Вы находитесь на странице: 1из 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jayapura, 31 Jayapura 2018

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
C. Maksud Dan Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teori Atom Thomson
B. Model Atom Thomson
C. Teori Atom Thomson
D. Kelebihan dan Kelemahan Teori Atom Thomson
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897. Penemuan elektron
diawali dengan ditemukannya tabung katode oleh William Crookes. Kemudian J.J. Thomson
meneliti lebih lanjut tentang sinar katode ini dan dapat dipastikan bahwa sinar katode ini
merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan di antara katode dan
anode.

Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel
penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya
disebut elektron. Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron
bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan
muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki
kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai
Teori Atom Thomson.

B. Permasalahan
Dari latar belakang yang disebutkan di atas, Penulis menemukan permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan teori dasar atom Thomson?
2. Bagaimana perkembangan model atom Thomson?

C. Maksud Dan Tujuan


Karya tulis diharapkan dapat membantu para pembaca untuk mengetahui lebih mengenai :
1. Perkembangan teori dasar atom Thomson

2. Postulat Dasar Model Atom Thomson


BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Teori Atom Thomson


Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897. Penemuan elektron
diawali dengan ditemukannya tabung katode oleh William Crookes. Kemudian J.J. Thomson
meneliti lebih lanjut tentang sinar katode ini dan dapat dipastikan bahwa sinar katode ini
merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan di antara katode dan
anode.

Tabung sinar katode


Sifat sinar katode, antara lain:
1. merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode;
2. merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat memutar baling-baling;
3. bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif;
4. dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.

B. Model Atom Thomson


Dari hasil percobaan tersebut, J.J. Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan
partikel penyusun atom yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.

J.J. Thomson berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa


elektron (e/m) sebesar 1,76 ×
108 C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas Chicago, berhasil
menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 × 10-19 C. Dengan demikian, maka harga
massa 1 elektron dapat ditentukan dari harga perbandingan muatan dengan massa elektron
(e/m).

Nilai e/m = 1,76 x 108 C/g, maka


Massa 1 elektron =9.11 x 10-28 g

Setelah penemuan elektron, maka model atom Dalton tidak dapat diterima lagi. Menurut J.J.
Thomson, atom merupakan partikel yang bersifat netral. Karena elektron bermuatan negatif
maka harus ada partikel lain yang dapat menetralkan muatan negatif tersebut yaitu partikel
yang bermuatan positif. Dari penemuannya tersebut, J.J. Thomson mengemukakan teori
atomnya yang dikenal dengan teori atom Thomson, yaitu:

Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron yang
bermuatan negatif.
Karena tersebarnya elektron-elektron di dalam atom bagaikan kismis, sehingga disebut juga
model atom roti kismis.

C. Teori Atom Thomson


Berdasarkan percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa/tabung
pengawan muatan (discharge tube) atau tabung sinar katode. Dalam tabung katode tekanan
gas dalam tabung dapat diatur melalui pompa isap (pompa vakum). Pada tekanan cukup
rendah dan tegangan yang cukup tinggi (beberapa ribu volt), gas dalam tabung akan berpijar
dengan cahaya yang warnanya tergantung pada jenis gas dalam tabung (gas neon berwarna
merah, gas natrium berwarna kuning). Jika tekanan gas dikurangi, maka daerah didepan
katode akan menjadi gelap. Daerah gelap ini akan bertambah jika tekanan gas dalam tabung
terus dikurangi, akhirnya seluruh tabung menjadi gelap, tetapi bagian tabung didepan katode
berpendar dengan warna kehijauan.
Melalui percobaan dapat ditunjukkan bahwa perpendaran tersebut disebabkan oleh
suatu radiasi yang memancar dari permukaan katode menuju anode. Oleh karena berasal dari
katode, maka radiasi ini disebut sinar katode. Hasil percobaan tabung katoda ini
membuktikan bahwa ada partikel bermuatan negatif dalam suatu atom karena sinar tersebut
dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. selanjutnya sinar katode ini merupakan
partikel yang bermuatan negatif dan oleh Thomson partikel ini dinamakan elektron.

D. Kelebihan dan Kelemahan Teori Thomson


· Kelebihan
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
· Kelemahan
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola
atom tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
J.J. Thomson berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron
(e/m) sebesar 1,76 × 108 C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas
Chicago, berhasil menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 × 10-19 C. Dengan
demikian, maka harga massa 1 elektron dapat ditentukan dari harga perbandingan muatan
dengan massa elektron (e/m).

B. Saran
Saya sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena saya
memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat saya pungkiri,untuk itu saya harapkan
kritik dan saran yang membangun dari para guru dan para pembaca.

Вам также может понравиться