan dan diskusikan
ketidakmampuan ke- sebanyak 5 kali salah ansietas masalah ansietas, yaitu : bersama keluarga ten-
luarga menggunakan keluarga mampu pada ibu SM, a. Menyebutkan pengertian tang :
menggunakan yaitu : ansietas adalah perasaan a. Pengertian ansietas.
strategi koping yang
strategi koping a. Pengertian. was-was, kuatir, atau tidak b. Tanda dan gejala
tepat. yang tepat untuk b. Tanda dan nyaman, seakan-akan ansietas.
menghadapi gejala c. Penyebab/stressor
terjadi sesuatu yang
ansietas. c. Penyebab/ ansietas.
stressor
dirasakan sebagai
ancaman.
b. Menyebutkan 3 dari 9 tanda
ansietas, yaitu :
- Cemas, khawatir, fira-
sat buruk, takut akan
pikirannya sendiri,
mudah tersinggung.
- Merasa tegang, tidak
tenang, gelisah, mu-
dah terkejut.
- Takut sendirian, takut
pada keramaian dan
banyak orang.
1.2 Mengambil ke- - Gangguan pola tidur, 1.2 Diskusikan bersama
putusan yang mimpi-mimpi yang keluarga alternative
tepat untuk me- menegangkan. tindakan yang dapat
ngatasi ansietas. dilakukan untuk me-
- Gangguan konsentrasi ngatasi ansietas pada
dan daya ingat. ibu SM.
1.3 Melakukan pe- - Keluhan-keluhan so- 1.3 Diskusikan bersama
rawatan pada matik, misalnya rasa keluarga cara merawat
ibu SM yang sakit pada otot dan ibu SM dengan
mengalami tulang, pendengaran ansietas, yaitu :
ansietas : berdenging (tinitus), a. Cara pencegahan
a. Menyebut- berdebar-debar, sesak ansietas.
kan teknik nafas, gangguan pen- b. Strategi koping yang
mengatasi cernaan, gangguan dapat digunakan
ansietas. perkemihan, sakit untuk mengatasi
b. Menyebut- kepala, gemetar dan ansietas.
kan dan sebagainya. c. Ajarkan dan
mempraktek c. Menyebutkan penyebab/ demonstrasikan
kan strategi stressor ansietas adalah teknik relaksasi.
masalah penyakit hipertensi
koping yang ibu SM dan masalah eko-
tepat untuk nomi.
mengatasi
ansietas. 1.2 Keluarga ibu SM mau secara
c. Mendemon- bersama-sama berdiskusi untuk
strasikan mengambil keputusan guna me-
teknik relak- ngatasi ansietas.
sasi.
1.3 Keluarga mampu melakukan
perawatan ansietas sebagai
berikut :
a. Keluarga dapat menyebut-
kan 3 dari 6 cara pence-
gahan anisetas :
- Menciptakan suasana
rumah senyaman
mungkin
- Lakukan aktifitas
rekreasi
- Istirahat yang cukup
- Hindari kerja berat
- Berjemur di pagi hari
- Olah raga teratur sesuai
kemampuan.
b. Keluarga mampu menye-
butkan dan mendemonstra-
sikan strategi koping internal
dan eksternal, yaitu :
1) Strategi koping internal :
- Mengandalkan ke-
lompok keluarga.
- Penggunaan humor
- Sharing dalam
keluarga.
- Mengontrol makna
dari masalah
- Pemecahan masalah
bersama.
- Fleksibilitas peran
- Normalisasi
2) Strategi koping eksternal:
- Mencari informasi
- Jaga hubungan aktif
dengan komunitas
- Mencari dukungan
social
- Mencari dukungan
spiritual
c. Kelurga dan Ibu SM mampu
melakukan teknik relaksasi
otot progresif untuk
mengurangi ansietas.
1.4 Memodifikasi 1.4 Keluarga mampu memodifikasi 1.4Diskusikan dengan ke-
lingkungan lingkungan untuk mengurangi luarga tentang ling-
untuk mengura- kecemasan, yaitu : menciptakan kungan rumah yang
ngi ansietas. lingkungan rumah yang bersih bersih dan nyaman.
dan nyaman.

1.5 Memanfaatkan 1.5 Keluarga membawa ibu SM ke 1.5Motivasi dan dorong


fasilitas pelaya- Puskesmas untuk mendapatkan keluarga untuk mem-
nan kesehatan pengobatan terhadap ansietas. bawa ibu SM ke
untuk mengatasi Puskesmas.
ansietas.

2 Ketidakefektifan ma- Setelah dilaku- Keluarga mampu : Verbal dan 2.1 Keluarga mampu mengenal 2.1 Jelaskan dan diskusi-
najemen regimen te- kan pertemuan 2.1 Mengenal Non Verbal masalah hipertensi, yaitu : kan dengan keluarga
rapi keluarga Ibu SM sebanyak 5 kali masalah a. Menyebutkan pengertian tentang:
terhadap hipertensi keluarga mampu hipertensi, hipertensi adalah penyakit a. Pengertian
berhubungan dengan merawat ang- yaitu : tekanan darah diatas normal. hipertensi.
gota keluarga a. Menyebut- b. Keluarga mampu menyebut- b. Penyebab
ketidakmampuan ke-
yang sakit kan penger- kan 2 penyebab utama hipertensi.
luarga merawat Ibu tian hiper- hipertensi sebagai berikut : c. Tanda dan gejala
SM dengan hiper- hipertensi.
tensi. 1) Keturunan (hipertensi hipertensi.
tensi. b. Menyebut- primer) d. Perawatan pasien
kan penye- 2) Disebabkan oleh pe- hipertensi dirumah.
bab hiper- nyakit lain (hypertensi e. Ajarkan dan de-
tensi. sekunder), misalnya monstrasikan ke-
c. Menyebut- ginjal, saraf, tumor, pada keluarga
kan tanda teknik perawatan
keracunan.
dan gejala pasien hipertensi di
c. Keluarga mampu menyebut-
hipertensi. rumah.
kan 3 dari 10 gejala
d. Menyebut-
hipertensi sebagai berikut :
kan perawa-
tan hiperten-
1) Pusing
si dirumah. 2) Rasa berat ditengkuk
3) Sukar tidur
4) Rasa mudah lelah
5) Cepat marah
6) Telinga berdenging
7) Mata berkunang-
kunang
8) Sesak napas
9) Gangguan
penglihatan
10) Tanpa gejala

d. Keluarga mampu menyebut-


kan perawatan pasien hiper-
tensi di rumah.
e. Keluarga mampu mende-
monstrasikan teknik pera-
watan pasien hipertensi di
rumah.
2.2 Keluarga mam- 2.2 Keluarga mampu menyebutkan 2.2 Diskusikan dengan
pu mengambil alternatif tindakan untuk keluarga tentang alter-
keputusan yang mengatasi masalah hipertensi natif tindakan untuk
tepat untuk me- pada ibu SM. mengatasi masalah
ngatasi penyakit hipertensi pada ibu
hipertensi pada SM.
ibu SM.

2.3 Keluarga mam- 2.3 Kelurga mampu mendemonstra- 2.3 Ajarkan dan demon-
pu merawat ibu sikan perawatan hipertensi di strasikan kepada ke-
SM dengan rumah, yaitu : luarga tentang :
hipertensi. a. Pengaturan aktifitas dan a. Pengaturan aktifitas
istirahat. dan istirahat bagi ibu
b. Pengaturan diet. SM.
c. Pengaturan emosi. b. Pengaturan diet
rendah garam dan
d. Terapi alternatif rendah lemak bagi
e. Pengobatan ibu SM.
c. Pengaturan emosi.
d. Terapi herbal untuk
menurunkan tekanan
darah.
e. Tata cara minum
obat anti hipertensi.

2.4 Keluarga mam- 2.4 Diskusikan dan demon-


pu memodifi- 2.4 Keluarga mampu menyebutkan strasikan bersama ke-
kasi lingkungan dan mendemonstrasikan cara luarga cara memodifi-
yang mengun- memodifikasi lingkungan kasi lingkungan rumah
tungkan kese- rumah yang sehat untuk yang sehat untuk
hatan ibu SM. penyakit hipertensi pada ibu penyakit hipertensi pada
SM. ibu SM.

2.5 Keluarga mam- 2.5 Motivasi dan dorong


pu memanfaat- 2.5 Keluarga mau membawa ibu keluarga untuk mem-
kan fasilitas pe- SM ke Puskesmas untuk bawa ibu SM ke
layanan keseha- mengobati penyakit hipertensi. Puskesmas.
tan untuk meng-
obati penyakit
hipertensi pada
ibu SM.

3 Resiko terjadinya pe- Setelah dilaku- Keluarga mampu :


nyakit infeksi pada kan pertemuan 3.1 Menyebutkan 3.1 Keluarga mampu menyebutkan 3.1 Diskusikan bersama
keluarga Ibu SM sebanyak 5 kali cirri-ciri lingku- cirri-ciri lingkungan rumah keluarga tentang cirri-
berhubungan dengan keluarga mampu ngan rumah yang sehat adalah rumah yang ciri lingkungan rumah
ketidakmampuan ke- untuk memodi- yang sehat. bersih, rapi dan udaranya segar. yang sehat.
fikasi lingku- 3.2 Mempraktekkan 3.2 Keluarga mau membersihkan 3.2 Motivasi dan dorong
luarga memelihara
ngan yang perawatan ke- lingkungan didalam rumah keluarga untuk mem-
sanitasi lingkungan bersihan rumah secara rutin setiap hari. bersihkan rumah secara
rumah. menguntung-
rutin setiap hari.
kan kesehatan.
4 Ketidakefektifan ma- Setelah dilaku- Keluarga mampu : Verbal dan
najemen regimen te- kan pertemuan 4.1 Mengenal Non Verbal 4.1. Keluarga mampu menyebut- 4.1. Menjelaskan dan men-
rapi keluarga Ibu SM sebanyak 5 kali masalah DM kan : diskusikan bersama
terhadap penyakit keluarga mampu tipe 2, yaitu : a. Pengertian DM adalah keluarga tentang :
DM tipe 2 berhubu- merawat Ibu a. Menyebut- adalah kadar gula a. Pengertian DM.
SM yang men- kan penger- (glukosa) didalam darah b. Pengertian DM
ngan dengan ketidak-
derita DM tipe tian DM dan tinggi karena tubuh tipe 2.
mampuan keluarga DM tipe 2. kekurangan insulin. c. Penyebab DM dan
merawat Ibu SM 2.
b. Menyebut- b. Pengertian DM tipe 2 DM tipe 2
yang menderita DM kan penye- adalah kadar gula d. Tanda dan gejala
tipe 2. bab DM tipe (glukosa) didalam darah DM dan DM tipe
2. tinggi karena factor usia 2.
c. Menyebut- c. Penyebab DM dan DM e. Perawatan DM
kan tanda tipe 2 adalah : tipe 2 di rumah.
dan gejala 1) Faktor keturunan f. Susun perencana-
DM dan DM (genetik) an diet DM tipe 2
tipe 2. 2) Komplikasi penyakit bersama keluarga.
d. Menyebut- hipertensi.
kan perawa- 3) Kegemukan
tan DM tipe (obesitas).
2 dirumah. d. 3 dari 7 tanda dan gejala
DM dan DM tipe 2 yaitu :
1) Banyak buang air
kecil
2) Sering merasa haus
dan banyak minum.
3) Banyak makan ka-
rena perasaan lapar
terus-menerus.
4) Berat badan turun
tanpa sebab.
5) Lemas dan mudah
lelah.
6) Kebas atau kesemu-
tan pada tangan dan
kaki.
7) Mata kabur.
e. Perawatan DM tipe 2 di
rumah, yaitu :
1) Pengaturan pola
makan yang tepat.
2) Olah raga yang ter-
atur.
3) Mengontrol gula darah
secara teratur.
4) Minum obat secara
teratur. 4.2. Memotivasi keluarga
5) Mencegah komplikasi. untuk menyebutkan
dan mengambilkan
keputusan yang tepat
4.2 Keluarga mam- 4.2. Keluarga menyebutkan alter- untuk mengatasi
pu mengambil natif tindakan untuk mengatasi penyakit DM tipe 2
keputusan yang masalah penyakit DM tipe 2 pada Ibu SM.
tepat untuk me- pada Ibu SM.
ngatasi penyakit 4.3. Menjelaskan dan men-
DM tipe 2 pada diskusikan bersama
ibu SM. keluarga tentang :
a. Perencanaan diet
4.3 Keluarga mam- 4.3. Keluarga mendemonstrasikan untuk Ibu SM.
pu merawat ibu perawatan terhadap Ibu SM b. Program olah raga
SM dengan DM yang menderita DM tipe 2 di untuk Ibu SM.
tipe 2. rumah, yaitu : c. Mengontrol gula
a. Perencanaan diet untuk darah secara ruitin
Ibu SM. ke Puskesmas.
b. Mengajak Ibu SM untuk d. Program
berolah raga ringan. pengobatan untuk
c. Mengontrol gula darah Ibu SM.
secara ruitin ke e. Pencegahan kom-
Puskesmas. plikasi pada Ibu
d. Mengingatkan Ibu SM SM.
untuk minum obat sesuai
dengan petunjuk. 4.4 Motivasi keluarga agar
e. Menjaga Ibu SM agar membawa Ibu SM ke
tidak mengalami luka. Puskesmas untuk
4.4 Keluarga mam- pemeriksaan gula
pu memanfaat- 4.4. Keluarga membawa Ibu SM darah rutin dan
kan fasilitas pe- ke Puskesmas untuk mendapatkan
layanan keseha- pemeriksaan gula darah rutin pengobatan.
tan untuk meng-
obati penyakit dan mendapatkan pengobatan.
DM tipe 2 pada
ibu SM.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari : Jumat
Tanggal : 1 November 2013
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ansietas pada Ibu 1. Menjelaskan kepada keluar- S:
SM berhubungan ga tentang pengertian 1. Keluarga mengatakan bah-
dengan ketidak- ansietas adalah perasaan wa pengertian kecemasan
mampuan keluarga was-was, kuatir, atau tidak adalah perasaan kuatir
menggunakan stra- nyaman, seakan-akan terjadi terhadap sesuatu.
tegi koping yang sesuatu yang dirasakan 2. Keluarga mengatakan
tepat sebagai ancaman. penyebab kecemasan pada
2. Menjelaskan tanda/gejala Ibu SM adalah karena
ansietas adalah : masalah ekonomi.
a) Cemas, khawatir, firasat
buruk, takut akan pikiran-
nya sendiri, mudah ter- O:
singgung. Keluarga belum mampu
b) Merasa tegang, tidak menyebutkan tanda/ gejala
tenang, gelisah, mudah kecemasan
terkejut.
c) Takut sendirian, takut A:
pada keramaian dan Masalah ansietas pada keluarga
banyak orang. Ibu SM teratasi sebahagian.
d) Gangguan pola tidur,
mimpi-mimpi yang mene- P:
gangkan. Tindakan dilanjutkan untuk
e) Gangguan konsentrasi mengajarkan kepada keluarga
dan daya ingat. Ibu SM tentang tanda dan
f) Keluhan somatik, missal- gejala ansietas.
nya rasa sakit pada otot
dan tulang, pendengaran
berdenging (tinitus),
berdebar-debar, sesak
nafas, gangguan pencer-
naan, gangguan perkemi-
han, sakit kepala, gemetar
dan sebagainya.
3. Menjelaskan penyebab/
stressor dari ansietas pada
Ibu SM adalah masalah
penyakit hipertensi ibu SM
dan masalah ekonomi.
4. Memotivasi keluarga untuk
memberikan perawatan
kepada Ibu SM dengan
ansietas.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari : Sabtu
Tanggal : 2 November 2013
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ansietas pada Ibu 1. Menjelaskan kmbali kepada S:
SM berhubungan keluarga tentang tanda/gejala Keluarga mengatakan bahwa
dengan ketidak- ansietas adalah : tanda dan gejala kecemasan
mampuan keluarga a) Cemas, khawatir, firasat adalah khawatir, gelisah, mudah
menggunakan stra- buruk, takut akan pikiran- marah, takut, susah tidur,
tegi koping yang nya sendiri, mudah berdebar-debar, gemetar, sakit
tepat tersinggung. kepala dan perut.
b) Merasa tegang, tidak
tenang, gelisah, mudah O:
terkejut. Keluarga mampu menyebutkan
c) Takut sendirian, takut pada tanda/ gejala kecemasan
keramaian dan banyak
orang. A:
d) Gangguan pola tidur, Masalah ansietas pada keluarga
mimpi-mimpi yang mene- Ibu SM teratasi sebahagian.
gangkan.
e) Gangguan konsentrasi dan P:
daya ingat. Tindakan dilanjutkan untuk
f) Keluhan somatik, misalnya mengajarkan kepada keluarga Ibu
rasa sakit pada otot dan SM tentang strategi koping.
tulang, pendengaran berde-
nging (tinitus), berdebar-
debar, sesak nafas, gang-
guan pencernaan, gangguan
perkemihan, sakit kepala,
gemetar dan sebagainya.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari : Jumat
Tanggal : 8 November 2013
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ansietas pada Ibu 1. Menjelaskan dan mendisku- S:
SM berhubungan sikan bersama keluarga 1. Keluarga mengatakan sudah
dengan ketidak- tentang strategi koping mengerti tentang strategi
mampuan keluarga internal, yaitu : koping internal dan
menggunakan stra- a. Mengandalkan kelompok eksternal.
tegi koping yang keluarga.
tepat b. Pemecahan masalah O:
bersama Keluarga bertanya dan
berdiskusi selama interaksi.
2. Menjelaskan dan mendisku-
sikan bersama keluarga A:
tentang strategi koping Masalah ansietas pada keluarga
eksternal, yaitu : Ibu SM teratasi sebahagian.
a. Mencari dukungan sosial
b. Dukungan spiritual. P:
Tindakan dilanjutkan untuk
mengajarkan kepada keluarga
Ibu SM tentang teknik relaksasi
otot progresif.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari : Sabtu
Tanggal : 9 November 2013
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ansietas pada Ibu Mengajarkan kepada Ibu SM S:
SM berhubungan dan keluarga tentang teknik 1. Keluarga mengatakan sudah
dengan ketidak- relaksasi otot progresif (gerakan mengerti tentang teknik
mampuan keluarga 1 – 7) sebagai berikut: relaksasi otot progresif untuk
menggunakan stra- 1. Gerakan 1: Ditujukan untuk gerakan 1 – 7..
tegi koping yang melatih otot tangan 2. Keluarga mengatakan akan
tepat a. Genggam tangan kiri mempraktekkannya.
sambil membuat suatu
kepalan O:
b. Buat kepalan semakin Keluarga mampu mengikuti
kuat sambil merasakan gerakan latihan relaksasi otot
sensasi ketegangan yang prograsif seperti yang
terjadi dicontohkan.
c. Pada saat kepalan
dilepaskan, klien A:
dipandu untuk Masalah ansietas pada keluarga
merasakan relaks selama Ibu SM teratasi sebahagian.
10 detik
d. Gerakan pada tangan kiri P:
ini dilakukan dua kali Tindakan dilanjutkan untuk
sehingga klien dapat mengajarkan latihan relaksasi
membedakan perbedaan otot progresif untuk gerakan 8 –
antara ketegangan otot 15.
dan keadaan relakas
yang dialami
e. Prosedur serupa juga
dilatihkan pada tangan
kanan

2. Gerakan 2: Ditujukan untuk


melatih otot tangan bagian
belakang.
Tekuk kedua lengan ke
belakang pada pergelangan
tangan sehingga otot di
tangan bagian belakang dan
lengan bawah menegang,
jari-jari menghadap kelangit-
langit.
3. Gerakan 3: Ditujukan untuk
melatih otot biseps (otot
besar pada bagian atas
pangkal lengan)
a. Genggam kedua tangan
sehingga menjadi kepalan
b. Kemudian membawa
kedua kepalan kepundak
sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.

4. Gerakan 4: Ditujukan untuk


melatih otot bahu supaya
mengendur

5. Gerakan 5 dan 6: Ditujukan


untuk melemaskan otot-otot
wajah (seperti otot dahi,
mata, rahang, dan mulut).
a. Gerakan otot dahi dengan
cara mengerutkan dahi
dan alis sampai otot terasa
dan kulitnya keriput
b. Tutup keras-keras mata
sehingga dapat dirasakan
ketegangan disekitar mata
dan otot-otot yang
menggendalikan gerakan
mata

6. Gerakan 7: Ditujukan untuk


mengendurkan ketegangan
yang dialami oleh otot
rahang, katupkan rahang,
diikuti dengan menggigit gigi
sehingga terjadi ketegangan
disekitar otot rahang
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari : Jumat
Tanggal : 15 November 2013
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ansietas pada Ibu Mengajarkan kepada Ibu SM S:
SM berhubungan dan keluarga tentang teknik 1. Keluarga mengatakan sudah
dengan ketidak- relaksasi otot progresif (gerakan mengerti tentang teknik
mampuan keluarga 8 – 15) sebagai berikut: relaksasi otot progresif untuk
menggunakan stra- 1. Gerakan 8: Ditujukan untuk gerakan 8 – 15.
tegi koping yang mengendurkan otot-otot se- 2. Keluarga mengatakan akan
tepat kitar mulut, bibir dimoncong- mempraktekkannya.
kan sekuat-kuatnya sehingga
akan dirasakan ketegangan di O:
sekitar mulut. Keluarga mampu mengikuti
2. Gerakan 9: Ditujukan untuk gerakan latihan relaksasi otot
merilekskan otot leher bagian prograsif seperti yang
depan maupun bagian dicontohkan.
belakang. Gerakan diawali
dengan otot leher bagian A:
belakang baru kemudian otot Masalah ansietas pada keluarga
leher bagian depan: Ibu SM teratasi.
a. Letakan kepala sehingga
dapat beristirahat P:
b. Tekan kepala pada per- Tindakan dilanjutkan untuk
mukaan bantalan kursi diagnosa keperawatan
sedemikian rupa sehing- selanjutnya.
ga dapat merasakan kete-
gangan di bagian bela-
kang leher dan punggung
atas.
3. Gerakan 10: Ditujukan untuk
melatih otot leher bagian
depan
a. Gerakan membawa
kepala ke muka
b. Benamkan dagu ke
dada,sehingga dapat
merasakan ketegangan di
daerah leher bagian
muka
4. Gerakan 11: Ditujukan untuk
melatih otot punggung
a. Angkat tubuh dari
sandaran kursi
b. Punggung dilengkung-
kan
c. Busungkan dada, tahan
kondisi tegang selama 10
detik, kemudian relaks
d. Saat relaks, letakan
tubuh kembali ke kursi
sambil membiarkan otot
menjadi lemas.
5. Gerakan 12: Ditujukan untuk
melemaskan otot dada
a. Tarik nafas panjang
untuk mengisis paru-
paru dengan udara
sebanyak-banyaknya
b. Ditahan selama beberapa
saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian
dada sampai turun ke
perut, kemudian dilepas
c. Saat ketegangan dilepas,
lakukan nafas normal
dengan lega
d. Ulangi sekali lagi
sehingga dapat dirasakan
perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks.
6. Gerakan 13: Ditujukan untuk
melatih otot perut
a. Tarik dengan kuat perut
ke dalam
b. Tahan sampai menjadi
kencang dan keras
selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas
c. Ulangi kembali seperti
gerakan awal untuk perut
ini
7. Gerakan 14-15 : Ditujukan
untuk melatih otot-otot kaki
(seperti paha dan betis)
a. Luruskan kedua telapak
kaki sehingga otot paha
terasa tegang
b. Lanjutkan dengan
mengunci lutut
sedemikian rupa
sehingga ketegangan
pindah ke otot betis
c. Tahan posisi tegang
selama 10 detik, lalu
dilepas
d. Ulangi setiap gerakan
masing-masing dua kali.
8. Persiapan setelah relaksasi
otot progresif
1) Klien dibiarkan istirahat
selama 10-15 menit
2) Lakukan pengukuran
tekanan darah akhir.
c. dan alis sampai otot terasa
dan kulitnya keriput
d. Tutup keras-keras mata
sehingga dapat dirasakan
ketegangan disekitar mata
dan otot-otot yang
menggendalikan gerakan
mata

7. Gerakan 7: Ditujukan untuk


mengendurkan ketegangan
yang dialami oleh otot
rahang, katupkan rahang,
diikuti dengan menggigit gigi
sehingga terjadi ketegangan
disekitar otot rahang
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari : Sabtu
Tanggal : 16 November 2013
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan Menjelaskan dan berdiskusi S:
manajemen regimen bersama keluarga tentang : 1. Ibu SM mengatakan sudah
terapi keluarga Ibu 1. Pengertian hipertensi adalah paham tentang pengertian
SM terhadap hiper- penyakit tekanan darah diatas hipertensi adalah penyakit
tensi berhubungan normal. tekanan darah tinggi.
dengan ketidakmam- 2. Penyebab utama hipertensi 2. Ibu SM mengatakan bahwa
puan keluarga me- sebagai berikut: penyebab hipertensi adalah
rawat Ibu SM dengan a) Keturunan (hipertensi keturunan dan penyakit lain.
hipertensi. primer) 3. Ibu SM mengatakan gejala/
b) Disebabkan oleh penyakit tanda hipertensi adalah pusing,
lain (hypertensi sekunder), sakit leher dan susah tidur.
misalnya ginjal, saraf, 4. Ibu SM mengatakan bahwa
tumor, keracunan. hasil pemeriksaan darahnya
3) Gejala/tanda hipertensi sebagai menunjukkan bahwa ia ter-kena
berikut : penyakit darah manis.
a) Pusing 5. Ibu SM mengatakan saat ini ia
b) Rasa berat ditengkuk sering BAK pada malam hari,
c) Sukar tidur merasa sering haus dan cepat
d) Rasa mudah lelah lapar. Ibu SM juga mengatakan
e) Cepat marah merasa lemas dan kakinya
f) Telinga berdenging terasa kebas.
g) Mata berkunang-kunang 6. Ketika ditanya tentang pe-nyakit
h) Sesak napas diabetes dan perawa-tannya, Ibu
i) Gangguan penglihatan SM mengatakan tidak
j) Tanpa gejala mengetahuinya.
Perawatan pasien hipertensi di
rumah. O:
1. Hasil Lab. Nilai KGD adalah
385 mg/dl dan diagnosa medis
adalah DM Tipe 2.
2. Ibu SM tampak pucat dan
lemah.

A:
Masalah hipertensi pada keluarga
Ibu SM dihentikan sementara dan
dibuat perencanaan keperawatan
untuk mengatasi penyakit DM tipe
2.

P:
Tindakan dilanjutkan untuk
menyusun rencana keperawatan
penyakit DM tipe 2.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari : Jumat
Tanggal : 29 November 2013
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan Menjelaskan dan berdiskusi S:
manajemen regi- bersama keluarga tentang : 1. Ibu SM mengatakan pengertian
men terapi keluarga 1. Pengertian diabetes mellitus diabetes mellitus adalah
Ibu SM terhadap adalah kadar gula (glukosa) penyakit gula atau darah manis.
2. Ibu SM mengatakan penyebab
penyakit DM tipe 2 didalam darah tinggi karena
diabetes mellitus adalah
berhubungan de- tubuh kekurangan insulin. keturunan dan banyak minum
ngan ketidakmam- 2. Pengertian DM tipe 2 adalah gula.
puan keluarga me- kadar gula (glukosa) didalam 3. Ibu SM mengatakan gejala
rawat Ibu SM yang darah tinggi karena faktor hipertensi adalah banyak
menderita DM tipe usia. kencing, badan lemas dan kaki
2. 3. Penyebab DM tipe 2 adalah : terasa kebas.
a. Faktor keturunan 4. Ibu SM mengatakan belum
(genetik) mengerti tentang perawatan
b. Komplikasi penyakit diabetes di rumah.
hipertensi.
O:
c. Kegemukan (obesitas).
1. Hasil Lab. Nilai KGD adalah
4. Gejala hipertensi sebagai 385 mg/dl dan diagnosa medis
berikut : adalah DM Tipe 2.
f. Banyak buang air kecil 2. Ibu SM tampak pucat dan
g. Sering merasa haus dan lemah.
banyak minum.
h. Banyak makan karena A:
perasaan lapar terus- Masalah ketidakefektifan mana-
menerus. jemen regimen terapi keluarga
i. Berat badan turun tanpa Ibu SM terhadap penyakit DM
sebab. tipe 2 teratasi sebahagian
j. Lemas dan mudah lelah.
k. Kebas atau kesemutan P:
pada tangan dan kaki. Tindakan dilanjutkan.
l. Mata kabur.
5. Perawatan DM tipe 2 di
rumah, yaitu :
a. Pengaturan pola makan
yang tepat.
b. Olah raga yang teratur.
c. Mengontrol gula darah
secara teratur.
d. Minum obat secara
teratur.
e. Mencegah komplikasi.
6. Memotivasi keluarga untuk
mau merawat Ibu SM
dengan DM tipe 2 di rumah.
7. Mendorong keluarga untuk
membawa Ibu SM secara
rutin ke Puskesmas atau
Rumah Sakit.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari : Jumat
Tanggal : 6 Desember 2013
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan Menjelaskan dan berdiskusi S:
manajemen regi- bersama keluarga tentang : 1. Ibu SM mengatakan pengertian
men terapi keluarga 1. Pengertian diabetes mellitus diabetes mellitus adalah
Ibu SM terhadap adalah kadar gula (glukosa) penyakit kadar gula tinggi
didalam darah.
penyakit DM tipe 2 didalam darah tinggi karena
2. Ibu SM mengatakan penyebab
berhubungan de- tubuh kekurangan insulin. diabetes mellitus adalah
ngan ketidakmam- 2. Pengertian DM tipe 2 adalah keturunan dan komplikasi.
puan keluarga me- kadar gula (glukosa) didalam 3. Ibu SM mengatakan gejala
rawat Ibu SM yang darah tinggi karena faktor hipertensi adalah banyak
menderita DM tipe usia. kencing, badan lemas dan kaki
2. 3. Penyebab DM tipe 2 adalah : terasa kebas.
a. Faktor keturunan 4. Ibu SM mengatakan belum
(genetik) mengerti tentang perawatan
b. Komplikasi penyakit diabetes di rumah.
hipertensi.
O:
c. Kegemukan (obesitas).
1. Ibu SM tampak pucat dan
4. Gejala hipertensi sebagai lemah.
berikut : 2. Tidak ada perencanaan diet bagi
a. Banyak buang air kecil ibu SM dirumah.
b. Sering merasa haus dan
banyak minum. A:
c. Banyak makan karena Masalah ketidakefektifan mana-
perasaan lapar terus- jemen regimen terapi keluarga
menerus. Ibu SM terhadap penyakit DM
d. Berat badan turun tanpa tipe 2 teratasi sebahagian
sebab.
e. Lemas dan mudah lelah. P:
f. Kebas atau kesemutan Tindakan dilanjutkan.
pada tangan dan kaki.
g. Mata kabur.
5. Perawatan DM tipe 2 di
rumah, yaitu :
a. Pengaturan pola makan
yang tepat.
b. Olah raga yang teratur.
c. Mengontrol gula darah
secara teratur.
d. Minum obat secara
teratur.
e. Mencegah komplikasi.
6. Memotivasi keluarga untuk
mau merawat Ibu SM
dengan DM tipe 2 di rumah.
7. Mendorong keluarga untuk
membawa Ibu SM secara
rutin ke Puskesmas atau
Rumah Sakit.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari : Minggu
Tanggal : 15 Desember 2013
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan Menjelaskan dan berdiskusi S:
manajemen regi- bersama keluarga tentang : 1. Ibu SM mengatakan mengerti
men terapi keluarga 1. Konsep 3 J. tentang 3 J.
Ibu SM terhadap 2. Cara menghitung kebutuhan 2. Ibu SM belum paham tentang
kalori harian penderita DM. jumlah kebutuhan kalori.
penyakit DM tipe 2
3. Menjelaskan makanan yang 3. Ibu SM belum mengerti cara
berhubungan de- boleh dan tidak boleh untuk menyusun menu harian untuk
ngan ketidakmam- penderita DM. DM.
puan keluarga me- 4. Meminta keluarga untuk
rawat Ibu SM yang memilih jenis makanan O :
menderita DM tipe yang gambarnya ada dikartu Ibu SM tampak pucat dan lemah.
2. untuk Ibu SM.
5. Memotivasi keluarga untuk A:
menyusun menu harian untuk Masalah ketidakefektifan mana-
Ibu SM. jemen regimen terapi keluarga
Ibu SM terhadap penyakit DM
tipe 2 teratasi sebahagian

P:
Tindakan dilanjutkan.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari : Jumat
Tanggal : 20 Desember 2013
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan Menjelaskan dan berdiskusi S:
manajemen regi- bersama keluarga tentang : 1. Ibu SM mengatakan mengerti
men terapi keluarga 1. Konsep 3 J. tentang 3 J.
Ibu SM terhadap 2. Cara menghitung kebutuhan 2. Ibu SM belum mengerti tentang
kalori harian penderita DM. jumlah kebutuhan kalori.
penyakit DM tipe 2
3. Menjelaskan makanan yang 3. Ibu SM menyusun menu harian
berhubungan de- boleh dan tidak boleh untuk untuk DM.
ngan ketidakmam- penderita DM.
puan keluarga me- 4. Meminta keluarga untuk O :
rawat Ibu SM yang memilih jenis makanan yang Ibu SM tampak pucat dan lemah.
menderita DM tipe gambarnya ada dikartu untuk
2. Ibu SM. A:
5. Memotivasi keluarga untuk Masalah ketidakefektifan mana-
menyusun menu harian untuk jemen regimen terapi keluarga
Ibu SM. Ibu SM terhadap penyakit DM
tipe 2 teratasi sebahagian

P:
Tindakan dilanjutkan.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari : Jumat
Tanggal : 27 Desember 2013
Pukul : 14.00 – 15.00 WIB

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Fase Terminasi Berdiskusi bersama keluarga S:
tentang : Ibu SM mengatakan akan
1. Hal-hal yang telah dipelajari melaksanakan apa yang sudah
selama ini bersama perawat. dipelajari.
2. Tindakan keperawatan di rumah
untuk Ibu SM dengan hipertensi O:
dan DM Tipe 2.
3. Menanyakan perasaan keluarga A:
selama berinteraksi dengan Fase terminasi selesai
perawat.
4. Mengingatkan kembali keluarga P:
tentang hal-hal yang dilupakan Tindakan dihentikan.
tentang perawatan terhadap Ibu
SM.
5. Mengakhiri kegiatan asuhan
keperawatan.

Вам также может понравиться