Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERANCANGAN PRODUK
1. Pengertian
Desain produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan konsep, pengujian dan
pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desainer produk konsep dan mengevaluasi ide-
ide, membuat mereka nyata melalui produk dalam pendekatan yang lebih sistematis. Peran seorang
desainer produk meliputi berbagai karakteristik manajer pemasaran, manajer produk,
industri dandesain insinyur perancang.
Istilah ini kadang-kadang membingungkan dengan desain industri, yang mendefinisikan bidang
spektrum yang lebih luas kegiatan desain, layanan seperti desain, desain sistem, desain interaksi
serta peran design. Produk perancang menggabungkan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk menciptakan barang-barang tiga dimensi. Peran yang berubah ini telah difasilitasi oleh
perangkat digital yang memungkinkan para desainer untuk berkomunikasi, memvisualisasikan dan
menganalisa ide-ide dalam suatu cara yang akan diambil tenaga kerja lebih besar di masa lalu.
Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa produk dari
konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek desain, dan
subkontrak daerah untuk sektor lain dalam industri desain. Estetika dianggap penting dalam
Desain Produk tapi desainer juga menangani aspek-aspek penting termasuk teknologi, ergonomi,
kegunaan, stres bahan analisis dan rekayasa.
Seperti sebagian besar bidang desain ide untuk desain produk muncul dari suatu kebutuhan dan
memiliki fungsi. Ini mengikuti metode tertentu dan terkadang dapat disebabkan oleh faktor-faktor
yang lebih kompleks seperti asosiasi dan Telesis. Juga digunakan untuk menggambarkan produk
yang kompeten secara teknis perancang atau desainer industri adalah istilah Industrial Design
Engineer. The Cyclone vacuum cleaner penemu James Dyson misalnya dapat dianggap dalam
kategori ini.
Beberapa perusahaan atau individu yang memiliki perasaan yang kuat terutama untuk
mengembangkan produk-produk baru daripada yang lain. Dalam dunia modern ini termasuk
teknologi terutama perusahaan-perusahaan seperti iRobot, Google atau Nokia. Banyak desainer
produk aset strategis kepada perusahaan-perusahaan yang perlu untuk mempertahankan
keunggulan kompetitif dalam inovasi.
2. Perancangan dan Pengembangan Produk
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung
jawab bagian pemasaran, bagian desain, melainkan tanggung jawab yang melibatkan banyak
fungsi dalam suatu perusahaan
3. Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan
peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi
dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting
bagi proyek pengembangan produk adalah
· Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan
lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan
identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi
antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta
promosi produk.
· Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar
dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan
mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri
(estetika, ergonomics, user interface).
· Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan system
produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi.
Proses pengembangan produk dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, antara
lain adalah :
1. Fase 0 : Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului
persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
2. Fase 1 : Pengembangan Konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep
produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan
percobaan lebih jauh.
3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem
Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi
subsistem-subsistem serta komponen-komponen
4. Fase 3 : Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransitoleransi
dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli
dari pemasok.
5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam macam versi
produksi awal produk.
6. Fase 5 : Produksi Awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya.
Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan
yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi
sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk
diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan
4. Pengembangan Konsep
Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford
mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk
prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan
keuntungan/kerugiannya.
Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan kondisi
konsep adalah :
1. Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya.
2. Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan
seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.
3. Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut
Proses pengembangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan konsumen dan mengkomunikasikannya
secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan
kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar secara hierarki, dengan bobot-bobot
kepentingan untuk tiap kebutuhan.
Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :
a. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
b. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan (latent
needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
c. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota tim
pengembang.
http://vercomfo.blogspot.com/2012/03/perancangan-produk-design-product.html
Penerapan QCD (Quality, Cost, & Delivery)
Warcoff barusan baca di sebuah note FB yang bercerita tentang Pak Habibie, disitu beliau salah
satunya membahas tentang suatu metode dimana dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu
yaitu QCD.
Q itu Quality, kita harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten.
C adalah Cost yaitu tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis.
D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling
efisien dan disampaikan tepat waktu.
Menurut Pak Habibie “Kalau diumpamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya
1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi, cara kerja QCD tidak begitu dimana organisasi itu
bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan
30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, intinya bekerja harus pakai
hati!.
Apa yang Pak Habibie sampaikan tersebut bagi warcoff sangat menarik, karena QCD adalah
metode yang sederhana tapi jika ditelaah lebih jauh maka akan terkait dengan semua sisi.
Pertama soal kualitas, apapun pekerjaan dan pendidikan bahkan kehidupan harus disertai dengan
kualitas dan konsistensi agar mendapatkan hasil yang optimal.
Kedua cost adalah suatu hal yang bener-bener harus diperhitungan dan tentu saja terkait pada
semua aspek kehidupan. “Tekan harga serendah mungkin” ini menarik karena jika dikaitkan
dengan kualitas maka ada sebuah tantangan untuk membuat sesuatu yang bermutu tapi dengan
biaya yang seefisien mungkin :).
Ketiga delivery, ini secara umum terkait dengan pemasaran terutama dalam hal pelayanan dan
distribusi artinya suatu produk yang murah dan berkualitas akan menjadi sia jika pelayanan serta
distribusinya tidak berjalan dengan benar.
Dan inilah yang terjadi dinegeri ini, dimana sudah banyak karya anak bangsa yang punya mutu
serta berdaya saing tinggi tapi hanya menjadi pelengkap sejarah karena tidak ada “keseriusan”
pihak-pihak terkait untuk menjadikannya lebih baik.
Dalam hal ini Pak Habibie ingin menyampaikan suatu pesan pada kita semua, salah satunya dengan
kondisi yang terjadi saat ini. Antara lain dalam penerapan suatu metode tidak perlu yang rumit,
cukup yang sederhana tapi fleksibel (mudah diterapkan) dan jelas maksud dan tujuannya. Semoga
manfaat.
http://waroengkemanx.blogspot.com/2013/01/penerapan-qcd-quality-cost-delivery.html
Quality - Cost - Delivery
Toyota Production System (TPS) is an essential part of what makes Toyota different and makes
Toyota’s products a profitable investment for its customers’ businesses. Toyota’s customers
know what to expect when they buy from Toyota – a business partner with the strength and
flexibility to meet the needs of a changing market.
Thanks to the company’s constant striving for improvement (kaizen), which has direct
benefits for their customers. Toyota’s insistence on maintaining quality throughout the
production process is vital to ensuring that their finished products are of the highest
quality.
By buying Toyota products their customers can be sure of having made a good choice.
Kaizen ensures that Toyota products feature the latest effective innovations, maximising
productivity. The quality of Toyota’s products allows their customers to enjoy a high
return on their investment.
http://www.toyota-forklifts.co.uk/EN/company/Toyota-Production-System/Pages/tps-
quality-cost-delivery.aspx
Faster delivery, higher quality and lower cost
One of the most amazing virtues of Lean is that it allows companies to combine the three
most important pay-offs for the long term continuation of their ventures: faster delivery,
higher quality and lower cost. Combined. This is also true for Lean and Agile Project
Management –and contrary to many people’s intuition or experience-. We often hear:
You want something really good? Accept to pay a premium price, good simply costs more.
You want it cheap? Accept a lower quality, lousy service or long waiting lines.
You want it fast? Accept to pay some more to get you in front of the line and by-the-way, we
won’t guarantee the same quality!
Assertions like these are easily taken for granted. They seem to make perfect sense. So much so,
that we hardly ever question them. We’re used to pay more for higher quality. We’re used to pay
more for getting served first.
Yet Lean has shown that this makes no sense at all. Why?
Because, to make something really good, we have no choice but to master how to do it. We must
deeply understand the process, which inputs are needed, what operations lead to what results,
how to avoid common mistakes. No matter if we manufacture something, or if we invent
something from scratch, such as a plan or a product. The best professionals know what they’re
doing. They know which steps to take. They know what operation leads to which results. They
also know which steps they’d better avoid. And they’re able to help others in their teams to
repeat their successful way of doing things. That’s what makes a professional.
And the bonus to it all: A detailed knowing of how to make or accomplish something, leads
inevitably to lower costs. Because she who knows how to make something, can also tell you the
order the steps should be taken. Which leads to less waiting, chasing and expediting. It means
one knows how to avoid rework, how to get it right the first time, how to avoid adding stuff that
nobody really cares for and to get only what the customer really wants. It helps to avoid making
expenses for the superfluous. Which then obviously leads to a way lower cost of the product –
and to faster delivery too-.
If we turn this thinking around, we clearly see that trying to deliver fast, forces all suppliers to
get good at what they’re doing –and thus to lower the cost of the end product-. Every supplier
who tells you otherwise, is actually saying that he doesn’t have a clue what he’s doing. He may
occasionally hit the hot spot, but won’t know how to repeat that trick. And that’s good to
remember when we have to deal with them.
http://blog.heyunka.com/2011/11/faster-delivery-higher-quality-and-lower-cost/
Business Principles
Quality, Cost, Delivery - These are our key guide lines in our group. Providing high quality based
on high cost is easy to achieve. However, key to the success of our business is to find the right
balance between quality, cost and also delivery in accordance to customer demand.
Quality - We carefully vet all our suppliers to be sure the quality of the products we supply meet
your expectations. Our long term relationships with many of the factories give us confidence in
our suppliers, and they fully understand our expectations of their products. Before we start any
supply to our customers from a new vendor, we will undergo a detailed factory audit to make
sure that the products will be produced and shipped based on standards required for our final
destinations. This enables us to stand proudly behind all of our products.
Cost - SECO strives to get you the best pricing possible, using all the tools at our disposal. We
work diligently to achieve your target pricing, so that you can be competitive in your market. In
order to reach and keep a good balance on the cost side, we are committed to focus and streamline
our product portfolio. In combination with our buying power, we can provide competitive prices
to our customers. On top of this strength, we have developed a very sophisticated logistic concept
and solution, for the purpose of reducing the freight cost ratio for each single
products. Meanwhile the logistic cost has a high impact to the total cost so that it was important
to provide our customers a door to door solution based on our know how gained in the last
decades.
Delivery - You get what you ordered, when you expect it. We understand that product
availability is an important consideration for your customers. We provide you realistic delivery
times, and communicate with you continuously throughout the process - from the order
placement to the product arrival at your door.
http://seco-international.com/kr/en/business-principles
Why Cross-functional Management?
Cross-functional management emerged from the following two needs:1
1. a need for top management to clarify its quality, cost, and delivery goals and deploy
them to all employees at every level, and
2. a need to establish a system of close coordination among different departments.
What Is Cross-functional Management?
Cross-functional management (CFM) manages business
processes across the traditional boundaries of the functional areas.
CFM relates to coordinating and synergizing the activities of different units for realizing the
superordinate cross-functional goals and policy deployment. It is concerned with building a
better system for achieving such cross-functional goals as innovation,quality, cost, and
delivery.
Case in Point Toyota
http://www.1000ventures.com/business_guide/mgmt_cross-functional.html
BAB I
PENDAHULUAN
B. TUJUAN PENULISAN
Pada penulisan makalah ini, tentunya mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan pengembangan produk.
2. Untuk mengetahui proses perancangan produk.
3. Untuk mengetahui strategi pengenalan dan pengembangan produk
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai
kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan
menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan
menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang
dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan
bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari
persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk,
perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan
dan pendistribusian produk tersebut.
Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap - tiap elemen suatu produk
mempunyai fungsi - fungsi sendiri. Diantara fungsi - fungsi satu dengan yang lain terkadang ada
saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.
Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :
Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
Pengelompokan fungsi produk.
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi
sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan
di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu
produk.
B PERANCANGAN PRODUK
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk biasanya
kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
1. Market Research dan Feasibility Study Market Research
dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa
didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat, adalah
proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang didiskusikan.
Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja,
komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat mesin penghisap
debu, akan terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan,
hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk tersebut
yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja menginginkan nilai
tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya
(reasonable price). Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari
menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan material
apa saja yang akan dipakai.
4. Menggambar Produk
Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen
yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi produk jadi. Produk
bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih mudah dimengerti
oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan dengan
menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia dll.
5. Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan
yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar produk
biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja. Pada tahap ini
kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan meminimalisir
masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula biasanya produk yang
sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.
6. Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk produk-
produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body mobil yang stylish
bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan.
Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya (produk-
produk dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan
gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.
7. Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-benar
handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan lain-lain.
Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-ponsel buatan
mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja
produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang memuaskan tentu saja
harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah produsen-produsen besar
saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar nama produk yang mereka buat tetap terjaga.
8. Poduksi Masal
Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai
menerima barang yang rusak.
9. Garansi
Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk
tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut. Banyak
konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan garansi dan
ketenangan dalam pemakaian produk.
1. Pendekatan Mikro
Biaya marjinal (MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya variable rata rata(AVC) dan
otomaits biaya total rata rata (AC) ikut berubah, contoh bila nilai MC lebih kecil dari AC, maka
nilai AC juga akan turun, sebaliknya bila nilai MC lebih besar dari nilai AC, maka nilai AC juga
ikut naik.
Marginal Revenue merupakan Tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil dari penjualan
satu unit produk lagi.
3. Munawir (1986) menyatakan bahwa analisa break even point merupakan suatu analisa yang
ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian (keuntungan=0). Melalui analisa BEP dapat dibuat
perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal
tidak mengalami kerugian.
Analisis break even point digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus
dibuat.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau
dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
3. Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
4. Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat
produksi.
5. Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus hidup suatu
produk/organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal
(soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai
berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan
kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar.
serangan baru namun, tambahan lagi produk itu melewati tahap baru dari minat dan persyaratan
pembeli. Kosekuensinya, perusahaan harus merencanakan strategi pengganti
yang tepat untuk tiap tahap dalam siklus hidup produk tersebut. Perusahaan berharap
memperpanjang umur dan profitabilitas produk walaupun tahu bahwa produk tersebut tidak akan
bertahan selamanya. PLC (Product life Cycle) atau siklus hidup produk merupakan konsep penting
dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk yang kompetitif.
Dalam konteks organisasi siklus hidup suatu organisasi menjadi organisasi yang dihargai dan
memiliki kredibilitas yang tinggi. Siklus hidup produk menggambarkan tahap-tahap yang berbeda
dalam sejarah penjualan suatu produk. Tahap-tahap ini berhubungan dengan kesempatan dan
masalah yang berbeda mengenai strategi pemasaran dan laba potensial.
Dengan mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang berbeda tahap suatu
produk berada, atau tahap yang akan dicapai , perusahaan dapat memformulasikan encana
pemasaran dengan lebih baik. Mengatakan suatu produk memiliki siklus hidup adalah menegaskan
empat hal :
2. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang berbeda bagi
penjual.
3. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk
4. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan personel yang
berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.
Gambar siklus hidup produk:
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu
:
pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya
belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada
pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan.
Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di
samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena
permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka
usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing
sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat
dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga
jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap
berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan
harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model
yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk
menghadapi persaingan.
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau
keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah
dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah
berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang
baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-
alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih
efisien.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah
ada.
Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik pasar,
beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang
diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan
lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.
Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi dan munculnya
produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada sekarang akan hilang dari
pasar dan digantikan dengan produk-produk lain sehingga pertumbuhan dan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung dari kebijaksanaan produk yang
didefinisikannya. Dalam kondisi saat ini, dimana perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh
persaingan, perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan pada
produknya yang sekarang. Oleh karena itu, pengembangan produk baru merupakan suatu hal yang
penting bagi perusahaan. Pengembangan tersebut meliputi pembuatan produk yang baru atau
penyempurnaan dari produk yang sudah ada.
Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan berbagai resiko kegagalan. Untuk
memperkecil resiko kegagalan, produk baru perlu dibuat berdasarkan konsep produk yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen.
Dalam tulisan ini akan dijelaskan konsep-konsep dan tahapan yang diperlukan dalam
pengembangan produk jasa baru pada operator telekomunikasi masa kini. Konsep - konsep yang
dijelaskan disini bukan hanya bisa diterapkan bagi operator telekomunikasi saja, tapi juga dapat
berlaku bagi perusahaan secara umum.
Pengembangan produk atau jasa akan melalui suatu tahap yang dikenal dengan Invention.
Inventionadalah proses menemukan suatu teknologi dari tidak ada menjadi ada. Sedangkan
Innovation adalah proses pembaharuan dari invention. Innovation melibatkan peluang yang ada di
pasar dengan penemuan teknologi dan pengetahuan tentang teknologi baru. Sebagai contoh,
temuan teknologibluetooth, yang memungkinkan pertukaran data melalui koneksi wireless dengan
daerah jangkauan sekitar 150 meter, saat ini telah diintegrasikan
dalam media telepon selular (handphone), sehingga para pengguna handphone dapat lebih mudah
saling bertukar data.
Contoh lain adalah inovasi pada perusahaan minuman ringan Coca-cola dimana inovasi adalah
salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar dan dikenal
luas. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi
untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang
lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri. Pada tahun 2002, Coca-Cola
Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas.
Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut
"Fanta Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Dengan
inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi
kebutuhan pasar di Indonesia. Pada proses inovasi ini, khususnya pada tahap inisiasi perlu
dipertimbangkan bahwa inovasi yang dihasilkan dapat diterima oleh perusahaan maupun
masyarakat. Jelas bahwa inovasi sangat diperlukan dalam pengembangan produk baru untuk
memunculkan ide dan kreatifitas munculnya produk atau jasa baru yang dapat dimanfaatkan oleh
para konsumennya.
Hasil inovasi yang lahir dari suatu perusahaan akan ditindaklanjuti dengan proses pengembangan
produk atau jasa baru. Untuk itu perlu unit khusus yang menangani proses ini yaitu Unit
R&D,Research&Development. Unit ini akan melakukan riset penelitian dari hasil inovasi untuk
kemudian dikembangkan menjadi suatu produk atau jasa baru yang akan dilempar ke pasaran.
Perusahaan yang sudah mapan biasanya mengalokasikan resourcesnya sekitar 5-10 % dari sales
pada aktivitas R&D.Basic Research menuju kepada terciptanya invention,
sedangkan Product Development danengineering menuju kepada terciptanya Innovation.
Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan bagi unit R&D dalam usahanya menerapkan
formulasi strategi, yaitu :
a) Kompetensi Teknis
b) Kebutuhan Pasar
c) Corporate Interest
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kompetensi teknis dari researcher diperlukan untuk
melahirkan produk jasa yang berkualitas. Di lain pihak produk jasa yang dikembangkan juga harus
memperhatikan kebutuhan pasar (memiliki commertial value) maupun kepentingan perusahaan,
keduanya harus sejalan. Untuk itu diperlukan upaya untuk mencari apa yang dibutuhkan oleh pasar
dan mencari invent-to-order bagi produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Fungsi Riset Bisnis perlu ditambahkan sebagai suatu sub unit dalam Unit R&D untuk menunjang
keberhasilan suatu produk atau jasa baru agar sukses di pasaran. Sebagai contoh, TELKOM R&D
Center telah melakukan restrukturisasi organisasi pada akhir tahun 2006 dan melahirkan satu
bidang baru yaitu Bidang Research of Business. Bidang RoB tersebut meliputi 4 laboratorium
dengan masing-masing fungsinya sebagai berikut :
Pada tahap eksplorasi ada 3 pola proses pengenalan dan pengembangan produk/jasa baru yaitu :
Lead User research adalah salah satu metodologi yang diyakini dapat memberikan kunci sukses
bagi terobosan produk/jasa baru. Dasar pemikiran metodologi ini adalah adanya Lead User yaitu
spesifik konsumen/individual yang memiliki pengalaman kebutuhan lebih dahulu/mendahului dari
konsumen/individual yang lain. Dengan melibatkan team khusus yang terdiri dari para expert pada
kelompok lead user ini, maka akan didapatkan suatu temuan inovasi yang sangat berharga.
Beberapa contoh peran serta lead user dalam suatu terobosan inovasi baru antara lain :
- Protein untuk hair conditioner ditemukan oleh seorang wanita di tahun 1950 yang mempunyai
ramuan tradisional yang terdiri dari bir atau telur untuk tubuh agar lebih bersinar.
Melalui metodologi Lead user ini akan didapatkan beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Memperoleh akses informasi yang lebih kaya dan reliable melalui kebutuhan customer yang
dapat diperoleh melalui traditional market research. Metode Lead User melengkapi kebutuhan
untuktraditional market research bukan menggantikan.
1. Pengembangan konsep produk/jasa yang lebih baik karena berasal dari data konsumen yang
lebih baik.
Fixed Cost suatu Toko Sepatu MDA: Rp. 500.000,- Variable Cost Rp. 10.000,-/unit. Harga jual
Rp. 20.000,-/unit.
BEP = Rp.500.000
20.000 – 10.000
= 50 unit
Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even point. Pada
pejualan unit ke 51, maka took itu mulai memperoleh keuntungan.
http://lestachi.blogspot.com/2013/04/perencanaan-dan-perancangan-produk.html
TUGAS PERANCANGAN TEKNIK
PERANCANGAN PRODUK DAN QCD
DISUSUN OLEH :
NAMA : BAYU TIAN PRATAMA
KELAS : ME-2D
NO :6