Вы находитесь на странице: 1из 11

TUGAS MATA KULIAH

ANALISA MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN


PELINGKUPAN DAN KERANGKA ACUAN

Ditulis oleh
Nama : Endry Himawan Budi Sasongko
NIM : 112140163
Kelas :A

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
Metode Pelingkupan (Scoping)

Pelingkupan dapat mempunyai pengertian sebagai suatu proses pemusatan


studi pada hal-hal yang penting yang terkait dengan dampak penting (scoping is the
process of focusing the environmental study on the key aspects related to significant
impacts).
Dalam mempersiapkan penyusunan dokumen amdal maka pelingkupan
permasalahan dan mengindentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait
dengan rencana usaha atau kegiatan.
Pelingkupan merupakan proses penting yang dituangkan dalam kerangka
acuan (KA) Amdal karena dengan proses ini dapat menghasilkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Dampak penting terhadap lingkungan yang dipandang relevan untuk
ditelaah secara mendalam dalam studi amdal dengan meniadakan hal-hal
atau komponen lingkungan yang dipandang kurang penting ditelaah.
b. Lingkup wilayah studi amdal berdasarkan beberapa pertimbangan seperti
batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas administratif.
c. Kedalaman studi amdal yang antara lain mencakup metode yang digunakan,
jumlah contoh yang diukur, tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan
sumber daya yang tersedia (dana dan waktu).
Proses pelingkupan dampak dilakukan melalui serangkaian proses berikut :
1. Identifikasi dampak potensial
Mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup :primer, sekunder,
tersier dst yang secara potensial akan timbul. Gali dan kembangkan melalui
berbagai sumber, seperti: pemrakarsa, masyarakat, pakar, instansi
pemerintah, pustaka, tinjauan proyek serupa(sebagai pembanding).
2. Evaluasi dampak potensial
menghilangkan/meniadakan dampak potensial yang tidak relevan atau tidak
penting, sehingga didapat dampak penting hipotetik.
3. Klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik
Mengelompokkan dampak penting hipotetik yang telah dirumuskan,
sehingga diperoleh klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik.
Pelingkupan dalam penyusunan dokumen amdal menjadi sedemikian penting
karena jika hal ini tidak dilaksanakan, maka akibatnya amdal yang dihasilkan
menjadi kabur batas-batasnya dan tidak jelas dalam pemusatannya (fokusnya) atau
dengan kata lain menyebabkan dokumen amdal tersebut kurang tegas, kurang jelas
yang akibatnya menjadi sulit bagi para pengambil keputusan untuk memutuskan
disetujuinya suatu rencana usaha atau kegiatan yang diajukan.
Terkadang ketidaktegasan dalam pelingkupan juga dapat terjadi karena belum
tumbuhnya kesadaran bahwa target dari dokumen amdal sebenarnya bukan untuk
rekayasa rancang bangun (engineering design), tetapi sebetulnya harus diarahkan
untuk mengangkat persyaratan-persyaratan tindakan yang harus dilanjutkan untuk
langkah pembuatan rekayasa rancang bangun oleh proponen setelah dokumen
amdal telah disetujui.
Langkah-langkah pelingkupan perlu selalu mengarah kepada konteksnya
dengan dampak-dampak penting dan kegiatan-kegiatan yang potensial dan selalu
dengan proses pengambilan keputusan. Dengan kata lain suatu dokumen amdal
yang dihasilkan dengan pelingkupan yang tepat, akan menghasilkan kemudahan
dalam proses pengambilan keputusan untuk menetapkan suatu rencana usaha atau
kegiatan yang diajukan disetujui atau tidak.
Jadi pegangan yang dapat digunakan dalam pelingkupan adalah mengangkat
komponen-komponen kegiatan yang penting atau potensial dan komponen-
komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak penting dalam
batas-batas wilayah suatu yang bersangkutan.
Sebagai pendekatan untuk pelingkupan dampak penting dapat menggunakan
kriteria sebagai berikut:
• Jumlah manusia yang terkena dampak
• Luas wilayah persebaran dampak
• Lamanya dampak berlangsung
• Intensitas dampak
• Banyaknya komponen lingkunan yang akan terkena dampak
• Sifat komulatif dampak tersebut
• Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) suatu dampak.
Atas dasar beberapa criteria tersebut diatas maka dengan mempelajari
deskripsi proyek dari kegiatan yang akan dibuat dokumen amdalnya, dapatlah
diindentifikasikan kegiatan-kegiatan dalam proyek tersebut yang mempunyai
potensi menimbulkan dampak tersebut dalam kriteria tersebut.
Namun demikian perlu juga dalam pelingkupan ini memperhatikan
komponen-komponen lingkungan apa saja yangada pada lokasi proyek, karena
tidak semua lokasi proyek mempunyai komponen-komponen lingkungan yang
sama, belum tentu mempunyai peruntukan tata ruang yang sama sesuai dengan
yang telah dituangkan dalam rencana tata ruang daerah pada masing-masing daerah
dimana rencana kegiatan atau usaha yang akan dilakukan.
Sedangkan kriteria untuk mencari kegiatan-kegiatan yang potensi
menimbulkan dampak penting adalah ;
• Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
• Eksploitasi sumber daya alam baik yang dapat diperbaharui atau
yang tidak dapat diperbaharui.
• Proses dan kegiatan yang potensial dapat menimbulkan
pemborosan, kerusakan dan kemrosotan sumber daya alam dan
pemanfaatannya.
• Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan
sosial budaya.
• Mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi.
• Introduksi tumbuh-tumbuhan, hewan dan jasad renik.
• Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
• Penerapan teknologi yang mempunyai potensi besar mempengaruhi
lingkungan.
• Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi mempengaruhi pertahanan
Negara.
Wilayah studi berkaitan sekali dalam upaya pelingkupannya dengan :
a. Batas proyek, sering disebut dengan tapak proyek, sebenarnya luas batas
proyek bukan hanya terbatas pada lokasi dimana proyek berada yang
biasanya oleh pagae sekeliling lokasi proyek tersebut. Tetapi batas proyek
sebetulnya lebih luas lagi dari batas tersebut karena termasuk juga jalan
proyek dan juga lahan-lahan yang akan digunakan untuk penyimpanan
bahan-bahan konstruksi dan tempat dimana alat-alat berat disimpan dan
diperbaiki pada saat proyek berlangsung. Untuk penentuan luas batas
proyek perlu mempelajari secara cermat deskripsi proyek yang
bersangkutan termasuk cara pemasokan dan mobilisasi bahan-bahan
konstruksi dan peralatannya.
b. Batas ekologis, batas ini sangat dipengaruhi cara penentuannya oleh
komponen-komponen lingkungan yang ada pada lokasi proyek. Kemudian
berdasarkan prakiraan dampak yang akan terjadi terhadap komponen
lingkungan yang ada pada lokasi tersebut oleh kegiatan proyek yang dapat
diikuti oleh deskripsi proyek maka akan diperoleh rancangan batas jarak dan
luas komponen lingkungan dimana dampak yang ditimbulkan tidak lagi
melampaui ambang yang telah ditentukan (thresh hold limit) dari tiap-tiap
komponen lingkungan. Batas inilah yang diartikan dengan batas ekologis.
Batas ekologis akan menjadi luas bila kondisi rona awal kualitas komponen
lingkungan tersebut telah rendah atau peruntukan menurut rencana tata
ruangnya yang menuntut persyaratan yang ketat karena peruntukannya
misalnya ditentukan sebagai kawasan hunian murni.
c. Batas sosial, batas sosial termasuk juga budaya dan ekonomi. Batas ini
ditentukan berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan proyek
yang sedang direncanakan terhadap aspek social, aspek budaya dan aspek
ekonomi. Baik pada tahapan pra-konstruksi maupun pada konstruksi,
maupun selanjutnya pada saat operasi atau tahap rehabilitasi.
d. Batas administrasi, batas administrasi ini dapat dilakukan berdasarkan
pembagian wilayah administrasi yang berlaku untuk lokasi dimana rencana
proyek yang akan dilakukan. Batas administrasi ini menjadi mudah apabila
lokasi proyek berada pada batas dari 1 (satu) wilayah administrasi, tetapi
sering terjadi (terutama pada proyek-proyek besar) lokasi proyek karena
besar luasnya maka keberadaannya bias di atas 2 (dua) atau lebih dari
wilayah administrasi, baik wilayah tingkat satu atau wilayah tingkat dua.
Untuk menghadapi kemungkinan ini maka perlu persiapan peta standar dan
meletakkan lokasi proyek di atas peta standar tersebut, dan dari situ dapat
diketahui keberadaannya dari lokasi tersebut pada batas. Untuk mengetahui
dengan pasti batas-batas wilayah administrasi dari lokasi proyek biasanya
dapat diikuti peta ijin lokasi proyek yang dikeluatkan oleh Badan
Pertanahan Nasional di daerah yang bersangkutan dan dari dinas tata kota
setempat.
Dengan mengintegrasikan ke 4 (empat) batas wilayah tersebut di atas disertai
dengan pertimbangan keterbatasan sumber daya, seperti waktu, dana, tenaga,
tingkat penguasaan teknologi dan metoda pelaksanaan sehingga lazimnya
penentuan wilayah studi berangkat dari batas proyek yang kemudian diperluas
dengan batas ekologis, batas sosial dan batas administrasi yang dianggap relevan,
kompromi perluasan batas-batas ini menjadi pokok pembahasan pada siding komisi
amdal yang menangani dengan proponen pada saat pembahasan kerangka acuan
amdal proyek yang bersangkutan.
Kadang-kadang memang pelingkupan wilayah studi menjumpai suatu
kekhususan yang memerlukan pertimbangan sendiri. Antara lain untuk menentukan
wilayah studi dari pembangunan jalan kereta api, proyek pembangkit tenaga listrik
dengan jaringan distribusi melintasi beberapa provinsi bahkan lintas pulau dan
proyek reklamasi dengan bahan pengurugan (fill material) yang dipasok dari
penambangan lepas pantai dan dengan transportasi lewat laut dan lewat jalan pintas
propinsi.
Pelingkupan batas wilayah studi sangat berpengaruh kepada ketepatan
analisis dampak lingkungan dan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Pelingkupan yang membatasi wilayah studi yang lebih kecil dari pada seharusnya
akan menyebabkan produk dokumen amdal kurang atau tidak menggambarkan
interaksi antara komponen kegiatan dan komponen lingkungan yang
diakibatkannya. Sebaliknya pelingkupan batas wilayah studi yang terlalu luas dari
pada seharusnya dapat menyebabkan kaburnya batas-batas pengaruh dampak dan
kurang nyatanya manfaat pengelolaan lingkungan dan pemantauannya. Disamping
itu akan terjadi pemborosan biaya studi dan terlalu lamanya waktu yang diperlukan
untuk penyelesaian pembuatan dokumen amdal yang dimaksud.
Yang dijadikan pegangan dalam pelingkupan kedalaman studi amdal adalah
sasaran akhir dari kegunaan dokumen amdal, yaitu bukan untuk bahan yang
digunakan sebagai rekayasa rancang bangun (engineering design). Tetapi
merupakan dokumen yang berisi prinsip-prinsip dan persyaratan-persyaratan yang
harus diterapkan dalam rencana penanganan dampak lingkungan. Sehingga
dokumen ini dapat membantu kemudahan dari proses pengambilan keputusan oleh
pejabat yang berwewenang.
Pelingkupan kedalaman studi dapat mempengaruhi kepada metoda yang
dapat digunakan, mempengaruhi pula jumlah contoh yang harus diambil serta
radiusnya (lokasi pengambilan sampel) dan pula mempengaruhi jenis tenaga ahli
serta jumlahnya dan tentunya berpengaruh kepada waktu dan dana yang diperlukan
untuk penyelesaian dokumen amdal.

Sumber Pustaka :
Budirahardjo, E., Metoda-metoda AMDAL, Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Dalam Negeri, Jakarta 1999.
PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS
DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL)

A. PENJELASAN UMUM
1. Pengertian
Kerangka acuan adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan
hidup yang merupakan hasil pelingkupan yang disepakati oleh
Pemrakarsa/Penyusun ANDAL dan Komisi ANDAL.
2. Fungsi Pedoman Penyusunan KA-ANDAL
Pedoman Penyusunan KA-ANDAL digunakan sebagai dasar bagi penyusun
KA-ANDAL baik KA-ANDAL kegiatan tunggal, KA-ANDAL kegiatan
terpadu/multisektor maupun KA-ANDAL kegiatan dalam kawasan.
3. Tujuan dan Fungsi KA ANDAL
3.1 Tujuan penyusunan KA-ANDAL adalah:
a. merumuskan ruang lingkup dan kedalaman studi ANDAL
b. mengarahkan studi ANDAL agar berjalan efektif dan efisien sesuai
dengan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia.
3.2 Fungsi penyusunan KA-ANDAL adalah:
a. sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, instansi yang membidangi
rencana usaha atau kegiatan, dan penyusunan studi AMDAL tentang
lingkup dan kedalaman studi ANDAL yang akan dilakukan.
b. sebagai salah satu rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk
mengevaluasi hasil studi ANDAL
4. Dasar Pertimbangan Penyusunan KA-ANDAL
4.1 Keanekaragaman
ANDAL bertujuan menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu
rencana usaha dan /atau kegiatan terhadap lingkungan hidup. Rencana usaha
dan / atau kegiatan dan rona lingkungan hidup pada umumnya sangat
beranekaragam. Keanekaragaman rencana usaha dan / atau kegiatan dapat
berupa keanekaragaman bentuk, ukuran, tujuan, sasaran, dsb. Demikian
pula rona lingkungan hidup akan berbeda menurut letak geografi,
keanekaragaman factor lingkungan hidup, pengaruh manusia, dsb. Karena
itu, tata kaitan antara keduanya tentu akan sangat bervariasi pula.
Kemungkinan timbulnya dampak lingkungan hidup pun akan berbeda-beda.
Dengan demikian KA-ANDAL diperlukan untuk memberikan arahan
tentang komponen usaha dan / atau kegiatan manakah yang harus ditelaah,
dan komponen lingkungan hidup manakah yang perlu diamati selama
menyusun ANDAL.
4.2 Keterbatasan Sumber Daya
Penyusunan KA-ANDAL acap kali dihadapkan dengan keterbatasan
sumber daya seperti antara lain: keterbatasan waktu, dana, tenaga, metode,
dsb. KA-ANDAL memberikan ketegasan tentang bagaimana menyesuaikan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dalam keterbatasan sumber daya tersebut
tanpa mengurangi mutu pekerjaan ANDAL. Dalam KA-ANDAL
ditonjolkan upaya untuk penyusun prioritas manakah yang harus
diutamakan agar tujuan ANDAL dapat terpenuhi meski sumber daya
terbatas.
4.3 Efisien
Pengumpulan data dan informasi untuk kepentingan ANDAL perlu dibatasi
pada factor-faktor yang berkaitan langsung dengan kebutuhan. Dengan ini
ANDAL dapat diperlakukan secara efisien. Penentuan masukan berupa data
dan informasi yang amat relevan ini kemudian disusun dan dirumuskan
dalam KA-ANDAL.
5. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penyusunan KA-ANDAL
Pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam penyusunan KA-ANDAL
adalah pemrakarsa, instansi yang bertanggung jawab dan penyusun studi
ANDAL. Namun dalam pelaksanaan penyusunan KA ANDAL (proses
pelingkupan) harus senantiasa melibatkan para pakar serta masyarakat yang
berkepentingan sesuai dengan Pasal 33 sampai dengan 35 Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang AMDAL.
KA-ANDAL ini merupakan dokumen penting untuk memberikan rujukan
tentang kedalaman studi ANDAL yang akan dicapai.
6. Pemakai Hasil ANDAL dan Hubungannya Dengan Penyusunan KA-
ANDAL
Menurut Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999, Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup merupakan bagian kegiatan studi
kelayakan rencana usaha dan / atau kegiatan.
Hasil studi kelayakan ini tidak hanya berguna bagi para perencana, tetapi
yang terpenting adalah juga bagi pengambilan keputusan. Karena itu, dalam
menyusun KA-ANDAL untuk suatu ANDAL perlu dipahami bahwa
hasilnya nanti akan akan merupakan bagian dari studi kelayakan yang akan
digunakan oleh pengambil keputusan dan perencanaan. Sungguhpun
demikian, berlainan dengan bagian studi kelayakan yang menggarap
penunjang dan penghambat terlaksananya suatu usaha dan/atau kegiatan
ditinjau dari segi ekonomi dan teknologi, ANDAL lebih menunjukkan
pendugaan dampak yang bisa ditimbulkan oleh usaha dan/atau kegiatan
tersebut terhadap lingkungan hidup.
7. Wawasan KA-ANDAL
Dokumen KA-ANDAL harus mencerminkan secara jelas dan tegas
wawasan lingkungan hidup yang harus dipertimbangkan dalam
pembangunan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Sehubungan dengan
hal tersebut, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan:
a. Dokumen KA-ANDAL harus menampung berbagai aspirasi tentang
hal-hal yang dianggap penting untuk ditelaah dalam studi ANDAL menurut
pihak-pihak yang terlibat
b. Mengingat AMDAL adalah bagian dari studi kelayakan, maka dalam
studi AMDAL perlu ditelaah dan dievaluasi masing-masing alternatif dari
rencana usaha dan kegiatan yang dipandang layak baik dari segi lingkungan
hidup, teknis maupun ekonomis sebagai upaya untuk mencegah timbulnya
dampak negatif yang lebih besar
c. Mengingat kegiatan-kegiatan pembangunan pada umumnya
mengubah lingkungan hidup, maka menjadi penting memperhatikan
komponen-komponen lingkungan hidup yang berciri:
1. Komponen lingkungan hidup yang ingin dipertahankan dan dijaga
serta dilestarikan fungsinya, seperti antara lain:
- Hutan lindung, hutan konservasi dan cagar biosfer
- Sumber daya air
- Keanekaragaman hayati
- Kualitas udara
- Warisan alam dan warisan budaya
- Kenyamanan lingkungan hidup
- Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan
lingkungan hidup.
2. Komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar
dan perubahan tersebut dianggap penting oleh masyarakat di sekitar
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, seperti antara lain:
- Pemilikan dan penguasaan lahan
- Kesempatan kerja dan usaha
- Taraf hidup masyarakat
- Kesehatan masyarakat
d. Pada dasarnya dampak lingkungan hidup yang diakibatkan oleh
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan tidak berdiri sendiri, satu sama lain
memiliki keterkaitan dan ketergantungan. Hubungan sebab akibat ini perlu
dipahami sejak dini dalam proses penyusunan KA-ANDAL agar studi
ANDAL dapat berjalan lebih terarah dan sistematis.
Keempat faktor tersebut harus menjadi bagian integral dalam penyusunan
KA-ANDAL terutama dalam proses pelingkupan.

Sumber: https://timbulstg.blogspot.co.id/2014/02/pedoman-penyusunan-kerangka-
acuan.html

Вам также может понравиться

  • Jawaban Disposal
    Jawaban Disposal
    Документ6 страниц
    Jawaban Disposal
    Endry Himawan Budi Sasongko
    100% (1)
  • Skema
    Skema
    Документ1 страница
    Skema
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Susun Peta Geologi PDF
    Susun Peta Geologi PDF
    Документ30 страниц
    Susun Peta Geologi PDF
    Bhathu Lha She
    Оценок пока нет
  • DSGRSGDG
    DSGRSGDG
    Документ1 страница
    DSGRSGDG
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Alat Alat Spesifikasi
    Alat Alat Spesifikasi
    Документ1 страница
    Alat Alat Spesifikasi
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Bandar Molog I
    Bandar Molog I
    Документ32 страницы
    Bandar Molog I
    kirahidayat
    100% (4)
  • Perhitungan Sumberdaya Metode Cross Section
    Perhitungan Sumberdaya Metode Cross Section
    Документ2 страницы
    Perhitungan Sumberdaya Metode Cross Section
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Cover Proposal Endry
    Cover Proposal Endry
    Документ4 страницы
    Cover Proposal Endry
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Perhitungan Produksi Rancangan Full
    Perhitungan Produksi Rancangan Full
    Документ11 страниц
    Perhitungan Produksi Rancangan Full
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Perhitungan SPT
    Perhitungan SPT
    Документ10 страниц
    Perhitungan SPT
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Perbatasan Wilayah Bagian Barat
    Perbatasan Wilayah Bagian Barat
    Документ10 страниц
    Perbatasan Wilayah Bagian Barat
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Proposal PDF Fix Endry Himawan Budi S
    Proposal PDF Fix Endry Himawan Budi S
    Документ23 страницы
    Proposal PDF Fix Endry Himawan Budi S
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Perhitungan Produksi Rancangan Full
    Perhitungan Produksi Rancangan Full
    Документ11 страниц
    Perhitungan Produksi Rancangan Full
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Memupuk Semangat Berprestasi
    Memupuk Semangat Berprestasi
    Документ6 страниц
    Memupuk Semangat Berprestasi
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Doa Syukur
    Doa Syukur
    Документ1 страница
    Doa Syukur
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Tugas Tamka
    Tugas Tamka
    Документ5 страниц
    Tugas Tamka
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • BAB 1 Pengukuran Hbguyig8uiygh8oi
    BAB 1 Pengukuran Hbguyig8uiygh8oi
    Документ12 страниц
    BAB 1 Pengukuran Hbguyig8uiygh8oi
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Fix 7 Oktober 2015
    Fix 7 Oktober 2015
    Документ28 страниц
    Fix 7 Oktober 2015
    Ian Afri Wijaya
    Оценок пока нет
  • Ok Fix Lampiran Pompa
    Ok Fix Lampiran Pompa
    Документ2 страницы
    Ok Fix Lampiran Pompa
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Studi Penentuan Produksi Secondary Crusher Pada Peremukan Batu
    Studi Penentuan Produksi Secondary Crusher Pada Peremukan Batu
    Документ21 страница
    Studi Penentuan Produksi Secondary Crusher Pada Peremukan Batu
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Tugas Regulasi Pertambangan
    Tugas Regulasi Pertambangan
    Документ9 страниц
    Tugas Regulasi Pertambangan
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
    Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
    Документ14 страниц
    Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
    Ade Adji
    100% (1)
  • Panduan Split Desktop
    Panduan Split Desktop
    Документ22 страницы
    Panduan Split Desktop
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Tugas Mekanika Batuan
    Tugas Mekanika Batuan
    Документ6 страниц
    Tugas Mekanika Batuan
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Tugas Regulasi Tambang-REVISI
    Tugas Regulasi Tambang-REVISI
    Документ6 страниц
    Tugas Regulasi Tambang-REVISI
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Tugas Geofisika1
    Tugas Geofisika1
    Документ5 страниц
    Tugas Geofisika1
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Biosfer
    Biosfer
    Документ5 страниц
    Biosfer
    Endry Himawan Budi Sasongko
    Оценок пока нет
  • Me Kbat Dina Mik
    Me Kbat Dina Mik
    Документ5 страниц
    Me Kbat Dina Mik
    Endry Himawan Budi Sasongko
    100% (1)