Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN
PRAKTIKUM PROSES KIMIA
Materi : Hidrolisa Pati
Kelompok : 4 Kamis
Anggota
Eka Puspita Ning Rahayu NIM:21030115120049
Divan
Triana
Semarang, 2016
Mengesahkan,
Asisten
Ihdina Sulistianingtias
i
RINGKASAN
Pati dan juga produk turunannya merupakan bahan yang multiguna dan
banyak digunakan pada berbagai industri antara lain pada minuman, makanan
yang diproses, kertas, makanan ternak, farmasi dan bahan kimia serta industri
nonpangan seperti tekstil, detergent, kemasan dan sebagainya.
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glukosidik.
Berbagai macam pati tidak sama sifat nya, tergantung dari panjang rantai C –
nya serta lurus atau bercabang rantai molekulnya. Pati termasuk dalam
polisakaridayang merupakan polimer glukosa, yang terdiri atas amilosa dan
amilopektin. Amilosa merupakan bagian polimer linier dengan ikatan α-(1,4) unit
glukosa yang merupakan rantai linear.
Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air.
Reaksi ini adalah orde satu, karena reaktan air yang dibuat berlebih, sehingga
perubahan reaktan dapat diabaikan. Reaksi hidrolisis pati dapat dilakukan
menggunakan katalisator H+ yang dapat diambil dari asam.
Dari hasil percobaan, kadar 5% suspensi pati memiliki konversi yang
lebih besar dibanding dengan kadar 7% suspensi pati. Hal ini disebabkan karena
pada kadar yang lebih tinggi memiliki kekentalan yang lebih tinggi juga sehingga
pergerakan molekulnya semakin lambat dan mengakibatkan konversi menjadi
kecil. Sedangkan harga k (konstanta kecepatan reaksi) pada variabel 1 (5%
suspensi pati) lebih tinggi dibanding dengan variabel 2 karena tumbukan pada
variabel 1 lebih banyak dibanding variabel 2. Mekanisme katalis H2SO4 terjadi
ketika ion H+ dari katalis akan menyerang struktur pati dan mengakibatkan
ketidakstabilan pada pati sehingga pati dengan mudah bereaksi dengan air.
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah bahwa kadar 5%
suspensi pati memiliki nilai konversi dan harga yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar 7% suspensi pati pada hidrolisa pati. Sarannya sebaiknya
percobaan hidrolisa pati dilakukan dengan metode lainnya untuuk mengetahui
perbedaan dari pati termodifikasi lainnya.
ii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat membuat Laporan Praktikum
Proses Kimia dengan materi Hidrolisa pati dengan lancar dan sesuai dengan
harapan kami.
Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada Allah SWT, asisten
kami yang telah membimbing kami sampai dalam pembuatan laporan sehingga
laporan ini dapat terselesaikan. Kepada teman-teman yang telah membantu
baik dalam segi waktu maupun motivasi apapun kami mengucapkan terima
kasih.
Laporan ini merupakan laporan terbaik yang saat ini dapat kami ajukan,
namun kami menyadari pasti ada kekurangan yang perlu kami perbaiki. Maka
dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... i
RINGKASAN ......................................................................................................... ii
PRAKATA ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan .......................................................................................... 1
1.3 Manfaat Percobaan ........................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
II.1 Pengertian Pati .............................................................................................. 3
II.2 Amilosa dan Amilopektin ............................................................................. 3
II.3 Hidrolisa Pati ................................................................................................ 3
II.4 Modifikasi Pati .............................................................................................. 5
II.5 Variabel yang Berpengaruh .......................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN .............Error! Bookmark not defined.
III.1. Bahan dan Alat yang digunakan ................Error! Bookmark not defined.
III.1.1 Bahan ...................................................Error! Bookmark not defined.
III.1.2 Alat .......................................................Error! Bookmark not defined.
III.2. Gambar Alat Utama .................................................................................... 7
III.3. Prosedur Percobaan .................................................................................... 9
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN .................................... 12
IV.1. Pengaruh % suspensi terhadap konversi .................................................. 12
IV.2. Pengaruh % suspensi terhadap konstanta kecepatan reaksi ..................... 13
IV.3. Mekanisme Katalis H2SO4 ...................................................................... 14
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 15
iv
V.1. Kesimpulan ................................................................................................ 15
V.2. Saran .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
LEMBAR PERHITUNGAN ................................................................................. 13
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA
LEMBAR PERHITUNGAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pati dan juga produk turunannya merupakan bahan yang multiguna dan
banyak digunakan pada berbagai industri antara lain pada minuman, makanan
yang diproses, kertas, makanan ternak, farmasi dan bahan kimia serta industri
nonpangan seperti tekstil, detergent, kemasan dan sebagainya. Dalam industri
makanan sebagai pembentuk gel dan encapsulating agent. Dalam industri kertas
digunakan sebagai zat aditive seperti wet-end untuk surface size dan coating
binder, bahan perekat, dan glass fiber sizing. (Chiu & Solarek, 2009)
Berbagai varian pati didasarkan pada perbedaan struktural, kandungan
amilosa, amilopketin, protein dan lipid. Secara umum kandungan pati yang utama
yaitu polimer anhidroglukosa meliputi amilosa dan amilopketin, keduanya diikat
dengan ikatan α(1,4) dalam segmen linear, serta ikatan α(1,6) di titik percabangan.
Amilopektin merupakan kandungan utama pati, berkisar 70-80% dan berpengaruh
pada physiochemical serta cita rasa pati (Dona, Pages, & Kuchel, 2010)
1
1.3 Manfaat Percobaan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
k’ = k . Cair ...(2)
sehingga persamaan 1 dapat ditulis sebagai berikut -rA = k’. C pati dari
persamaan kecepatan reaksi ini, reaksi hidrolisis merupakan reaksi orde satu. Jika
harga –rA = -dCA/dt maka persamaan 2 menjadi
...(3)
...(4)
Apabila CA = CA0 (1-xA) dan diselesaikan dengan integral dan batas kondisi t1,
CA0 dan t2 : CA akan diperoleh persamaan :
...(5)
...(6)
...(7)
4
Persamaan 7 dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan regresi y = mx
Pati asli pada umumnya memiliki struktur granular, tidak larut air, dan dalam
bentuk ini digunakan hanya dalam beberapa aplikasi spesifik yang terbatas.
Modifikasi adalah pati yang gugus hidroksinya telah mengalami perubahan. Pati
memiliki sifat tidak dapat digunakan secara langsung dan oleh karena itu harus
dimodifikasi secara kimia atau fisik untuk meningkatkan sifat positif dan
mengurangi sifat yang tidak diinginkan. Pati biasanya digunakn untuk produk
makanan, bahan perekat dan glass fiber sizing. Selain itu juga ditambahkan dalam
plastik untuk mempercepat proses degradasi. Modifikasi secara kimia umumnya
meliputi esterifikasi, etherifikasi, hidrolisis, oksidasi dan cross-linking (Chiu &
Solarek, 2009). Pati yang telah termodifikasiakan mengalami perubahan sifat yang
dapat disesuaikan untuk keperluan-keperluan tertentu. Akan tetapi sama seperti
pati alami, pati termodifikasi bersifat tidak larut dalam air dingin (Koswara, 2009).
5
2. Suhu dan Tekanan
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi mengikuti persamaan Arrhenius,
dimana semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju reaksinya. Untuk
mencapai konversi tertentu, diperlukan waktu sekitar 3 jam untuk
menghidrolisa pati ketela rambat pada suhu 100 °C. Tetapi jika suhunya
dinaikkan hingga 135 °C, konversi yang sama dapat dicapai dalam waktu 40
menit (Agra dkk, 1973). Hidrolisis pati gandum dan jagung dengan katalisator
H2SO4 memerlukan suhu 160 °C. Karena panas reaksi mendekati nol dan
reaksi berjalan dalam fase cair maka suhu dan tekanan tidak banyak
mempengaruhi keseimbangan.
3. Pencampuran (pengadukan)
Supaya zat pereaksi dapat saling bertumbukan dengan sebaik-baiknya perlu
adanya pencampuran. Untuk proses Batch, hal ini dapat dicapai dengan
bantuan pengaduk atau alat pengocok (Agra dkk, 1973). Apabila prosesnya
berupa proses alir (kontinyu), maka pecampuran dilakukan dengan cara
mengatur aliran didalam reaktor supaya terbentuk olakan.
6
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
b. Hidrolisa Pati
7
c. Penentuan Kadar Pati Awal
8
3.3. Gambar Alat Utama
Keterangan:
1. Magnetic stirer + heater
2. Waterbath
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
7. Statif
1. Persiapan awal
a. Menghitung densitas pati
Ke dalam gelas ukur, 5 ml aquades dimasukkan 1 gram pati, catat
penambahan volume.
9
b. Penentuan kadar pati awal
Untuk variabel 1, sebanyak 19,5 gram pati, 25,62 ml katalis HCl dan 379,645
ml aquadest dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan dipanaskan hingga suhu
70oC, selama 1 jam. Setelah itu larutan didinginkan, diencerkan dengan
aquades sampai 500 ml lalu diambil 20 ml dan dinetralkan dengan NaOH (PH
= 7). Larutan diambil 5 ml diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Ke
dalam Erlenmeyer dimasukkan 5 ml larutan + 5 ml Fehling A + 5 ml fehling
B + 15 ml glukosa standard, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Lalu
ditambahkan 2 tetes indikator MB. Kemudian larutan dititrasi dengan glukosa
standard sehingga berubah warna menjadi warna merah bata. Catat volum
titran yang dibutuhkan (M). Yang perlu diperhatikan, proses titrasi dilakukan
dalam keadaan mendidih diatas kompor. Lakukan hal yang sama untuk
variabel lain.
c. Hidrolisa pati
Sebanyak 19,5 gram pati, 25,62 ml katalis HCl dan 379,645 ml aquadest
dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan dipanaskan hingga suhu 70oC, anggap
sebagai t0 diambil sampel sebanyak 20 ml. Kemudian sampel dinetralkan
dengan NaOH (PH = 7). Larutan diambil 5 ml diencerkan sampai 100 ml,
diambil 5 ml. Kedalam Erlenmeyer dimasukkan 5 ml larutan +5 ml Fehling A
+ 5 ml fehling B + 15 ml glukosa standard, kemudian dipanaskan sampai
mendidih. Lalu ditambahkan 2 tetes indikator MB.Kemudian larutan dititrasi
dengan glukosa standard sehingga berubah warna menjadi warna merah bata.
Catat V titran yang dibutuhkan (M). Yang perlu diperhatikan, proses titrasi
dilakukan dalam keadaan mendidih diatas kompor. Pengambilan sampel
dilakukan setiap selang waktu 5 menit sebanyak 5 kali yaitu 20 menit.
(t0=menit ke-0 ,t1=menit ke-5, t2=menit ke-10, t3=menit ke-15, t4=menit ke-
20). Lakukan hal yang sama untuk variabel 2
Dimana :
kadar HCl = 0,25 untuk 25%
0,37 untuk 37%
grek HCl = 1
Dimana :
11
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
1.1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
Xa
0.5 7% pati
0.4
5% pati
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25
t (menit)
𝑋𝑎 = 1 − 𝑒 −𝑘𝑡
12
4.2 Pengaruh % Suspensi terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi
4
3.5
3 y1 = 0,0762x + 1,4464
R² = 0,7201
2.5
ln (1/1-Xa)
7% pati
2
5% pati
1.5 y2 = 0,0721x + 0,9552
R² = 0,9418 Linear (7% pati)
1
Linear (5% pati)
0.5
0
0 5 10 15 20 25
t (menit)
Hal ini disebabkan karena pada variabel 1, penambahan air dibuat berlebih
sehingga kesetimbangan bergeser kearah kanan dan menyebabkan konversinya
semakin lebih besar. Selain itu akibat penambahan air pada variabel 1 lebih
banyak daripada variabel 2, menyebabkan larutan pati pada variabel 1 lebih encer
dan pergerakan molekulnya semakin lebih cepat dan juga tumbukan antarmolekul
semakin banyak. Semakin banyak tumbukan maka semakin besar juga harga k
(konstanta kecepatan reaksi). Pernyataan ini sesuai dengan persamaan berikut:
𝑘 = 𝐴𝑒 −𝐸𝑎/𝑅𝑇
13
Gambar 4.3 Mekanisme reaksi hidrolisis dengan katalisator asam
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan, kadar suspensi 7% pati memiliki konversi yang lebih kecil
dibanding dengan kadar suspensi 5% pati.
2. Harga k (konstanta kecepatan reaksi) pada kadar 5% suspensi pati lebih besar
daripada kadar 7% suspensi pati akibat adanya tumbukan yang lebih banyak.
3. Mekanisme katalis H2SO4 terjadi ketika ion H+ pada katalis akan menyerang
struktur ikatan pati sehingga ikatannya menjadi tidak stabil. Karena
ketidakstabilan tersebut maka pati dengan mudah bereaksi dengan air.
5.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN
%𝑚 𝑝𝑎𝑡𝑖 5% 𝑚
%𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 = = = 2,5% 𝑉
𝜌 𝑝𝑎𝑡𝑖 2
2,5
𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 = 100 𝑥389,38 𝑚𝑙 = 9,735 𝑚𝑙
97,5
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 𝑥389,38 𝑚𝑙 = 379,645 𝑚𝑙
100
𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖 = 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 𝑥 𝜌𝑝𝑎𝑡𝑖 = 9,735 𝑥 1,636 = 19,5 𝑔𝑟
%𝑚 𝑝𝑎𝑡𝑖 7% 𝑚
%𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 = = = 3,5% 𝑉
𝜌 𝑝𝑎𝑡𝑖 2
3,5
𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 = 100 𝑥389,38 𝑚𝑙 = 13,628 𝑚𝑙
96,5
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 𝑥389,38 𝑚𝑙 = 375,752 𝑚𝑙
100
𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖 = 𝑉𝑝𝑎𝑡𝑖 𝑥 𝜌𝑝𝑎𝑡𝑖 = 13,628 𝑥 1,636 = 27,256 𝑔𝑟
16
LEMBAR PERHITUNGAN
Variabel 1
M = 14 ml
500 100
(𝐹 − 𝑀)𝑥𝑁𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑥 𝑥 𝑥0,9
𝑋𝑝0 = 𝑣𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 5
𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖
500 100
(40,5 − 14)𝑥0,002𝑥 𝑥 𝑥0,9
𝑋𝑝0 = 415 5 = 0,0589
19,5
Variabel 2
M= 9 ml
500 100
(𝐹 − 𝑀)𝑥𝑁𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 𝑥 𝑥 𝑥0,9
𝑋𝑝0 = 𝑣𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 5
𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖
500 100
(40,5 − 9)𝑥0,002𝑥 𝑥 𝑥0,9
𝑋𝑝0 = 415 5 = 0,0,501
27,256
𝐶𝐴
−𝑙𝑛 = 𝑘𝑡 + 𝑐
𝐶𝐴𝑂
𝐶𝐴 = 𝐶𝐴𝑂 (1 − 𝑋𝐴 )
−𝑙𝑛(1 − 𝑋𝐴 ) = 𝑘𝑡 + 𝑐
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
Variabel 1
𝐹 = 40,5 𝑚𝑙
𝑁𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 = 0,002
𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖 = 19,5 𝑔𝑟
𝑋𝑝0 = 0,0589
17
t(menit) (x) M (ml) Xp 𝑿𝑨 Ln{1/(1-𝑿𝑨 )} (y) x2 xy
Variabel 2
𝐹 = 40,5 𝑚𝑙
𝑁𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 = 0,002
𝑊𝑝𝑎𝑡𝑖 = 27,256 𝑔𝑟
𝑋𝑝0 = 0,0501
18