Вы находитесь на странице: 1из 56

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Hasil perancangan yang dimaksud yaitu perhitungan dari analisis pada


jalan Lingkar Samosir section 5 (Lagundi – Onan Runggu) Sta. 3+400 sampai
dengan Sta. 5+500 Provinsi Sumatera Utara. Dalam penelitian ini data primer
yang didapat adalah data RCI (Road Condition Index) dan kondisi jalan. Data
sekunder dari penelitian ini adalah geometrik jalan, data CBR, detail gambar, data
lalu lintas harian rata-rata (LHR) dan data curah hujan.
Data-data tersebut akan digunakan untuk melakukan analisi perhitungan
kapasitas jalan, perancangan alinyemen horizontal, perancangan alinyemen
vertikal, tebal perkerasan jalan, dimensi drainase jalan, dan rencana anggaran
biaya.

IV.1 Kapasitas Jalan


Berikut merupakan beberapa tahapan untuk menentukan kapasitas suatu
ruas jalan yang akan dirancang:

IV.1.1 Volume lalu lintas awal


Volume lalu lintas merupakan hasil data sekunder dari pencacahan
kendaraan pada jalan Lingkar Samosir section 5 (Lagundi – Onan Runggu) Sta.
3+400 sampai dengan Sta. 5+500. Hasil pencacahan Volume LHR pada ruas
jalan tersebut selanjutnya dianalisis terhadap survei asal tujuan kendaraan yang
bergerak dari Lagundi menuju Onan Runggu dan sebaliknya.
Hasil analisis data survei seperti yang telah didapatkan dari survei lalu
lintas, menghasilkan potensi arus kendaraan berdasarkan kategori kendaraan dari
Lagundi menuju Onan Runggu dan sebaliknya. Potensi arus lalu lintas yang akan
melintasi jalan tersebut adalah:
Tabel 4.1. Potensi arus lalu lintas Jalan Lingkar Samosir section 5 Tahun 2015
Potensi Arus lalu lintas
Kategori Kendaraan lokasi survei
(Kend/hari)
Kendaraan Ringan (PC) 659
Kendaraan Berat Menengah (MHV) 354
Bis Besar (LB) 55
Truk Besar (LT) 54
Sepeda Motor (MC) 247

IV.1.2 Prediksi pertumbuhan lalu lintas


Pertumbuhan lalu lintas diprediksi sebesar 5,00% data tersebut diperoleh
dari Perencana dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN). Dalam hal ini prediksi
lalu lintas dan analisis kelayakan jalan akan dilakukan dengan tahun tinjauan
(horizon years) selama 10 tahun dari mulai jalan dioperasikan.
Dengan memperhatikan konsep pemilihan kerangka waktu tinjauan yang
disampaikan di atas, maka skala analisis kelayakan yang dipergunakan adalah
sesuai perencanaan jangka menengah suatu sistem jaringan jalan yaitu tahun
2015-2037.

2015 2017 2022 2027

Awal opersional
jalan
Survei lalu lintas

Gambar 4.1. Diagram perhitungan pertumbuhan lalu lintas

Berikut beberapa perhitungan pada tahun 2017 dengan perkiraan


pertumbuhan lalu lintas sebesar 5,00% dengan rumus:
𝐋𝐇𝐑 𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐮𝐦𝐮𝐫 𝐫𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚 𝐱 (𝟏 + 𝐫)𝒏
 Kendaraan ringan = 659 x (1 + 5,00%)(2017−2015) = 727 kend/hari
 Kendaraan berat menengah = 354 x (1 + 5,00%)(2017−2015) = 390 kend/hari
Pertumbuhan lalu lintas pada ruas Jalan Lingkar Samosir section 5 rencana
dalam horizon years dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2. Pertumbuhan LHR kendaraan Jalan Lingkar Samosir section 5
Potensi Arus Lalu Lintas Jalan
Kategori Kendaraan (kend/hari/2arah)
2015 2017 2022 2027
Kendaraan Ringan (PC) 659 727 927 1183
Kendaraan Berat Menengah (MHV) 354 390 498 636
Bis Besar (LB) 55 61 77 99
Truk Besar (LT) 54 60 76 97
Sepeda Motor (MC) 247 272 348 444
Total 1369 1509 1926 2459

IV.1.3 Kebutuhan ruang jalan


Dalam menghitung kebutuhan ruang jalan selain harus mengetahui
permintaan arus lalu lintas, perancang juga harus mengetahui kapasitas ruas jalan
dalam menampung arus lalu lintas tersebut. Parameter yang ideal untuk
menyatakan kebutuhan ruang jalan adalah apabila Derajat Kejenuhan (kepadatan)
pada ruas jalan tidak melebihi 0,80.
Dalam analisis kebutuhan ruang jalan ini diasumsikan bahwa tahun awal
pembukaan jalan adalah tahun 2017 dan tahun analisis ditinjau setiap 5 tahun
hingga 20 tahun kemudian. Analisis mengenai kebutuhan ruang setiap tahun
tinjauan disajikan sebagai berikut:

IV.1.4 Perhitungan volume jam perencanaan (VJP)


Berikut perhitungan volume jam perencana (VJP) untuk Jalan Lingkar
Samosir section 5:
Tabel 4.3. Volume lalu lintas Jalan Lingkar Samosir section 5 tahun 2015
Potensi Arus lalu
Kategori Kendaraan lintas lokasi survei
(Kend/hari)
Kendaraan Ringan (PC) 659
Kendaraan Berat Menengah (MHV) 354
Bis Besar (LB) 55
Truk Besar (LT) 54
Sepeda Motor (MC) 247
Total 1369
VJP = VLHR X K/F
Dimana:
Berdasarkan besar volume lalu lintas harian Jalan Lingkar Samosir section 5 tahun
2015 maka di peroleh nilai K dan F sebagai berikut:
Faktor volume (K) = 12% (Tabel II.4)
Variasi (F) = 1 (Tabel II.4)
Berikut beberapa perhitungan dari potensi arus lalu lintas Jalan Lingkar Samosir
section 5 (kend/jam)
0,12
 Kendaraan Ringan (PC) = 659 𝑥 = 79 kend/jam
1
0,12
 Kendaraan Berat Menengah (MHV) = 354 𝑥 = 42 kend/jam
1

dengan cara yang sama maka diperoleh volume jam perencanaan pada tahun
2015 seperti pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4. Potensi arus lalulintas Jalan Lingkar Samosir section 5 (kend/jam)
tahun 2015

Potensi Potensi
Arus Lalu Arus Lalu Faktor
Kategori Kendaraan lintas lintas emp

K
Kend/hari Kend/Jam F
(%)
Kendaraan Ringan (PC) 659 79 12 1 1,00
Kendaraan Berat Menengah (MHV) 354 42 12 1 1,20
Bis Besar (LB) 55 7 12 1 1,20
Truk Besar (LT) 54 6 12 1 1,30
Sepeda Motor (MC) 247 30 12 1 0,70
Total 1369 164 60 5 5,40

Untuk menghitung potensi arus lalu lintas jalan (kend/hari/2arah), dilakukan


perhitungan dengan menggunakan rumus:
n
kend
Potensi arus lalu lintas ( ) x (1+r)
jam
 Kendaraan Ringan (PC) = 79 x (1 + 5%)2017-2015 = 87
 Kendaraan Berat Menengah (MHV) = 42 x (1 + 5%)2017-2015 = 47
Dengan cara yang sama maka diperoleh volume kendaraan tahun tinjauan Jalan
Lingkar Samosir section 5 (kend/jam) seperti Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5. Volume kendaraan tahun tinjauan Jalan Lingkar Samosir section 5
(kend/jam)
Potensi Arus Lalu Lintas Jalan
Kategori Kendaraan (kend/hari/2arah)
2015 2017 2022 2027
Kendaraan Ringan (PC) 79 87 111 142
Kendaraan Berat Menengah (MHV) 42 47 60 76
Bis Besar (LB) 7 7 9 12
Truk Besar (LT) 6 7 9 12
Sepeda Motor (MC) 30 33 42 53
Total 164 181 231 295

Untuk menghitung volume kendaraan tahun tinjauan Jalan Lingkar Samosir


section 5 (smp/jam), dilakukan perhitungan dengan cara mengalikan potensi arus
lalu lintas (kend/jam) dengan nilai emp yang diperoleh melalui Tabel 2.10.
Berikut beberapa perhitungan dari volume kendaraan (smp/jam) tahun 2013
 Kendaraan Ringan (PC) = 79 x 1 = 79 smp/jam
 Kendaraan Berat Menengah (MHV) = 42 x 1,2 = 51 smp/jam
Sedangkan untuk menghitung potensi kendaraan (smp/jam) tahun tinjauan 2017
dan seterusnya digunakan rumus:
smp n
Potensi arus lalu lintas ( ) x (1 + r)
jam
Berikut beberapa perhitungan dari volume kendaraan (smp/jam) tahun 2017
 Kendaraan Ringan (PC) = 79 x (1 + 5%)2017-2015 = 87 smp/jam
 Kendaraan Berat Menengah (MHV) = 51 x (1 + 5%)2017-2015 = 56 smp/jam

Dengan cara yang sama,maka diperoleh Volume Jam Perencanaan untuk tahun-
tahun tinjauan dalam satuan smp/jam/2 arah seperti pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6. Volume kendaraan tahun tinjauan Jalan Lingkar Samosir section 5
(smp/jam)
Potensi Arus Lalu Lintas Jalan
Kategori Kendaraan (smp/jam/2arah)
2015 2017 2022 2027
Kendaraan Ringan (PC) 79 87 111 142
Kendaraan Berat Menengah (MHV) 51 56 72 92
Bis Besar (LB) 8 9 11 14
Truk Besar (LT) 8 9 12 15
Sepeda Motor (MC) 21 23 29 37
VJP 167 184 235 300

IV.1.5 Perhitungan kapasitas jalan


Pada tahun awal direncanakan tipe jalan dengan ukuran minimum menurut
buku Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota tahun 1997 Ditjen
Bina Marga, yaitu tipe 4/2 D (terbagi) dengan kecepatan 50-60 km/jam dan
termasuk jalan antarkota maka diperoleh lebar lajur = 4 meter dengan lebar bahu
= 1,500 meter

C = CO x FCW x FCSP

Berdarkan tipe jalan dan lebar jalur lalu lintas maka diperoleh hasil sebagai
berikut:

CO = 7400/4 lajur smp/jam (Tabel 2.12)

FCW = 1,030 (Tabel 2.13)

FCSF = 1,000 (Tabel 2.15)

Sehingga diperoleh kapasitas jalan adalah:

C = 7400 smp/4 lajur x 1.030 x 1,000

C = 7622 smp/jam
IV.2 Perancangan Geometrik
Perhitungan geometrik berupa perhitungan dari alinyemen horizontal dan
alinyemen veritikal. Pada proyek jalan Lingkar Samosir section 5 (Lagundi –
Onan Runggu) memiliki 21 tikungan dan 10 lengkung.

IV.2.1 Perhitungan Alinyemen Horizontal


IV.2.1 Koordinat pada jalur rencana
Koordinat pada jalur rencana dapat dilihat pada Tabel 4.7, yaitu data
sumbu dan sumbu y.
Tabel 4.7 Data sumbu koordinat
Koordinat
Titik
X Y
A 498526,847 274433,283
1 498539,306 274420,898
2 498575,039 274378,160
3 498634,811 274332,356
4 498641,075 274291,004
5 498680,772 274217,993
6 498768,792 274223,709
7 498801,000 274150,668
8 498814,640 274094,298
9 498878,927 273949,625
10 498947,437 273904,942
11 499028,696 273828,917
12 499126,351 273606,823
13 499127,717 273500,904
14 499180,170 273436,157
15 499032,328 273282,117
16 499030,973 273240,428
17 499057,376 273197,991
18 499060,020 273147,825
19 499081,329 273061,713
20 499137,182 272964,526
21 499101,253 272741,989
B 499099,474 272662,585
IV.2.2 Jarak titik koordinat
Berdasarkan data koordinat pada Tabel 4.7 maka dapat dicari panjang
garis tangen antar titik dengan menggunakan rumus Phytagoras. Dalam
perhitungan hanya akan membahas tiga jarak saja dan hasil selebihnya dapat
dilihat pada Tabel 4.8. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
 Jarak antara titik A - PI1

d1 =√(xPI1 - xA )2 + (yPI1 - yA )2

=√(498539,306 - 498526,847)2 + (274420,898 - 274433,283)2

= 17,567 m
 Jarak antara titik PI1 - PI2

d2 =√(xPI2 - xPI1 )2 + (yPI2 - yPI1 )2

=√(498575,039 - 498539,306)2 + (274378,160 - 274420,898)2

= 55,708 m
 Jarak antara titik PI1 - PI2

d3 =√(xPI3 - xPI2 )2 + (yPI3 - yPI2 )2

=√(498634,811 - 498575,039)2 + (274332,356 - 274378,160)2

= 75,304 m

Dapat dilihat pada Tabel 4.8 untuk melihat jarak lurus antar titik pada
Jalan Lingkar Samosir section 5.
Tabel 4.8 Jarak lurus antar titik
Koordinat d
Titik
X Y (m)
A 498526,847 274433,283 17,62
1 498539,306 274420,898 55,708
2 498575,039 274378,160 75,304
3 498634,811 274332,356 41,824
4 498641,075 274291,004 83,105
5 498680,772 274217,993 88,205
6 498768,792 274223,709 79,827
7 498801,000 274150,668 57,997
8 498814,640 274094,298 158,313
9 498878,927 273949,625 81,794
10 498947,437 273904,942 111,278
11 499028,696 273828,917 242,615
12 499126,351 273606,823 105,928
13 499127,717 273500,904 83,328
14 499180,170 273436,157 213,508
15 499032,328 273282,117 41,711
16 499030,973 273240,428 49,980
17 499057,376 273197,991 50,236
18 499060,020 273147,825 88,709
19 499081,329 273061,713 112,093
20 499137,182 272964,526 225,419
21 499101,253 272741,989 79,424
B 499099,474 272662,585
Sumber: Hasil analisis
Dari seluruh perhitugan, maka didapat total jarak lurus adalah
2143,873 m.

IV.2.3 Sudut tikungan


Sudut tikungan ditentukan oleh koordinat titik yang mempengaruhi cara
perhitungan suatu tikungan.
xPI1 - xA
∝1 = Arc tg ( )
yPI1 - yA
498539,306 - 498526,847
= Arc tg ( )
274420,898 - 274433,283
= 44,829°
xPI2 - xPI1
∝2 = Arc tg ( )
yPI2 - yPI1
498575,039 - 498539,306
= Arc tg ( )
274378,160 - 274420,898
= 50,101°
∆1 = |α1 - α2 |
= |44,829°- 50,101°|
= 5,272°

xPI3 - xPI2
∝3 = Arc tg ( )
yPI3 - yPI2
498634,811 - 498575,039
= Arc tg ( )
274334,356 - 274378,160
= 37,468°
∆2 = |α2 - α3 |
= |50,101°- 37,463°|
= 12,638°
Untuk seluruh hasil sudut yang diperoleh dari data koordinat pada Tabel
4.9 berikut:
Tabel 4.9 Sudut tikungan berdasarkan koordinat titik
Koordinat α Δ
Titik
X Y (°) (°)
A 498526,847 274433,283
1 498539,306 274420,898 44,829 5,272
2 498575,039 274378,160 50,101 12,638
3 498634,811 274332,356 37,468 43,923
4 498641,075 274291,004 81,386 19,920
5 498680,772 274217,993 614,667 65,182
6 498768,792 274223,709 3,716 69,920
7 498801,000 274150,668 66,205 10,193
8 498814,640 274094,298 76,397 10,356
9 498878,927 273949,625 33,113 32,929
10 498947,437 273904,942 43,094 99,812
11 499028,696 273828,917 66,265 23,171
12 499126,351 273606,823 89,261 22,996
13 499127,717 273500,904 50,988 38,273
14 499180,170 273436,157 46,176 82,836
15 499032,328 273282,117 88,138 41,962
16 499030,973 273240,428 58,111 33,750
17 499057,376 273197,991 86,983 28,872
18 499060,020 273147,825 76,101 10,882
19 499081,329 273061,713 60,114 15,987
20 499137,182 272964,526 80,829 39,057
21 499101,253 272741,989 88,717 7.888
B 499099,474 272662,585
Sumber: Hasil analisis

IV.3 Perancangan Kelandaian Melintang


Untuk menentukan kelandaian setiap medan dalam perencanaan jalan raya,
perlu diketahui jenis kelandaian melintang medan dengan ketentuan kelandaian
dihitung tiap 50 m dan potongan melintang tiap samping jalan bagian kanan dan
kiri jalan masing-masing sepanjang 25 m dari as jalan.
Cara menghitung kelandaian melintang adalah sebagai berikut:
 Bagian kanan Sta. 3+400

 Bagian kiri Sta 3+400


Hasil perhitungan dengan cara yang sama dapat dilihat pada Tabel 4.10
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil perhitungan kelandaian melintang

Elevasi Δh Lebar Kelandaian


Klasifikasi
No. Sta. Kelandaian Potongan Melintang
Medan
Melintang Melintang (%)
Kiri Tengah Kanan
1 3+400 921,00 928,43 936,00 15,00 50 30,00 Pegunungan
2 3+450 922,00 930,34 935,00 13,00 50 26,00 Pegunungan
3 3+500 922,00 931,40 937,59 15,59 50 31,18 Pegunungan
4 3+550 921,00 932,64 939,02 18,02 50 36,04 Pegunungan
5 3+600 925,00 932,39 940,00 15,00 50 30,00 Pegunungan
6 3+650 926,00 933,32 938,00 12,00 50 24,00 Perbukitan
7 3+700 929,00 933,00 939,89 10,89 50 21,78 Perbukitan
8 3+750 924,00 930,57 935,48 11,48 50 22,96 Perbukitan
9 3+800 923,00 927,70 935,00 12,00 50 24,00 Perbukitan
10 3+850 923,00 927,48 935,00 12,00 50 24,00 Perbukitan
11 3+900 928,00 926,49 932,71 4,71 50 9,42 Perbukitan
12 3+950 924,25 925,63 929,62 5,37 50 10,74 Perbukitan
13 4+000 919,00 924,57 927,84 8,84 50 17,68 Perbukitan
14 4+050 921,00 919,20 924,52 3,52 50 7,04 Perbukitan
15 4+100 918,00 922,30 923,00 5,00 50 10,00 Perbukitan
16 4+150 912,00 917,32 923,00 11,00 50 22,00 Perbukitan
17 4+200 906,00 914,00 919,25 13,25 50 26,50 Pegunungan
18 4+250 905,00 910,62 915,94 10,94 50 21,88 Perbukitan
19 4+300 905,00 909,36 911,87 6,87 50 13,74 Perbukitan
20 4+350 906,00 908,13 909,47 3,47 50 6,94 Perbukitan
21 4+400 906,00 908,62 910,77 4,77 50 9,54 Perbukitan
22 4+450 906,00 909,12 913,25 7,25 50 14,50 Perbukitan
23 4+500 906,00 909,54 915,00 9,00 50 18,00 Perbukitan
24 4+550 906,00 908,41 914,89 8,89 50 17,78 Perbukitan
25 4+600 906,00 908,63 912,76 6,76 50 13,52 Perbukitan
26 4+650 909,00 910,00 912,00 3,00 50 6,00 Perbukitan
27 4+700 906,54 909,17 911,52 4,98 50 9,96 Perbukitan
28 4+750 906,00 909,09 909,88 3,88 50 7,76 Perbukitan
29 4+800 906,00 908,24 909,00 3,00 50 6,00 Perbukitan
30 4+850 906,00 906,95 910,00 4,00 50 8,00 Perbukitan
31 4+900 906,56 909,55 908,78 2,22 50 4,44 Perbukitan
32 4+950 909,17 911,44 913,10 3,93 50 7,86 Perbukitan
33 5+000 911,00 913,26 915,00 4,00 50 8,00 Perbukitan
34 5+050 911,00 913,53 916,00 5,00 50 10,00 Perbukitan
35 5+100 912,00 912,21 915,42 3,42 50 6,84 Perbukitan
36 5+150 912,00 912,28 914,00 2,00 50 4,00 Perbukitan
37 5+200 912,00 912,00 912,00 0,00 50 0,00 Datar
38 5+250 912,00 912,22 912,00 0,00 50 0,00 Datar
39 5+300 911,00 911,75 912,46 1,46 50 2,92 Datar
40 5+350 911,00 911,00 912,00 1,00 50 2,00 Datar
41 5+400 911,00 912,38 912,79 1,79 50 3,58 Perbukitan
42 5+450 911,00 912,80 913,00 2,00 50 4,00 Perbukitan
43 5+500 911,00 912,46 913,00 2,00 50 4,00 Perbukitan
Total 584,60
Sumber: Hasil analisis

Dari data di atas dapat diketahui kelandaian melintang rata-ratanya yaitu:


∑ Kelandaian Melintang
=
Jumlah Potongan
584,60 %
=
43
= 13,60 %
Menurut TPGJAK 1997 hasl perhitungan kelandaian rata-rata adalah
13,60% maka medan jalan tersebut dikalsifikasikan termasuk jenis medan
perbukitan.

IV.4 Perhitungan Alinyemen Horizontal


Perhitungan tikungan hanya akan dijabarkan pada titik PI1, PI2, dan PI12.
Berikut ini adalah perhitungannya:
Gambar 4.1 Trase jalan

IV.4.1 Tikungan PI1


Diketahui:
Δ1 = 5,27o
Vr = 50 km/jam
Rmin = 350 m
Dicoba tikungan Full Circle
Digunakan Rr = 360 m
(Sumber TPCJAK Tahun 1997)

a. Menentukan superelevasi desain


fmax = (-0,00065 x VR )+0,192
fmax = (-0,00065 x 50)+0,192
fmax = 0,16

Vr2
eterjadi = -f
127 x Rr max
502
eterjadi = - 0,16
127 x 360
eterjadi = - 0,10 (tidak memenuhi syarat)

Karena rumus di atas tidak memenuhi syarat, maka dipakai rumus:


181913,53 x (emax + fmax )
Dmax =
Vr2
181913,53 x (0,10 + 0,16)
Dmax =
502
Dmax = 18,88°

1432,4
Dterjadi =
Rc
1432,4
Dterjadi =
360
Dterjadi = 3,98°

2
(Dterjadi ) Dterjadi
eterjadi = {(-emax ) + (2 x emax )}
(Dmax )2 Dmax

(3,98)2 3,98
eterjadi = {(-0,10 2
) + (2 x 0,10 )}
(18,88) 18,88
eterjadi = 0,04
eterjadi = 4%

b. Perhitungan lengkung peralihan (Ls)


1. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik) untuk melintasi
lengkung peralihan, maka panjang lengkung:
Vr
Ls = xT
3,6
50
Ls = x3
3,6
Ls = 41,67 m

2. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt


Vr3 Vr x eterjadi
Ls = 0,022 x - 2,727
Rc . C C
503 50 x 0,04
Ls = 0,022 x - 2,727
360 . 0,4 0,4
Ls = 6,25 m
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
(emax - en )
Ls = x VR
3,6 x re
Dimana:
re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan,
untuk Vr ≤ 80 km/jam, remax = 0,035 m/mdet
(0,1- 0,03)
Ls = x 50
3,6 x 0,035
Ls = 27,78 m

Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 41,67 m ~ 42 m, karena pada


tikungan Full Circle tidak terdapat lengkung peralihan (Ls) maka Ls
yang terjadi dianggap fiktif (Ls).

c. Perhitungan parameter tikungan FC


1
Tc = Rr x tan ∆1
2
1
Tc = 360 x tan 5,27°
2
Tc = 16,57 m

1
Ec = Tc x tan ∆1
4
1
Ec = 16,57 x tan 5,27°
4
Ec = 0,38 m

∆1 x 2π x Rr
Lc =
360°
5,27° x 2π x 360
Lc =
360°
Lc = 33,12 m

Syarat-syarat tikungan Full Circle


 Lt = Lc = 33,12 m
 2Tc > Lc
(2 x 16,57) > 33,12
33,15 > 33,12 (Tikungan Full Circle dapat digunakan)

d. Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan


Data-data:
Jalan rencana kelas III (kolektor) dengan muatan sumbu terberat 10 ton
sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan
sedang.
Vr = 50 km/jam
Rr = 360 m
n =2
c = 0,8 m (Kebebasan samping)
b = 2,6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)
p = 7,6 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan)
A = 2,1 m (tonjolan depan sampai bamper kendaraan sedang)

b" = Rc -√Rc2 - p2

b" = 360 -√3602 - 7,62

b" = 0,08 m

b' = b + b"
b' = 2,6 + 0,08
b' = 2,68 m

Td =√Rc2 +A(2p+A) - Rc

Td = √3602 + 2,1(2 x 7,6 + 2,1) - 360

Td = 0,05 m
Vr
Z = 0,105 x
√Rc
50
Z = 0,105 x
√360
Z = 0,28 m

B = n (b' + c) + (n - 1)Td + Z
B = 2 (2,6' + 0,8) + (2 - 1)0,05 + 0,28
B = 7,29 m
Lebar perkerasan pada jalur lurus 2 x 3,50 = 7,00 m
Ternyata B > w
7,29 > 7
7,29 – 7 = 0,29 m
Karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI1
sebesar 0,29 m

e. Perhitungan kebebasan samping pada PI1


Data-data:
Vr = 50 km/jam
Rr = 360 m
W = 2 x 3,50 m = 7,00 m (lebar perkerasan)
Lc = Lt = 33,12 m

Jarak pandang henti (Jh) minimum = 55 m (Tabel TPGJAK 1997 hlm 21)
Jarak pandang menyiap (Jd) = 250 m (Tabel TPGJAK 1997 hlm 21)
Lebar penguasaan minimal = 30 m
Koefisien gesek (fp), ditetapkan = 0,35

1
R' = Rc - W
2
1
R' = 360 - 7
2
R' = 356,50 m

Ltotal = 2Ls
Ltotal = 2 x 42
Ltotal = 84 m

1. Jarak pandang henti


(Vr)2
Jh = 0,694 x Vr + 0,004
fp
(50)2
Jh = 0,694 x 50 + 0,004
0,35
Jh = 63,27 m

2. Jarak pandang mendahului


T1 = 2,12 + 0,026 Vr
T1 = 2,12 + 0,026 x 50
T1 = 3,42 detik

T2 = 6,56 + 0,048 Vr
T2 = 6,56 + 0,048 50
T2 = 8,96 detik

a = 2,052 + 0,0036 Vr
a = 2,052 + 0,0036 x 50
a = 2,23 km/jam/detik
m = 10 km/jam

a x T1
d1 = 0,278 x T1 x (Vr - m+ )
2
2,23 x 3,42
d1 = 0,278 x 3,42 x (50 - 10+ )
2
d1 = 41,66 m
d2 = 0,278 x Vr x T2
d2 = 0,278 x 50 x 8,96
d2 = 124,54 m

d3 = antara 30 - 100 m, diambil = 30 m

2
d4 = xd
3 2
2
d4 = x 124,54
3
d4 = 83,03 m

Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Jd = 41,66 + 124,54 + 30 + 83,03
Jd = 279,23 m

3. Kebebasan samping yang tersedia (Eo)


1
Eo = (Lebar pengawasan minimal - W)
2
1
Eo = (30 - 7,00)
2
Eo = 11,50 m

Secara analitis
1. Berdasarkan jarak pandang henti
Jh < Ltotal
63,27 < 66,25 m

Daerah kebebasan samping


28,65 x Jh
E = R' x (1- cos )
R'
28,65 x 63,27
E = 356,5 x (1- cos )
356,5
E = 1,40 m
2. Berdasarkan jarak pandang menyiap
Jd < Ltotal
279,23 < 66,25 (Aman)
28,65 x Jd Jd - Ltotal 28,65 x Jd
E = R' x (1- cos ' )+( x sin )
R 2 R'
28,65 x 279,23 279,23 - 66,25 28,65 x 279,23
E = 356,50 x (1- cos )+( x sin )
356,50 2 356,50
E = 67,65 m

E < Eo
1,40 < 11,5 (Aman)

E > Eo
67,65 > 11,5 (Pasang rambu dilarang menyiap)

IV.4.2 Tikungan PI2


Diketahui:
Δ2 = 12,64o
Vr = 50 km/jam
Rmin = 75,86 m
Dicoba tikungan Spiral Spiral
Digunakan Rr = 80 m
(Sumber TPCJAK Tahun 1997)

a. Menentukan superelevasi desain


fmax = (-0,00065 x VR )+0,192
fmax = (-0,00065 x 50)+0,192
fmax = 0,16

Vr2
eterjadi = -f
127 x Rr max
502
eterjadi = - 0,16
127 x 80
eterjadi = 0,09
eterjadi = 9% (memenuhi syarat)

b. Perhitungan parameter tikungan SS



θs =
2
12,64°
θs =
2
θs = 6,23°
2π𝑅𝑟
Ls = x 2θs
360
2π x 80
Ls = x 2 x 6,23°
360
Ls = 17,65 m

LS3
Xc = Ls -
40 x R2r
17,653
Xc = 17,65 -
40 x 802
Xc = 17,62 m

Ls2
Yc =
6Rr
17,652
Yc =
6 x 80
Yc = 0,65 m

1
p = Yc - Rr (1- cos ∆)
2
1
p = 0,65 - 80 (1- cos 12,64°)
2
p = 0,16 m
1
k = Xc - Rr x sin ∆ - Rr
2
1
k = 17,62 - 80 x sin 12,64° - 80
2
k = 8,82 m

1
Es = (Rr + p) x sec ∆ - Rr
2
1
Es = (80 + 0,16) x sec 12,64° - 80
2
Es = 0,65 m
1
Ts = (Rr + p) x tg ∆ + k
2
1
Ts = (80 + 0,16) x tg 12,64° + 8,82
2
Ts = 17,70 m
Karena Lc = 0, maka Ltot = 2Ls = 35,29 m

Syarat tikungan SS
Ts > Ls
17,70 > 17,65 (Tikungan Spiral Spiral dapat digunakan)

c. Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan


Data-data:
Jalan rencana kelas III (kolektor) dengan muatan sumbu terberat 10 ton
sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan
sedang.
Vr = 50 km/jam
Rr = 80 m
n =2
c = 0,8 m (Kebebasan samping)
b = 2,6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)
p = 7,6 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan sedang)
A = 2,1 m (tonjolan depan sampai bamper kendaraan sedang)
b" = Rc -√Rc2 - p2

b" = 80 -√802 - 7,62

b" = 0,36 m

b' = b + b"
b' = 2,6 + 0,36
b' = 2,96 m

Td =√Rc2 +A(2p + A) - Rc

Td = √802 + 2,1(2 x 7,6 + 2,1) - 80

Td = 0,23 m

Vr
Z = 0,105 x
√Rc
50
Z = 0,105 x
√80
Z = 0,59 m

B = n (b' + c) + (n - 1)Td + Z
B = 2 (2,6' + 0,8) + (2 - 1)0,23 + 0,59
B = 8,34 m

Lebar perkerasan pada jalur lurus 2 x 4,00 = 8,00 m


Ternyata B > w
8,34 > 8,00
8,34 – 8,00 = 0,34 m
Karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI1
sebesar 0,34 m
d. Perhitungan kebebasan samping pada PI1
Data-data:
Vr = 50 km/jam
Rr = 80 m
W = 2 x 34,00 m = 8,00 m (lebar perkerasan)
Ls = 17,65 m

Jarak pandang henti (Jh) minimum = 55 m (Tabel TPGJAK 1997 hlm 21)
Jarak pandang menyiap (Jd) = 250 m (Tabel TPGJAK 1997 hlm 21)
Lebar penguasaan minimal = 30 m
Koefisien gesek (fp), ditetapkan = 0,35

1
R' = Rc - W
2
1
R' = 80 - x 8,00
2
R' = 76,00 m

Ltotal = 2Ls
Ltotal = 2 x 17,65
Ltotal = 35,29 m

1. Jarak pandang henti


(Vr)2
Jh = 0,694 x Vr + 0,004
fp
(50)2
Jh = 0,694 x 50 + 0,004
0,35
Jh = 63,27 m

2. Jarak pandang mendahului


T1 = 2,12 + 0,026 Vr
T1 = 2,12 + 0,026 x 50
T1 = 3,42 detik
T2 = 6,56 + 0,048 Vr
T2 = 6,56 + 0,048 50
T2 = 8,96 detik

a = 2,052 + 0,0036 Vr
a = 2,052 + 0,0036 x 50
a = 2,23 km/jam/detik
m = 10 km/jam

a x T1
d1 = 0,278 x T1 x (Vr - m + )
2
2,23 x 3,42
d1 = 0,278 x 3,42 x (50 - 10 + )
2
d1 = 41,66 m

d2 = 0,278 x Vr x T2
d2 = 0,278 x 50 x 8,96
d2 = 124,54 m

d3 = antara 30 - 100 m, diambil = 30 m

2
d4 = xd
3 2
2
d4 = x 124,54
3
d4 = 83,03 m

Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Jd = 41,66 + 124,54 + 30 + 83,03
Jd = 279,23 m

3. Kebebasan samping yang tersedia (Eo)


1
Eo = (Lebar pengawasan minimal - W)
2
1
Eo = (30 - 8,00)
2
Eo = 11,50 m

Secara analitis
1. Berdasarkan jarak pandang henti
Jh < Ltotal
63,27 < 35,29 m

Daerah kebebasan samping


28,65 x Jh
E = R' x (1- cos )
R'
28,65 x 63,27
E = 76,00 x (1- cos )
76,00
E = 6,49 m

2. Berdasarkan jarak pandang menyiap


Jd > Ltotal
279,23 > 35,29 (Aman)
28,65 x Jd Jd - Ltotal 28,65 x Jd
E = R' x (1- cos )+( x sin )
R' 2 R'
28,65 x 279,23 279,23 - 35,29 28,65 x 279.23
E = 76,00 x (1- cos )+( x sin )
76,00 2 76,00
E = 213,68 m

E < Eo
6,49 < 11,00 (Aman)

E > Eo
213,68 > 11,00 (Pasang rambu dilarang menyiap)

IV.4.3 Tikungan PI12


Diketahui:
Δ12 = 23,00o
Vr = 60 km/jam
Rmin = 112,04 m
Dicoba tikungan Spiral Circle Spiral
Digunakan Rr = 200 m
(Sumber TPCJAK Tahun 1997)

a. Menentukan superelevasi desain


fmax = (-0,00065 x VR )+0,192
fmax = (-0,00065 x 60)+0,192
fmax = 0,15

Vr2
eterjadi = -f
127 x Rr max
602
eterjadi = - 0,15
127 x 60
eterjadi = -0,01

Karena rumus di atas tidak memenuhi syarat, maka dipakai rumus:


181913,53 x (emax + fmax )
Dmax =
Vr2
181913,53 x (0,10 + 0,15)
Dmax =
602
Dmax = 12,78°

1432,4
Dterjadi =
Rc
1432,4
Dterjadi =
60
Dterjadi = 7,16°
2
(Dterjadi ) Dterjadi
eterjadi = {(-emax 2
) + (2 x emax )}
(Dmax ) Dmax

(7,16)2 7,16
eterjadi = {(-0,10 ) + (2 x 0,10 )}
(12,78)2 12,78
eterjadi = 0,08
eterjadi = 8%

e. Perhitungan lengkung peralihan (Ls)


1. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung:
Vr
Ls = xT
3,6
60
Ls = x3
3,6
Ls = 50,00 m

2. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt


Vr3 Vr x eterjadi
Ls = 0,022 x - 2,727
Rc . C C
603 60 x 0,08
Ls = 0,022 x - 2,727
200 . 0,4 0,4
Ls = 26,41 m

3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian


(emax - en )
Ls = x VR
3,6 x re
Dimana:
re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan,
untuk Vr ≤ 80 km/jam, remax = 0,035 m/mdet
(0,1- 0,03)
Ls = x 60
3,6 x 0,035
Ls = 33,33 m
Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 50,00 m.

b. Perhitungan parameter tikungan SCS


LS3
Xc = Ls -
40 x R2r
50,003
Xc = 50,00 -
40 x 2002
Xc = 49,92 m

Ls2
Yc =
6Rr
50,002
Yc =
6 x 200
Yc = 2,08 m

Ls 360
θs = x
2Rr 2π
50,00 360
θs = x
2 x 200 2π
θs = 7,16°

1
p = Yc - Rr (1- cos θs )
2
1
p = 2,08 - 20 (1- cos 7,16°)
2
p = 0,52 m

k = Xc - Rr x sinθs
1
k = 49,92 - 200 x sin 7,16°
2
k = 24,99 m

∆c = ∆ - 2θs
= 23,00 - (2 x 7,16°)
= 8,67°

1
Es = (Rr + p) x sec ∆ - Rr
2
1
Es = (200 + 0,52) x sec 8,67° - 200
2
Es = 4,63 m

1
Ts =(Rr + p) x tg ∆ + k
2
1
Ts =(200 + 0,52) x tg 23,00° + 22,99
2
Ts = 65,78 m

∆c
Lc = x 2πRr
360
8,67
= x 2π x 200
360
= 30,27 m

Ltot = Lc + 2Ls
= 30,27 + (2 x 50,00)
= 130,27 m

Syarat tikungan SCS


Ltot ≤ 2Ts
130,27 ≤ 131,55 (Tikungan Spiral Circle Spiral dapat digunakan)

c. Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan


Data-data:
Jalan rencana kelas III (kolektor) dengan muatan sumbu terberat 10 ton
sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan
sedang.
Vr = 60 km/jam
Rr = 200 m
n =2
c = 0,8 m (Kebebasan samping)
b = 2,6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)
p = 7,6 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan)
A = 2,1 m (tonjolan depan sampai bamper kendaraan sedang)

b" = Rc -√Rc2 - p2

b" = 200 -√2002 - 7,62

b" = 0,14 m

b' = b + b"
b' = 2,6 + 0,14
b' = 2,74 m

Td =√Rc2 +A(2p + A) - Rc

Td = √2002 + 2,1(2 x 7,6 + 2,1) - 200

Td = 0,09 m

Vr
Z = 0,105 x
√Rc
60
Z = 0,105 x
√200
Z = 0,45 m

B = n (b' + c) + (n - 1)Td + Z
B = 2 (2,6' + 0,8) + (2 - 1)0,09 + 0,45
B = 7,63 m
Lebar perkerasan pada jalur lurus 2 x 4,00 = 8,00 m
Ternyata B < w
7,63 < 8,00
Karena B < W, maka tidak diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan
PI12

d. Perhitungan kebebasan samping pada PI12


Data-data:
Vr = 60 km/jam
Rr = 200 m
W = 2 x 4,00 m = 8,00 m (lebar perkerasan)
Ls = 80,27 m

Jarak pandang henti (Jh) minimum = 75 m (Tabel TPGJAK 1997 hlm 21)
Jarak pandang menyiap (Jd) = 350 m (Tabel TPGJAK 1997 hlm 21)
Lebar penguasaan minimal = 30 m
Koefisien gesek (fp), ditetapkan = 0,35

1
R' = Rc - W
2
1
R' = 20 - x 8,00
2
R' = 196,00 m

Ltotal = 2Ls
Ltotal = 2 x 80,27
Ltotal = 160,54 m

1. Jarak pandang henti


(Vr)2
Jh = 0,694 x Vr + 0,004
fp
(60)2
Jh = 0,694 x 60 + 0,004
0,35
Jh = 82,78 m

2. Jarak pandang mendahului


T1 = 2,12 + 0,026 Vr
T1 = 2,12 + 0,026 x 60
T1 = 3,68 detik

T2 = 6,56 + 0,048 Vr
T2 = 6,56 + 0,048 x 60
T2 = 9,44 detik

a = 2,052 + 0,0036 Vr
a = 2,052 + 0,0036 x 60
a = 2,27 km/jam/detik
m = 10 km/jam

a x T1
d1 = 0,278 x T1 x (Vr - m + )
2
2,27 x 3,68
d1 = 0,278 x 3,68 x (60 - 10 + )
2
d1 = 55,42 m

d2 = 0,278 x Vr x T2
d2 = 0,278 x 60 x 9,44
d2 = 157,46 m

d3 = antara 30 - 100 m, diambil = 30 m

2
d4 = xd
3 2
2
d4 = x 157,46
3
d4 = 104,97 m
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Jd = 55,42 + 157,46 + 30 + 104,97
Jd = 347,85 m

3. Kebebasan samping yang tersedia (Eo)


1
Eo = (Lebar pengawasan minimal - W)
2
1
Eo = (30 - 8,00)
2
Eo = 11,00 m

Secara analitis
1. Berdasarkan jarak pandang henti
Jh < Ltotal
82,78 < 160,54 m

Daerah kebebasan samping


28,65 x Jh
E = R' x (1- cos )
R'
28,65 x 82,78
E = 196,00 x (1- cos )
196,00
E = 4,35 m

2. Berdasarkan jarak pandang menyiap


Jd > Ltotal
347,85 > 160,54 (Aman)
28,65 x Jd Jd - Ltotal 28,65 x Jd
E = R' x (1- cos ' )+( x sin )
R 2 R'
28,65 x 347,85 347,85 - 160,54 28,65 x 347,85
E = 196,00 x (1- cos )+( x sin )
196,00 2 196,00
E = 144,87 m

E < Eo
4,35 < 11,00 (Aman)

E > Eo
144,87 > 11,00 (Pasang rambu dilarang menyiap)

IV.5 Perhitungan Alinyemen Vertikal


Pada perhitungan alinyemen vertikal akan membahas dua lengkung yaitu
lengkung PVI1 yang merupakan lengkung cembung dan PVI3 yang merupakan
lengkung cekung.

IV.5.1 Lengkung PVI1 (Lengkung cembung) pada Sta. 3+550


Vr = 60 km/jam (Berdasarkan Tabel II.14)

a. Menentukan kelandaian memanjang


Elevasi A = 928,938 Sta. A = 3+400
Elevasi PVI1 = 932,500 Sta. PVI1 = 3+550
Elevasi PVI2 = 932,704 Sta. PVI2 = 3+700

Elevasi PVI1 - Jarak A


g1 = x 100
Jarak Elevasi PVI1 - Jarak A
932,500 - 928,938
g1 = x 100
(3+550) - (3+400)
g1 = 2,47%

Elevasi PVI2 - Elevasi PVI1


g2 = x 100
Jarak Elevasi PVI2 - Jarak Elevasi PVI1
932,704 - 932,500
g2 = x 100
(3+700) - (3+550)
g2 = 0,14%

A =| g2 - g1 |
=|0,14% - 2,47%|
= 2,24%
b. Menentukan jarak pandang henti
V2R
Jh = 0,694Vr + 0,004
fp

602
= 0,694 x 60 + 0,004
3,5
= 45,75 m

c. Menentukan panjang lengkung minimum (Lv)


Jh2
Lv =
405
45,742
=
405
= 5,169 m

Untuk kecepatan 60 km/jam, Y = 3,00 (Tabel II.16)


Lv = A x Y
= 2,24 x 3,00
= 6,716 m

Berdasarkan jarak pandang henti


A x Jh2
Lv =
405
2,24 x 45,742
=
405
= 11,572 m

Syarat:
Jh < Lv
45,75 < 11,572 (Tidak memenuhi syarat)
Berdasarkan pada penampilan, kenyamanan dan jarak pandang, maka
panjang lengkung vertikal cembung diambil Lv = 40 m (Tabel II.17).
d. Menentukan Ev
Lv
Ev = A
800
40
= 2,24 x
800
= 0,112 m
e. Perhitungan elevasi pada lengkung vertikal
Lv
TPTV = TPTV 1 - g1
2
40
= 932,500 - (2,37% x )
2
= 885,007
Lv
TPTV = TPTV1 + g2
2
40
= 932,500 - (0,14% x )
2
= 935,220

f. Perhitungan stationing
1
Sta PLV = Sta. PVI1 - Lv
2
1
= 3+550 - 40
2
= 3+530
1
Sta PLV = Sta. PVI1 + Lv
2
1
= 3+550 + 40
2
= 3+570

IV.5.2 Lengkung PVI3 (Lengkung cekung) pada Sta. 3+800


Vr = 60 km/jam (Berdasarkan Tabel II.14)

a. Menentukan kelandaian memanjang


Elevasi PVI2 = 932,500 Sta. PVI2 = 3+700
Elevasi PVI3 = 929,500 Sta. PVI3 = 3+800
Elevasi PVI4 = 926,000 Sta. PVI4 = 4+100
Elevasi PVI3 - Elevasi PVI2
g3 = x 100
Jarak Elevasi PVI3 - Jarak Elevasi PVI2
929,500 - 932,500
g3 = x 100
(3+800) - (3+700)
g3 = -3,20%

Elevasi PVI4 - Elevasi PVI3


g4 = x 100
Jarak Elevasi PVI4 - Jarak Elevasi PVI3
926,000 - 929,500
g4 = x 100
(4+100) - (3+800)
g2 = -1,17%

A =| g4 - g3 |
=|-1,17% - 3,20%|
= 2,04%

b. Menentukan jarak pandang henti


V2R
Jh = 0,694Vr + 0,004
fp

602
= 0,694 x 60 + 0,004
3,5
= 45,75 m

c. Menentukan panjang lengkung minimum (Lv)


Jh2
Lv =
405
45,742
=
405
= 5,169 m

Untuk kecepatan 60 km/jam, Y = 3,00 (Tabel II.16)


Lv = A x Y
= 2,04 x 3,00
= 6,112 m

Berdasarkan jarak pandang henti


405
Lv = 2Jh -
A
405
= 2 x 45,75 -
2,04
= -107,281 m

Syarat:
Jh > Lv
45,75 > 6,112 (Memenuhi syarat)
Berdasarkan pada penampilan, kenyamanan dan jarak pandang, maka
panjang lengkung vertikal cembung diambil Lv = 40 m (Tabel II.17).

d. Menentukan Ev
Lv
Ev = A
800
40
= 2,04 x
800
= 0,102 m
e. Perhitungan elevasi pada lengkung vertikal
Lv
TPTV = TPTV3 - g3
2
40
= 929,500 - (-3,20% x )
2
= 993,58
Lv
TPTV = TPTV3 + g4
2
40
= 929,500 - (1,17% x )
2
= 906,167

f. Perhitungan stationing
1
Sta PLV = Sta. PVI4 - Lv
2
1
= 3+5800 - 40
2
= 3+780
1
Sta PLV = Sta. PVI1 + Lv
2
1
= 3+800 + 40
2
= 3+820

Hasil perhitungan dengan cara yang sama dapat dilihat pada Tabel 4.11
sebagai berikut:
Tabel 4.11 Perhitungan perencanaan alinyemen vertikal

Beda Jarak
TPVI
No. Sta. Tinggi Datar g A Lv TPTV TPLV Ev
(m)
(m) (m)
1 3+400 928,938
3,562 150 2,375 -2,24 40 885,007 935,220 -0,112
2 3+550 932,500
0,204 150 0,136 -3,34 40 929,984 868,624 -0,167
3 3+700 932,704
-3,204 100 -3,204 2,04 40 993,580 906,167 0,102
4 3+800 929,500
-3,500 300 -1,167 -2,01 80 972,667 798,880 -0,201
5 4+100 926,000
-6,356 200 -3,178 3,57 40 983,204 927,393 0,178
6 4+300 919,644
1,356 350 0,387 -1,89 80 905,503 861,000 -0,189
7 4+650 921,000
-3,000 200 -1,500 5,50 60 963,000 1038,000 0,413
8 4+850 918,000
6,000 150 4,000 -4,33 60 804,000 914,000 -0,325
9 5+000 924,000
-1,000 300 -0,333 -0,08 50 931,333 912,550 -0,005
10 5+300 923,000
-0,418 100 -0,418 1,49 60 935,122 954,622 0,111
11 5+400 922,582
1,068 100 1,068
12 5+500 923,650
Sumber: Hasil analisis

Berikut data elevasi tanah asli dan tanah rencana dari pembangunan jalan
Lingkar Samosir section 5 Sta. 3+400 sampai dengan Sta. 5+500:
Tabel 4.12 Data elevasi tanah asli dan tanah rencana

Nomor Tanah Tanah


Sta.
Titik Asli Rencana
1 3+400 928,938 928,938
2 3+450 930,281 930,125
3 3+500 931,650 921,313
4 3+550 932,545 932,370
5 3+600 932,871 932,568
6 3+650 933,000 932,636
7 3+700 933,000 932,537
8 3+750 930,868 931,102
9 3+800 929,687 929,602
10 3+850 929,149 928,917
11 3+900 929,755 929,333
12 3+950 929,332 928,750
13 4+000 927,825 927,167
14 4+050 925,044 926,583
15 4+100 926,435 925,799
16 4+150 924,420 924,411
17 4+200 921,503 921,821
18 4+250 219,864 920,232
19 4+300 219,109 918,821
20 4+350 918,703 918,837
21 4+400 918,734 919,031
22 4+450 918,858 919,224
23 4+500 919,105 919,418
24 4+550 918,932 919,612
25 4+600 918,411 919,806
26 4+650 919,842 918,889
27 4+700 918,175 918,250
28 4+750 917,925 917,500
29 4+800 917,354 916,750
30 4+850 915,973 916,413
31 4+900 918,686 918,000
32 4+950 920,245 920,000
33 5+000 922,120 921,675
34 5+050 922,388 921,833
35 5+100 921,649 921,667
36 5+150 921,274 921,500
37 5+200 921,318 921,333
38 5+250 921,261 921,167
39 5+300 921,116 920,995
40 5+350 920,483 920,791
41 5+400 921,093 920,693
42 5+450 921,854 921,116
43 5+500 921,650 921,650

IV.5 Perhitungan Tebal Perkerasan Menggunakan Software Desain


Perencanaan Jalan Lentur (SDPJL) versi 1.1
Perhitungan pelebaran jalan degan menggunakan Software Desain
Perencanaan Jalan Lentur (SDPJL) versi 1.1 adalah sebagai berikut:
IV.5.1 Meu awal
Langkah awal adalah membuka Software Desain Perencanaan Jalan Lentur
(SDPJL) versi 1.1, sehingga pada layar monitor akan muncul tampilan seperti
Gambar 4.xx.
Gambar 4.xx Menu utama SDPJL

IV.5.2 Isian data


Untuk memulai proses desain, masukkan data lapangan terlebih dahulu ke
dalam kolom isian data. Keterangan tentang proyek, data di lapangan, data
surveyer, dan data perencanaan diisi sesuai dengan kebutuhan di lapangan seperti
pada Gambar 4.xx.

Gambar 4.xx Isian data SDPJL

IV.5.3 Data input ruas jalan dan data lalu lintas


Pada input data awal diperlukan data-data seperti data ruas jalan, lebar
perkerasan eksisiting, lendutan desain, RCI, CBR, temperature perkerasan dan
tebal perkerasan eksisiting seperti pada Gambar 4.xx. Pada isian data terdapat data
yang bernilai 0 (nol), ini dikarenakan dalam perencanaan pelebaran jalan data-data
tersebut tidak digunakan.
Gambar 4.xx Input data ruas jalan

Data lalu lintas adalah perencanaan lalu lintas harian rata-rata. Data diisi
sesuai dengan kondisi lapangan meliputi:
a. Year of survey diisi tahun pengamatan yaitu tahun 2015
b. Year of opening diisi awal tahun rencana yaitu tahun 2017
c. Life period (years) diisi umur rencana yaitu 10 tahun
d. Traffic growth (%) diisi pertumbuhan lalu lintas yaitu 5%

Gambar 4.xx Input data lalu lintas

IV.5.4 Analisis lalu lintas (Traffic analisys)


Kolom isian analisis lalu lintas akan terisi secara otomatis seperti Gambar
4.xx.

Gambar 4.xx Analisis lalu lintas (Traffic analisys)

IV.5.5 Analisis ruas jalan


Tahap ini data lapangan hasil survey dikoreksi dengan kondisi lapangan.
Masukkan data akan terisi secara otomatis.

Gambar 4.xx Analisis ruas jalan

IV.5.6 Pengelompokkan data


Tahap ini adalah awal proses lapangan. Data-data lebar perkerasan, lebar
rencana, data lendutan, RCI, dan CBr akan muncul dalam bentuk grafik.
Gambar 4.xx Grafik lebar perkerasan dan lebar rencana

Gambar 4.xx Grafik lendutan 6,0 m dan lendutan rencana


Gambar 4.xx Grafik lendutan 0,20 m dan lendutan rencana

Gambar 4.xx RCI eksisiting dan RCi desain

Gambar 4.xx Grafik CBR dan CBR rencana


Setelah proses pengelompokkan data selesai, kemudian akan didapat hasil
sorting yang merupakan rata-rata pengelompokkan dari grafik sebelumnya.

Gambar 4.xx Hasil sorting

IV.5.7 Proses desain


Proses desain merupakan tahap akhir dari proses ini dengan melengkapi
data kondisi jalan dan menghitung nilai sisa perkerasan lama. Apabila seluruh
data yang dibutuhkan telah selesai diisi, kemudian di run.

Gambar 4.xx Proses desain

Setelah data melalui proses running, akan muncul keluaran seperti pada
Gambar 4.xx yang merupakan data perencanaan pelebaran.

Gambar 4.xx Hasil keluaran (Output)


IV.6 Perhitungan Dimensi Drainase
Sebelum menghitung dimensi drainase terlebih dahulu dilakukan
perhitungan debit air yang dapat ditampung oleh saluran drainase. Berikut adalah
perhitungan dimensi saluran drainase jalan Lingkar Samosir section 5 Sta. 3+400
sampai dengan Sta. 5+500.

IV.6.1 Presentasi Data


Data perencanaan drainase jalan Lingkar Samosir section 5 Sta. 3+400
sampai dengan Sta. 5+400 adalah sebagai berikut:
a. Kondisi eksisting permukaan jalan:
- Panjang saluran drainase (L) = 600 meter
- Perkerasan jalan (aspal) = 7 meter
- Bahu jalan = 1,5 meter
- Bagian luar jalan (perbukitan) = 28 meter

b. Nilai kemiringan saluran:


- is aspal = 23%
- is bahu = 5%
- is perumahan = 39,28%

IV.6.2 Waktu konsentrasi (Tc) dihitung menggunakan rumus:


Waktu konsentrasi (Tc) yaitu waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air
dari titik yang paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol yang ditentukan di
bagian hilir suatu saluran. Dalam menentukan waktu konsentrasi digunakan
koefisien hambatan yang dapat dilihat pada Tabel II.31.
0,167
2 nd
taspal = ( x 3,28 x lo x )
3 √is
0,167
2 0,013
= ( x 3,28 x 3,5 x )
3 √0,03

= 0,912 menit
0,167
2 nd
tbahu = ( x 3,28 x lo x )
3 √is

0,167
2 0,013
= ( x 3,28 x 1,5 x )
3 √0,05

= 0,912 menit
0,167
2 nd
tperumahan = ( x 3,28 x lo x )
3 √is
0,167
2 0,2
= ( x 3,28 x 30 x )
3 √0,03

= 1,643 menit

t1 dari badan jalan = 0,912 + 0,758 = 1,670 menit


t1 dari perbukitan = 1,643 menit
t1 yang diambil adalah yang mempunyai nilai yang paling besar yaitu 1,670 menit.

L 600
t2 = = = 6,667 menit
60 x V 60 x 1,5

Tc = t1 + t2 = (1,670 + 6,667) menit = 8,336 menit

IV.6.3 Menentukan Besarnya Koefisien C


Harga koefisien pengaliran (C) dan harga koefisien limpasan (fk) dapat
dilihat dari Tabel II.30.
- Aspal, koefisien C1 = 0,8
- Bahu jalan, koefisien C2 = 0,85
- Perbukitan, koefisien C3 = 0,8
- fk perbukitan = 4,0

Luas Daerah Pengaliran Diambil per Meter Panjang


- Aspal (A1), 3,5 x 600 = 2100 m2
- Bahu jalan (A2), 1,5 x 600 = 900 m2
- Perumahan (A3), 28 x 600 = 16800 m2

Koefisien Pengaliran Rata-rata dapat dihitung menggunakan rumus:

c1 A1 + c2 A2 + c3 A3 x fk
c=
A1 +A2 + A3
0,8 x 2100 + 0,85 x 900 + 0,8 x 16800 x 4,0
=
2100 + 900 + 16800
= 0,395

IV.6.4 Menentukan intensitas curah hujan


Adapun data curah hujan yang diperoleh dari BMKG adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.xx Data curah hujan maksimum tahunan
Curah Hujan Harian
Tahun Maksimum Tahunan
(mm)
2015 61,0
2014 59,0
2013 52,0
2012 40,0
2011 45,0
2010 90,0
2009 90,0
2008 49,0
2007 76,0
2006 64,0

Dari data curah hujan yang diperoleh dari BMKG maka selanjutnya akan
diolah untuk mencari intensitas curah hujan. Berikut merupakan perhitungan
intensitas curah hujan:
No Tahun xi xi - xave (xi - xave)2

1 2010 90,0 27,4 750,76


2 2009 90,0 27,4 750,76
3 2007 76,0 13,4 179,56
4 2006 64,0 1,4 1,96
5 2015 61,0 -1,6 2,56
6 2014 59,0 -3,6 12,96
7 2013 52,0 -10,6 112,36
8 2008 49,0 -13,6 184,96
9 2011 45,0 -17,6 309,76
10 2012 40,0 -22,6 510,76
n= 10 ∑ xi = 626,0 ∑ (xi - xave)2 = 2816,40

∑ 𝑥𝑖
xave = 𝑛
626,00
=
10
= 62,60

∑ (xi - xave )2
Sx =√
n-1

2816,402
=√
10 - 1
= 17,69
Untuk periode ulang (T) = 5 tahun dan n = 10 tahun
Dari Tabel II.xx dan Tabel II.xx diperoleh:
YT = 1,4999
Yn = 0,5128
Sn = 1,0206
Sx
XT = Xave + x (YT - Yn )
Sn
17,69
= 62,60 + x (1,4999 - 0,5128)
1,0206
= 79,71

90% x XT
I=
4
90% x 79,71
=
4
= 17,93

Menentukan intensitas curah hujan maksimum (mm/jam) dengan cara


memplotkan harga Tc = 8,336 menit, kemudian tarik garis ke atas sampai
memotong lengkung intensitas hujan rencana pada periode uang 5 tahun didapat: I
= 184 mm/jam.

IV.6.5 Perhitungan debit air rencana


Perhitungan debit air rencana bisa didapat setelah koefisien pengaliran
rata-rata, intensitas hujan dan luas daerah pengaliran diketahui. Untuk
menentukan debit air rencana adalah sebagai berikut:
A = 19800 m2 = 0,0198 km2
C = 0,395
I = 184 mm/jam
1
Q= xCxIxA
3,6
1
= x 0,395 x 184 x 0,00198
3,6
3
= 0,400 m ⁄detik

4.5.7 Penentuan Dimensi Saluran


Penentuan dimensi saluran diawali dengan penentuan bahan:
- Saluran direncanakan dibuat dari beton dengan kecepatan aliran yang
diizinkan 1,5 m/detik
- Bentuk penampang: Persegi
- Kemiringan saluran yang diizinkan sampai dengan 7,5%
- Angka kekasaran permukaan saluran Manning, n = 0,014
- Qrencana = 0,400 m3/detik

Luas penampang basah


Q
F=
V
0,400
F=
1,5
F = 0,266 m2
F=bxh
b=2xh (Syarat ekonomis)

F=bxh
0,266 = 2h x h …(1)
2
0,266 = 2h
0,133 = h2
h = 0,365 m

b = 2h
b = 2 x 0,365
b = 0,730 m

h
R=
2
0,365
R=
2
R = 0,183 m
Kemiringan memanjang saluran
1 2 1⁄
V = x R ⁄3 x is 2
n
1 2 1⁄
1,5 = x 0,183 ⁄3 x is 2
0,014
1⁄
2
1,5 = 22,983 x is
1⁄
is 2 = 0,065
is = 0,255 %

4.5.8 Tinggi Jagaan


Tinggi jagaan dapat dicari menggunkan rumus:
w = √0,5 x h
w = √0,5 x 0,365
w = 0,427 meter

ℎ𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ℎ + 𝑤
= (0,365 + 0,427) meter
= 0,792 meter

htot = 0,80 m
m
h = 0,365 m

b = 0,80 m

Gambar 4.12 Dimensi Drainase

Вам также может понравиться