Fair trial merupakan prinsip yang harus ada disetiap proses peradilan, mulai dari
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, persidangan, sampaipun di pemasyarakatan karena
ia adalah perwujudan dari perlindungan hak asasi manuasia. Fair trial adalah nilai, cita dan ide yang yang sepatutnya mengilhami proses setiap peradilan. Dalam UUD 1945, Fair trial dimanifestasikan secara khusus lewat pasal 28. Sebagai contoh adalah pasal 28D ayat (1) yang mengatur hak atas perlakuan hukum yang adil, dimana termasuk dalam kategori hak ini adalah jaminan terhadap adanya hak atas persidangan yang terbuka (public hearing); praduga tak bersalah (presumption of Innocence); hak untuk diberitahukan mengenai dakwaan dengan tepat dan segera (right to be informed promptly of the charge); hak untuk hadir dipersidangan (right to be present at trial); hak persamaan kekuatan (termasuk akses) dalam persidangan (right to equality of arms/principle of equality of arms); dan prinsip legalitas dalam kasus pidana (nullum crimen sine lege). Demikianlah, Fair trial sebagai proses penjabaran nilai, ide, dan cita dari yang abstrak menjadi tujuan hukum yang konkret.