Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Retno Sumara
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya
ABSTRAK
Pasien dengan tirah baring dalam jangka waktu lama mempunyai risiko gangguan integritas
kulit. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh tekanan yang lama, iritasi kulit atau
imobilisasi (bedrest) dan berdampak akhir timbulnya luka dekubitus. Pasien tirah baring
membutuhkan intervensi yang memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ
support yang kerap membutuhkan pemantauan intensif. Upaya pencegahan luka tekan
dilakukan sedini mungkin sejak pasien teridentifikasi berisiko mengalami luka tekan yang
meliputi pemberian dukungan permukaan (interface pressure). Nilai interface pressure tinggi
beresiko berkembang ulkus tekanan. Penelitian bertujuan mengidentifikasi tekanan interface
pada pasien dengan tirah baring. Metode penelitian Quasi Eksperiment with Pre Post Test
Design dengan pendekatan deskriptif jumlah sampel 48 responden terdiri dari 2 kelompok
yaitu kelompok perlakuan diberikan metode hospital corner bed making dan kelompok
kontrol diberikan metode bed making tali sudut. Kedua kelompok dilakukan evaluasi selama
3 hari. Instrumen yang digunakan adalah Portable Portable Interface Pressure sensor : Palm
Q. Hasil menunjukkan perubahan tekanan interface pre dan post di dapatkan pada kelompok
kontrol lebih mengalami naik turun yang cukup bervariatif, sedangkan pada kelompok
intervensi cenderung mengalami penurunan dan atau stabil.
Kata Kunci: Bedrest, tekanan interface
60
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
61
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
sebagai satu set paralel yang mengirimkan Metode Hospital corner (sudut 90 )
beban dari permukaan jaringan ke bagian adalah pemasangan linen dengan membuat
dalam kerangka. Penutupan tekanan sudut 90 pada setiap
kapiler menggambarkan jumlah minimal matras/kasur. Tempatkan dan bentangkan
tekanan yang dibutuhkan untuk runtuhnya linen bersih di tengah, atas dan sampai
kapiler, yang menyebabkan anoksia melebihi panjang kasur sehingga bisa
jaringan5. ditarik sampai kebawah kasur. Sebelum
Tekanan kapiler adalah 32 mmHg tetapi menyelipkan sisi lembar linen, buat sudut
bervariasi tergantung pada daerah diukur, dapat dengan cara menyelipkan linen
misalnya, tekanan kapiler pada ujung arteri sampai terbentuk sudut 90 . Metode tali
30-40 mmHg, pada ujung vena 10-14 sudut adalah pemasa-ngan linen dengan
mmHg, dan di tengah sekitar 25 mmHg. membuat tali pada setiap sudut linen
Penutupan tekanan kapiler sebenarnya kemudian tali ditarik kencang sehingga
berkisar 12-32 mmHg. Intensitas tekanan dan masukkan dalam matras/kasur,
antarmuka yang diterapkan secara sehingga metode ini mempunyai regangan
eksternal pada kulit, menunjukkan bahwa yang lebih kuat sehingga dapat
tekanan antarmuka umumnya melebihi mengurangi kerutan ataupun lipatan pada
tekanan kapiler. Tekanan antarmuka linen.
adalah dari 0 hingga 100 mmHg5.
3) Geometri (posisi) tubuh yang didukung
Pengaturan posisi merupakan salah satu
bentuk intervensi keperawatan yang
diterapkan dalam rangka pencegahan
pressure ulcer khususnya pada pasien
dengan imobilisasi. Pemberian posisi yang
benar sangatlah penting dengan sasaran
utama pemeliharaan integritas kulit yang
dapat mengurangi tekanan, membantu
kesejajaran tubuh yang baik, dan
mencegah neuropati komprehensif7. Posisi
berbaring dapat mempengaruhi tekanan
pada kulit orang berbaring di tempat tidur .
posisi semi fowler 30 dan posisi
tengkurap mempunyai tekanan lebih
rendah dari posisi berbaring dengan sudut
90 8.
62
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
kelompok perlakuan bed making tali dan post bed making sebesar 22,01 mmHg.
sudut. Kedua kelompok akan dilakukan Pada hari ke tiga pre bed making sebesar
pengamatan pada masing-masing metode 20,90 mmHg dan post bed making sebesar
bed making kemudian dilakukan 22,02 mmHg.
pengukuran tekanan interface selama 3
hari. penelitian ini mengambil sesuai PEMBAHASAN
kriteria inklusi yaitu: pasien dengan bed Hasil menunjukkan perubahan tekanan
rest, bed dan matrass standart ICU. interface pre dan post di dapatkan pada
Kriteria eksklusi yaitu : pasien yang di kelompok kontrol lebih mengalami
pindah ruangan atau keluar rumah sakit perubahan tekanan interface yang cukup
sebelum 3 hari perlakuan, pasien dengan bervariatif, sedangkan pada kelompok
posisi head up di atas 60 . Instrumen
intervensi cenderung mengalami
yang digunakan adalah Portable Portable penurunan dan atau stabil. Hal tersebut
Interface Pressure sensor : Palm Q. diatas disebabkan karena metode tali sudut
memiliki kekuatan regangan yang lebih
HASIL PENELITIAN besar daripada metode hospital corner bed
Rata-rata perubahan tekanan interface pre making, sehingga meningkatkan tekanan
dan post pada kelompok intervensi dan interface. Bed making tali sudut adalah
kelompok kontrol di ruang ICU/ICCU dan metode dengan cara membuat simpul atau
Ruang IMC Rumah Sakit PKU tali di setiap sisi pada linen, kemudian
Yogyakarta bulan Oktober-November dengan simpul tersebut di masukkan ke
tahun 2013 (n=48). Berdasarkan gambar dalam matras dengan cara ditarik
diatas rata-rata tekanan interface hari sekuatnya. Sehingga permukan matras
pertama pada kelompok intervensi akan menjadi tegang dan tidak elastis
(metode hospital corner) yang terdiri dari sehingga linen kurang bisa mengikuti
23 responden didapatkan tekanan interface lengkungan tubuh. Dengan adanya tarikan
pre bed making sebesar 21,55 mmHg dan kuat akan menciptakan suatu tahanan
post bed making sebesar 22,35 mmHg. yang menghasilkan tekanan yang besar
Pada hari ke dua pre bed making sebesar terhadap tubuh pasien. Sehingga dapat
22,41 mmHg dan post bed making sebesar disimpulkan bahwa tekanan interface pada
21,75 mmHg. Pada hari ke tiga pre bed metode tali sudut lebih besar di
making sebesar 22,21 mmHg dan post bed bandingkan dengan metode hospital corner
making sebesar 21,88 mmHg. Sedangkan bed making. Dalam ilmu fisika tekanan
pada kelompok kontrol (metode tali sudut) berbanding lurus dengan besarnya gaya(F)
yang terdiri dari 25 responden pre bed dan berbanding terbalik dengan luas
making sebesar 19,60 mmHg dan post bed bidang tekan (P) (Hukum Pascal). Besar
making sebesar 21,82 mmHg. Pada hari ke tekanan menunjukkan besarkan luas
dua pre bed making sebesar 20,13 mmHg daerah yang menjadi tempat gaya
63
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
64
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
rendah dari posisi berbaring dengan sudut interface yang diobservasi selama 3 hari
90 8. Colin (1996) menyatakan
berturut-turut pasienkenaikan
tidak mengalami
diposisikan miring sampai 90 , yang signifikan dan cenderung stabil.
menimbulkan kerusakan suplai oksigen Sedangkan pada kelompok metode tali
yang dramatis pada area trokanter sudut menghasilkan tekanan interface yang
dibandingkan dengan pasien diposisikan cenderung mengalami kenaikan. Dengan
miring dengan 30 17. stabilnya tekanan interface diharapkan
Call & Baker (2007) mengidentifikasi tidak akan mengembangkan resiko
perbedaan beban tempat tidur sebelum, terjadinya pressure ulcer / dekubitus
selama dan setelah elevasi dari posisi datar karenan besarnya tekanan. Rekomendasi
(supine) ke posisi fowler. Kekuatan dari pedoman klinis termasuk individu
mekanik yang mempengaruhi kulit pasien yang berisiko dan intervensi dini bertujuan
dan jaringan telah diidentifikasi dan untuk mempertahankan dan meningkatkan
dipengaruhi oleh mekanisme frame tempat toleransi jaringan untuk mencegah cedera.
tidur terutama ketika bagian head up Intervensi perawatan memainkan peran
/kneegatch posisi (posisi fowler) yang penting dalam pencegahan luka tekanan20.
digunakan dalam perawatan pasien. Hasil
menyatakan bahwa pada saat frame SIMPULAN
dikembalikan kembali ke posisi datar, Dalam mencegah resiko terjadinya
tekanan interface sedikit lebih tinggi dari pressure ulcer secara dini pada pasien
pada posisi awal. Ilustrasi tersebut dengan tirah baring perawat hendaknya
membuktikan bahwa ada perbedaan yang selalu memberikan intervensi dengan
jelas antara tekanan yang diberikan oleh melakukan mobilisasi dan memonitor
masing-masing posisi / frame tempat tidur integritas kulit pasien sehingga bisa
selama urutan18. menurunkan terjadinya resiko pressure
Penelitian Matsuo; Sugama; Okuwa; ulcer yang disebabkan kenaikan tekanan
Konya; Hiromi (2011) interface pressure interface.
digunakan untuk mengelola tekanan
eksternal pada tonjolan tulang, SARAN
berdasarkan ketatnya lembar linen dapat Bagi peneliti selanjutnya yang memiliki
terjadi menyebabkan pressure ulcer. ketertarikan terhadap pencegahan dini
Metode bed making diklasifikasikan 1). pressure ulcer kiranya dapat menggali
“Corner” di mana sudut lembaran yang lebih jauh tentang berbagai jenis-jenis
dilipat dalam dan di bawah dengan cara posisi yang bisa meningkatkan tekanan
segitiga, 2). “No Treatment” di mana tidak interface, gesekan (friction) dan geser
ada perawatan yang diberikan kepada (shear) yang merupakan komponen
sudut, 3). “ Tie” di mana sudut lembaran integral terhadap tekanan pada klien.
yang dilipat dalam dan di bawah bagian
belakang kasur dan diikat, dan 4). ”No DAFTAR PUSTAKA
Sheet” di mana hanya digunakan kasur. 1. Perry, A.G., Potter, P.A. (2005).
Hasilnya metode “Corner” menurunkan Fundamental of nursing: concepts,
area kontak menjadi 0,6 dibandingkan process, and practice. (6th ed.).
dengan yang lain yang meningkat 1,8 kali St.Louis: Mosby
dari MIP (Maximum Interface 2. Suriadi, Hiromi Sanada, et al. (2007).
Pressure)19. Dari penjelasan tersebut maka Risk factors in the development of
tekanan interface pada pasien dengan tirah pressure ulcers in an intensive care unit
baring menggunakan metode bed making in Pontianak, Indonesia. International
hospital corner (lipat 90 ) lebihWound
efektif Journal, 4(3), 208 – 215.
dibandingkan dengan metode tali sudut. 3. Virani, Tazim et al. 2011 . Nursing Best
Hal ini dibuktikan dengan tekanan Practice Guideline: Risk assessment
65
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
66
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
67