Вы находитесь на странице: 1из 6

BIDANG PELAYANAN APOTEK

1. Pelayanan Pasien Swamedikasi


Swamedikasi adalah kegiatan untuk memberikan pengobatan sendiri kepada pasien
dengan gejala penyakit yang ringan. Sedangkan menurut WHO adalah pemilihan dan
penggunaan obat modern, herbal, maupun obat tradisional oleh seorang individu untuk
mengatasi penyakit atau gejala penyakit. Tujuan dari swamedikasi adalah membantu
pasien untuk melakukan pengobatan sendiri (self medication) guna mengatasi masalah
kesehatan pasien dengan tepat, aman dan rasional (Depkes RI, 2007).
Pelayanan samedikasi yang dilakukan di Apotek Widuri dilakukan mengikuti SOP
yang ada yaitu dengan cara:
a. Pasien datang ke Apotek
b. Apoteker menyapa pasien dengan ramah dan mmperkenalkan diri
c. Apoteker menanyakan apa yang dibutuhkan oleh pasien
d. Apoteker memastikan bahwa obat yang akan dibeli untuk diri sendiri atau keluarga
pasien
e. Menanyakan keluhan dan gejala yang diderita pasien
f. Apoteker menggali informasi kepada pasien terkait identitas umur, berat badan,
riwayat alergi obat, berapa lama gejala sudah muncul, obat atau obat herbal apa yang
dikonsumsi, gaya hidup, dan penyakit yang diderita dalam jangka waktu lama
g. Memilihkan obat yang sesuai dengan kondisi pasien dengan memberikan beberapa
alternative pilihan obat dan harga obatnya.
h. Jika pasien setuju dengan harga obat, maka obat tersebut diberikan kepada pasien.
Jika pasien keberatan terkait dengan harga maka apoteker boleh memberikan
alternative pengobatan lain sesuai dengan kemampuan keuangan pasien
i. Apoteker menyerahkan obat kepada pasien dengan memberikan informasi berupa
efek farmakologi, dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara
penggunaan obat, efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat,
kemungkinan interaksi dan penyimpanan.
j. Apoteker memastikan bahwa pasien paham atas penjelasan yang telah diberikan
dengan cara meminta pasien untuk mengulangi untruksi yang sudah diberikan
k. Apoteker menutup swamedikasi dengan mengucapkan terima kasih dan doa cepat
sembuh.

Pada Saat pelayanan swamedikasi ada kalanya apoteker Apotek Widuri


memberikan obat berupa obat OWA (Obat Wajib Apotek) kepada pasien. Yang dimaksud
OWA adalah obat keras tertentu yang boleh diberikan kepada pasien secara langsung oleh
apoteker tanpa menggunakan resep dokter. Pelayanan OWA ditujukan untuk membentu
pasien dalam melakukan pengobatan sendiri (self medication) guna mengatasi masalah
kesehatan pasien dengan tepat, aman dan rasional. Obat-obat OWA adalah obat-obat yang
termasuk golongan OWA I (Kepmenkes No. 347 tahun 1990), OWA II (Permenkes No.
924 tahun 1993) dan OWA III (Kepmenkes No.1176 Tahun 1999). Kriteria obat yang
dapat diserahkan kepada pasien tanpa resep dokter (Permenkes
No.919/Menkes/Per/X/1993) :
1) Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah dua
tahun dan orang tua lebih dari 65 tahun.
2) Tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit
3) Pengguanaannya tidak memerlukan cara dan alat khusus yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
4) Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
OWA dapat diserahkan kepada pasien dengan memenuhi ketentuan dan batasan
jumlah yang ditetapkan disertai informasi yang meliputi dosis, aturan pakai, kontra
indikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasiennya.
Apoteker apotek Widuri dalam melakukan swamedikasi terkait obat OWA
disertai dengan memberikan konseling terkait obat yang diberikan sesuai SOP yaitu:
a. Pasien datang ke Apotek
b. Apoteker menyapa pasien dengan ramah dan memperkenalkan diri
c. Apoteker menanyakan nama pasien untuk menjalin kedekatan secara psikologis
kepada pasien dan menanyakan apa yang dibutuhkan oleh pasien
d. Apoteker menanyakan keluhan atau penyakit yang diderita pasien
e. Apoteker memastikan dengan menanyakan kepada pasien apakan pasien sudah
pernah menggunakan obat tertentu untuk menangani keluhan atau penyakit pasien
f. Jika pasien belum menggunakan obat untuk terapi maka apoteker wajib membantu
pasien untuk memilihkan obat yang tepat sesuai dengan indikasi dan kebutuhan
pasien
g. Jika pasien sudah mengkonsumsi obat tertentu maka apoteker wajib menanyakan
kepada pasien terkait keberhasilan terapinya (kondisi menjadi membaik atau
bertambah parah)
h. Jika pasien telah menggunakan obat sebelumnya untuk menangani keluhan dan
penyakit tersebut dan hasilnya tidak memuaskan maka apoteker wajib memastikan
terlebih dahulu penyebab kegagalan terapi
i. Apoteker dapat memilihkan altenatif obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien
tersebut jika diindikasikan terjadi kegagalan terapi
j. Jika pasien setuju dengan obat yang sudah dipilih, selanjutnya meminta persetujuan
nominal harga kepada pasien
k. Jika pasien setuju dengan harga obat, maka obat tersebut diberikan kepada pasien.
Jika pasien keberatan terkait dengan harga maka apoteker boleh memberikan
alternative pengobatan lain sesuai dengan kemampuan keuangan pasien.
l. Apoteker menyerahkan obat kepada pasien dengan memberikan KIE kepada pasien
meliputi efek farmakologi, dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan
obat, cara penggunaan obat, efek samping obat yang mungkin timbul setelah
penggunaan obat, kemungkinan interaksi dan penyimpanan.
m. Apoteker memastikan bahwa pasien paham atas penjelasan yang telah diberikan
apoteker dengan cara meminta pasien untuk mengulangi intruksi yang sudah
diberikan
n. Apoteker menutup konseling dengan mengucapkan terima kasih dan doa cepet
sembuh
o. Apoteker membuat catatan khusus tentang pasien (medical record) yang meliputi
identiras pasien nama, alamat, nomor telepon serta pengobatan yang telah dberikan.
Pelayanan swamedikasi di apotek Widuri sudah sesuai dengan SOP (Standar operasional
prosedur) yang telah dibuat.
2. Pelayanan Resep
Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker untuk
menyiapkan dan menyerahkan obat kepada pasien. Tujuan dari pelayanan resep oleh
apoteker adalah untuk melakukan skrining resep agar pasien mendapatkan obat dengan
tepat, aman dan rasional. Pelayanan resep di apotek Widuri dilakukan oleh apoteker yang
sedang bertugas, dibantu oleh tenaga administrasi dan tenaga meracik. Terdapat SOP
dalam pelayanan resep di apotek Widuri yaitu sebagai berikut :
a. Ucapkan salam kepada pasien dan penawaran bantuan
b. Terima resep dari pasien
c. Konfirmasi nama pasien, alamat, dan no.telp pasien, teliti nama dan jumlah obat yang
tertulis dalam resep
d. Lakukan skrining resep meliputi skrining administrasi, farmasetik, dan klinik
e. Mengecek ketersediaan obat di apotek. Bila ada obat yang diganti (merk lain atau
obat generik berlogo) mintakan persetujuan pasien terlebih dahulu. Bila pasien tidak
berkenan diganti, tawarkan pilihan dicarikan ke apotek lain atau dibuatkan copy resep
f. Jika pasien bersedia maka hitung harga obat di resep
g. Lakukan chek kembali terhadap nama, jumlah, dan kekuatan obat dalam resep
dengan yang ada dalam computer dan meminta persetujuan terhadap nominal harga
h. Konfirmasi harga kepada pasien
i. Jika pasien setuju maka kasir menerima uang pembayaran
j. Lakukan dispensing obat pasien, jika obat racikan, maka pada saat meracik harus
mematuhi SOP meracik obat
k. Buat etiket dan cocokan dengan resep
l. Periksa kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk resep, copy resep
dan kwitansi (jika diminta oleh pasien)
m. Berikan obat kepada pasien disertai dengan informasi penting terkait obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu pemakaian sehari, waktu penggunaan obat,
cara penggunaan dan efek samping obat, dan jika diperlukan pengatasan pertama
terhadap efek samping yang ditimbulkan
n. Ucapkan terima kasih
Untuk SOP peracikan obat di Apotek Widuri adalah sebagai berikut :
a. Obat yang diracik sesuai dengan yang ditulis di resep atau disesuaikan dengan yang
disetujui oleh pasien (contoh: pasien hanya menebus setengah resep saja)
b. Pengambilan dan peracikan obat diambil oleh Apoteker atau Asisten Apoteker dan
dapat dibantu oleh juru resep
c. Jika mendapat resep obat racikan Apoteker atau Asisten Apoteker menyiapkan
obatnya, kemudian memberikan catatan ( contoh: dibuat puyer 10 bungkus) sehingga
puyer atau salep atau sediaan lainnya bisa dikerjakan oleh juru resep dibawah
pengawasan Apoteker/Apoteker pendamping.
d. Setelah peracikan obat selesai Apoteker/Asisten Apoteker memeriksa terlebih dahulu
apakah sudah benar
e. Untuk obat yang belum diambil sepenuhnya atau pasien meminta copy resep, wajib
dibuatkan copy resep yang ditanda tangani oleh Apoteker.
f. Bagi pasien yang meminta kwitansi dibuatkan kwitansi dan rincian obat bisa
dituliskan dibelakang kwitansi.

Вам также может понравиться