Вы находитесь на странице: 1из 18

FILUM PORIFERA

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata

Dosen Pengampu:

Dra. Ammi Syulasmi, M.S.

Rini Solihat, S.Pd., M.Si.

oleh:

Kelompok 1

Pendidikan Biologi A 2017

Amalia Karim (1702574)

Dimas Caesaria Novianto (1701869)

Mauli Novilda Afifa (1702363)

Vanni Destianti Kurnia (1705682)

Vira Berliani (1701410)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
A. Judul Laporan
Filum Porifera

B. Waktu Pelaksanaan
Hari : Selasa
Tanggal : 6 Maret 2018
Waktu : 07.00 – 09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Hewan
Departemen Pendidikan Biologi UPI

C. Tujuan
1. Mengenal keanekaragaman hewan-hewan Filum Porifera
2. Observasi morfologi dan struktur hewan-hewan FilumPorifera
3. Mengelompokan hewan-hewan Filum Porifera ke dalam classis yang
berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis.

D. Landasan Teori
1. Pengertian Porifera
Porifera berasal dari dua kata yaitu porus dan faro. Porus berarti
lubang dan faro berarti membawa atau mengandung. Sehingga porifera
dapat diartikan sebagai hewan yang tubuhnya mengandung lubang-lubang
kecil. Lubang-lubang kecil ini ini juga disebut sebagai pori-pori, oleh
karena itu porifera lebih dikenal dengan sebutan hewan berpori-pori.
Untuk mensirkulasikan air dalam tubuhnya, porifera memiliki sistem kanal
atau saluran air.
2. Ciri – Ciri Porifera
Porifera memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan hewan
jenis lain, yaitu :
a) Porifera merupakan hewan multiselluler (multi = banyak, selluler =
sel).
b) Memiliki pori yang disebut ostium untuk keluar masuk air.
c) Pori – pori pada porifera berukuran mikroskopis.
d) Memiliki dua fase kehidupan yaitu polip (berenang bebas) dan sesil
(hidup menetap/menempel).
e) Porifera belum memiliki organ pencernaan, sistem saraf dan sistem
peredaran darah.
f) diploblastik karena tersusun atas atas dua lapisan embrional yaitu
ektodermis dan endodermis.
g) Hampir semua porifera hidup di laut, hanya sebagian kecil saja
yang hidup di air tawar.
h) Tubuhnya bersimetri radial, bentuk tubuhnya bervariasi, ada yang
menyerupai tabung ataupun piala.
3. Struktur Tubuh
Struktur tubuh porifera memiliki dua lapisan yaitu lapisan luar dan
lapisan dalam. Lapisan luar (ektodermis) disebut sel-sel epidermis
sedangkan lapisan dalam disebut endodermis. Sel-sel epidermis ini
bentuknya pipih biasanya disebut pinakosit dan sel porosit (sel yang
mengandung pori-pori atau ostium). Lapisan endodermis disusun oleh sel-
sel yang berflagela (koanosit/collar). Diantara lapisan epidermis dan
lapisan sel-sel koanosit terdapat mesohil (substansi jeli/gelatin), yang
didalamnya terdapat banyak sel, yaitu sel amoebasit, sel skerosis, sel
archeosit, dan sel spikula.
a) Sel amoebosit, merupakan sel yang tidak mempunyai bentuk tetap
dan bergerak dengan pseudosipodia. Fungsi sel ini adalah
mengambil makanan dari air dan dari sel koanosit, membentuk
serat-serat rangka keras dalam mesohil, mencerna makanan yang
diambil dari air, membawa dan mengedarkan makanan ke sel lain.
b) Sel skleroblast , merupakan sel-sel yang memiliki unttuk dalam
membentuk spikula.
c) Sel Archeosit, merupakan sel amoebosit embrional yang berubah
fungsi menjadi sel sperma dan ovum.
d) Sel spikula, merupakan sel-sel yang berfungsi sebagai sel penyusun
kerangka tubuh.
Berdasarkan struktur tubuhnya porifera dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
a) Tipe Ascon, merupakan porifera yang memiliki struktur tubuh
paling sederhana, yaitu tempat masuknya air atau ostium langsung
berhubungan dengan spongosol (rongga tubuh), dan langsung
keluar melalui oskulum.
b) Tipe Sycon, merupakan Porifera yang struktur tubuhnya sedikit
kompleks, yaitu tempat masuknya air atau ostium berhubungan
terlebih dahulu dengan cabang cabang rongga tubuh yang disebut
saluran inkuren, kemudian menuju saluran radier, lalu baru masuk
ke spongosol dan keluar melalui oskulum.
c) Tipe Leucon (Rhagon), merupakan porifera yang struktur tubuhnya
paling kompleks, yaitu tempat masuknya air atau ostium
berhubungan terlebih dahulu dengan rongga-rongga menuju
saluran yang dibatasi oleh sel koanosit, kemudian masuk ke
salurang berbentuk lingkaran yang berhubungan satu sama lain,
setelah itu baru masuk ke spongosol, dan keluar melalui oskulum.
4. Sistem Organ Porifera
a) Sistem pernapasan, dengan memasukkan air melalui pori-pori ke
dalam tubuhnya, terjadi pertukaran karbondioksida dan oksigen yang
dilakukan oleh sel koanosit.
b) Sistem Reproduksi, porifera dapat bereproduksi secara seksual
maupun aseksual. Secara seksual porifera akan membentuk ovum dan
sperma yang dilakukan oleh sel koanosit, kemudian terjadi fertilisasi,
karena bersifat hermafrodit (memiliki 2 kelamin). Reproduksi secara
aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas dan gemula dari
sekumpulan sel yang akan tumbuh menjadi individu baru.
c) Sistem Pencernaan, dilakukan oleh sel koanosit. Ketika air telah
masuk ke rongga tubuh (spongosol) maka sel koanosit akan menyerap
makanan dari air, lalu makanan tersebut dicerna dan didistribusikan ke
sel lain oleh sel amoebosit. Umumnya porifera memakan plankton.
d) Sistem Persarafan, porifera tidak mempunyai sel saraf, namun ia
mampu bereaksi terhadap perubahan lingkungan dan sentuhan pada
beberapa area tertentu. Fungsi ini dilakukan oleh sel lain dalam
tubuhnya.
5. Klasifikasi Porifera
a) Kelas Calcareae (Calcispongiae), merupakan porifera yang memiliki
kerangka tubuh (spikula) dari kalsium karbonat. Calcareae biasanya
hidup di laut dangkal. Secara bahasa Calcaspongiae disusun oleh dua
kata dari bahasa latin, yaitu Calca yang artinya kapur, dan spongiae
yang artinya porifera. Contoh Kelas ini adalah Leucosolenia, Scypha
gelatinosa, Grantia,
b) Kelas Hexatinellidae, merupakan porifera yang memiliki kerangka
tubuh (spikula) dari silika. Umumnya hewan ini hidup di laut dalam.
Contohnya adalah Regadrela, Eupectella, Pheronema sp.
c) Kelas Demospongiae, merupakan kelompok porifera yang kerangka
tubuhya tersusun oleh serabut spons. Umumnya hidup di laut dalam
maupun dangkal, namun adapula yang hidup di air tawar.
Demospongiae merupakan satu-satunya kelas porifera yang
anggotanya ada yang hidup di air tawar. Struktur Tubuh semua
Demospongiae merupakan tipe Leukon (Rhagon). Contoh hewan yang
termasuk kelas ini adalah Hipposongia, Spongilla, Haliclona,
Microciona, Corticium.

E. Alat Dan Bahan


Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum mengobservasi Filum
Porifera.
No. Alat Jumlah
1 Mikroskop listrik 2 unit
2 Kaca objek dan kaca penutup 6 unit
3 Kamera Handphone 1 unit
4 Pisau bedah 1 unit
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum mengobservasi Filum
Porifera.
No. Bahan Jumlah
1 Awetan basah Scypha sp 2 unit
2 Awetan basah Halichondria sp 1 unit
3 Awetan basah Halichondria sp 1 unit
4 Awetan basah Halichona sp 1 unit
5 Awetan basah Hippospongia sp 1 unit
6 Awetan basah Haliclona sp 1 unit
7 Awetan kering Porifera 8 unit
8 HCl 100 ml
9 Aquadest 100 ml

F. Langkah Kerja

Diamati perubahan
Disiapkan alat dan Ditetesi dengan larutan kerangka tubuh
bahan praktikum HCl spesimenawetan kering
di bawah mikroskop

Diamati bentuk tubuh,


lubang pori, osculum,
spongocoel dan Diamati kerangka tubuh
Dicatat hasil
kerangka tubuh dari spesimen awetan kering
pengamatan
setiap spesimen awetan di bawah mikroskop
basah Filum Porifera.

Ditaruh di atas kaca


Diiris tubuh spesimen objek kemudian tetesi
awetan kering setipis dengan aquades Disusun laporan
kemudian tutup kaca praktikum
mungkin
penutup.

Diagram 1. Langkah kerja Pengamatan Filum Porifera.


G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Awetan Basah Filum Porifera.

Bentuk Lubang Oscu- Spongo- Kerang-


No Nama Species
Tubuh Pori lum coel ka
1 Scypha sp Bercabang √ √ √ √

2 Scypha sp Bercabang √ √ √ √
Halichondria sp Tabung √ √ √ √
3
bercabang
Halichondria sp Tabung √ √ √ √
4
bercabang
5 Halichona sp Tabung √ √ √ √

6 Hippospongia sp Bercabang √ √ √ √

7 Haliclona sp Tabung √ √ √ √

Tabel 4. Klasifikasi Awetan Basah Filum Porifera.

No. Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi

1. Regnum : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Calcarea
Ordo : Leucosolenida
Familia : Sycettidae Gambar 1.1 Gambar 1.2
Scypha sp Scypha sp
Genus : Scypha
(Dokumentasi Kelompok (Peter J. Bryant, 2014)
Species : Scypha sp 1A, 2018)

2. Regnum : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Calcarea
Ordo : Leucosolenida
Familia : Sycettidae Gambar 2.1 Gambar 2.2
Scypha sp Scypha sp
Genus : Scypha (Dokumentasi Kelompok (Amithababu K, 2015)
Species : Scypha sp 1A, 2018)
No. Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi

3. Regnum : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Halichondrida
Familia : Halichondridae Gambar 3.1 Gambar 3.2
Halichondria sp Halichondria sp
Genus : Halichondria
(Dokumentasi Kelompok (Picton, 2016)
Species : Halichondria sp 1A, 2018)

4. Regnum : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Halichondrida
Familia : Halichondridae Gambar 4.1 Gambar 4.2
Halichondria sp Halichondria sp
Genus : Halichondria
(Dokumentasi Kelompok (J Reed, 2012)
Species : Halichondria sp 1A, 2018)

5. Regnum : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Haplosclerida
Familia : Chalinidae Gambar 5.1 Gambar 5.2 Halichona sp
Halichona sp (Wildsingapore, 2011)
Genus : Halichona
(Dokumentasi Kelompok
Species : Halichona sp 1A, 2018)

6. Regnum : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Keratosa
Familia : Hippospongiadae Gambar 6.1 Gambar 6.2
Hippospongia sp Hippospongia sp
Genus : Hippospongia
(Dokumentasi Kelompok (Chim Che Kong, 2008)
Species : Hippospongia 1A, 2018)

sp
No Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi

7. Regnum : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Haplosclerida
Familia : Chalinidae Gambar 7.1 Gambar 7.2 Haliclona sp
Haliclona sp (Slingdemuler, 2018)
Genus : Haliclona
(Dokumentasi Kelompok
Species : Haliclona sp 1A, 2018)

Tabel 5. Hasil Pengamatan Awetan Kering Filum Porifera.

Kerangka tubuh
Nama Classis/
No. Zat Bentuk
Species Spongin Silikat Sub Classis
Kapur Spikula
1 A √ √ Monoaxon Demospongiae
2 B √ Monoaxon Demospongiae
3 C √ Triaxon Calcarea
4 D √ Monoaxon Calcarea
5 E √ Jala Demospongiae
6 F √ √ Monoaxon Demospongiae
7 G √ Jala Demospongiae
8 H √ √ Monoaxon Demospongiae

Tabel 6. Hasil Pengamatan Penyusun Kerangka Tubuh Awetan Kering Filum


Prorifera.

Nama Gambar Bentuk Spikula


No
Spesies Pengamatan Ditetesi Aquadest Ditetesi HCl
1 A

Gambar 8.1. Spesimen A Gambar 8.2. Spesimen A


Gambar 8. Spesimen A (Aquadest) (HCl)
(Dokumentasi Kelompok (Dokumentasi Kelompok (Dokumentasi Kelompok
1A, 2018) 1A, 2018) 1A, 2018)
Nama Gambar Bentuk Spikula
No
Spesies Pengamatan Ditetesi Aquadest Ditetesi HCl
2 B

Gambar 9.1.Spesimen B Gambar 9.2. Spesimen B


Gambar 9. Spesimen B (Aquadest) (HCl)
(Dokumentasi Kelompok (Dokumentasi Kelompok (Dokumentasi Kelompok
1A, 2018) 1A, 2018) 1A, 2018)

3 C

Gambar 10. 1. Spesimen Gambar 10.2. Spesimen


Gambar 10. Spesimen C C (Aquadest) C (HCl) (Dokumentasi
(Dokumentasi Kelompok (Dokumentasi Kelompok Kelompok 1A, 2018)
1A, 2018) 1A, 2018)

4 D

Gambar 11.1. (Aquadest) Gambar 11.2. Spesimen


Gambar 11. Spesimen D Spesimen D D (HCl) (Dokumentasi
(Dokumentasi Kelompok (Dokumentasi Kelompok Kelompok 1A, 2018)
1A, 2018) 1A, 2018)

5 E

Gambar 12. Spesimen E Gambar 12.1 Spesimen E Gambar 12.2 Spesimen E


(Dokumentasi Kelompok (Aquadest) (HCl) (Dokumentasi
1A, 2018) (Dokumentasi Kelompok Kelompok 1A, 2018)
1A, 2018)
Nama Gambar Bentuk Spikula
No
Spesies Pengamatan Ditetesi Aquadest Ditetesi HCl
6 F Gambar 13.2 Spesimen F

Gambar 13 Spesimen F (HCl) (Dokumentasi


(Dokumentasi Kelompok Gambar 13.1 (Aquadest)
Kelompok 1A, 2018)
1A, 2018) Spesimen F
(Dokumentasi Kelompok
1A, 2018)
7 G

Gambar 14 Spesimen G Gambar 14.1. Spesimen Gambar 14.2. Spesimen


(Dokumentasi Kelompok G (Aquadest) G (HCl) (Dokumentasi
1A, 2018) (Dokumentasi Kelompok Kelompok 1A, 2018)
1A, 2018)
8 H Gambar 15.1. Spesimen Gambar 15.2. Spesimen

Gambar 15 Spesimen H H (HCl)


H (Aquadest)
(Dokumentasi Kelompok (Dokumentasi Kelompok
(Dokumentasi Kelompok
1A, 2018) 1A, 2018)
1A, 2018)

H. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap awetan basah yang telah
dilakukan, maka terdapat banyak
hewan Porifera. Hewan-hewan yang ditemukan pada
ketujuh sampel tersebut digolongkan ke dalam tiga classis berdasarkan
kerangka tubuh, antara lain :
1. Classis Calcarea atau Calcispongiae
a. Scypha sp memiliki bentuk tubuh bercabang, seperti busa berserat.
Mempunyai lubang pori, osculum, spongocoel. Kerangka tubuh
terbentuk dari zat kapur.
2. Classis Hexactinellida atau Hyalospongiae
Dalam praktikum tidak terdapat spesimen classis Hexactinellida.
3. Classis Demospongiae
a. Halichondria sp
Halichondria sp memiliki bentuk tubuh tabung bercabang, banyak
lubang pori dan seperti terumbu karang. Mempunyai lubang pori,
osculum, spongocoel, dan kerangka tubuh.
b. Halichona sp
Halichona sp memiliki bentuk tubuh seperti tabung, keras, padat dan
mirip koral. Mempunyai lubang pori, osculum, spongocoel, dan
kerangka tubuh.
c. Hippospongia sp
Hippospongia sp memiliki bentuk tubuh bercabang seperti batu yang
bercelah. Mempunyai lubang pori, osculum, spongocoel, dan
kerangka tubuh.
d. Haliclona sp
Haliclona sp memiliki bentuk tubuh seperti tabung dan padat.
Mempunyai lubang pori, osculum, spongocoel, dan kerangka tubuh.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap awetan basah yang telah
dilakukan. Hewan-hewan yang ditemukan pada
kedelapan sampel tersebut digolongkan ke dalam tiga classis berdasarkan
kerangka tubuh, antara lain :
1. Classis Calcarea atau Calcispongiae
a. Spesimen C
Spesimen C kerangka tubuh tersusun dari zat kapur. Bentuk spikula
tipe triakson.
b. Spesimen D
Spesimen D kerangka tubuh tersusun dari zat kapur. Bentuk spikula
tipe monoaxon.
2. Classis Hexactinellida atau Hyalospongiae
Dalam praktikum tidak terdapat spesimen classis Hexactinellida.
3. Classis Demospongiae
a. Spesimen A
Spesimen A kerangka tubuh tersusun dari silikat dan spongin. Bentuk
spikula tipe monoaxon.
b. Spesimen B kerangka tubuh tersusun dari silikat. Bentuk spikula tipe
monoaxon.
c. Spesimen E
Spesimen E kerangka tubuh tersusun dari spongin. Bentuk spikula
tipe jala.
d. Spesimen F
Spesimen F kerangka tubuh tersusun dari spongin dan silikat. Bentuk
spikula tipe monoaxon.
e. Spesimen G
Spesimen G kerangka tubuh tersusun dari spongin. Bentuk spikula
tipe jala.
f. Spesimen H
Spesimen H kerangka tubuh tersusun dari silikat dan spongin. Bentuk
spikula tipe monoaxon.

I. Hasil Diskusi
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki setiap Species yang
Anda temukan ? tuliskan persamaan-persamaan tersebut !
Jawab : Setiap species memiliki kerangka tubuh, lubang pori, spongocoe
dan osculum.
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies
tersebut sehingga dimasukan pada classis yang berbeda ? tuliskan
perbedaan-perbedaannya !
Jawab : Setiap species memiliki bentuk tubuh yang berbeda dan penyusun
kerangka tubuh yang berbeda. Hal inilah yang menyebabkan
filum porifera dibagi menjadi beberapa kelas yang berbeda
seperti Kelas Calcarea yang penyusun spikulanya terbentuk dari
zat kapur, Kelas Hexactinellida yang penyusun spikulanya terdiri
dari silikat, dan Kelas Demospongiae yang penyusun spikulanya
terdiri dari silikat atau spongin atau campuran dari keduanya.
3. Tuliskan ciri khas dari tiap classis pada kolom berikut
Clasis Ciri Khas
Spikula terdiri zat kapur, memiliki
Calcarea tipe monoaxon atau triaxon atau
tetraxon.
Spikula terdari silikat, memiliki
Hexactinellida
tipe hexaxon.
Spikula dari silikat atau spongin
Demospongiae atau campuran keduanya, bukan
hexaxon.
4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari species-species Porifera yang anda
temukan :
Jawab : Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat
digunakan sebagai spons mandi.Zat kimia yang dikeluarkannya
memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit
lainnya.
Porifera (sponge) bisa jadi bahan obat-obatan. Sponge yg sudah
mati dan mengeras bisa juga jadi batu gosok (ampelas) untuk
kayu. Sponge merupakan sumber yang baik untuk beberapa
bahan farmasi seperti anti biotik, anti virus, anti-tumor, anti-
inflamasi. Dapat digunakan alat gosok pada waktu mandi karena
spikula terbuat dari serabut protein spongin yang lunak. Tubuh
porifera yang mati ada yang digunakan untuk hiasan.
Akhir-akhir ini banyak ahli biologi kelautan menyelidiki
kemungkinan ditemukannya berbagai zat aktif untuk anti tumor
atau kanker dari tubuh Porifera.Calcarea dapat digunakan
sebagai alat untuk membersihkan badan (spongia) ataupun
mencuci barang.
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai
Filum Porifera, lengkapilah tabel berikut ini :
Pencernaan Sistem
Filum Ekskresi Pernapasan Reproduksi
Makanan Syaraf
Pencernaan Ekskresi Respirasi Belum Reproduksi
makanan pada melalui melaluli memiliki vegetatif
Porifera terjadi permukaan permukaan sistem dengan
secara internal tubuh tubuh saraf membentuk
pada vakuola tunas dan
makanan gemule,
yang dibentuk generatif
oleh melalui
Porifera
choanocyte. persatuan
Makanan yang gamet jantan
telah dicerna dan betina
akan yang
diedarkan oleh dibentuk
collencyte ke olah
seluruh bagian archeonocyte
tubuh.

J. Kesimpulan
1. Porifera merupakan hewan invertebrata multiseluler yang seluruh
tubuhnya mengandung pori – pori. Porifera terbagi menjadi tiga kelas
yang didasarkan pada perbedaan sifat kerangka tubuhnya, yaitu kelas
Calcispongiae/Calcarea yang memiliki kerangka tubuh dari kalsium
karbonat, Hyalospongiae/Hexainellida yang memiliki kerangka tubuh
dari silika, dan Demospongiae yang memiliki kerangka tubuh dari silikat
atau sponging atau bisa juga merupakan campuran dari keduanya.
2. Menurut pengamatan, specimen yang telah diamati dikelompokan
kedalam kelas porifera berdasarkan ditemukan atau tidaknya zat kapur,
silikat, atau sponging, terlihat juga berbagai bentuk spikula pada
pengamatan di mikroskop yang mempermudah pengelomokan kelasnya.
3. Dari setiap species yang ditemukan memiliki kesamaan antara lain pada
bentuk tubuhnya yang berbentuk tabung bercabang kecuali pada
Spongilla sp yang berbentuk piph dan Halichondria sp yang berbentuk
pipih bervolume, selain dari kedua species tersebut yang lainnya
memiliki kesamaan umum yaitu memiliki lubang pori, osculum, dan
spongosol. dan sudah pasti ditemukan adanya perbedaan karena
perbedaan tersebut berupa perbedaan pada kerangka tubuhnya yang
menjadi dasar pengelompokan kelas.
4. Setelah dilakukannya pengamatan tentang porifera ini kami bisa
mengenal keanearagaman pada filum porifera , dan yang paling menonjol
adalah ciri khas pada kerangka tubuh dan dari bentuk spikula yang
dimiliki setiap species di filum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ahablogweb. (2017). PORIFERA : PENGERTIAN, CIRI, STRUKTUR TUBUH,


KLASIFIKASI . [online]. Diakses dari
http://www.ilmudasar.com/2017/03/Pengertian-Ciri-Struktur-Tubuh-dan-
Klasifikasi-Porifera-adalah.html?m=1.
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR
Gambar 1.2
Bryant, Peter.(2014). Pinapapple Sponge, Scypha sp. [online]. Diakses dari
http://nathistoc.bio.uci.edu/Porifera/Scypha/index.html.
Gambar 2.2
K, Amithbabu. (2015). SYCON SPONGE (SCYPHA) STRUCTURE AND ITS
CANAL SYSTEM AND NUTRITION. | BIOZOOM. [online]. Diakses dari
http://www.biozoomer.com/2014/03/sycon-sponge-scypha-structure-and-
its.html.
Gambar 3.2
Picton dan Morow. (2016). Halicondria panicea – Marine Life Encyclopedia.
[online]. Diakses dari
http://www.habitas.org.uk/marinelife/species.asp?item=C4840.
Gambar 4.2
Smithsonian Institution. (2012). Halicondria melanodecia. [online]. Diakses dari
https://www.sms.si.edu/irlspec/Halich_melano.htm.
Gambar 5.2
Wildsingapore. (2016). Tubular sponges (Haliclona sp.) on the shores
of singapore. [online]. Diakses dari
http://www.wildsingapore.com/wildfacts/porifera/tube.htm.
Gambar 6.2
Che, Kim. (2008). Bath Sponge (Hippospongia sp.) @ Pulau Semakau | Chim
Che Kong | Flickr. [online]. Diakses dari
https://www.flickr.com/photos/chimck/2595862196/.
Gambar 7.2
Slingdemuler. (2018). Sponges – small marine aquarium. [online]. Diakses dari
http://www.kleines-meerwasseraquarium.de/schwamme/.

Вам также может понравиться