Вы находитесь на странице: 1из 9

KEPERAWATAN PROFESIONAL

Disusun Oleh :
Dea Savitri Perdana
(214.01.15.011)

S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA


2018
Tugas

Keperawatan professional

1. Sejarah dan perkembangan hokum kesehatan


Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia
(PERHUKI), adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan / pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini menyangkut hak dan
kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan
kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya,
organisasi, sarana, pedoman standar pelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan
hukum serta sumber-sumber hukum lainnya.
Hukum kedokteran merupakan bagian dari hukum kesehatan, yaitu yang menyangkut
asuhan / pelayanan kedokteran (medical care / sevice) Hukum kesehatan merupakan bidang
hukum yang masih muda. Perkembangannya dimulai pada waktu World Congress on
Medical Law di Belgia pada tahun 1967. Perkembangan selanjutnya melalui World Congress
of The Association for Medical Law yang diadakan secara periodik hingga saat ini.
Di Indonesia perkembangan hukum kesehatan dimulai dari terbentuknya Kelompok studi
untuk Hukum Kedokteran FK-UI / R.S. Ciptomangunkusumo di Jakarta pada tahun 1982.
Perhimpunan untuk Hukum Kedokteran Indonesia (PERHUKI), terbentuk di Jakarta pada
tahun 1983 dan berubah menjadi Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI)
pada kongres I PERHUKI di Jakarta pada tahun 1987. Hukum kesehatan mencakup
komponen-komponen hukum bidang kesehatan yang bersinggungan satu dengan yang
lainnya, yaitu hukum Kedokteran / Kedokteran Gigi, Hukum Keperawatan, Hukum Farmasi
Klinik, Hukum Rumah Sakit, Hukum Kesehatan Masyarakat, Hukum Kesehatan Lingkungan
dan sebagainya (Konas PERHUKI, 1993).
2. Jenis-jenis Hukum Kesehatan
Ada lima jenis hukum yang mengatur tentang kesehatan, antara lain :
1. Hukum pidana adalah hukum yang mengatur hubungan antar subjek hukum dalam hal
perbuatan-perbuatan yang diharuskan dan dilarang oleh peraturan perundang-undangan
dan berakibat diterapkannya sanksi berupa pemidanaan dan/atau denda bagi para
pelanggarnya.
Kasus: Malpraktik dalam bidang Orthopedy ‘Gas Medik yang Tertukar’
Seorang pasien menjalani suatu pembedahan di sebuah kamar operasi. Sebagaimana
layaknya, sebelum pembedahan dilakukan anastesi terlebi dahulu. Pembiusan dilakukan
oleh dokter anastesi, sedangkan operasi dipimpin oleh dokter ahli bedah tulang
(orthopedy).
Operasi berjalan lancar. Namun, tiba-tiba sang pasien mengalami kesulitan
bernafas. Bahkan setelah operasi selesai dilakukan, pasien tetap mengalami gangguan
pernapasan hingga tak sadarkan diri. Akibatnya, ia harus dirawat terus menerus di
perawatan intensif dengan bantuan mesin pernapasan (ventilator). Tentu kejadian ini
sangat mengherankan. Pasalnya, sebelum dilakukan operasi, pasien dalam keadaan baik,
kecuali masalah tulangnnya.
Usut punya usut, ternyata kedapatan bahwa ada kekeliruan dalam pemasangan gas
anastesi (N2O) yang dipasang pada mesin anastesi. Harusnya gas N2O, ternyata yang
diberikan gas CO2. Padahal gas CO2 dipakai untuk operasi katarak. Pemberian CO2 pada
pasien tentu mengakibatkan tertekannya pusat-pusat pernapasan sehingga proses
oksigenasi menjadi sangat terganggu, pasien jadi tidak sadar dan akhirnya meninggal. Ini
sebuah fakta penyimpangan sederhana namun berakibat fatal.Dengan kata lain ada
sebuah kegagalan dalam proses penetapan gas anastesi. Dan ternyata, di rumah sakit
tersebut tidak ada standar-standar pengamanan pemakaian gas yang dipasang di mesin
anastesi. Padahal seharusnya ada standar, siapa yang harus memasang, bagaimana
caranya, bagaimana monitoringnya, dan lain sebagainya. Idealnya dan sudah menjadi
keharusan bahwa perlu ada sebuah standar yang tertulis (misalnya warna tabung gas yang
berbeda), jelas, dengan formulir yang memuat berbagai prosedur tiap kali harus ditandai
dan ditandatangani. Seandainya prosedur ini ada, tentu tidak akan ada, atau kecil
kemungkinan terjadi kekeliruan. Dan kalaupun terjadi akan cepat diketahui siapa yang
bertanggung jawab.

Tinjauan Kasus
Tinjauan Malpraktik Pidana dan Sanksi Hukumnya
- Kasus tersebut merupakan bentuk malpraktik pidana sebab telah melanggar
beberapa aturan dalam KUHP untuk kelalaian yang berlaku bagi setiap orang,
yang diatur dalam Pasal 359, 360, dan 361 KUHP
- Dalam Kitab-Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) kelalaian yang
mengakibatkan celaka atau bahkan hilangnya nyawa orang lain. Pasal 359,
misalnya menyebutkan, “Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan matinya
orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan
paling lama satu tahun”.
- Sedangkan kelalaian yang mengakibatkan terancamnya keselamatan jiwa
seseorang dapat diancam dengan sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 360 Kitab-Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP):
(1) ‘Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-
luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan
paling lama satu tahun’.
(2) Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka
sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencaharian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau kurungan paling lama enam bulan atau denda
paling tinggi tiga ratus rupiah.
- Pemberatan sanksi pidana juga dapat diberikan terhadap dokter yang terbukti
melakukan malpraktik, sebagaimana Pasal 361 Kitab-Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP), “Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam
menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan
sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian
dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya
putusannya diumumkan.” Namun, apabila kelalaian dokter tersebut terbukti
merupakan malpraktik yang mengakibatkan terancamnya keselamatan jiwa dan
atau hilangnya nyawa orang lain maka pencabutan hak menjalankan pencaharian
(pencabutan izin praktik) dapat dilakukan.Jika perbuatan malpraktik yang
dilakukan dokter terbukti dilakukan dengan unsur kesengajaan (dolus) dan
ataupun kelalaian (culpa) seperti dalam kasus malpraktek dalam bidang orthopedy
tersebut, maka adalah hal yang sangat pantas jika dokter yang bersangkutan
dikenakan sanksi pidana karena dengan unsur kesengajaan ataupun kelalaian telah
melakukan perbuatan melawan hukum yaitu menghilangkan nyawa seseorang.
Perbuatan tersebut telah nyata-nyata mencoreng kehormatan dokter sebagai suatu
profesi yang mulia.

2. Hukum perdata adalah ketentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan antara
individu-individu dalam masyarakat. Hukum perdata dapat disebut juga hukum privat.
Tinjauan Kasus
kasus di atas juga dapat dikategorikan sebagai malpraktik perdata ketika Seorang
dokter orthopedy yang telah terbukti melakukan kelalaian sehingga pasiennya menderita
luka atau mati.
- Tindakan malpraktik tersebut juga dapat berimplikasi pada gugatan perdata oleh
seseorang (pasien) terhadap dokter yang dengan sengaja (dolus) telah
menimbulkan kerugian kepada pihak korban, sehingga mewajibkan pihak yang
menimbulkan kerugian (dokter) untuk mengganti kerugian yang dialami kepada
korban, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1365 Kitab-Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPerdata), “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang
membawa kerugian pada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”
- Seorang dokter yang telah terbukti melakukan kelalaian sehingga pasiennya
menderita luka atau mati, dapat digugat secara perdata berdasarkan Pasal 1366
atau 1370 KUH Perdata
- Pasal 1366 KUH Perdata
Kerugian yang diakibatkan oleh kelalaian (culpa) diatur oleh Pasal 1366 yang
berbunyi: “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja atas kerugian yang
disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga atas kerugian yang disebabkan
karena kelalaian atau kurang hati-hatinya.”
- Pasal 1370 KUH Perdata Dalam hal pembunuhan (menyebabkan matinya orang
lain) dengan sengaja atau kurang hati-hati seseorang, maka suami dan istri yang
ditinggalkan, anak atau orang tua yang biasanya mendapat nafkah dari pekerjaan
korban, mempunyai hak untuk menuntut suatu ganti rugi, yang harus dinilai
menurut kedudukannya dan kekayaan kedua belah pihak serta menurut keadaan.
- Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan :
- Menurut Pasal Undang-undang tersebut diatas :
Ayat (1) Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang
dilakukan tenaga kesehatan
Ayat (2) Ganti rugi yang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3. Sistem hukum agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan agama tertentu.
Sistem hukum agama biasanya terdapat dalam Kitab Suci.
Kasus: kasus abortus
kasus aburtus yang terjadi pada seseorang anak remaja dia pergi kedokter untuk
memeriksakan tentang kandungannya dikarena iya sudah tidak menstruasi selama 2 bln
setelah diperiksa ternyata remaja itu positif hamil . dan dia meminta sidokter untuk
melakukan tindakan abortus dikarenakan dia malu dan masih menginjak bangku
sekolah,awalnya sidokter menolak karna dia tau bahwa itu larangan agama dan dapat
membawa kefatalan tetapi siremaja tetap memaksa dan akan membayar uang lebih jika
sidokter mau melakukan tidakan tersebut.akhirnya sidokter pun mau melakukan tindakan
itu,malamnya pun sidokter melakukan tindakan itu dengan dibantu perawat.ternyata saat
melakukan tindakan terjadi pendarahan yang hebat dan nyawa siremaja pun tidak bisa
diselamat kan lagi.Padahal sudah ada kaidah hukum Bagi kedokteran maupun tenaga
kesehatan lainya bahwa abortus tidak dibolehkan kecuali memang adanya gangguan pada
janin nya dan harus ada perjanjian resmi dalam tindakan tersebut .jika saja tidak
dilakukan tindakan itu kemungkinan kejadian fatal tidak terjadi.
Tinjauan Kasus
Beberapa pasal hukum agama yang terkait adalah:
- Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan,
bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang
tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
- Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama
dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
- Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
- Pasal 349
1. Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang
tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang
ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak
untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan

4. Hukum administrasi adalah hukum yang mengatur hubungan antar alat perlengkapan
Negara hubungan pemerinth pusat dan daerah
Kasus: malapraktek pada ibu hamil
seorang perawat lulusan dari fakultas keperawatan bekerja di sebuah rumah sakit dimedan.
Selama beberapa tahun ia bekerja, ia mengeluh gaji yang ia terima tidak sesuai, karena ia
menganggap setelah beberapa tahun ia bekerja di rumah sakit tersebut ia hanya mendapatkan gaji
yang sedikit. Akhirnya dia pun berkeinginan untuk membuka praktik mandiri.Karena
keinginannya yang kuat, dia pun berusaha untuk mendapatkan Surat Izin Praktik (SIP). Namun
karena sulitnya untuk mendapatkan SIP tersebut, perawat itu pun nekat membuka praktik dengan
cara memalsukan SIP.Kemudian perawat tersebut membuka praktik mandirinya. Suatu ketika
datang seorang ibu hamil hendak melakukan persalinan.
Dan proses persalinan pun dilakukan, Tetapi karena perawat itu bukanlah seorang ahli
persalinan maka dalam melakukan tindakan, perawat tersebut Nampak cemas dan kurang percaya
diri.Akhirnya ibu tersebut mengalami perdarahan yang sangat hebat saat persalinan. Perawat
tersebut kebingungan dalam mengambil tindakan yang akan di lakukan hingga akhirnya si ibu
dan bayi nya tidak dapat tertolong.
Setelah kejadian tersebut, suami dan keluarga pasien tidak terima dengan kematian
keduannya, maka mereka pun melaporkan kasus tersebut kepada pihak yang berwenang,

Tinjuan kasus:
sanksi administratif. Berdasarkan Keppres No.56 tahun 1995 dibentuk Majelis Disiplin
Tenaga Kesehatan(MDTK) dalam rangka pemberian perlindungan yang seimbang dan
objetif kepada tenaga kesehatan dan masyarakat penerima pelayanan kesehatan. MDTK
bertugas meneliti dan menentukan ada atau tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam
menerapkan standar profesi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil pemeriksaan MDTK akan dilaporkan kepada
pejabat kesehatan berwenang untuk mengambil tindakan disiplin terhadap tenaga
kesehatan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tindakan
sebagaimana yang dimaksud tidak mengurangi ketentuan pada :
- pasal 54 ayat (1) dan ayat (2) UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan, yaitu : (1).
Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin. (2). Penentuan ada
tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditentukan
oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.

5. Hukum Adat adalah seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu
wilayah. misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum
adat. dan memiliki sanksi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di wilayah tertentu.
Kasus: larangan naik kendaraan karena hamil menurut adat
Disuatu desa didaerah baduy ada suami istri ,siistri yang lagi hamil dan mau
melahirkan tetapi didesa itu hanya percaya dengan dukun beranak ,saat siistri ingin
melahirkan maka sisuami memangil sidukun beranak untuk membantu persalinan,saat
sibayi sudah keluar ternyata plasenta sibayi ketinggalan diperut siibu .sisuami pun
meminta kepada sidukun beranak untuk memangil bidan yang ada dipuskesmas karna
takut ajak kejadian fatal pada istrinya ,tetapi sidukun tidak mau untuk memangil bidan
akhirnya suaminya pergi untuk menemui sibidan dipuskesmas dan bidan pun menyarakan
kepada suaminya untuk membawa istrinya ke rumahsakit agar dilakukan operasi .tapi
ketua adat mereka melarang orang yang hamil ataupun dalam kondisi apapun untuk naik
kendraan karna tidak sesuai dengan hukum adat mereka .

Tinjauan kasus:
akhirnya suaminya pun melanggar hukum adat tersebut dan membawa istrinya
kerumah sakit ,setelah itu suami pun bermusyawarah dengan kepala suku adat bahawa
jika tidak dilakukan segera dapat membuat istrinya kritis dan dapat terjadi kefatalan.dan
pihak ketua adat pun mengerti tetapi melarang untuk sisuami tinggal disitu lagi

Вам также может понравиться

  • MODEL KONSEPTUAL KELUARGA
    MODEL KONSEPTUAL KELUARGA
    Документ26 страниц
    MODEL KONSEPTUAL KELUARGA
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Lampiran Lembar Observasi
    Lampiran Lembar Observasi
    Документ4 страницы
    Lampiran Lembar Observasi
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Daftar Nama Studi Pendahuluan
    Daftar Nama Studi Pendahuluan
    Документ2 страницы
    Daftar Nama Studi Pendahuluan
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal
    Analisa Jurnal
    Документ2 страницы
    Analisa Jurnal
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Askep Aids
    Askep Aids
    Документ24 страницы
    Askep Aids
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Peran Keluarga
    Peran Keluarga
    Документ6 страниц
    Peran Keluarga
    samsiah
    Оценок пока нет
  • NAYLA
    NAYLA
    Документ4 страницы
    NAYLA
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Pegangan
    Pegangan
    Документ3 страницы
    Pegangan
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Tugas Nayla
    Tugas Nayla
    Документ1 страница
    Tugas Nayla
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar Hemoroid
    Kata Pengantar Hemoroid
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar Hemoroid
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Target
    Target
    Документ3 страницы
    Target
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Peran Keperawatan Komunitas Dalam Kesehatan Masyarakat
    Peran Keperawatan Komunitas Dalam Kesehatan Masyarakat
    Документ11 страниц
    Peran Keperawatan Komunitas Dalam Kesehatan Masyarakat
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Hukum Di Bidang Kesehatan
    Hukum Di Bidang Kesehatan
    Документ28 страниц
    Hukum Di Bidang Kesehatan
    Tazkiatul Fitriyah Khoerudin
    Оценок пока нет
  • Print
    Print
    Документ2 страницы
    Print
    samsiah
    Оценок пока нет
  • LP Hiv Aids
    LP Hiv Aids
    Документ23 страницы
    LP Hiv Aids
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Print
    Print
    Документ2 страницы
    Print
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Etika (Jenis-Jenis Hukum Kesehatan)
    Etika (Jenis-Jenis Hukum Kesehatan)
    Документ1 страница
    Etika (Jenis-Jenis Hukum Kesehatan)
    Ilham
    Оценок пока нет
  • Leaflet Diare
    Leaflet Diare
    Документ3 страницы
    Leaflet Diare
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Uts Kep Prof
    Uts Kep Prof
    Документ12 страниц
    Uts Kep Prof
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
    Документ7 страниц
    Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Tugas Perbaikan
    Tugas Perbaikan
    Документ3 страницы
    Tugas Perbaikan
    samsiah
    Оценок пока нет
  • HUKUM KESEHATAN DAN MALPRAKTIK
    HUKUM KESEHATAN DAN MALPRAKTIK
    Документ9 страниц
    HUKUM KESEHATAN DAN MALPRAKTIK
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Risda
    Risda
    Документ2 страницы
    Risda
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Malaria
    Laporan Pendahuluan Malaria
    Документ26 страниц
    Laporan Pendahuluan Malaria
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Analytical vs Hortatory
    Analytical vs Hortatory
    Документ4 страницы
    Analytical vs Hortatory
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Penutup
    Penutup
    Документ3 страницы
    Penutup
    samsiah
    Оценок пока нет
  • Malaria
    Malaria
    Документ24 страницы
    Malaria
    samsiah
    Оценок пока нет
  • BAB 2 Tugas Bulusi
    BAB 2 Tugas Bulusi
    Документ9 страниц
    BAB 2 Tugas Bulusi
    samsiah
    Оценок пока нет