Вы находитесь на странице: 1из 32

BAB III

LABORATORIUM

A. Bidang Laboratorium

Kegiatan utama Puskesmas Depok I adalah dalam upaya pelayanan

kesehatan perorangan dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medis

dan keperawatan, pelayanan penunjang medis, dan rujukan. Core bisnis adalah

pelayanan pagi yang merupakan pelayanan unggulan di Puskesmas Depok I.

Laboratorium yang ada di Puskesmas Depok I merupakan

laboratorium yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan pemeriksaan

kesehatan baik atas rujukan dokter atau atas permintaan sendiri. Pemeriksaan

yang dilakukan di Laboratorium Depok I meliputi pemeriksaan darah, kimia,

sputum, urin, feses dan pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS). Teknik

pemeriksaan yang dilakukan ada yang menggunakan peralatan otomatis

dimana hasil pemeriksaan dapat diketahui dengan cepat. Salah satu

pemeriksaan yang menggunakan alat otomatis yaitu pemeriksaan darah

lengkap dengan menggunakan Hematology Analyzer. Pemeriksaan kimia

dilakukan menggunakan Spektrofotometer Semi Otomatis dan Reagen strip.

Pemeriksaan urin dilakukan dengan menggunakan alat mikroskopis dan

reagen strip. Pemeriksaan anti HbsAg dengan menggunakan reagen strip

(Puskesmas Depok I, 2014)

Laboratorium Puskesmas Depok I menerima pemeriksaan hematologi

yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, jumlah eritrosit, jumlah leukosit,

hitung jenis leukosit, laju endap darah, hitung trombosit, hematokrit, golongan

9
10

darah A/B/O, dan golongan darah rhesus. Pemeriksaan urin terdiri dari

makroskopis (warna, urobilinogen, reduksi glukosa, protein, bilirubin, keton,

berat jenis, pH, leukosit, blood, nitrit) dan mikroskopis (eritrosit, leukosit,

epitel, kristal, jamur, silinder, bakteri) dan tes kehamilan (PP test).

Pemeriksaan kimia darah yang terdiri dari glukosa puasa, glukosa 2 jam PP,

glukosa sewaktu, asam urat, kolesterol total, trigliserida, High density

lipoprotein (HDL), Low density lipoprotein (LDL), SGOT/SGPT, ureum,

kreatinin, HbsAg, dan HIV. Pemriksaan widal, pemeriksaan BTA (bakteri

tahan asam), dan pemeriksaan VCT.

Laboratorium Puskesmas Depok I mempunyai 2 pegawai yang

bekerja, dimana 1 pegawai laboratorium merupakan lulusan dari Pendidikan

DIII Analis kesehatan dan 1 pegawai merupakan lulusan dari DIV Analis

Kesehatan. Penanganan limbah medis tajam di Puskesmas Depok I langsung

dibuang ke dalam safety box, sedangkan limbah medis non tajam dimasukkan

ke dalam plastik kuning dengan cara dikumpulkan menjadi satu kemudian

limbah tajam dan non tajam akan ditampung pada tempat penampungan

limbah medis sementara yang selanjutnya akan diambil dalam seminggu sekali

oleh PT. Jasa Prima Perkasa untuk ditangani lebih lanjut. Penyediaan reagen

dan alat habis pakai melalui dropping Dinas Kesehatan (UPT POAK) dan

pengadaan langsung Puskesmas Depok I.


11

 Tahap Pra Analitik

a. Persiapan kegiatan laboratorium kesehatan

Persiapan yang dilakukan di laboratorium sebelum melakukan kegiatan

yaitu menghidupkan alat (Hematology Analyzer, Fotometer) yang

dilakukan untuk pemeriksaan serta menyiapkan reagen pemeriksaan.

b. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium kesehatan

 Mempersiapkan pasien secara sederhana : mempersilahkan pasien

untuk duduk di tempat pengambilan sampel.

 Mempersiapkan alat dan bahan penunjang untuk pengambilan

spesimen atau sampel di laboratorium.

 Menerima spesimen atau sampel : menerima sampel urin, feses, dan

dahak.

 Mengambil spesimen atau sampel secara sederhana seperti

pengambilan sampel darah vena dan kapiler.

 Mengambil spesimen atau sampel di lapangan secara sederhana seperti

pada kegiatan UKS dan pusling.

 Mempersiapkan pengiriman spesimen atau sampel rujukan.

 Mempersiapkan bahan penunjang spesimen atau sampel secara

sederhana seperti mempersiapkan reagen pemeriksaan dan

mempersiapkan tabung antikoagulan (EDTA).

 Pembuatan sediaan pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA) dan

Infeksi Menular Seksual (IMS).


12

 Mempersiapkan spesimen atau sampel secara sederhana seperti

melakukan centrifuge darah vena untuk pemeriksaan kimia darah.

 Melaksanakan penanganan dan pengolahan spesimen atau spesimen

secara sederhana seperti penyimpanan sampel darah vena ditabung

dengan antikoagulan, contohnya untuk pemeriksaan campak tanpa

antikoagulan.

 Melakukan pemeriksaan secara mikroskopis organoleptik contohnya

pemeriksaan warna, dan kejernihan pada pemeriksaan urin rutin.

 Melakukan pemeriksaan urin (leukosit, eritrosit, epitel, Kristal, bakteri,

dan silinder) secara mikroskopis.

 Melakukan pemeriksaan widal secara kualitatif dan semi kualitatif.

 Melakukan pemeriksaan dengan fotometer secara otomatis.

 Membaca hasil pemeriksaan dengan fotometer, contohnya kimia darah,

seperti pemeriksaan gula darah puasa, gula darah 2 jam pp, gula darah

sewaktu, asam urat, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, cholesterol,

trigiserida, HLD, dan LDL.

 Melakukan pemeriksaan dengan alat perhitungan sel darah otomatis,

menggunakan alat Hematology analyzer Procan untuk pemeriksaan

darah rutin.

 Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan secara umum seperti

pencatatan hasil pemeriksaan darah lengkap, urin lengkap, golongan

darah, kimia darah, tes kehamilan, dan HbsAg.


13

c. Pelaksanaan evaluasi dan laporan hasil pemeriksaan laboratorium

kesehatan.

 Melakukan validasi hasil pemeriksaan secara sederhana seperti

kembali hasil pemeriksaan yang ditulis dibuku register dan blanko

hasil pemeriksaan yang ditulis dibuku register dan blanko hasil

pemeriksaan, kemudian dilakukan penandatanganan petugas

laboratorium.

 Membuat hasil kesimpulan hasil pemeriksaan laboratorium.

 Membuat laporan hasil pemeriksaan secara umum.

d. Melaksanakan penanganan peralatan dan bahan penunjang laboratorium

kesehatan

 Memelihara peralatan laboratorium

 Melakukan desinfeksi menggunakan larutan klorin.

B. Laboratorium

Laboratorium puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di

Puskesmas yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian

terhadap bahan yang berasal dari manusia dengan penentuan jenis penyakit,

penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh

pada kesehatan perorangan dan masyarakat (PerMenKes No. 37 Tahun 2012).

Laboratorium Puskesmas Depok I melakukan berbagai macam

pelayanan dengan prosedur pemeriksaan yang berbeda-beda sesuai dengan

pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan standar prosedur pelayanan.


14

1. Pemeriksaan Urin

a. Pemeriksaan urin makroskopis dan carik celup

Metode : Makroskopis dan carik celup

Prinsip : Kertas seluloid pada reagen strip mengandung bahan

kimia yang dapat bereaksi dengan urin.

Sampel : Urin sewaktu

Alat : Tabung reaksi, reagen strip beserta wadah rujukan,tissue

Prosedur :

1. Sampel urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diamati warna urin

serta kejernihannya.

2. Reagen strip kemudian dicelupkan ke dalam tabung reaksi yang berisi

urin, semua bagian strip harus tercelup hingga mencapai batas kontrol

strip.

3. Setelah reagen tercelup dan basah kemudian diangkat dan ditiriskan diatas

kertas tissue.

4. Hasil yang muncul pada reagen strip kemudian dibaca dengan cara

mencocokkan warna yang muncul pada strip dengan warna yang terdapat

pada wadah rujukan.

Nilai normal pemeriksaan urin rutin

Tabel 1. Nilai normal pemeriksaan urin menggunakan strip carik celup

Jenis Pemeriksaan Nilai normal


Warna Kuning muda-kuning tua
Kejernihan Jernih
15

Nitrit Negatif
Protetin Negatif
Reduksi glukosa Negatif
Bilirubin Negatif
Urobilinogen Negatif
pH 4,5-8,0
Berat jenis 1,003-1,030
Keton Negatif
Blood Negatif
Leukosit Negatif

b. Pemeriksaan sedimen urin

Metode : Mikroskopis

Prinsip : Urin yang akan diperiksa kemudian dicentrifuge dengan

kecepatan 3000 rpm untuk mengendapkan sedimen urin.

Sampel : Urin sewaktu

Alat : Makrocentrifuge, tabung reaksi, kaca objek, mikroskop

Prosedur :

1. Sampel Urin yang akan diperiksa dicek kesesuaian identitas yang

tercantum pada label atau wadah sampel urin.

2. Urin dicampur hingga homogen kemudian dituang kedalan tabung rekasi

hingga terisi 3/4 tabung.

3. Tabung reaksi yang berisi urin kemudian dicentrifuge dengan kecepatan

3000 rpm selama 5 menit.


16

4. Cairan urin dibuang dengan segera hingga yang tersisa hanya endapan

urin.

5. Endapan diteteskan di atas kaca objek kemudian diamati di bawah

mikroskop dengan perbesaran 10X untuk mengamati kristal dan epitel

serta perbesaran 40X untuk mengamati eritrosit, leukosit, dan silinder.

Nilai normal:

Tabel 2. Nilai normal pemeriksaan sedimen urin

Sedimen urin Nilai normal


Eritrosit 0-1/LPK
Leukosit 0-3/LPK
Epitel Negatif
Silinder Negatif
Parasit Negatif
Bakteri Negatif
Kristal Negatif
Jamur/hiva Negatif

c. Pemeriksaan PP test (tes kehamilan)

Metode : Immunocrmatography assay

Prinsip : Urin wanita hamil yang mengandung HCG akan berikatan

dengan anti HCG yang terdapat pada strip test. adanya reaksi antara HCG

dengan anti HCG dapat dilihat dengan munculnya dua garis merah pada

strip test.

Sampel : Urin sewaktu

Alat : Strip test pack kehamilan, wadah penampung urin, tissue

Prosedur :

1. Urin dimasukkan ke dalam wadah penampung.


17

2. Strip test dicelupkan ke dalam sampel urin dan strip tidak boleh

melewati batas garis sampel.

3. Hasil ditunggu beberapa saat sampai muncul garis berwarna merah

pada strip test.

Interpretasi hasil:

1. Positif: Apabila pada strip test kehamilan terdapat dua garis merah.

2. Negatif: Apabila pada strip test kehamilan hanya terdapat satu garis

merah.

d. Pemeriksaan Bakteri tahan asam (BTA)

Metode : Mikroskopis

Prinsip : Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan

lilindan lemak yang sukar ditembus oleh cat oleh karena itu pengaruh

fenol yang terdapat pada cat ZN A dengan bantuan pemanasan maka

lapisan lilin dapat ditembus oleh basic fuchsin.

Bahan : Pewarna ZN A (Carbol fuchsin), ZN B (alkohol 70%),

ZNC (larutan methylene blue), sputum

Alat : Kaca objek, pembakar spirtus, pipet tetes, ose bulat,

Jembatan pengecatan, mikroskop, minyak imersi

Prosedur :

1. Tiga buah kaca objek yang baru dan bebas dari lemak diberi nomor

atau kode pasien.


18

2. Nomor kode slide terdiri dari tiga nomor yang pertama angka 5

merupakan kode kabupaten, yang kedua sebagai kode angka

puskesmas yang ketiga adalah nomor urut pemeriksaan pasien TB.

3. Pembuatan preparat BTA menggunakan ose bulat untuk mengambi

sputum yang terdapat pada wadah sputum dan dibuat preparat dengan

ukuran 2x3 cm di atas kaca objek.

4. Pola goresan sputum membentuk spiral sehingga didapatkan sebaran

leukosit yang merata dan area pembacaan merata.

5. Ose bulat yang dipakai untuk pembuatan preparat dibakar hingga

kawatnya membara.

6. Preparat kemudian dikeringkan.

7. Setelah kering, preparat difiksasi dengan melewatkan preparat tersebut

diatas nyala api selama 3 menit. Preparat tidak boleh gosong.

8. Pot dengan sisa-sisa sputum dituangkan dengan larutan desinfektan

atau klorin kemudian pot bekas berisi cairan desinfektan tersebut

dibuang pada tempat sampah khusus limbah BTA.

9. Preparat di warnai dengan cat ziehl nelsen A, B, dan C. Kemudian

diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 100X.

Tabel 3. Pembacaan hasil BTA secara mikroskopis dan pelaporan hasil

Pemeriksaan BTA

Pembacaan pada mikroskop Pelaporan Hasil


Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang BTA negative
pandang
1-9 BTA dalam 100 lapang pandang Jumlah BTA yang
ditemukan per 100 lapang
pandang atau hasil ditulis
19

Scanty
10-99 BTA dalam 100 lapang pandang + (Positif 1)
1-10 BTA dalam 100 lapang pandang, ++ (Positif 2)
pemeriksaan minimal dilakukan 50
lapang pandang
>10 BTA dalam 1 lapang pandang, +++(Positif 3)
pemeriksaan dilakukan minimal 20
lapang pandang

e. Pemeriksaan HBsAg

Metode : Immunokromatografi assay (Rapid Test)

Prinsip : HBsAg dalam sampel akan berikatan dengan anti HBsAg

koloidal gold konjugat membentuk komplek yang akan bergerak melalui

membran area tes yang telah dilapis oleh anti HBsAg. Kemudianterjadi

reaksi yang membentuk garis berwarna merah muda keunguanyang

menunjukan hasi positif.

Sampel : Serum atau plasma

Bahan : Strip HBsAg ecotest, tabung reaksi, centrifuge, pipet tetes

Prodedur :

1. Strip dikeluarkan dari kemasan.

2. Strip dicelupkan ke dalam serum atau plasma secara vertical dan

dibiarkan selama 10-15 detik. Pencelupan jangan sampai melewati garis

batas sampel pada strip.

3. Strip kemudian ditiriskan pada tissue dan ditunggu 15 menit kemudian

hasil dapat dibaca. Hasil tidak boleh dibaca lebih dari 30 menit.

Interpretasi hasil:

a. Positif: Muncul 2 garis pada daerah kontrol (C) dan tes (T)
20

b. Negatif: Muncul 1 garis pada daerah kontrol (C)

c. Invalid: Hanya muncul garis pada daerah tes (T) tetapi pada daerah kontrol

(C) tidak muncul garis atau garis sama sekali tidak muncul pada daerah

kontrol (C) atau tes (T).

f. Pemeriksaan VCT/HIV

Metode : Immunokromatografi assay

Prinsip : Selama pemeriksaaan, serum atau darah akan bereaksi

dengan partikel yang telah dilapisi dengan protein A yang terdapat pada

bantalan spesimen. Campuran ini kemudian bergerak secara kromatografi

ke ujung lain membran yang akan bereaksi dengan antigen HIV

rekombinan yang terdapat pada daerah tes dan menghasilkan warna garis

merah pada strip

Sampel : Darah utuh, serum atau plasma

Bahan : Strip HBsAg ecotest, tabung reaksi, centrifuge, pipet tetes

Prosedur :

1. Petugas menentukan R1, R2, dan R3 dengan melihat sensitivitas dan

spesifitas masing-masing reagen kit.

2. Petugas melakukan pemeriksaan pertama kali dengan R1:

a. Petugas menyiapkan sampel berupa darah utuh, serum, atau plasma

b. Petugas menyiapkan alat dan bahan pendukung berupa reagen kit HIV

(Strip dan diluent), mikropipet, tip kuning.

c. Petugas memipet sampel dengan hati-hati menggunakan mikropi-pet

sebanyak 20 µL kemudian diteteskan kedalam lubang sampel.


21

d. Hasil dibaca maksimal 30 menit setelah meneteskan sampel.

e. Hasil reaktif bila muncul 2 garis di daerah kontrol(C) dan tes(T).

f. Hasil non reaktif bila muncul 1 garis pada daerah kontrol (C).

g. Apabila pada pemeriksaan menggunakan R1 ditemukan hasil

nonreaktif maka hasil pemeriksaan Non reaktif (NR).

h. Apabila pada pemeriksaan RI ditemukan hasil reaktif maka dilanjutkan

pemeriksaan dengan menggunakan R2 dan R3 dengan cara yang sama.

Interpretasi hasi Tabel 4. Interpretasi hasil pemeriksaan VCT/HIV

Hasil Kriteria
Non reaktif R1 Non reaktif
Reaktif R1 Reaktif
R2 Reaktif
R3 Reaktif
Indeterminated R1 Reaktif
R2 Non reaktif
R3 Non reaktif
g. Pemeriksaan widal

Metode : Immunokromatografi assay

Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya antibody

Salmonellasp. pada serum.

Prinsip : Serum yang mengandung antibodiSalmonella direaksi-kan

dengan antigen yang terdapat di dalam reagen akan membentuk aglutinasi

Peralatan : Kaca objek, mikroskop.

Bahan : Serum

Reagen : Suspensi antigen Salmonella typhi-O, suspensi antigen

Salmonella typhi-H, suspense antigen Salmonella typhi-OH, suspensi

antigen Salmonella typhi-AH, dan suspensi antigen Salmonella typhi-BH.


22

Prosedur :

1. Sampel darah utuh diambil sebanyak 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam

tabung reaksi lalu dicentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000

rpm.

2. Serum diambil sebanyak 20µL dan diletakkan di atas kaca objek menjadi

lima bagian.

3. Setiap bagian masing-masing ditambahkan dengan satu tetes reagen

antigen Salmonella typhi sp. yang berbeda.

4. Masing-masing bagian diaduk menggunakan batang pengaduk yang

berbeda lalu digoyang dengan gerakan melingkar selama 1 menit.

5. Aglutinasi yang terbentuk diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran

40X.

h. Pemeriksaan Hematologi

Pemeriksaan darah lengkap (DL) yaitu suatu tes darah yang diminta

oleh dokter untuk mengetahui kondisi pasien melalui pemeriksaan darah.

Terdapat beberapa tujuan dari pemeriksaan darah lengkap, diantaranya sebagai

pemeriksaan penyaring untuk menunjang diagnosa, dan untuk melihat

kemajuan atau respon tetap. Pemeriksaan darah lengkap meliputi beberapa

komponen darah yaitu eritrosit, leukosit, trombosit, hemoglobin, jumlah

trombosit, jumlah leukosit dan hematokrit.

Laboratorium puskesmas Depok I dalam melakukan pemeriksaan

hematologi telah menggunakan hematology analyzer dengan prosedur kerja

sebagai berikut :
23

a. Pastikan alat dalam status ready dan pilih program info untuk

memasukkan identitas dari pasien yang akan di periksa

b. Identitas pasien dimasukkan

c. Campur darah EDTA hingga homogeny

d. Masukkan darah EDTA kedalam tabung reaksi atau langsung dari

tabung darah ke dalam tempat sampel

e. Tunggu kurang lebih 2 menit sampai hasil keluar dan dapat dilihat

pada print out.

Laboratorium Puskesmas Depok I akan melakukan pemeriksaan secara

manual jika alat hematology analyzer error atau pemeriksaan yang dilakukan

hanya satu saja, sebagai contoh hanya pemeriksaan hemoglobin dengan

spektrofotometer. Hal tersebut dilakukan jika hanya satu pemeriksaan lebih

baik dilakukan manual untuk menghemat reagen hematology analyzer.

Adapun prosedur cara kerja manual sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Jumlah Leukosit

Metode : Bilik Hitung

Tujuan : Menghitung jumlah leukosit per milimeter kubik

Prinsip : Darah vena diencerkan dengan larutan turk.

Lukosit akan dihitung pada 4 bidang dan dikalikan dengan pengenceran 20

kali.

Bahan Pemeriksaan : Darah kapiler atau darah vena

Bahan Penunjang : EDTA dan larutan Turk


24

Peralatan : Spuit atau blood lancet, pipet leukosit, kapas,

tabung reaksi, bilik hitung dan mikroskop.

Prosedur

a. Petugas menyiapkan bilik hitung yang bersih diberi deck glass

b. Petugas memipet 0,38 ml larutan turk dimasukkan dalam tabung

c. Petugas memipet darah dengan pipet sahli sampai tanda 20 µl,

bagian luar dilap dengan tissue

d. Petugas memasukkan darah kedalam larutan turk, pipet dibilas

sampai bersih dengan larutan turk

e. Petugan menghomogenkan campuran kemudian dimasukkan ke

dalam bilik hitung

f. Petugas mencari garis-garis bilik hitung, dihitung jumlah leukosit

sebanyak 4 kotak besar dengan mikroskop obyektif 10x

Penghitungan jumlah leukosit adalah jumlah leukosit per volume yang

dihitung (µl) x faktor pengenceran.

Dengan Rumus :

N N
AL = x p = x 20 = N x 50
V 0,4

Keterangan : N adalah jumlah leukosit pada bilik hitung

V = volume bilik hitung

P = adalah pengenceran

Nilai normal hitung jumlah leukosit yaitu:

Dewasa : 5000-10000 per milimeter kubik darah

Anak-anak : 9000-12000 per milimeter kubik darah


25

1. Pemeriksaan Jumlah Eritrosit

Metode : Bilik Hitung

Tujuan : Menghitung jumlah sel eritrosit

Prinsip : Darah vena diencerkan dengan larutan hayem. Eritrosit

akan dihitung pada 5 kotak bilik hitung. Jumlah bidang dan dikalikan

dengan faktor pengenceran menggunakan rumus tertentu.

Sampel : Darah kapiler atau darah vena

Bahan : EDTA dan larutan Hayem

Peralatan : Spuit atau blood lancet, pipet leukosit, kapas, tabung

reaksi, bilik hitung, deck glass dan mikroskop.

Prosedur :

a. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan larutan Hayem sebanyak 3,98 ml

b. Darah dihisap dengan pipet sahli sebanyak 20 µl. Kelebihan darah

dihapus dengan tissue. Kemudian dicampurkan sampai homogeny

c. Darah yang tersisa dipipet dibilas dengan menghisap dan

mengeluarkan larutan pengencer sebanyak 3 kali, campur dengan

sempurna. Pengenceran 200x

Diambil dengan pipet tetes, diisikan ke dalam bilik hitung yang bersih

dan kering yang telah ditutup dengan deck glass

d. Eritrosit dihitung pada 5 kotak kecil dengan mikroskop perbesaran

obyektif 40x

Penghitungan jumlah eritrosit dengan rumus :


26

1 sel
= volume kotak x pengenceran x jumlah mm

1 sel
= x 200 x jumlah
0,1 x 0,2 x 0,2 x 5 mm3

Nilai normal hitung jumlah leukosit yaitu:

Laki-laki : 4,50-5,50 juta/mm3

perempuan : 4,0-5,0 juta/mm3

1. Pemeriksaan Jumlah Trombosit

Metode : Langsung

Tujuan : Menghitung jumlah trombosit per milimete kubik

Prinsip : Darah diencerkan dengan larutan Rees Ecker dan

diinkubasi sehingga sel-sel selain trombosit akan diliskan dan diamati

pada bilik hitung menggunakan mikroskop dengan perbesaran objektif 100

kali.

Sampel : Darah kapiler atau darah vena

Bahan : Reagen Rees Ecker

Peralatan : Spuit atau blood lancet, pipet leukosit, kapas, tabung

reaksi, bilik hitung, dan mikroskop

Prosedur

1. Darah diencerkan 200x

2. Pipet 0,995 ml reagen pengencer dengan mikropipet

3. Masukkan kedalam tabung reaksi

4. Hisap darah sebanyak 5 µl


27

5. Hapus kelebihan darah yang melekat pada bagian luar tip dengan

menggunakan tissue

6. Masukkan ke dalam tabung yang berisi larutan Rees Ecker, bilas pipet

tersebut sebanyak 3 kali kemudian dihomogenkan

7. Ambil bilik hitung yang bersih dan kering lalu ditutup dengan deck

glass diatasnya

8. Masukkan campuran tadi kebilik hitung dengan cara menyentuh ujung

pipet pada pinggir kaca penutup. Biarkan bilik terisi secara perlahan-

lahan dengan sendirinya

9. Inkubasi selama 10 menit supaya trombosit mengendap

10. Periksa dengan mikroskop dengan lensa obyektif 40x

Hitung semua trombosit yang terdapat pada kotak eritrosit (area seluas 1

mm2yang terdapat ditengah-tengah bilik hitung) Jumlah trombosit = jumlah

trombosit yang dihitung per volume yang dihitung (µl) faktor pengenceran:

N
Jumlah trombosit = x 100
V

N 1000
= x 100 = N x
0,01 µl

Keterangan : N adalah jumlah trombosit yang ada pada bilik hitung

V adalah volume bilik hitung

P adalah pengenceran

Adapun pemeriksaan trombosit secara manual dengan metode tidak langsung

(apusan darah) adalah sebagai berikut:

a. Ambil darah vena atau kapiler


28

b. Darah dibuat sediaan apus dengan beberapa tetes methano, biarkan

beberapa saat sampai sediaan kering

c. Encerkan larutan pewarna giemsa dengan buffer fosfat 2 tetes larutan

giemsa diencerkan dengan 2 ml buffer fosfat

d. Letakkan sediaan apus yang telah difiksasi dengan methanol diatas rak

pengecatan

e. Berikan beberapa tetes larutan giemsa yang sudah diencerkan tersebut

pada sediaan hingga seluruh lapisan darah tergenang oleh pewarna.

Biarkan 15 sampai 20 menit.

f. Buang larutan pewarna giemsa tersebut, kemudian siram sediaan

dengan air mengalir

g. Bila memakai wright. Letakkan pada rak pengecatan, dan di tuangi cat

wright. Setelah 1 menit tambahkan buffer sama banyak, tunggu 15

menit kemudian dicuci pada air mengalir untuk menghilangkan sisa

cat

h. Letakkan sediaan pada posisi vertikal atau miring agar mengering di

udara.

i. Hitunglah sel trombosit pada mikroskop dengan perbesaran kuat

(100x) dengan 20 lapang pandang pada daerah dimana eritrosit

tersebar merata

j. Jumlah trombosit/mm3 adalah banyak sel trombosit yang ditemukan

dalan 20 lapang pandang tersebut dikalikan 1000.

Nilai normal trombosit : 150.000 – 450.000/mm3 darah


29

1) Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit (HJL)

Tujuan : Mengetahui jumlah dari masing-masing jenis leukosit

dalam setiap 100 leukosit

Bahan : Larutan Wright 1:1 (5 bagian larutan stok wright + 5

bagian aquadest)

Sampel : Darah kailer atau darah vena

Peralatan : Spuit atau lancet, obyek glass, rak tabung, Jembatan

pengecatan, piprt tetes, tabung reaksi dan mikroskop

Prosedur :

a. Satu tetes darah diteteskan diatas obyek glass

b. Darah didorong menggunakan obyek glass lain hingga terbentuk

apusan darah tipis

c. Apusan darah yang telah kering diwarnai menggunakan larutan warna

wright dan didiamkan selama 5 menit

d. Setelah 5 menit cat darah dicuci menggunakan air yang mengalir

e. Hapusan darah yang telah dicuci kemudian dikeringkan pada suhu

kamar

f. Apusan darah diamati di bawah mikroskop dengan menggunakan lensa

obyektif perbesaran 100x pada area dengan eritrosit menyebar merata

tidak menumpuk

g. Pembacaan dilanjutkan menggunakan kaca obyektif perbesaran 100x

yang ditambahkan dengan minyak imersi


30

h. Masing-masing jenis leukosit dihitung dalam 100 leukosit

i. Masing-masing jenis leukosit dilaporkan dalam presentase

Nilai Normal Hitung Jenis Leukosit :

1. Basofil : 0-1 %

2. Eosinofil : 1-3 %

3. Neutrofil Batang : 2-6 %

4. Neutrofil Segmen : 50-70 %

5. Limfosit : 20-40 %

6. Monosit : 2-8 %

2) Pemeriksaan Hematokrit

Metode : Mikrohematokrit

Tujuan : Mengetahui nilai hematokrit lengkap dengan plasmanya.

Tinggi sel darah diukur dengan reading device dan hasilnya dinyatakan

dengan persen.

Prinsip : Darah pada tabung kapiler dicentrifuge dengan kecepatan

dan waktu tertentu, dihasilkan lapisan sel darah.

Sampel : Darah kapiler atau darah vena

Peralatan : wax atau lilin, tabung kapiler hematokrit dengan

antikoagulan, reading device dan centrifuge

Prosedur

a. Tabung kapiler diisi dengan sampel darah

b. Kemudian salah satu ujung tabung kapiler ditutup dengan wax

c. Kemudian ditempatkan tabung kapiler itu ke dalam centrifuge


31

d. Masukkan tabung kapiler dengn posisi berhadapan sebagai

pengimbang

e. Pusingkan 5 menit dengan kecepatan 12000 rpm

f. Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan grafik skala hematokrit

(Reading Device)

Nilai normal hematokrit:

Wanita : 37-43 %

Pria : 40-48 %

3) Pemeriksaan Hemoglobin

Laboratorium Puskesmas Depok I dalam melakukan pemeriksaan

hemoglobin (Hb) telah secara otomatis dengan menggunakan alat

spektrofotometer. Tetapi jika hasil meragukan atau alat sedang eror atau

gangguan maka dilakukan pemeriksaan hemoglobin secara manual. Adapum

prosedur pemeriksan hemoglobin sebagai berikut :

a. Pemeriksaan Hemoglobin dengan menggunakan spektrofotometer

b. Ambil reagen sejumlah 1000 µl dengan menggunakan mikropipet

c. Sampel darah dimasukkan sebanyak 5 µl ke dalam reagen hemoglobin

d. Campur dengan hati-hati lalu tunggu 3-5 menit

e. Baca kadar hemoglobin dengan alat photometer

f. Catat hasil pemeriksaan hemoglobin dengan satula mg/dL.

Nilai normal kadar Hemoglobin (Hb) :

Wanita : 12-16 gr/dL


32

Pria : 14-18 gr/dL

4) Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)

Metode : Westergreen

Tujuan : Mengetahui nilai Laju Endap Darah dalam milimeter satu jam

Prinsip : Darah berantikoagulan dimasukkan pada tabung westergreen

kemudian diletakkan tegak lurus pada tiang penahan sehingga eritrosit

mengendapsetelah 1 jam.

Sampel : Darah vena

Bahan : Larutan Natrium Citrate 3,8%

Peralatan : Pipet westergreen, rak pipet wstergreen, propipet, tissue

Prosedur :

a. Darah diambil menggunakan spuit 3 ml dan dimasukkan ke dalam tabung

berisi larutan EDTA

b. Dipipet larutan Na Citrat 3,8 % sebanyak 400 µl atau 0,4 ml menggunakan

mikropipet

c. Sampel darah dipipet sebanyak 1,6 ml kemudian dimasukkan ke dalam

larutan Na Citrat yang telah dipipet

d. Darah dalam tabung dihomogenkan dan dipipet dengan menggunakan

pipet westergreen sampai angka nol

e. Pipet westergreen yang telah terisi sampel diletakkan pada rak westergreen

dengan posisi tegak lurus

f. Dipasang pengatur waktu 60 menit (1 jam)


33

g. LED dibaca dengan cara membaca tinggi plasma dari tanda 0 hingga batas

plasma dengan endapan darah.

Nilai normal LED

Pria : 0-10 mm/jam

Wanita : 0-20 mm/jam

5) Pemeriksaan Golongan Darah

Pada obyek glass teteskan 4 tetes darah dengan diatur jarak agar tidak terlalu

berdekatan dengan tetesan lain

a. Pada tetes pertama ditambahkan 1 tetes anti A

b. Pada tetes kedua ditambahkan 1 tetes anti B

c. Pada tetes ketiga ditambahkan 1 tetes anti AB

d. Pada tetes keempat ditabahkan 1 tetes anti D

e. Kemudian masing-masing tetesan dicampur homogeny

f. Sambil digoyang amati terjadinya aglutinasi

g. Apabila pada tetes A dan AB terjadi reaksi aglutinasi sedangkan pada tetes

B tidak terjadi aglutinasi maka golongan darah pasien tersebut adalah A

h. Apabila pada tetes B dan AB terjadi reaksi aglutinasi sedangkan tetes A

tidak terjadi reaksi aglutinasi maka golongan darah pasien tersebut adalah

i. Apabila ketiga tetes A, B, AB terjadi aglutinasi maka golongan darah

pasien tersebut adalah AB

j. Apabila pada ketiga tetes tidak terjadi aglutinasi maka golongan darah

pasien tersebut adalah O


34

k. Jika pada darah yang ditetesi anti D terdapat aglutinasi maka Rhesus

positif dan sebaliknya apabila pada darah yang ditetesi anti D tidak terjadi

aglutinasi maka Rhesus negatif.

2. Pemeriksaan Kimia Darah

Laboratorium Puskesmas Depok I dalam melaksanakan pemeriksaan

kimia darah menggunakan Spektrofotometer dan rapid test. Pemeriksaan

kimia darah yang dilayani di Puskesmas Depok I yaitu meliputi pemeriksaan

gula darah, asam urat, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, Kolesterol,

Trigliserida, HDL, LDL dan HBsAg. Sementara untuk pelayanan POSBINDU

yaitu pemeriksaan asam urat, cholesterol dan gula darah. Ada juga beberapa

spesimen pemeriksaan yang menggunakan photometer dan rapid test.

Spesimen pemeriksaan yang menggunakan rapid test seperti pemeriksaan gula

darah, asam urat, cholesterol dan HBsAg, kemudian untuk spesimen

pemeriksaan yang menggunakan photometer seperti ureum, kreatinin, SGOT,

SGPT, Trigliserida, HDL, LDL, gula darah, asam urat dan cholesterol.

Pelayan POSBINDU dilakukan satu bulan sekali untuk pelaksanaan diwilayah

Sambilegi Kidul Depok I. Untuk pasien sendiri adalah pasien Pra Lansia.

a. Pemeriksaan Asam urat menggunakan Spektrofototometer

Tujuan : mengetahui kadar asam urat dalam darah

Sampel : darah kapiler atau vena

Bahan : Alkohol 70%,kapas,lancet,autoclick,tabung EDTA.

Prosedur

1. Dipipet ke dalam tabung reaksi


35

Tabel 5. Cara kerja Pemeriksaan Asam Urat

Pipet ke dalam tabung Sampel Blanko


Serum 10 l
Reagen 500 l
Aquadest
500µ ˪
2. Campur, inkubasi pada suhu 25oC 10 menit.

3. Baca absorbansi terhadap blanko akuades menggunakan Spektrfotometer

dengan panjang gelombang 500 nm

b. Pemeriksaan Kolesterol Total menggunakan Spektrofotometer

1. Di pipet ke dalam tabung reaksi.

Tabel 6. Cara kerja Pemeriksaan Cholesterol Total

Pipet kedalam tabung Sampel Blanko

Serum
10 µ ˪
Reagen
1000 µ ˪
Aquades
1000µ ˪
1. Campur,inkubasi 10 menit.

2. Baca hasil menggunakan Photometer dengan gelombang 500 nm.

2. Pemeriksaan Glukosa Darah menggunakan Spektrofotometer

1. Di pipet ke dalam tabung reaksi.

Tabel 7. Cara Kerja Pemeriksaan Glukosa

Pipet ke dalam tabung Sampel Blanko


Serum
10µ ˪
Reagen
1000µ ˪
36

Aquadest
1000 µ ˪
o
1. Campur, inkubasi pada suhu 25 C selama 10 menit.

2. Baca absorbansi terhadap blanko akuades menggunakan Photometer

dengan panjang gelombang 500 nm.

2. Pemeriksaan Ureum menggunakan Spektrofotometer

Di pipet ke dalam tabung reaksi.

Tabel 8. Cara Kerja Pemeriksaan Ureum

Pipet ke dalam tabung Sampel Blanko


Serum
10µ ˪
Reagen
Aquadest 1000µ ˪
1000µ ˪
1. Campur, inkubasi pasa suhu 20-25oC selama 10 menit

2. Baca absorbanssi terhadap blanko akuades menggunakan

Spktrofotometer dengan panjang gelombang 340 nm.

3. Pemeriksaan Kreatinin menggunakan Spektrofotometer

Di pipet ke dalam tabung reaksi.

Tabel 9. Cara Kerja Pemeriksaan Kreatinin

Pipet ke dalam tabung Sampel Blanko


37

Serum
25µ ˪
Reagen
˪
R1: 250µ + R2: 250µ ˪
Aquadest 500µ ˪
1. Baca hasil menggunakan Spektrofotometer di panjang gelombang 500 nm.

4. Pemeriksaan Trigliserida menggunakan Spektrofotometer

Di pipet ke dalam tabung reaksi.

Tabel 10. Cara Kerja Pemeriksaan Trigliserida

Pipet ke dalam tabung Sampel Blanko

Serum
Reagen
10µ ˪
Aquadest R1: 1000µ + R2: 10µ˪ ˪
1000µ ˪
o
1. Campur,inkubasi pada suhu 20-25 C selama 10 menit.

2. Baca hasil menggunakan Spektrofotometer dengan panjang gelombang

500 nm.

5. Pemeriksaan HDL menggunakan Spektrofotometer

Di pipet ke dalam tabung reaksi.

Tabel 11. Cara Kerja Pemeriksaan HDL

Pipet ke dalam tabung Sampel Blanko

Serum
Reagen
500µ˪
Aquadest 50µ˪

500µ ˪
1. Diputar dengan kecepatan 5000 rpm selama 15 menit.
˪
2. Supernatan sampel dipipet sebanyak 12,5 µ dimasukkan ke dalam
3. reagen cholesterol sebanyak 500 µ ˪
38

4. Campur,inkubasi 10 menit.
5. Baca hasil menggunakan Spektrofotmeter dengan panjang gelombang 500
nm.
6. Pemeriksaan LDL menggunakan Perhitungan

TG
Kadar LDL = + HDL − Cholesterol
5

7. Pemeriksaan SGOT menggunakan Spektrofotometer

Di pipet ke dalam tabung.

Tabel 12. Cara Kerja Pemeriksaan SGOT

Pipet ke dalam tabung Sampel Blanko

Serum
50 µ˪
500 µ˪
Reagen
Aquadest 500µ ˪
1. dicampur, kemudian hasil dibaca menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 340 nm.

c. Pemeriksaan SGPT menggunakan Spektrofotometer

Di pipet ke dalam tabung reaksi

Tabel 13. Cara Kerja Pemeriksaan SGPT

Pipet ke dalam tabung Sampel Blanko

Serum
50 µ˪
500 µ˪
Reagen
Aquadest 500µ ˪
1. Campur sampai homogen

2. Baca hasil menggunakan Spektrofotometer dengan panjang gelombang

340 nm.
39

 Tahap Pasca Analitik

 Mencatat hasil pemeriksaan dibuku daftar pasien

 Mencatat hasil pemeriksaan pasien pada lembar hasil

 Menyerahkan hasil kepada pasien

 Membersihkan alat yang sudah digunakan untuk pemeriksaan


40

Вам также может понравиться