Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Abstract
This study is aimed at determining the effect of Reading Concept Map Reciprocal
Teaching (Remap RT) learning model towards achievement in learning
mathematics. This research is a quasi-experiment research with post-test only
control group design. The population of this study was all students of Class X MIPA
in SMA Negeri 2 Singaraja in the academic year of 2017/2018, which consisting of 5
classes. The process of equaliting the population sampel was done by using Anova.
The sample of this study was chosen by using cluster random sampling technique.
The data of students mathematics learning achievement were collected by using
students mathematics learning achievement test in the form of essay test. Data
analysis is done using one-tailed t-test, with a significance level of 5%. Based on the
analysis it is obtained that average score of learning achievement of experimental
class is 73,24 while the control class is 68,42. Result of testing by t-test, shows that
tcount is 2,3025 and the values ttable is 1,9977 so that, tcount > ttable, it can be said that
the mathematics achievement of students who learned with the Reading Concept
Map Reciprocal Teaching (Remap RT) model is better than the mathematics
achievement of students who learned with conventional learning method. So it can
be concluded that Reading Concept Map Reciprocal Teaching (Remap RT) teaching
technique gives positive effect to improve students’ mathematics achievement.
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume x Tahun xxxx)
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu melainkan berpusat pada siswa (Student
sektor terpenting dalam kehidupan yang centered). Tugas guru sebagai pendorong
dapat meningkatkan sumber daya dan pembimbing saat berlangsungnya
manusia yang berkualitas agar dapat proses pembelajaran di kelas. Jika
bersaing ditengah kemajuan media penerapan kurikulum 2013 diterapkan
teknologi dan komunikasi yang secara optimal maka kemungkinanan
mengharuskan seseorang untuk berfikir kulitas pendidikan dapat meningkat
logis, kritis, terbuka dan kreatif. Dengan sehingga mutu pendidikan di Indonesia
demikian pendidikan seharusnya mengalami peningkatan.
mendapatkan perhatian yang lebih dalam Akan tetapi, dari upaya yang telah
rangka untuk meningkatkan mutunya. di lakukan tersebut sampai saat ini belum
Semakin meningkatnya mutu pendidikan membuahkan hasil yang optimal pada
maka kualitas sumber daya manusia juga pembelajaran matematika. Hal ini terlihat
akan mengalami peningkatan. Berbagai dari masih rendahnya prestasi belajar
upaya telah dilakukan oleh pemerintah matematika siswa yang tercermin dari
dalam rangka meningkatkan mutu hasil laporan TIMMS (Trends In Student
pendidikan salah satunya adalah dengan Achievement in Mathematics and Science)
adanya perubahan kurikulum. Perubahan 2003 dalam bidang matematika dan
dilakukan untuk memperbaiki hal yang Indonesia berada di peringkat 34 dari 45
yang sudah ada, baik dalam metode negara dengan rerata skor 411, tahun
maupun cara-cara kerja dalam rangka 2007 Indonesia berada di peringkat 36
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. dari 49 negara, tahun 2011 Indonesia
Perubahan kurikulum dari kurikulum KTSP berada di peringkat 38 dari 45 negara
menjadi kurikulum 2013 dimaksudkan dengan mengumpulkan skor 386. Sejalan
agar peserta didik mampu lebih baik dengan laporan TIMMS 2015 tersebut,
dalam melakukan observasi, bertanya, prestasi belajar matematika di kabupaten
bernalar, dan mengkomunikasikan buleleng dalam bidang matematika juga
(mempresentasikan), apa yang mereka tergolong masih rendah hal ini di lihat dari
peroleh atau mereka ketahui setelah rata-rata nilai ujian nasional siswa Sekolah
menerima materi pembelajaran. Dalam hal Menengah Atas (SMA) yang disajikan
ini proses pembelajaran tidak lagi dalam tabel 01 di bawah ini.
berpusat pada guru (Theacher centered)
2013/2014 61,93
2014/2015 56,28
2015/2016 50,24
METODE
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah prestasi belajar
pada penelitian ini adalah eksperimen matematika siswa. Desain penelitian yang
semu dengan desain post-test only control digunakan dalam penelitian ini adalah post
grup design. Populasi dalam penelitian ini test only control group design.
adalah seluruh siswa kelas X MIPA SMA Instrumen yang digunakan dalam
Negeri 2 Singaraja tahun ajaran penelitian ini berupa tes yaitu tes uraian,
2017/2018 yang berjumlah 163 dan yang digunakan untuk mengukur prestasi
tersebar menjadi 5 kelas yaitu kelas X belajar matematika siswa. Tes prestasi
MIPA1, X MIPA2, X MIPA3, X MIPA4, dan belajar berupa tes uraian (essay), agar
X MIPA5. dapat mengetahui bagaimana siswa
Sebelum melakukan penarikan menuangkan pemikirannya secara tertulis
sampel, terlebih dahulu dilakukan sesuai dengan apa yang telah dipelajari
pengujian kesetaraan terhadap 5 tehadap jawaban dari permasalahan yang
kelompok sampel dengan menggunakan diberikan.
Analisis Varians (ANAVA) satu jalur. Uji Instrumen penelitian yang telah
kesetaraan ini dilakukan untuk disusun perlu diujicobakan untuk
memperlihatkan bahwa sampel populasi mendapatkan gambaran secara empirik
yang digunakan setara. Data yang tentang kelayakan tes tersebut
digunakan dalam uji kesetaraan ini adalah dipergunakan sebagai instrumen
nilai ulangan akhir semester ganjil tahun penelitian. Uji validitas isi instrumen
ajaran 2017/2018 kelas X MIPA SMA dilakukan oleh dua orang pakar untuk
Negeri 2 Singaraja. menguji apakah tes yang dibuat relevan
Setelah diperoleh kelompok sampel atau tidak. Kemudian dilakukan uji coba
yang setara, dilakukan pengambilan dan hasil uji coba tersebut digunakan
sampel secara acak kelas sebagai sampel untuk menguji validitas dan reliabilitas
penelitian dengan menggunakan teknik instrumen penelitian. Untuk menguji
cluster random sampling. Hasilnya adalah validitas butir soal uraian digunakan rumus
terpilihnya dua kelas yaitu kelas X MIPA 2 koefisien korelasi product-moment Carl
dan X MIPA 3. Dari dua kelas tersebut Pearson (Candiasa, 2010a) dengan rumus
dilakukan pengundian untuk menentukan sebagai berikut.
perlakuan yang diterima masing-masing N XY ( X )( Y )
kelompok sampel. Hasil pengundian rxy
adalah sebagai berikut. (1) Kelas X MIPA ( N X 2 ( X ) 2 )( N Y 2 ( Y ) 2 )
3 sebagai kelompok eksperimen Sedangkan untuk uji reliabilitasnya
memperoleh perlakuan dengan model digunakan rumus Alpha Cronbach
pembelajaran Reading Concept Map sebagai berikut (Candiasa, 2010a).
n i
Reciprocal Teaching (Remap RT), (2) 2
Kelompok
Variabel
Eksperimen Kontrol
N 33 33
68,42
𝑋̅ 73,24
SD 8,6459 8,3518
Berdasarkan Tabel 0.2 terlihat maka H0 diterima yang berarti data skor
bahwa rata-rata nilai prestasi belajar tes prestasi belajar matematika siswa
matematika siswa yang mengikuti berasal dari populasi yang berdistribusi
pembelajaran dengan model normal. Uji homogenitas varians dilakukan
pembelajaran Reading Concept Map dengan Uji-F. Berdasarkan hasil
Reciprocal Teaching (Remap RT) perhitungan diperoleh bahwa nilai Fhitung =
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada 1,0717 dan nilai Ftabel = 1,8044. Apabila
rata-rata nilai prestasi belajar matematika dibandingkan, nilai Fhitung < Ftabel. Dengan
siswa pada kelompok kontrol yang demikian H0 diterima dan hal tersebut
mengikuti pembelajaran dengan model berarti tidak ada perbedaan varians antara
pembelajaran konvensional. kelompok eksperimen dan kelompok
Sebelum uji hipotesis dilakukan, kontrol (data homogen).
terlebih dahulu dilakukan pengujian Berdasarkan hasil uji normalitas dan
prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas varians diperoleh bahwa
homogenitas varians terhadap data skor data prestasi belajar matematika siswa
prestasi belajar matematika siswa. untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
Hasil uji normalitas data prestasi berdistristribusi normal dan memiliki
belajar matematika siswa pada kelas varians yang homogen. Maka dari itu,
eksperimen diperoleh Lhitung = 0,0861 < pengujian hipotesis bisa dilakukan dengan
Ltabel = 0,1542 (untuk n = 33 pada taraf menggunakan uji-t satu ekor. Rangkuman
signifikansi 5%) , pada kelompok kontrol hasil pengujian data prestasi belajar
diperoleh Lhitung = 0,1221 < Ltabel =0,1542 matematika siswa dengan menggunakan
(untuk n = 33 pada taraf signifikansi 5%), uji-t disajikan pada Tabel 03.
Berdasarkan Tabel 03 dapat dilihat materi yang belum di mengerti oleh siswa.
bahwa t hitung 2,3025 dan t tabel 1,9977 Guru mempersilakhan guru siswa untuk
. memimpin diskusi dalam kelompoknya
Oleh karena t hitung > t tabel maka 𝑯𝟎 dan saling bertanya jawab atas
ditolak dan 𝑯𝒂 diterima. Ini berarti bahwa pertanyaan peta konsep yang telah dibuat
nilai rata-rata prestasi belajar matematika oleh masing-masing siswa sebelumnya.
siswa yang mengikuti model pembelajaran Kemudian guru memilih secara acak salah
Reading Concept Map Reciprocal satu perwakilan kelompok untuk untuk
Teaching (Remap RT) lebih tinggi mempresentasikan hasil diskusi kelompok
dibandingkan dengan siswa yang dan guru akan memberikan klarifikasi, jika
mengikuti pembelajaran konvensional. terjadi kesalahan dalam pemahaman
Pada kelas eksperimen, siswa. Tahap selanjutnya adalah
pembelajaran dilakukan melalui diskusi memprediksi jawaban, pada tahap ini
kelompok. Kegiatan diskusi siswa diberikan kesempatan untuk
mengharuskan siswa untuk lebih aktif menyelesaikan pertanyaan yang sudah
dalam memecahkan suatu masalah. Pada mereka buat sendiri melalui diskusi
Model Pembelajaran Reading Concept kelompok dan LKS. Siswa dapat
Map Reciprocal Teaching (Remap RT), menemukan jawaban atas pertanyaannya
sintak-sintak didalamya yang menekankan sendiri dan mengaitkan materi yang
pada aktivitas siswa untuk belajar secara diperoleh dari hasil ringkasan yang telah
aktif, dan kreatif. dibuat oleh siswa. Dengan cara ini dapat
Penerapan Model Pembelajaran meningkatkan kemampuan siswa dalam
Reading Concept Map Reciprocal mempelajari matematika sehingga
Teaching (Remap RT) terdapat lima berdampak pada peningkatan prestasi
tahapan yang disusun yaitu (1) Reading belajar matematika siswa.
atau kegiatan membaca, (2) Concept Berbeda halnya dengan
Mapping (Peta Konsep), (3) Menyusun pembelajaran konvensional, pembelajaran
Pertanyaan (Questioning), (4) konvensional yang diterapkan di kelas
Mengklarifikasi (Clarifying), dan (5) kontrol adalah model pembelajaran
Memprediksi (Predicting). Dalam proses kooperatif semu dimana sintak-sintak
membaca siswa diarahkan untuk didalamnya masih kurang menumbuhkan
mengenali kata-kata, lambang-lambang kekreatifan siswa. Terdapat beberapa
dan definisi dari suatu materi yang tahap dalam pembelajaran konvensional
sedang dipelajari. Hal ini dapat yaitu: Pada awal pembelajaran guru
meningkatkan wawasan siswa tentang memberikan salam dan menyampaikan
mengenali makna dari suatu tulisan. materi kepada seluruh siswa. Kemudian
Membuat peta konsep akan lebih guru membagikan LKS kepada siswa dan
memudahkan siswa untuk mengingat dikerjakan secara berkelompok dengan
materi yang sudah dibaca. Membaca dan jumlah anggota kelompok empat sampai
penyusunan peta konsep bisa dilakukan lima orang. Siswa menyelesaiakan
oleh siswa dirumah sebelum proses permasalahan pada LKS, namun pada
pembelajaran berlangsung disekolah hal kegiatan ini tidak semua siswa aktif dalam
ini dilakukan karena terbatasnya waktu berdiskusi dan hanya didominasi oleh
pembelajaran dikelas. Setiap siswa siswa yang pandai, hal ini dipengaruhi
diwajibkan untuk membuat peta konsep oleh banyaknya anggota kelompok yang
dan harus selalu siap menjadi guru siswa membuat siswa yang merasa kurang,
di dalam kelompoknya. Setelah proses enggan untuk berpendapat. Setelah
membaca dan meringkas dalam bentuk selesai mengerjakan LKS, siswa diberikan
peta konsep langkah selanjutnya adalah kesempatan untuk mempresentasikan
menyusun pertanyaan. Pertanyaan yang hasilnya. Peran guru adalah untuk
disusun oleh siswa adalah pertanyaan meluruskan pemahanan konsep yang
yang terkait dengan materi yang sudah keliru. Kemudian guru memberikan
dibaca dan diringkas serta menanyakan kuis/tes secara berkelompok dan
memberikan penghargaan kepada tim
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume x Tahun xxxx)
DAFTAR PUSTAKA
Antika, L. T. 2015. Hubungan Antara Minat Kritis, dan Hasil Belajar Kognitif
Baca, Keterampilan Metakognitif, Siswa Kelas X SMA Malang. Tesis
dan Keterampilan Berpikir Kritis tidak diterbitkan. Malang:
dengan Hasil Belajar Biologi Pascasarjana Universitas Negeri
Berbasis Reading Concept Map Malang.
Think Pair Share (TPS). Tesis
tidak diterbitkan. Malang: Palincsar, A. S. 2002. Reciprocal
Pascasarjana Universitas Negeri Teaching: Teacher and Student
Malang. Use Prior Knowledge and Dialogue
to Construct a Shared Meaning of
Candiasa, I.M.2010a. Pengujian Instrumen the Text and Improve Reading
Penelitian Disertai Aplikasi Comprehension. (Online).
ITEMAN dan BIGSTEPS. (http://www.sdcoe.k12.ca.us/score/
Singaraja: Universitas Pendidikan promising/ tips/rec.html), diakses
Ganesha. 20 April 2017.