Вы находитесь на странице: 1из 2

Anak Merokok, Siapa Yang Salah ?

Sumber Gambar : hasnanana.blogspot.com

Oleh : Muhammad Hafidz I


Masih segar di ingatan, bocah bernama Sandi yang sempat menjadi perbincangan
banyak orang akibat kebiasaan yang tidak lazim di usianya yaitu merokok. Dalam video yang
banyak beredar di dunia maya, memperlihatkan jika cara merokok Sandi sudah seperti orang
dewasa. Ketika melihat video tersebut, muncul beberapa pertanyaan, bagaimana Sandi bisa
mendapatkan rokok ?, apakah orang tuanya membiarkannya ?
Sudah biasa kita melihat sekelompok anak muda baik itu anak sekolah ataupun yang
tidak berseragam sekolah, beberapa di antara mereka pasti merokok. Yang lebih parah, anak-
anak SD dan SMP sudah banyak yang menghisap tembakau ini.
Faktor yang menyebabkan hal ini mungkin hanya hal yang sepele. Mungkin saja
berawal dari orang tua yang sering menyuruh anaknya untuk membelikannya rokok,
kemudian anak itu bertanya-tanya mengapa orang tuanya itu suka sekali mengonsumsi rokok.
Padahal seorang anak biasanya senang meniru tingkah laku orangtua nya.
Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP
dan PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K) dikutip dari
http://www.depkes.go.id/, lebih dari sepertiga pelajar dilaporkan biasa merokok, dan ada 3 di
antara 10 pelajar menyatakan pertama kali merokok pada umur di bawah 10 tahun (The
Global Youth Tobacco Survey, 2006).
The Global Youth Tobacco Survey (2006) di Indonesia 64.2% anak-anak sekolah
yang disurvei melaporkan terpapar asap rokok selama mereka di rumah atau menjadi second
hand smoke (SHS). Lebih dari 43 juta anak Indonesia tinggal dengan perokok di rumah.
Global Youth Tobacco Survey (2006) melaporkan 89% anak-anak usia 13-15 tahun terpapar
SHS di tempat-tempat umum. Anak-anak yang terpapar SHS mengalami penurunan
pertumbuhan paru, mudah terinfeksi saluran pernafasan dan telinga, dan asma.
Melihat data di atas, terlihat jika keluarga mempunyai peran penting mengenai
kebiasaan seorang anak yang merokok. Dari kebiasaan di rumah tentunya akan menjadi
kebiasaan di luar rumah. Belum lagi pengawasan orang tua yang tidak bisa penuh selama 24
jam menambah kemungkinan anak di bawah umur untuk merokok. Faktor lingkungan juga
mempengaruhi hal ini. Lingkungan sekolah dan bermain anak-anak juga harus diperhatikan.
Tidak jarang seorang guru merokok di depan siswa-siswanya ketika jam istirahat ataupun
pulang sekolah. Hal ini juga menjadi pemicu rasa keingintahuan anak untuk merokok.
Melihat hal itu, mungkin peraturan batas minimal usia perokok harus lebih
diperhatikan. Pembatasan berupa larangan mengonsumsi dan membeli rokok oleh anak di
bawah usia 18 tahun sudah sering kita lihat di iklan media massa. Namun yang terjadi di
lapangan bertolak belakang dengan iklan tersebut. Para pedagang rokok seolah-olah tidak
mempedulikan peraturan tersebut. Anak-anak dibuat mudah mendapatkan rokok. Mudahnya
anak-anak memperoleh rokok, tentunya akan memberi pengaruh terhadap lingkungan kepada
anak yang tidak merokok.
Dalam hal ini pemerintah memang memegang peran besar. Jika pemerintah lebih
tegas dalam peraturan bukan tidak mungkin angka perokok di Indonesia akan jauh menurun.
Namun untuk mencapai hal itu pemerintah akan menemui batu yang besar, antara lain, para
produsen rokok akan melakukan protes besar, karena mengingat keuntungan mereka akan
berkurang secara drastis, dengan berkurangnya keuntungan mereka maka nasib buruh rokok
menjadi tanda tanya, bagaimana nasib para petani tembakau.
Kebanyakan perokok sebenarnya menyadari bahaya rokok tapi mungkin karena
terlambat menyadari sehingga mereka sudah terlanjur tercandu oleh itu, dan tidak ada niat
yang kuat berhenti. Terlambat sadarnya karena mungkin awal ia mulai mengonsumsi rokok
itu waktu kecil dan ia belum tahu apa-apa tentang bahaya rokok, dan ketika ia tahu sudah
terlambat dan dalam benaknya sudah tertanam sulit untuknya lepas dari rokok.
Tapi keinginan berbagai pihak untuk mengurangi jumlah perokok tidak akan terwujud
tanpa kerjasama dari berbagai pihak. Entah itu itu dari orang tua, para distributor rokok dalam
arti para penjual rokok, dan pemerintah. Karena apa bila tidak ada kerja sama dari pihak-
pihak itu mustahil akan tercapai semua itu.

Вам также может понравиться