Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Periodontitis adalah inflamasi dan infeksi yang terjadi pada jaringan
periodontal dan tulang alveolar penyangga gigi. Periodontitis terjadi apabila
inflamasi dan infeksi yang terjadi pada gingiva (gingivitis) yang tidak
dirawat atau perawatan yang tertunda. Infeksi dan inflamasi dari gingiva
menyebar ke ligamen dan tulang alveolar yang menyangga gigi. Hilangnya
dukungan menyebabkan gigi dapat terlepas dari soketnya.
Periodontitis kronis adalah peradangan pada jaringan periodontal yang
berjalan secara perlahan (bentuk paling umum) atau sebagai penyakit agresif
(periodontitis agresif) yang menyebabkan hilangnya tulang selama waktu
yang relative singkat. Keparahan lanjut periodontitis dapat menyebabkan
mobilitas gigi, nyeri sesekali dan ketidaknyamanan (umumnya) terkait
dengan pembentukan abses), gangguan kemampuan untuk mengunyah
makanan, dan kehilangan gigi pada akhirnya.
Periodontitis yang berkembang cepat biasanya dimulai sekitar masa
pubertas hingga 35 tahun. Ditandai dengan resorpsi tulang alveolar yang
hebat, mengenai hampir seluruh gigi, bentuk kehilangan tulang yang terjadi
vertical atau horizontal atau bisa kedua-duanya. Banyaknya kerusakan
tulang nampaknya tidak berkaitan dengan banyaknya iritan lokal yang ada,
penyakit ini dikaitkan dengan penyakit sistemik tetapi dapat juga mengenai
individu yang tidak memiliki penyakit sistemik.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa diagnosis skenario 2 ?


2. Apa saja etiologi periodontitis kronis ?
3. Bagaimana patofisiologi periodontitis kronis ?
4. Bagaimana perawatan/ penatalaksanaan periodontitis kronis ?
5. Bagaimana pengukuran OHI-S dan Indeks Plak ?

1
6. Apa saja klasifikasi dari periodontitis ?
7. Bagaimana prognosis dari perawatan skenario 2 ?

1.3 Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan diagnosis skenario 2.


2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan etiologi periodontitis
kronis.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan patofisiologi periodontitis
kronis.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan perawatan/
penatalaksanaan periodontitis kronis.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pengukuran OHI-S dan
Indeks Plak.
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi dari
periodontitis.
7. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan prognosis dari perawatan
skenario 2.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Skenario 2

GIGIKU GOYANG !

Seorang laki-laki berusia 56 tahun, datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan
gigi depan rahang atas goyang dan terasa maju. Hal ini mulai dirasakan sejak satu
tahun yang lalu sehingga menyebabkan pasien kesulitan untuk menggigit
makanan. Pasien juga merasakan gigi depan semakin panjang dan ngilu saat
terkena udara. Akibat kondisi tersebut pasien jarang tertawa lebar karena malu
dilihat teman sekantor. Pasien bertanya kepada dokter gigi apa perawatan yang
dapat dilakukan dan kira-kira bagaimana hasil perawatannya nanti. Pasien
mengaku memang jarang memeriksakan kondisi rongga mulutnya ke dokter gigi,
serta tidak terdapat riwayat sistemik dan alergi.

Pemeriksaan Ekstraoral : tidak ada kelainan

Pemeriksaan Intraloral : Gingiva eritema, migrasi patologis yaitu pada gigi 12


11 Crossbite, gigi 21 dan 42 ekstruksi disertai mobility grade 2. Terlihat adanya
trauma oklusi anterior. Resesi gingiva regio 33-43. Adanya pocket periodontal
(true pocket) pada regio anterior dengan rata 3-4 mm, nilai level attachment 2 mm
dan resesi gingiva setinggi 2 mm.

Skor OHI-S buruk dan Plak Indeks 84%

Pemeriksaan Radiografis : terlihat kerusakan tulang mencapai 1/3 servikal


dengan pola horizontal.

3
2.1 STEP I (Klarifikasi Istilah)
Dalam Step ini kami diminta menemukan istilah sulit atau istilah baru
yang tidak kami pahami di skenario ini. Diantaranya sebagai berikut:
 Migrasi Patologi : Pergeseran gigi yang terjadi jika keseimbangan
gigi itu dipengaruhi oleh faktor-faktor pertahanan gigi terganggu oleh
penyakit periodontal.

 Eritema : Kemerahan yang terdapat pada permukaan kulit.

 Mobility Grade : Derajat kegoyangan gigi yang dilihat oleh


operator.

 Crossbite : Gigitan silang. Kelainan bukolingual antara


gigi RA dan RB.

 Ekstruksi : Pergeseran gigi keluar dari tulang alveolar


dimana akar mengikuti mahkota.

 Pocket Periodontal : Sulkus gingiva yang mengalami pendalaman


secara patologis.

 Resesi Gingiva : Kondidi jaringan gingiva mengalami penyurutan


sehingga tereksposnya akar gigi kondisi ini ditandai perpindahan margin
gingiva ke arah apikal dari CEJ dan paparan permukaan akar
kelingkungan mulut.

 Level Attachment : Pengukuran perlekatan pada gingiva dengan gigi.

 OHI-S : (Oral Hygine Indeks Scor) Tingkat Penilaian


Kebersihan Rongga Mulut.

 Riwayat Sistemik : Suatu riwayat, gejala, atau penyakit yang


mempengaruhi secara umum.

4
2.2 STEP II (Menentukan Permasalahan)
Dalam skenario 2 kami menemukan beberapa permasalahan, yaitu:
1. Apa diagnosis SK 2 ?
2. Bagaimana pemeriksaan objektif yang dilakukan dokter gigi pada
pasien ?
3. Apa etiologi dari penyakit ini ?
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit tersebut ?
5. Bagaimana perawatan pada pasien tersebut pada skenario?
6. Bagaimana bisa terjadi migrasi patologi dari pasien tersebut ?
7. Apa etiologi dari resesi gingiva?
8. Faktor resiko dari penyakit tersebut ?
9. Bagaimana pengelompokan OHI-S ?

2.3 STEP III (Brainstorming)


Dalam step ini kami mencurahkan pendapat kami mengenai masalah
yang dikemukakan. Hal itu seperti berikut ini:
1. Apa diagnosis SK 2 ?
Jawab : Periodontitis kronis, karena di klarifikasi istilah telah
dijelaskan bahwa terdapat kegoyangan pada gigi dan terjadinya resesi
gingiva. Dan umur pasien lebih dari 35 tahun.
2. Bagaimana pemeriksaan objektif yang dilakukan dokter gigi pada
pasien ?
Jawab : Berdasarkan skenario sudah diketahui pemeriksaan ekstraoral
dan intraoral serta pemeriksaan penunjang radiografis.
3. Apa etiologi dari penyakit ini ?
Jawab : Etiologi :
 Gingivitis yang tidak terobati
 Penumpukan plak
 OH yang buruk
 Impaksi makanan yang menyebabkan kedalaman pocket
 Kalkulus yang terdapat pada tepi gingiva dan overconture

5
 Adanya akumulasi, retensi dan maturasi dari plak
 Tekanan oklusal yang berlebihan (Orthodontic)
 Bentuk anatomis dan morfologi gigi
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit tersebut ?
Jawab : Diawali penumpukan zat makanan yang tidak dapat
dibersihkan -> Plak -> masuk ke subgingiva (akan terjadinya
perubahan warna, struktur dll) -> Apabila tidak ditangulangi dengan
baik akan menyebabkan resesi gingiva dan membuat gigi tersebut
tampak panjang -> akar gigi lepas dari socket -> periodontitis.
5. Bagaimana perawatan pada pasien tersebut pada skenario?
Jawab : Perawatan ada 3:
 Fase Awal (inisial & non bedah) Menghilangkan beberapa
faktor etiologi tanpa melakukan tindakan bedah.
 Fase Korektif (bedah periodontal untuk mengeliminasi
pocket dengan cara curretase gingiva, gingivektomi,
disharmoni oklusi, kehilangan gigi dan sebagainya.
 Fase Restoratif (Pemeliharaan. dengan membuat restorasi
pada gigi yang hilang dan dilakukan untuk mencegah
kekambuhan pada penyakit periodontal).

Tambahan Jawaban

o Tahapan jaringan lunak : mengurangi inflamasi pada


gingiva.
o Tahapan Fungsional : hubungan oklusal yang baik akan
memberikan stimulasi fungsional yang baik.
o Tahapan Fungsi sistemik : harus memberikan perhatian
yang khusus pada pasien (root planing).
o Tahap Pemeliharaan : menyarankan kepada pasien untuk
rutin kontrol ke dokter gigi.

6
6. Bagaimana bisa terjadi migrasi patologi dari pasien tersebut ?
Jawab : Faktor-faktor yang mempertahankan gigi terganggu
(kehilangan tulang)
7. Apa etiologi dari resesi gingiva?
Jawab : Etiologi
o Plak
o Hormon
o Trauma
o Obat-obatan
8. Faktor resiko dari penyakit tersebut ?
Jawab : Faktor Resiko
o Usia
o OH Buruk
9. Bagaimana pengelompokan OHI-S ?
Jawab :
o OHI-S Baik : 0-1,2
o OHI-S Sedang : 1,3-3,0
o OHI-S Buruk : 3,1-6,0

2.4 STEP IV (Menganalisis Permasalahan)


1. Apa diagnosis SK 2 ?
2. Apa etiologi dari penyakit ini ?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit tersebut ?
4. Bagaimana pemeriksaan objektif yang dilakukan dokter gigi pada
pasien ?
5. Bagaimana perawatan pada pasien tersebut pada skenario?
6. Faktor resiko dari penyakit tersebut ?
7. Bagaimana bisa terjadi migrasi patologi dari pasien tersebut ?
8. Apa etiologi dari resesi gingiva?
9. Bagaimana pengelompokan OHI-S ?

7
2.5 STEP V (Tujuan Pembelajaran)
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan diagnosis skenario 2.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan etiologi periodontitis
kronis.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan patofisiologi
periodontitis kronis.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan perawatan
periodontitis kronis.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pengukuran OHI-S
dan Indeks Plak.
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi dari
periodontitis.
7. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan prognosis dari
perawatan skenario 2.

2.6 STEP VI (Belajar Mandiri)


Dalam step ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan mencari
berbagai literature yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran baik dari
internet, buku, maupun dari pakarnya langsung.

2.7 STEP VII (Hasil Belajar Mandiri dan Membahas Tujuan


Pembelajaran)
Pada step ini kami mencurahkan referensi yang kami dapat, yaitu
setelah melalui step VI. Dari semua hasil mandiri yang kami lakukan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang hendak kami capai, maka kami
menguraikannya seperti berikut ini:

2.7.1 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan diagnosis


scenario.
Jawab : Diagnosis dari kasus di Skenario 2 ini adalah Periodontitis
Kronis, karena pada kasus tersebut disebutkan bahwa:

8
 Gingiva eritema
 Migrasi patologis yaitu pada gigi 12 11
 Crossbite
 Gigi 21 dan 42 ekstruksi disertai mobility grade 2
 Terlihat adanya trauma oklusi anterior
 Resesi gingiva regio 33-43
 Adanya pocket periodontal (true pocket) pada regio anterior
dengan rata 3-4 mm
 Nilai level attachment 2 mm
 Resesi gingiva setinggi 2 mm.
 Skor ohi-s buruk dan plak indeks 84%
 Kerusakan tulang mencapai 1/3 servikal dengan pola
horizontal.

Hasil pemeriksaan tersebut sama dengan gejala klinis pada periodontitis kronis
yaitu

 Terdapat perubahan warna, tekstur, terjadi pembesaran


marginal gingiva
 Adanya pendarahan saat probing
 Peningkatan kedalaman poket
 Kehilangan perlekatan jaringan
 Resesi gingiva
 Terjadi kerusakan tulang secara radiologis
 Terlibatnya furkasi akar
 Meningkatnya mobilitas gigi dan migrasi gigi

9
2.7.2 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan etiologi
periodontitis kronis.
Jawab : Etiologi Periodontitis Kronis
a) Faktor Lokal
Akumulasi plak adalah agen pemicu utama dalam
inflamasi dan kerusakan periodontal. Faktor retensi plak
penting dalam perkembangan dan progresi periodontitis
kronis karena faktor tersebut menahan mikroorganisme plak
dekat terhadap jaringan periodontal, menyediakan lingkungan
ekologis untuk pertumbuhan dan maturasi plak. Kalkulus
dipertimbangkan faktor retensi plak paling penting karena
kemampuannya untuk menahan dan menyembunyikan plak
bakteri pada permukaannya yang kasar. Sebagai akibatnya,
pembuangan kalkulus penting untuk mempertahankan
kesehatan periodontium.
b) Faktor Sistemik
Diabetes adalah kondisi sistemik yang dapat
meningkatkan keparahan dan perluasan penyakit periodontal
yang mengenai pasien. Diabetes tipe 2, atau non-insulin-
dependent diabetes melitus (NIDDM), adalah bentuk paling
sering dari diabetes dan terhitung untuk 90% dari pasien
diabetes.
Sebagai tambahan, diabetes tipe 2 paling mungkin
untuk berkembang dalam populasi dewasa pada waktu yang
sama seperti periodontitis kronis. Efek sinergis dari
akumulasi plak dan modulasi respon host efektif melalui efek
diabetes dapat mengarah pada kerusakan peridontal yang
parah dan meluas yang dapat sulit untuk ditangani dengan
teknik klinis standar tanpa mengontrol kondisi sistemik.
Peningkatan diabetes tipe 2 pada remaja dan dewasa telah

10
diamati dan dapat berhubngan dengan peningkatan dalam
obesitas usia muda (juvenile obesity).
Sebagai tambahan, diabetes tipe 1, atau insulin-
dependent diabetes mellitus (IDDM), diamati pada anak-
anak, remaja, dan dewasa dan dapat mengarah terhadap
peningkatan kerusakan periodontal ketika tidak terkontrol.
Kemungkinan bahwa periodontitis kronis, akan meningkat
prevalensinya kedepan dan akan memberikan tantangan
teraupetik bagi klinisi.
c) Faktor Lingkungan
Merokok dapat meningkatkan keparahan dan perluasan
penyakit periodontal. Ketika dikombinasikan dengan
periodontitis kronis yang diinduksi plak, peningkatan dalam
tingkat kerusakan periodontal dapat diamati pada pasien yang
merokok dan mengalami periodontitis kronis. Sebagai akibat,
perokok dengan periodontitis kronis memiliki lebih banyak
kehilangan perlektan pada tulang, lebih banyak keterlibatan
furkasi, dan poket yang lebih dalam.
Sebagai tambahan, perokok dapat membentuk lebih
banyak kalkulus supragingival dan lebih sedikit kalkulus
subgingiva dan memperlihatkan perdarahan yang kurang
pada saat probing dibandingkan bukan perokok. Bukti awal
untuk menjelaskan efek tersebut menggambarkan perubahan
dalam mikroflora subnggiva dari merokok dibandingkan
dengan bukan perokok, sebagai tambahan terhadap efek
merokok pada respon host. Efek klinis, mikrobiologis, dan
imunologi dari merokok juga tampak untuk mempengaruhi
respon terhadap terapi dan frekuensi kekambuhan penyakit.
Stres emosional sebelumnya telah dihubungkan dengan
necrotizing ulcerative disease, kemungkinan karena efek
stres pada system imun. Peningkatan bukti ilmiah

11
menggambarkan bahwa stres emosional juga dapat
mempengaruhi perluasan dan keparahan periodontitis kronis,
kemungkinan melalui mekanisme yang sama.
d) Faktor Genetik
Kerusakan periodontal sering terlihat diantara anggota
keluarga dan melewati generasi berbeda di dalam keluarga,
menggambarkan basis genetik untuk kerentanan terhadap
penyakit periodontal. Penelitian terbaru telah memperlihatkan
agregasi familial dari localized dan generalized aggressive
periodontitis.

2.7.3 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pathogenesis


periodontitis kronis.
Jawab : Tahap awal perkembangan periodontitis adalah inflamasi
pada gingiva sebagai respon terhadap serangan bakteri. Periodontitis
dihubungkan dengan adanya plak subgingiva. Perluasan plak
subgingiva ke dalam sulkus gingiva dapat mengganggu perlekatan
bagian korona epitelium dari permukaan gigi. Mikroorganisme yang
terdapat di dalam plak subgingiva seperti Porphiromonas gingivalis,
Actinobacillus actinomycetemcomitans, Tannerela forsythia,
Provotella intermedia dan Treponema denticola akan mengaktifkan
respon imun terhadap patogen periodontal dan endotoksin tersebut
dengan merekrut neutrofil, makrofag dan limfosit ke sulkus gingiva
untuk menjaga jaringan pejamu dan mengontrol perkembangan
bakteri. Faktor kerentanan pejamu sangat berperan dalam proses
terjadinya periodontitis. Kerentanan pejamu dapat dipengaruhi oleh
genetik, pengaruh lingkungan dan tingkah laku seperti merokok, stres
dan diabetes. Respon pejamu yang tidak adekuat dalam
menghancurkan bakteri dapat menyebabkan destruksi jaringan
periodontal. Tahap destruksi jaringan merupakan tahap transisi dari
gingivitis ke periodontitis. Destruksi jaringan periodontal terjadi

12
ketika terdapat gangguan pada keseimbangan jumlah bakteri dengan
respon pejamu, hal ini dapat terjadi akibat subjek sangat rentan
terhadap infeksi periodontal atau subjek terinfeksi bakteri dalam
jumlah yang besar. Sistem imun berusaha menjaga pejamu dari infeksi
ini dengan mengaktifasi sel imun seperti neutrofil, makrofag dan
limfosit untuk memerangi bakteri. Makrofag distimulasi untuk
memproduksi sitokin matrix metalloproteinases (MMPs) dan
prostaglandin E2 (PGE2). Sitokin MMPs dalam konsentrasi tinggi di
jaringan akan memediasi destruksi matriks seluler gingiva, perlekatan
serat kolagen pada apikal epitel penyatu dan ligamen periodontal.
Sitokin PGE2 memediasi destruksi tulang dan menstimulasi osteoklas
dalam jumlah besar untuk meresorbsi puncak tulang alveolar.
Kehilangan kolagen menyebabkan sel epitelium penyatu bagian apikal
berproliferasi sepanjang akar gigi dan bagian korona dari epitelium
penyatu terlepas dari akar gigi. Neutrofil menginvasi bagian korona
epitelium penyatu dan memperbanyak jumlahnya. Jaringan akan
kehilangan kesatuan dan terlepas dari permukaan gigi. Sulkus akan
meluas secara apikal dan pada tahap ini sulkus gingiva akan berubah
menjadi poket periodontal.
2.7.4 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan perawatan
periodontitis kronis.
Jawab : Perawatan periodontitis kronis dapat dibagi menjadi 4 fase,
yaitu:
 Fase I : Fase terapi inisial atau etitropik, merupakan fase
dengan cara menghilangkan beberapa faktor etiologi yang
mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan bedah periodontal
atau melakukan perawatan restoratif dan prostetik.
 Fase II : Fase terapi korektif, termasuk koreksi terhadap
deformitas anatomikal seperti poket periodontal, kehilangan
gigi dan disharmoni oklusi yang berkembang sebagai suatu
hasil dari penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi

13
atau rekurensi dari penyakit periodontal seperti melakukan
bedah periodontal, penyesuaian oklusi, pembuatan restorasi
tetap dan alat prostetik yang ideal untuk gigi yang hilang.
 Fase III : Fase restoratif, dengan melakukan Restorasi final
gigi geligi dan Gigi tiruan cekat dan lepasan.
 Fase IV: Fase terapi pemeliharaan, dilakukan untuk mencegah
terjadinya kekambuhan pada penyakit periodontal.
2.7.5 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pengukuran
OHI-S dan Indeks Plak.
Jawab : Keberadaan plak diketahui dengan mengoles zat berwarna
(disclosing solution) kemudian menghitung skor plak gigi sesuai
dengan kriteria skor debris dan skor kalkulus.

Kriteria Debris Indeks


Skor 0 = Tidak ada debris atau pewarnaan ekstrinsik (stain)
Skor 1 = Ada debris seluas 1/3 permukaan, atau adanya pewarnaan
ekstrinksik
Skor 2 = Ada debris antara 1/3-2/3 permukaan gigi
Skor 3 = Ada debris lebih dari 2/3 permukaan gigi

Kriteria Kalkulus Indeks


Skor 0 = tidak ada kalkulus
Skor 1 = Ada kalkulus supragingiva kurang dari 1/3 permukaan
Skor 2 = Ada kalkulus supragingiva antara 1/3-2/3 permukaan gigi
atau kalkulus subgingiva yang berupa titik atau bercak
Skor 3 = Adanya kalkulus supragingiva lebh dari 2/3 permukaan gigi
atau kalkulus subgingiva yang melingkar mengelilingi gigi

Pada tiap individu, nilai debris dijumlah dan dibagi dengan jumlah
permukaan (jumlah gigi) yang dinilai, demikian juga penilaian
kalkulus untuk tiap individu:
DI = Jumlah Nilai Debris KI = Jumlah Nilai Kalkulus
Jumlah gigi yang di periksa Jumlah gigi yang di periksa

14
Maka akan didapatkan nilai DI (Debris Indeks) atau CI (Calculus
Indeks). Nilai OHIS individu didapatkan dengan menjumlahkan nilai
DI dan CI.

OHI-S = DI+KI

Untuk penilaian oral hygiene yang melibatkan banyak populasi maka


menggunakan OHI-S (Oral Hygiene Indeks-Simpified), 6 gigi yang
diperiksa adalah molar pertama kanan kiri bawah, molar pertama
kanan kiri atas dan incivus kanan atas, serta incisivus kiri bawah.

Kalsifikasi hasil skor OHI-S:


0-1,2 = Baik
1,3-3,0 = Cukup
3,1-6,0 = Buruk

2.7.6 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi dari


periodontitis.
Jawab: Klasifikasi Periodontitis Menurut AAP 1999
1. Periodontitis kronis
 Terjadi pada orang dewasa, namun dapat juga terjadi pada
anak-anak
 Jumlah kerusakan tulang sebanding dengan factor local
 Berhubungan dengan beberapa pola mikroba
 Biasanya ditemukan kalkulus subgingiva
 Proses perkembangan penyakit yang lambat-sedang dengan
kemungkinan adanya masa periode cepat
 Dapat dimodifikasi atau berhubungan dengan:
 Penyakit sistemik seperti diabetes mellitus dan HIV
 Factor local yang mempengaruhi terjadinya periodontitis
 Factor lingkungan seperti merokok dan stress emosional
 Dapat disubklasifikasikan menjadi:

15
 Lokalisata: melibatkan <30% gigi yang terlibat
 Generalisata: melibatkan >30% gigi yang terlibat
 Ringan: 1-2 mm clinical attachment loss
 Sedang: 3-4 mm clinical attachment loss
 Berat: ≥5 mm clinical attachment loss

2. Periodontitis Agresif

Periodontitis agresif adalah suatu penyakit periodontal

yang terjadi pada anak-anak, khususnya pada masa remaja

(pubertas) yang ditandai dengan hilangnya perlekatan dan tulang

alveolar yang cepat, pada satu atau lebih gigi permanen yang

terlibat.

Patogenesis periodontitis agresif pada dasarnya sama

dengan penyakit periodontitis lainnya. Penyebabnya bersifat

heterogen dan merupakan interaksi berbagai faktor, baik bakteri,

imunologis maupun genetik. Akan tetapi, Actinobacillus

actinomycetemcomitans mempunyai sifat khusus dalam

meningkatan kerusakan pada periodontitis agresif, yaitu dengan

memproduksi faktor virulensi dan memiliki kemampuan dalam

merusak jaringan penghubung.

16
Periodontitis agresif merupakan penyakit yang sangat sulit

untuk diatasi, dikarenakan penyakit ini dapat mengakibatkan

perusakan jaringan lunak dan tulang yang dapat menyebabkan

peningkatan mobiliti gigi dan kehilangan gigi.

Klasifikasi periodontitis agresif ada 2,yaitu:

a) Localized aggressive periodontitis

Merupakan penyakit destruktif pada kavitas oral yang

biasa terjadi pada gigi Molar pertama dan gigi Incisivus

pada anak-anak dan dewasa muda, yang menyebabkan

kerusakan tulang dalam jangka waktu yang sangat cepat

dan menyebabkan kehilangan gigi geligi.

b) Generalized Aggresive Periodontitis

Merupakan suatu penyakit yang umumnya terjadi pada

orang dewasa pada usia dibawah 30 thn / lebih. Penyakit

ini ditandai dengan hilangnya attachment interproksimal

secara keseluruhan yang mempengaruhi 3 gigi permanen

lainnya selain Molar pertama dan Incivus.

3. Periodontitis sebagai manifestasi penyakit sistemik


a. Gangguan hematologic
1) Acquired neutropenia
2) Leukemias
3) Lainnya
b. Gangguan genetic
1) Familial and cyclic neutropenia
2) Down syndrome

17
3) Leukocyte adhesion deficiency syndromes
4) Papilla-Levefre syndrome
5) Chediak-Higashi syndrome
6) Histiocytosis syndrome
7) Glycogen storage disease
8) Lainnya
c. Yang tidak termasuk dalam spesifikasi

2.7.7 Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan prognosis dari


perawatan skenario 2.
Jawab : Dari hasil analisis mengenai faktor-faktor penentu prognosis,
praktisi dapat menentukan kategori prognosis secara klinis sebagai
berikut:
a) Excellent prognosis ( prognosis sempurna )
Tidak ada kehilangan tulang (bone loss), kondisi gingival yang
sangat baik, pasien sangat kooperatif, tidak ada faktor sistemik/
lingkungan.
b) Good prognosis ( prognosis bagus )
Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: dukungan
tulang yang adequat, kemungkinan kontrol faktor etiologi dan
pemeliharaan gigi yang adequat, pasien kooperatif, tidak ada
faktor sistemik/ lingkungan, (jika ada) faktor sistemik tersebut
terkontrol
c) Fair prognosis ( prognosis sedang )
Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: dukungan
tulang yang sedikit adequat, beberapa gigi goyang, furcation
involvolment grade I, kemungkinan pemeliharaan yang adequat,
kerja sama pasien diterima, terdapat faktor sistemik/ lingkungan
yang terbatas.

18
d) Poor prognosis ( prognosis jelek )
Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut:
kehilangan tulang yang moderat-cepat, terdapat kegoyangan
gigi, furcation involvolment grade I dan II, kesulitan dalam
pemeliharaan dan atau kerja sama pasien yang ragu-ragu,
terdapat faktor sistemik/ lingkungan.
e) Questionable prognosis ( prognosis yang dipertanyakan )
Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut:
Kehilangan tulang yang cepat, furcation involvolment grade
II dan III, kegoyangan gigi, daerahnya sulit dijangkau, terdapat
faktor sistemik/ lingkungan.
f) Hopeless prognosis ( prognosis tanpa harapan )
Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut:
kehilangan tulang yang cepat, daerahnya tidak dapat dilaukan
pemeliharaan, indikai pencabutan, terdapat faktor sistemik/
lingkungan yang tidak terkontrol.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kasus dari skenrio 2 dapat disimpulkan bahwa pasien
menderita periodontitis kronis. Periodontitis ditandai dengan migrasi
junctional epitheliumke arah apical, kehilangan perlekatan dengan jaringan
pendukung, dan resorpsi tulang alveolar. Periodontitis memiliki manifestasi
serta patogenitas pada oral. Sehingga diperlukan kesadaran untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut setiap waktu..
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Diagnosa,
pemeriksaaan pendahuluan, rencana perawatan dan akibat dari serta macam
kelainan dan etiologi penyakit periodontitis sehingga dapat diterapkan di
masyarakat.

20
Daftar Pustaka

Bakar, Abu. 2015. Periodonsi. Kedokteran Gigi Klinis edisi 2. Quantum Sinergis
Media. Yogyakarta.

Deliemunthe, Saidina Hamzah. 2006. Terapi Periodontal. Departemen Periodonsia


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Hinrichs, James E and M John Novak. Classfication of Diseases and Conditions


Affecting the Periodontium. In Michael G. Newman, Fermin A editor. .
Carranza’s Clinical Periodontology 11th ed. Elsevier Saunders; 2011. P 34-54.

M. John Novak and Karen F. Novak. Chronic Periodontitis. In Michael G. Newman,


Fermin A editor. . Carranza’s Clinical Periodontology 11th ed. Elsevier
Saunders; 2011. P 160-164.

Nagy, Richard and M John Novak. Chronic Periodontitis. In Michael G. Newman,


Henry H editor. Carranza’s Clinical Periodontology 9 th ed. Philadelpia: W B.
Saunders Company; 2002. P 398-402.

Quamilla, Nadia. 2016. Stres dan kejadian periodontitis (kajian literatur). Journal of
syiah kuala dentistry society. Hal 161-168.

21

Вам также может понравиться

  • 006 Surat Izin Kegiatan DC VIII
    006 Surat Izin Kegiatan DC VIII
    Документ6 страниц
    006 Surat Izin Kegiatan DC VIII
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Skenario 2
    Skenario 2
    Документ5 страниц
    Skenario 2
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • S2B9 FIx
    S2B9 FIx
    Документ9 страниц
    S2B9 FIx
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Документ8 страниц
    Skenario 1
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • S1B10
    S1B10
    Документ5 страниц
    S1B10
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Analisis Situasi
    Analisis Situasi
    Документ3 страницы
    Analisis Situasi
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • R - DEVISI P3k
    R - DEVISI P3k
    Документ15 страниц
    R - DEVISI P3k
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Sasdfg
    Sasdfg
    Документ5 страниц
    Sasdfg
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • S2B15 (Tutor 3)
    S2B15 (Tutor 3)
    Документ5 страниц
    S2B15 (Tutor 3)
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Skenario 3 Blok 22
    Skenario 3 Blok 22
    Документ8 страниц
    Skenario 3 Blok 22
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Tantangan Modernitas
    Tantangan Modernitas
    Документ21 страница
    Tantangan Modernitas
    Sacha Meliala
    Оценок пока нет
  • Cover Makalah
    Cover Makalah
    Документ1 страница
    Cover Makalah
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Cover B2B12
    Cover B2B12
    Документ3 страницы
    Cover B2B12
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Agama Dan Tantangan Modernitas
    Agama Dan Tantangan Modernitas
    Документ13 страниц
    Agama Dan Tantangan Modernitas
    Jaya Bersinar
    Оценок пока нет
  • BAB I (Sye Nek)
    BAB I (Sye Nek)
    Документ2 страницы
    BAB I (Sye Nek)
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Fungsi Klamer Ortodontik
    Fungsi Klamer Ortodontik
    Документ2 страницы
    Fungsi Klamer Ortodontik
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • BAB I (Sye Nek)
    BAB I (Sye Nek)
    Документ2 страницы
    BAB I (Sye Nek)
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • SK 1 B 16 Step 7
    SK 1 B 16 Step 7
    Документ5 страниц
    SK 1 B 16 Step 7
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • S2B15 (Tutor 3)
    S2B15 (Tutor 3)
    Документ5 страниц
    S2B15 (Tutor 3)
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Diskusi 16
    Diskusi 16
    Документ1 страница
    Diskusi 16
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Kutipan Langsung
    Kutipan Langsung
    Документ3 страницы
    Kutipan Langsung
    Rizki Febrian H
    Оценок пока нет
  • Struktur Kalimat Baku
    Struktur Kalimat Baku
    Документ3 страницы
    Struktur Kalimat Baku
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Tunjukkan Bakat Mu
    Tunjukkan Bakat Mu
    Документ2 страницы
    Tunjukkan Bakat Mu
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • SK 1 B 16 Step 7
    SK 1 B 16 Step 7
    Документ5 страниц
    SK 1 B 16 Step 7
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Skenario 2
    Skenario 2
    Документ5 страниц
    Skenario 2
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Faktor Penyebab Gigi Tiruan Longgar
    Faktor Penyebab Gigi Tiruan Longgar
    Документ5 страниц
    Faktor Penyebab Gigi Tiruan Longgar
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • Skenario 2
    Skenario 2
    Документ5 страниц
    Skenario 2
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • BAB II Sye
    BAB II Sye
    Документ1 страница
    BAB II Sye
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • SK 1 B 16 Step 7
    SK 1 B 16 Step 7
    Документ5 страниц
    SK 1 B 16 Step 7
    Syerin Audia
    Оценок пока нет
  • BAB I (Sye Nek)
    BAB I (Sye Nek)
    Документ2 страницы
    BAB I (Sye Nek)
    Syerin Audia
    Оценок пока нет