Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Persamaan Maxwell adalah himpunan empat persamaan diferensial parsial yang
mendeskripsikan sifat-sifat medan listrik dan medan magnet dan hubungannya dengan
sumber-sumbernya, muatan listrik dan arus listrik, menurut teori elektrodinamika klasik.
Keempat persamaan ini digunakan untuk menunjukkan bahwa cahaya adalah gelombang
elektromagnetik. Secara terpisah, keempat persamaan ini masing-masing disebut sebagai
Hukum Gauss, Hukum Gauss untuk magnetisme, Hukum induksi Faraday, dan Hukum
Ampere.

Koreksi Maxwell terhadap Hukum Ampere cukup penting: dengan demikian,


hukum ini menyatakan bahwa perubahan medan listrik dapat menimbulkan medan
magnet, dan sebaliknya. Dengan demikian, meskipun tidak ada muatan listrik atau arus
listrik, masih dimungkinkann buat memiliki gelombang osilasi medan magnet dan medan
listrik yang stabil dan dapat menjalar terus-menerus. Keempat persamaan Maxwell ini
mendeskripsikan gelombang ini secara kuantitatif, dan lebih lanjut lagi meramalkan
bahwa gelombang ini mestilah memiliki laju tertentu yang universal. Laju ini dapat
dihitung cukup dari dua konstanta fisika yang dapat diukur (konstanta elektrik dan
konstanta magnetik).

Laju yang dihitung untuk radiasi elektromagnetik tepat sama dengan laju cahaya.
Cahaya memang merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik (seperti juga sinar
X, gelombang radio dan lain-lainnya). Dengan demikian, Maxwell memadukan dua
bidang yang sebelumnya terpisah, elektromagnetisme dan optika.

1.2RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk persamaan Maxwell?
2. Apa pengertian dan bentuk gelombang elektromagnetik ?
3. Bagaimana bentuk persamaan gelombang elektromagnetik?

1.3TUJUAN
1. Mengetahui bentuk persamaan Maxwell.
2. Mengetahui pengertian dan bentuk gelombang elektromagnetik.
1
3. Mengetahui bentuk persamaan gelombang elektromagnetik.

1.4 URUTAN PENYAJIAN MATERI


1. Persamaan Maxwell.
2. Pengertian dan bentuk gelombang elektromagnetik.
3. Persamaan Gelombang Elektromagnetik.

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Persamaan Maxwell
Maxwell adalah salah seorang ilmuwan Fisika yang berjasa dalam kemajuan ilmu
pengetahuan serta teknologi yang berhubungan dengan gelombang. Maxwell berhasil
mempersatukan penemuan-penumuan dari berbagai fisikawan diantaranya Ampere dan
Faraday. Dengan Teori Maxwel tentang gelombang ekektromagnetik mempersatukan
Kedua teori ini dimana menurut Faraday ”medan listrik dapat ditimbulkan dari
perubahan medan magnet”.

Sedangkan Maxwell membuat hipotesa bahwa medan listrik yang berubah terhadap
waktu akan menghasilkan medan magnet, yang sama halnya dengan dengan medan
magnet yang berubah terhadap waktu akan menghasilkan medan listrik. Hal ini
melengkapi teori maxwell , yaitu hubungan yang sangat penting antara medan listrik dan
medan magnet yang dikenal dengan persamaan Maxwell.

Persamaan-persamaan dalam bagian ini ditulis dalam satuan SI. Tidak seperti
persamaan dalam mekanika misalnya, perumusan persamaan Maxwell berubah-ubah
tergantung pada sistem satuan yang digunakan. Meskipun bentuk umumnya tetap,
berbagai definisi berubah dan tetapan yang berbeda-beda muncul di tempat yang
berbeda-beda pula. Selain satuan SI (yang umum digunakan dalam rekayasa), sistem
satuan lain yang umum digunakan adalah satuan Gauss (didasarkan pada sistem CGS dan
[1]
dianggap memiliki keuntungan teoretis dibandingkan SI ), satuan Lorentz-Heaviside
(biasa digunakan dalam fisika partikel) dan satuan Planck (digunakan dalam fisika teori).

Ada dua perumusan umum persamaan Maxwell, yang dibeberkan di bawah.


Kedua-duanya ekivalen. Perumusan pertama memisahkan muatan terikat dan arus terikat
(yang muncul dalam konteks dielektrik dan/atau bahan magnet) dari muatan bebas dan
arus bebas. Pemisahan ini berguna untuk perhitungan yang melibatkan bahan dielektrik
dan magnet. Perumusan kedua memperlakukan semua muatan secara setara,
menggabungkan baik muatan bebas dan terikat ke dalam muatan total (dan hal yang
sama juga berlaku untuk arus). Ini adalah pendekatan yang lebih mendasar atau
mikroskopis, dan terutama berguna bila tidak ada bahan dielektrik atau magnet.

Lambang dicetak tebal mewakili besaran vektor, sedangkan lambang dicetak


miring mewakili besaran skalar

3
Tabel 1. Perumusan persamaan Maxwell

Nama Bentuk diferensial

⃗ ρ
∇• ⃗
E= Hukum Gauss:
ϵ0


∇•⃗
B =0 Hukum Tanpa Nama

⃗ −∂ ⃗
B
∇×⃗
E= Persamaan Maxwell-
∂t
Faraday
(Hukum induksi Faraday):


∇×⃗
B =μ0 ⃗J Hukum Ampere

(dengan koreksi Maxwell):

Dengan adanya koreksi dalam persamaan Maxwell, mengingat adanya perubahan


kuntinuitas

⃗ −∂ ⃗ρ
∇ × ⃗j=
∂t

Dan digabung dengan dengan hukum gauss

⃗ ρ
∇•⃗
E=
ϵ0

∂⃗
E
ε0
Menjadi ∂t ) hal ini perlu dilakukan untuk menampung keadaan medan
⃗ ⃗ ⃗
∇ × j=−∇ •¿
E yang tak statis sehingga persamaan yang baru untuk hukum Ampere menjadi :

J +¿ ∂⃗
E
⃗¿ ε0 )

∇×⃗
B =μ0 ¿ ∂t

4
Nama Bentuk diferensial


∇•⃗
D=ρ f Hukum Gauss:


∇•⃗
B =0 Hukum Gauss untuk
magnetisme:

⃗ −∂ ⃗
B
∇×⃗
E= Persamaan Maxwell-
∂t
Faraday
(Hukum induksi Faraday):

⃗ ∂⃗
D
∇×⃗
H = ⃗J f = Hukum Ampere
∂t
(dengan koreksi Maxwell):

Table 2. Perumusan Maxwell didalam suatu bahan, dengan hanya memperhatikan


muatan bebas dan arus bebas saja

5
1. Persamaan Maxwell Pertama (Hukum Faraday)

Faraday melakukan percobaan terhadap suatu kawat yang dialiri oleh arus
listrik, ternyata kawat tersebut menghasilkan suatu induksi magnetik yang ditangkap
oleh surface (permukaan) lingkaran kawat di sebelahnya. Hal ini ditunjukan dengan
adanya perbedaan tegangan yang tertangkap pada Voltmeter di kawat dua. Arah
induksi magnet ini berlawanan arah dengan aturan tangan kanan sehingga dalam
perumusannya ditambah tanda minus (-). Adapun secara matematis dapat ditulis
bahwa Integral tertutup dari suatu Kuat Medan Listrik (E) terhadap suatu panjang
kawat sama dengan minus dari Integral surface dari turunan parsial Induksi Magnet
(B) terhadap waktu (t) yaitu :

∮ ⃗E dl=−∫( ∂∂Bt ) ds
Berdasar teorema Stokes : ” Integral tertutup dari suatu fungsi terhadap
panjang sama dengan Integral surface curl dari fungsi tersebut terhadap waktu
dengan suatu luasan tertentu yaitu :

∮ ⃗F dl =∫ ∇ × ⃗F ds

Maka dengan mengubah Hukum Faraday menggunakan Teorema Stokes


didapatkan bahwa :

∮ ⃗E dl=∫ ∇ × ⃗E ds
sehingga hukum faraday menjadi :

∫ ⃗∇ × ⃗E ds=−∫ ( ∂∂tB ) ds
6
dengan menghilangkan integral dan ds menjadi :
∂B

∇×⃗
E=−
∂t ( )
2. Persamaan Maxwell kedua (Hukum Ampere)

Menurut Ampere bahwa disekitar medan magnet akan menimbulkan suatu


arus listrik dimana arah arus listriknya tersebut sesuai dengan aturan arah tangan
kanan. Secara matematis dapat dikatakan bahwa ” Integral tertutup dari suatu medan
magnet (H) terhadap suatu panjang kawat berarus sama dengan jumlah dari Rapat
Arus (J) dengan turunan parsial Perpindahan Listrik (D) terhadap waktu (t) yaitu :
∂B
H dl=−∫ ( ⃗J +
∂t )
∮⃗ ds

Berdasar teorema Stokes : ” Integral tertutup dari suatu fungsi terhadap


panjang sama dengan Integral surface curl dari fungsi tersebut terhadap waktu
dengan suatu luasan tertentu yaitu :

∮ ⃗F dl=∫ ∇ × ⃗F ds
Maka dengan menghubungkan Hukum Ampere dengan Teorema Stokes
didapatkan hubungan :

∮⃗
H dl=∫ ∇ × ⃗
H ds

sehingga persamaan Ampere menjadi :


∂B
H ds=∫ ( J +
∂t )
∫ ∇ ×⃗ ds

dengan menghilangkan integral dan ds maka didapatlah penurunannya menjadi :

7
∂B
∇×⃗ (
H = ⃗J +
∂t )
3. Persamaan Maxwell ketiga (Hukum Gauss untuk Listrik)

Hukum Gauss satu menyatakan bahwa jumlah perpindahan arus yang


melewati suatu surface itu sama dengan jumlah muatan yang ada. Secara matematis
dapat dikatakan bahwa integral tertutup dari perpindahan arus listrik terhadap luasan
sama dengan jumlah muatan yang ada.

∮ D ds=Q
Dimana
Q=∫ ρ dV
Berdasar teorema Divergensi :

∮ ⃗F ds=∫ ⃗∇ . ⃗F dV
Maka rumus Gauss satu diatas dapat diturunkan menjadi :
D ds=¿∫ ⃗
⃗ ∇⃗. DdV
∫¿
sehingga bentuk persamaan barunya menjadi :

∫ ⃗∇ ⃗
. D d V =∫ ρ dV

dengan menghilangkan integral dan dV maka penurunannya menjadi :


⃗ .⃗
∇ D= ρ

4. Persamaan Maxwell keempat (Hukum Gauss untuk Magnetisme)

8
Berdasarkan hukum Gauss Dua menyatakan bahwa ” Fluks magnet yang
melewati suatu surface itu tidak memiliki muatan” atau secara matematis dapat
dikatakan bahwa ” Integral tertutup dari suatu induksi magnet terhadap suatu luasan
itu sama dengan 0 atau tidak memiliki muatan yaitu :

∮ B ds=0
Dengan menggunakan Teorema Divergensi :

∮ ⃗F ds=∫ ⃗∇ . ⃗F dV
Maka dengan menggabungkan hukum Gauss Dua dengan teorema Divergensi
menjadi

∫ ⃗B ds=∫ ⃗∇ . ⃗B dV
Sehingga bentuk persamaan barunya menjadi :

∫ ∇ . ⃗B dV =0
dengan menghilangkan integral dan dV maka penurunannya menjadi :
∇ . B=0
dimana keterangan dari simbol-simbol tersebut yaitu :
E = Kuat medan listrik (V/m)
H = Kuat medan magnet (A/m)
B = Induksi magnet (Vs/m2)
D = Perpindahan listrik (As/m2)
J = Rapat arus (A/m2)
ρ = Rapat muatan (As/m3)

9
Persamaan Maxwell secara umum diterapkan pada rata-rata mikroskopik dari
medan, yang sangat bervariasi pada skala mikroskopik di sekitar masing-masing atom (di
tempat tersebut medan juga mengalami efek kuantum). Hanya bila dipahami sebagai
rata-rata kita dapat mendefinisikan besaran seperti permitivitas dan permeabilitas magnet
bahan. Pada arus mikroskopik, persamaan Maxwell, dengan mengabaikan efek kuantum,
mendeskripsikan medan, muatan dan arus dalam ruang hampa, namun pada level rincian
ini kita harus memperhitungkan setiap muatan, bahkan pada level atomik, yang secara
umum merupakan masalah yang tidak terpecahkan (intractable).

2.2 Pengertian dan Bentuk Gelombang Elektromagnetik


Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang memancar tanpa media
rambat yang membawa muatan energi listrik dan magnet (elektromagnetik). Tidak seperti
gelombang pada umumnya yang membutuhkan media rambat, gelombang
elektromagnetik tidak memerlukan media rambat (sama seperti radiasi). Oleh karena
tidak memerlukan media perambatan, gelombang elektromagnetik sering pula disebut
sebagai radiasi eletromagnetik.

Bentuk gelombang elektromagnetik yang membawa muatan energi


elektromagnetik tanpa memiliki media rambat.

Sumber gambar: Douglas C. Giancoli

Dapat disimpulkan, sifat gelombang elektromagnetik sebagai berikut:

a. Tidak memerlukan media rambat.


b. Termasuk gelombang transversal dan memiliki sifat yang sama seperti
gelombang transversal.
c. Tidak membawa massa, namun membawa energi.
d. Enegi yang dibawa sebanding dengan besar frekuensi gelombang.

10
e. Medan listrik (E) selalu tegak lurus terhadap medan magnet (B) dan sefase.

2.3 Persamaan Gelombang Elektromagnetik


Perhatikan suatu bahan non-konduktor yang seragam dan isotropis dengan
permeabilitas µ dan tetapan dielektrik ɛ yang konstan. Bahan tersebut tidak mengandung
muatan bebas maupun arus bebas.

Untuk bahan semacam ini, berlaku persamaan Maxwell sebagai berikut:

∂⃗
B ⃗
B ∂⃗
E
∇∙⃗
E =0 ; ∇ ∙ ⃗
B =0 ; ∇ × ⃗
E=
∂t
dan ∇ ×
μ

∂t ( )
Bila dikembangkan hubungan yang ada ini diperoleh

∂⃗
E ∂2 ⃗
E
( ⃗
∇× ∇×E =
) −∂ (
∂t

∇×B =
) −∂
∂t
εμ
∂t
=−εμ 2
∂t ( )
2
Karena identitas ∇ × ( ∇ × ⃗
E )=∇ ( ∇ ∙ ⃗
E )−∇ ⃗E maka hasilnya akan menjadi

∂2 ⃗
E
∇2 ⃗
E =εμ
∂ t2

Karena untuk bahan ini ada ketentuan ∇ ⃗


E =0

Sama halnya dapat dikembangkan ∇ × (∇ × ⃗


B) yang menghasilkan persamaan
gelombang elektromagnet dengan medan ⃗
B yang bentuknya mirip, yaitu

∂2 ⃗
B
∇2 ⃗
B=εμ
∂t2

Menurut ketentuan yang berlaku mengenai persamaan gelombang seperti

2
1 ∂ f
∇2 f =2 2 , dimana gelombang f merambat dengan kecepatan v. Disini persamaan
v ∂t
gelombang yang diperoleh menyatakan gelombang ⃗ E dan ⃗ B merambat dengan
−1
kecepatan v =( εμ) 2 di dalam suatu bahan.

Adapun εμ=( K e ε o ) ( K m μo ) dimana Ko dan Km tetapan tak mempunyai satuan,


sedangkan ɛ, µ satuannya sama dengan ɛo, µo.

11
Bila digunakan harga yang telah diketahui dalam satuan SI, yaitu

1 μ
=9 × 109 dan o =10−7
4 π εo 4π

Maka harga

1
=9 × 1016=C 2
4 π εo

dengan C = (µo, ɛo) = 3 x 108 m/s adalah kecepatan gelombang elektromagnet di ruang
hampa. Kecepatan ini tepat sama dengan kecepatan cahaya di ruang hampa. Jadi cahaya
tidak lain adalah gelombang elektromagnet.

Gelombang elektromagnet yang merambat di dalam suatu bahan akan mempunyai


kecepatan rambat.

V = c (KeKm)-1/2 c/n dengan n= √ K e K m

sebagai indeks bias bahan. Kecuali bahan ferromagnrt, bahan lainnya mempunyai harga
Km hampir sama dengan 1, sehingga indeks bias bahan semacam ini boleh dikatakan
mengikuti hubungan n= √ K e . Ternyata harga n bergantung kepada frekuensi, sehingga
terjadi dispersi.

Sebagai contoh air mempunyai konstanta dielektrik Ke = 80 pada suhu kamar


dalam keadaan medan E statis atau medan bergetar dengan frekuensi rendah. Seterusnya
harga Ke menurun mencapai harga 8 pada frekuensi 10 GHz (daerah gelombang mikro)

4 16
dan kemudian n= =1,22 atau K e = =1,77 pada suhu kamar bila 9 digunakan
3 9
cahaya kuning yang frekuensinya 5,0 x 1014 Hz.

Perhatikan kembali persamaan gelombang elektromagnet yang bentuknya


mengikuti rumus Maxwell yang ke empat.

2 2
∂ ⃗E ∂ ⃗B
∇2 ⃗ 2
E =εμ 2
dan ∇ ⃗
B =εμ
∂t ∂ t2

Bila medan ⃗
E dan medan ⃗
B tidak berubah-ubah harganya pada bidang XY, maka
persamaan di atas menjadi

12
2 2 2 2
∂ ⃗E ∂ ⃗E ∂ ⃗E ∂ ⃗ E
∇2 ⃗
E= 2
=εμ 2
, karena 2
= 2
=0
∂z ∂t ∂x ∂y

∂2 ⃗
B ∂2 ⃗
B ∂2 ⃗
B ∂2 ⃗
B
∇2 ⃗
B= 2
=εμ 2
, dengan alasan 2
= 2 =0
∂z ∂t ∂x ∂y

Solusi persamaan diferensial di atas bentuknya adalah

z

E= ⃗ ( )
E 0 cos ω t−
v

z

B =⃗ ( )
B0 cos ω t−
v

dengan V = c (KeKm)-1/2. Atau ditulis secara lain menjadi


E= ⃗
E 0 cos ( ωt−kz )


B =B0 cos ( ωt−kz )

ω
Dengan k = atau ω=vk
v

Persamaan ini menyatakan bahwa medan listrik atau medan magnet merambat
tanpa gesekan di dalam bahan dengan kecepatan c/n searah dengan sumbu z.

Karena arah medan ⃗


E dan ⃗
B terletak pada bidang XY yang tegak lurus
terhadap arah perambatan, maka gejala ini dikatakan sebagai gelombang datar
/gelombang bidang. Selain itu gelombang ⃗
E dan ⃗
B dinyatakan sebagai gelombang
transversal sebabnya v⃗
E=v . ⃗
B =0 yang menunjukkan bahwa arah getarnya tegak
lurus terhadap arah rambat gelombang.

Diinginkan untuk memperoleh hubngan tentang arah dan nilai diantara kedua
medan ⃗E dengan medan ⃗ B . Misalnya arah medan ⃗ E sejajar dengan sumbu x,
dan


E=E x i

−∂ ⃗
B
Menggunakan persamaan ∇ × ⃗
E= . Berarti
∂t

13
∂ Ex
B =− ^j ∫
⃗ dt
∂z

Nyatakan ( vz )
E x =E0 x cos ω t−

Diperoleh

z Ex
B y=
−w
v
∫ ( )
E 0 x sin ω t− dt =
v v

Jadi dapat ditulis dalam bentuk vector hasilnya sebagai


E=−⃗v × ⃗
B

Hal ini menunjukkan bahwa ⃗


E . ⃗v dan ⃗
B arahnya saling tegak lurus.

E
Sedangkan |v⃗|= dengan arah ⃗v tegak lurus bidang kertas menuju B.
B

ω
Kita menggunakan k dan w, dimana v = =λf . Penulisan gelombang
k
elektromagnetik dengan fungsi kompleks bemtuknya menjadi

E ( z , t )=Eo i^ exp j ( ωt−kz ) , arah + X


E0 ^

B ( z , t)= j exp j ( ωt−kz ) , arah + Y
v

Pada gelombang yang tergambar medan ⃗


E terpolarisasi dalam arah X, yang
secara konvensi arah ⃗ E menentukan arah polarisasi gelombang electromagnet.
Tampak pula bahwa gelombang ⃗ E dan ⃗ B sefase dengan arah masing-masing
saling tegak lurus.

Contoh Soal

1. Misalkan diketahui potensial scalar V = 0, sedangkan potensial vektor A =


k^ A0 sin (ky – ω t), di mana A0, ω dan k merupakan konstanta dan k

14
vektor satuan arah perambatan. Apakah syarat yang diperlukan agar persamaan
Maxwell berlaku untuk kedua medan ini di dalam ruang hampa?
Pembahasan:
 Periksa hukum Gauss:

∇ . E=
∂z
[ ωA 0 sin ( ky −ωt ) ]=0
 Periksa hokum Gauss pada magnetism:

∇ . B=
∂x
[ kA 0 cos ( ky−ωt ) ]=0

 Periksa hokum Faraday:


∂B
∇ × E=
∂t

Sehingga diperoleh:

∇ × E=i^ [ ωA 0 cos ( ky−ωt ) ]=−i^ ωkA 0 sin ( ky−ωt )
∂y

∂B ∂ ^
= [ i kA 0 cos ( ky −ωt ) ]=i^ ωkA 0 sin ( ky−ωt )
∂t ∂t

 Periksa hukum Ampere:


∂E ^ 2
= k ω A 0 sin ( ky−ωt )
∂t

∇ × B=k^ A0 k 2 sin ( ky−ωt )

∂E
∇ × B=¿ μ0 ε 0 berlaku bila k 2=μ 0 ε 0 ω2 .
∂t

1
Karena μ0 ε 0 = , maka persamaan Maxwell di ruang hampa dapat
c2
digunakan dengan syarat ω=ck .

2. Apa keterkaitan persamaan Maxwell dan gelombang elektromagnetik.


Jelaskan !
Pembahasan:

15
Bagian lain dari fisika klasik adalah berkaitan dengan gejala elektromagnet,
yang sangat cocok dibahas dengan menggunakan medan magnet E(x) dan H(x).
Dua besaran ini menurut. Persamaan Maxwell berhubungan dengan rapat muatan
dan rapat arus. Uraian tentang hal ini tidak akan diulangi di sini oleh karena dapat
diperoleh dalam kuliah teori medan elektromagnet. Konsep utama yang penting
dikemukakan adalah bahwa menurut teori Maxwell, medan listrik dan magnet
memenuhi persamaan ;

Hal ini menyatakan bahwa kedua medan di atas merambat dalam ruang
dalam bentuk gelombang dengan kecepatan tetap . Dugaan inspiratif Maxwell
menyatakan bahwa pada range frekuensi tertentu gelombang ini tiada lain
merupakan gelombang cahaya. Sejak itu orang kemudian mengerti bahwa
gelombang EM meliputi frekuensi yang sangat rendah contohnya yang digunakan
pada gelombang, cahaya tampak hingga radiasi yang frekuensinya sangat besar

seperti Sinar-X dan Sinar- α


3. Diketahui gelombang elektromagnetik mempunyai bentuk persamaan untuk

medan listrik
Hitunglah persamaan medan magnet

Pembahasan:

16
BAB III

PENUTUP
3.1 Rangkuman
17
Ada dua perumusan umum persamaan Maxwell, yang dibeberkan di bawah.
Perumusan pertama memisahkan muatan terikat dan arus terikat (yang muncul dalam
konteks dielektrik dan/atau bahan magnet).
Tabel 1. Perumusan persamaan Maxwell

Nama Bentuk diferensial

⃗ ρ
∇• ⃗
E= Hukum Gauss:
ϵ0


∇•⃗
B =0 Hukum Tanpa Nama

⃗ −∂ ⃗
B
∇×⃗
E= Persamaan Maxwell-
∂t
Faraday
(Hukum induksi Faraday):


∇×⃗
B =μ0 ⃗J Hukum Ampere

(dengan koreksi Maxwell):

18
Table 2. Perumusan Maxwell didalam suatu bahan, dengan hanya memperhatikan
muatan bebas dan arus bebas saja

Nama Bentuk diferensial


∇•⃗
D=ρ f Hukum Gauss:


∇•⃗
B =0 Hukum Gauss untuk
magnetisme:

⃗ −∂ ⃗
B
∇×⃗
E= Persamaan Maxwell-
∂t
Faraday
(Hukum induksi Faraday):

⃗ ∂⃗
D
∇×⃗
H = ⃗J f = Hukum Ampere
∂t
(dengan koreksi Maxwell):

19
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang memancar tanpa media rambat
yang membawa muatan energi listrik dan magnet (elektromagnetik). Dengan Teori
Maxwell tentang gelombang ekektromagnetik mempersatukan pula teori Newton serta
Huygens tentang ilmu cahaya. Menurut teori maxwell tentang gelombang
elektromagnetik bahwa cahaya adalah suatu bentuk radiasi gelombang elektromagnetik.
Dengan Teori Maxwel tentang gelombang ekektromagnetik, Maxwell menghitung
cepat rambat gelomabang elektromagnetik dengan persamaan:

1
c=
√ μ0 ε0
Keterangan :

c = cepat rambat gelombang elektromagnetik

μₒ = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10-7Wb/Am

Ԑₒ = permitivitas ruang hampa = 8,85418 x 10-12C2/N m2

Dengan memasukkan harga μₒ dan Ԑₒ diatas maka di peroleh cepat rambat


gelombang elektromagnetik sebesar c = 2,99792 x 108 m/s = 3 x 108 m/s.
Ada empat buah persamaan Maxwell yang harus kita ketahui dalam memahami
prinsip gelombang elektromagnet ini, yaitu:
1. Persamaan Maxwell Pertama (Hukum Faraday)
2. Persamaan Maxwell kedua (Hukum Ampere)
3. Persamaan Maxwell ketiga (Hukum Gauss)
4. Persamaan Maxwell keempat (Hukum Gauss untuk Magnetisme)

20

Вам также может понравиться