Вы находитесь на странице: 1из 2

Nama: Rima Widya

NIM : 151140075

Strategi AS terkait Dominasi China di Sengketa Kepulauan Spratly pada masa


Pemerintahan Obama

A. Alasan pemilihan judul

Terdapat beberapa alasan yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat


judul” “Strategi Amerika Serikat terkait dominasi China di sengketa
Kepulauan Spratly pada masa pemerintahan Obama” sebagai judul
proposal.

Pertama, mengingat konflik yang terjadi di Kepulauan Spratly merupakan


konflik yang sempat menimbulkan ketakutan dunia akan terjadinya perang
antar dua kekuatan besar dunia, sehingga issue ini menjadi salah satu isu yang
banyak disorot dunia internasional.
Dalam kacamata penstudi Hubungan Internasional pun, isu ini telah banyak
diangkat dalam berbagai kajian,terlebih ketika Amerika memutuskan untuk
melibatkan diri dalam pusaran konflik dengan dalil menjaga perdamaian di
kawasan Asia Pasifik dengan menempatkan kapal perusak Angkatan Laut
Amerika, pesawat pengintai P-8A dan P-3 serta rudal kendali yang menembus
zona 12 mil laut di pulau karang Subi dan Mischief (yang termasuk wilayah
Kepulauan Spratly), terkait upaya China membangun pangkalan militer di
Kepulauan Spartly yang dianggap Amerika sebagai zona bebas navigasi
.Sedangkan China beranggapan hal ini merupakan provokasi yang disengaja
dan membahayakan personel dan fasilitas yang ada di Kepulauan tersebut
namun Amerika harus sadar bahwa negaranya bukan lagi satu satunya
kekuatan besar saat ini, mengingat China sebagai salah satu claimer hadir
sebagai kekuatan baru yang diprediksi akan mampu mengimbangi dominasi
Amerika.

Kedua, penulis menemukan sisi China yang lebih percaya diri menghadapi
konflik ini setelah muncul sebagai The new emerging power yang tentunya
akan semakin kuat pengaruhnya apabila berhasil memenangkan klaim atas
Kepulauan Spartly. Hal ini dikarenakan Kepulauan Spartly menyimpan
sumber mineral yang cukup besar untuk menyokong pembangunan China.

Ketiga, Amerika yang menyadari betul posisinya sebagai negara super power
akan teracam eksistensinya di kancah global khususnya bagi negara negara
yang terdampak kebangkitan China. Hal ini pula yang membuat Amerika
melibatkan diri ke dalam konflik Laut China Selatan.

Keempat, penulis tertarik menganalisis langkah langkah yang diambil


pemerintahan Barack Obama dalam mempertahankan dominasi Amerika di
kawasan Asia Pasifik dengan mengimbangi kekuatan China terkait sengketa
di Kepulauan Spratly, melalui kerangka kerja politik luar negeri Amerika
yang terdiri dari power, peace, prosperity, dan principles yang menjadi
koridor bagi para pemimpin Amerika, termasuk presiden Barack Obama agar
dalam menjalankan politik luar negerinya tidak keluar dari jalur yang telah
dibuat oleh AS. Kerangka kerja ini pula yang menjadi alat bagi Amerika
untuk ikut ambil bagian dalam konflik Laut Cina Selatan

Вам также может понравиться