Вы находитесь на странице: 1из 27

BAGIAN I

IDENTITAS BUKU DAN RINGKASAN BUKU

A. IDENTITAS BUKU

Buku Utama
Judul Buku : Management
No. ISBN 978-979-691-395-4
Pengarang : Richard L.Daft
Penerbit : Salemba Empat
Tahun Terbit : 2007
Edisi :6
Tebal Buku : 506 halaman
Bahasa Teks : Bahasa Indonesia
Buku ini ditulis oleh Richard L.Daft , yang berjudul Management yang untuk memperkenalkan
Lingkungan Kerja Baru kepada para manajer dan khalayak yang membaca buku ini. Buku ini
diterbitkan oleh Salemba Empat , edisi revisi 2007, buku ini memiliki tebal 506 halaman dengan
warna sampul hijau yang didesain oleh mastergrafis.

Buku ini terdiri atas 9 BAB, masing – masing tiap bab membahas hal yang berbeda.
Adapun isi – isi dari tiap bab buku ini ialah:
BAB I membahas tentang mengelola lingkungan kerja baru
BAB II membahas tentang fondasi sejarah manajemen
BAB III membahas tentang lingkungan budaya dan perusahaan
BAB IV membahas tentang mengelola dalam lingkungan global
BAB V membahas tentang etika manajemen dalam tanggung jawab sosial
BAB VI membahas tentang bisnis kecil dan perusahaan internet baru
BAB VII membahas tentang perencanaan organisasi dan penentuan tujuan
BAB VIII membahas tentang penyusunan strategi dan implementasi
BAB IX membahas pengambilan keputusan tingkat manajerial

Buku Pembanding
Judul Buku : Pengantar Manajemen
No. ISBN 979-3465-75-1
Pengarang : Ernie Trisnawati Sule & Kurniawan Saefullah
Penerbit : KENCANA
Tahun Terbit : 2005
Edisi :1
Tebal Buku : 426 halaman
Bahasa Teks : Bahasa Indonesia
Buku yang kedua ini karangan oleh Ernie Trisnawati Sule & Kurniawan Saefullah yang berjudul
Pengantar Manajemen, penerbit KENCANA:2005. Buku ini secara umun merupakan sebuah
pengantar mengenai manajemen, akan tetapi beberapa topic mutakhir seperti management guru
dan change management tentunya sangat menarik untuk diketahui agar pembaca lebih
mengetahui perkembangan teori dan penerapan manajemen saat ini.
Isi buku ini terdiri dari 17 bab yang memiliki banyak pembahasan di tiap point-pointnya,dimana:
BAB I membahas tentang konsep dasar manajemen bisnis
BAB II membahas tentang manajer dalam kegiatan manajemen
BAB III membahas tentang perkembangan ilmu manajemen
BAB IV membahas tentang lingkungan dan budaya organisasi
BAB V membahas tentang tanggung jawab sosial dan etika manajemen
BAB VI membahas tentang fungsi perencanaan dan pengambilan keputusan
BAB VII membahas tentang manajemen strategis perusahaan
BAB VIII membahas tentang desain dan struktur organisasi
BAB IX membahas tentang kekuasaan, kewenangan, tanggung jawab, & delegasi
BAB X membahas tentang manajemen sumber daya manusia
BAB XI membahas tentang faktor individu dalam organisasi
BAB XII membahas tentang motivasi dan kepemimpinan
BAB XIII membahas tentang kelompok kerja dan komunikasi dalam organisasi
BAB XIV pengawasan dan pengendalian organisasi
BAB XV manajemen operasi dan produktivitas dalam organisasi
BAB XVI membahas tentang manajemen informasi dan manajemen internasional
BAB XVII membahas tentang manajemen usaha kecil dan manajemen organisasi nirlaba

B. RINGKASAN BUKU
Ringkasan buku Richard L. Daft
Bab I : Mengelola lingkungan kerja baru
1. Defenisi Manajemen
Manajemen (management) adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif
dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya
organisasi. Terdapat dua ide penting dalam defenisi di atas:
a. keempat fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian serta
b. pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.
Manajer menggunakan berbagai keterampilan untuk melakukan fungsi ini. Konseptual
manajemen, keterampilan manusia, dan teknologi akan dibahas kemudian dalam bab ini.
Meskipun beberapa ahli teori manajemen menyebutkan fungsi manajemen tambahan, seperti
penentuan staf, komunikasi, atau pengambilan keputusan.
2. Empat Fungsi Manajemen

 Perencanaan
Perencanaan (planning) berarti menentukan tujuan untuk kinerja organisasi di masa depan serta
memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut.

 Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) meliputi penentuan dan pengelompokkan tugas ke dalam
apartemen, penentuan otoritas, serta alokasi sumber daya di antara organisasi.

 Kepemimpinan
Kepemimpinan (leading) merupakan penggunaan pengaruh untuk memberikan motivasi kepada
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.

 Pengendalian
Pengendalian (controlling) berarti mengawasi aktivitas karyawan, menentukan apakah organisasi
dapat memenuhi target tujuannya, dan melakukan koreksi bila diperlukan.
3. Keahlian Manajemen

 Keahlian teknis (technical skills), yaitu keahlian yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan spesifik tertentu, seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan,
membuat layout perusahaan, dan lain sebagainya.
 Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills),
yaitu keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis orang di
masyarakat.Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan
orang, dan lain sebagainya.
 Keahlian konseptual (conceptual skills), yaitu keahlian dalam berpikir secara abstrak,
sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbaga masalah dalam
situasi yang berbeda-beda, bahkan keahlian untuk memprediksi masa yang akan datang.
4. Lingkungan Kerja Baru

 Meningkatnya beban kerja


Merupakan hal yang biasa bagi manajer untuk bekerja 70-80 jam per minggu, dan terkadang
bekerja lebih lama lagi.

 Rasa tanggung jawab tanpa henti


Pekerjaan seorang manajer tidak pernah selesai.

 Kepusingan atas tanggung jawab terhadap orang lain


Banyak orang yang masuk ke dalam manajemen karena mereka menyukai kekuasaan, namun
kenyataannya adalah banyak manajer yang merasa lebih dikuasai oleh tanggung jawab untuk
mengawasi dan mendisiplinkan orang lain.

 Terjebak di tengah
Bagi kebanyakan orang, ini merupakan aspek manajemen yang paling sulit. Kecuali bagi eselon
puncak, manajer sering kali bertindak sebagai backstop, terjebak di antara manajemen atas
tenaga kerja.
5. Mengelola krisis dan peristiwa tidak terduga

 Tetap tenang
 Tetap terlihat
 Memprioritaskan orang sebelum bisnis
 Menyampaikan kebenaran
 Tahu kapan saatnya untuk kembali berbisnis
BAB II : Fondasi sejarah manajemen
Studi Manajemen dapat digolongkan kedalam
Tiga Perspektif :
1. Perspektif Klasik (Classical Perspective)
Perspektif Klasik adalah “suatu perspektif manajemen yang muncul sepanjang abad 19
dan awal abad ke-20, yang menekankan pendekatan rasional dan ilmiah terhadap studi
manajemen dan berupaya untuk membuat organisasi mampu mengoperasikan mesin-mesin
efisien.
Karakteristik Manajemen Ilmiah
Pendekatan Umum :
-Mengembangkan metode standar untuk melakukan pekerjaan
-Memilih karyawan dg kemampuan yg tepat
-Melatih pekerja sesuai dengan metode standar
-Mendukung pekerja dengan merencanakan pekerjaan mereka dan mengurangi interupsi
-Menyediakan insentif gaji bagi para pekerja untuk hasil produksi yang meningkat.
Kontribusi :
-Menunjukkan pentingnya kompensasi terhadap kinerja
-Memulai studi yang seksama tentang tugas dan pekerjaan
-Menunjukkan pentingnya seleksi dan pelatihan bagi personal
Kritik :
-Tidak menghargai konteks sosial bekerja dan kebutuhan pekerja yang lebih tinggi
-Tidak mengakui adanya keberagaman setiap orang
-Cenderung menganggap pekerja sebagai kelompok yang seragam dan mengabaikan ide serta
saran mereka
Perspektif Klasik Organisasi Birokrasi:
Perspektif manajemen klasik yang menekankan manajemen pada dasar nonpersonal dan
rasional melalui elemen-elemen seperti otoritas dan tanggung jawab yang didefinisikan secara
jelas, pencatatan secara formal, dan pemisahan antara manajemen dengan kepemilikan.
Karakteristik Organisasi Birokrasi:
 Buruh dibagi sesuai dg definisi otoritas & tanggung jawab jelas yg dilegitimasikan sebagai
kewajiban resmi
 Posisi diorganisasikan dalam hirarki otoritas, dan masing2 berada di bawah yang lebih tinggi
 Seluruh personel diseleksi dan dipromosikan berdasar kualifikasi teknis, yang dinilai melalui
pemeriksaan (ujian) atau menurut latihan dan pengalaman.
 Tindakan dan keputusan administratif dicatat secara tertulis.
 Manajemen terpisah dari kepemilikan organisasi.
 Manajer mematuhi aturan dan prosedur yang akan memastikan perilaku yg dpt diandalkan dan
diprediksi.
Perspektif Klasik Prinsip Administrasi:
Perspektif manajemen klasik yang berfokus pada organisasi secara keseluruhan, dan bukan pada
pekerja secara individu, sehingga mengurangi fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, komando, pengkoordinasian, dan pengendalian.
Perspektif Kemanusiaan (Humanistic Perspective)
Perspektif Kemanusiaan adalah perspektif manajemen yang muncul pada akhir abad ke-
19 yang menekankan pemahaman terhadap kebiasaan, kebutuhan, dan perilaku orang di tempat
kerja.
Meliputi :
a. Gerakan hubungan manusia
b. Perspektif sumber daya manusia
c. Pendekatan ilmu perilaku
Perspektif Sumber Daya Manusia
Perspektif manajemen yang menyatakan bahwa pekerjaan seharusnya dirancang untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi dengan membolehkan para pekerja untuk menggunakan
potensinya secara penuh.
Pendekatan Ilmu Perilaku:
 Perspektif manajemen kemanusian yang menerapkan ilmu sosial di dalam konteks organisasi,
yang diambil dari ekonomi, psikologi, sosiologi, dan disiplin ilmu lainnya.
 Pendekatan ini digunakan untuk memahami perilaku dan interaksi karyawan dalam lingkungan
organisasi perusahaan.
3. Perspektif Sains Manajemen (Management Science Perspective)
Perspektif Sains Manajemen adalah perspektif manajemen yang muncul setelah perang
dunia II dan menerapkan matematika, statistik, serta teknik kuantitatif lain untuk masalah-
masalah manajerial.
Tiga subbagian :
-Riset operasi (model matematika & teknik kuantitatif lain utk masalah manajerial)
-Manajemen operasi (metode kuantitatif ; peramalan, penjadwalan, BEP untuk produksi brg &
jasa)
-Teknologi informasi (menyediakan informasi utk manajer)
TREN SEJARAH TERBARU:
Tiga tren terbaru dari perspektif kemanusiaan adalah :
a. Teori Sistem
b. Pandangan Kontinjensi
c. Manajemen Kualitas Total
TEORI SISTEM:
 Sistem adalah Kumpulan bagian-bagian yang saling terkait, berfungsi secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang sama.
 Teori Sistem adalah “Perluasan perspektif kemanusiaan yang menjelaskan organisasi sebagai
sistem terbuka dengan karakter entropi, sinergi, dan ketergantungan antar-subsistem.
 Entropi adalah Kecenderungan sebuah sistem untuk menurun dan mati
 Sinergi adalah Konsep yang menyatakan bahwa hasil keseluruhan lebih besar daripada jumlah
masing-masing bagian
 Subsistem adalah bagian dari sebuah sistem yang bergantung satu sama lain agar dapat berfungsi

PANDANGAN KONTIJENSI:
 Pandangan Kontijensi adalah perluasan perspektif kemanusiaan dimana penyelesaian persoalan
organisasi yang berhasil dianggap bergantung pada identifikasi manajer atas variabel kunci
mengenai situasi yang dihadapi.
 Pandangan kontijensi menyatakan bahwa “apa yang berhasil di suatu lingkungan mungkin tidak
akan berjalan di lingkungan lain”

BAB III : Lingkungan budaya dan perusahaan


Lingkungan Internal
Menurut Purwanti dan Fattah (2011), lingkungan internal adalah tempatmanajer bekerja yang
mencakup budaya perusahaan, teknologi produksi, strukturorganisasi, dan fasilitas fisik.Menurut
Margaretta (2012), lingkungan internal perusahaan merupakankekuatan-kekuatan yang ada
dalam organisasi itu sendiri dan memiliki sifat yangdapat dikontrol oleh manajemen. Lingkungan
internal meliputi; pekerja/karyawan, dewan komisaris, dan pemegang
saham. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
Pekerja/karyawan
Pekerja merupakan orang-orang yang bekerja di dalam lingkungan
suatu perusahaan atau organisasi yang menginginkan imbalan berupa upah atau gaji, sementara
manajer menginginkan adanya kinerja yang tinggi.
Dewan komisaris
Dewan komisaris mewakili kepentingan para pemegang saham dimana dewankomisaris
memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, serta memastikankegiatan akan berjalan
mencapai tujuan. Kedudukannya adalah independenterhadap manajemen.
Pemegang saham
Tanggung jawab pemegang saham didasarkan pada seberapa besar saham merekaterhadap
perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan maka merekamemperoleh imbalan sebesar
yang mereka sertakan.

Hubungan Lingkungan dan Organisasi


Organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dimana dia beradasehingga
mengharuskan manajer memperhatikan fenomena yang terjadi padalingkungan organisasi.
Pengaruh lingkungan tersebut sangat berbeda antara satuorganisasi dan organisasi lainnya,
bahkan antara satu divisi dengan divisi lainnyaserta antara satu tingkatan yang lebih tingggi
dengan tingkatan yang lebih rendah(Anton, 2011).Menurut Margaretta (2012), hubungan
lingkungan dan organisasi dapatdillihat melalui model berdasarkan James D. Thomson yaitu
adanya tingkat perubahan dan tingkat homogenitas. Tingkat perubahan melihat sejauh mana
stabilitas suatu lingkungan yang diukur dengan skala tingkat perubahan stabil
dan perubahan dinamis. Sedangkan tingkat homogenitas melihat sejauh mana kompleksitas
lingkungan yang diukur dengan skala homogenitas sederhana danhomogenitas kompleks.
Hubungan Lingkungan dan Budaya
Menurut Purwanti dan Fattah (2011), pengaruh terhadap budaya perusahaaninternal yang besar
datang dari lingkungan eksternal. Budaya dapat
sangat beraneka ragam di dalam organisasi; namun demikian, organisasi yang berada didalam
industri yang sama mungkin menunjukkan karakteristik budaya yangserupa karena beroperasi di
dalam lingkungan yang sama.
Budaya Perusahaan
Menurut Margaretta (2012), semua organisasi memiliki budaya. Budayaorganisasi dibangun dari
kepercayaan yang dipegang teguh secara mendalamtentang bagaimana organisasi seharusnya
dijalankan atau beroperasi. Budayamerupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi
cara pekerjaandilakukan dan cara pegawai berperilaku. Budaya organisasi merupakan
wujudanggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan
menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadaplingkunganny
a yang beraneka ragam.
Budaya Adaptif
Kreitner dan Kinicki (2000) dalam Margaretta (2012), mengusulkan
3 perspektif untuk menjelaskan tipe budaya yang meningkatkan prestasi ekonomis organisasi:
-Perspektif kekuatan, memprediksi hubungan signifikan antara kekuatan budayaorganisasi dan
prestasi finansial jangka panjang. Budaya yang kuatmenciptakan kesamaan tujuan, motivasi
karyawan, dan struktur dan pengendalian yang dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi
organisasi.
-Perspektif kesesuaian, mengasumsikan bahwa budaya harus sesuai dengankonteks strategis atau
bisnisnya.-
-Perspektif adaptasi, mengasumsikan bahwa budaya yang bersifat adaptifmeningkatkan prestasi
fiannsian organisasi. Memerlukan pengambilan risiko,kepercayaan dan pendekatan proaktif dari
organisasi dan juga individu.
BAB IV: Mengelola dalam lingkungan global
Memahami Lingkungan Global
Lingkungan global adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
melakukan bisnis global untuk menjual barang dan jasa guna mencapai tujuan perusahaan.Bisnis
global adalah kegiatan atau aktivitas pemenuhan kebutuhan dengan membeli dan menjual barang
dan jasa dari atau ke negara yang berbeda. Aktivitas bisnis global tersebut perlu adanya proses
manajemen. Manajemen global adalah manajemen bagi organisasi yang melaksanakan bisnis di
lebih dari satu negara. Perusahaan yang melakukan bisnis secara global bukan lagi merupakan
hal yang baru, karena sudah sejak lama banyak perusahaan-perusahaan yang menjual produknya
ke negara lain
Ada tiga hal yang harus diperhatikan agar aliansi strategi ini berhasil, yaitu :
a) Pemilihan partner, dimana harus jelas siapa yang akan kita ajak kerjasama, apakah partner
tersebut dapat bekerjasama mencapai tujuan strategi dan tujuan aliansinya serta tidak
memanfaatkan aliansinya dimasa mendatang.Dan sebagai perusahaan yang akan melakukan
aliansi strategi, kita harus melakukan berbagai langkah seperti, mencari informasi mengenai
partner dan mengumpulkan data serta mencari tahu mengenai partner tersebut.
b) Struktur aliansi, yaitu menentukan suatu struktur hingga terjadi keadilan dalam hal
pembebanan resiko dan menghindari terjadinya pemanfaatan dari partner untuk kepentingannya
sendiri.
c) Penanganan aliansi, dalam hal ini dapat dilakukan pengamanan dengan teknologi, atau dengan
penetapan kontrak, dimana terjadi persetujuan atau kesepakatan yang jelas, adil antara
perusahaan dengan partnernya dengan komitmen yang mantap agar tidak terjadi resiko yang
tidak diinginkan.
Aliansi Perdagangan Regional
§ Uni Eropa
Uni Eropa adalah sebuah organisasi antar-pemerintahan dan supra-nasional, yang terdiri
dari negara-negara Eropa, yang sejak 1 Januari 2007 telah memiliki 27 negara anggota.
Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih dikenal
dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992.
Sebelum terciptanya Uni Eropa, masing-masing negara itu mempunyai pengawasan
perbatasan, pajak, subsidi, kebijakan nasionalistik, dan industry-industri yang
diproteksi.Sekarang sebagai pasar tunggal, tidak ada lagi hambatan nasional terhadap perjalanan
pekerjaan, investasi, dan perdagangan. UE melakukan langkah yang luar biasa menuju unifikasi
penuh ketika 12 dari 15 negara menjadi bagian dari Uni Keuangan dan Ekonomi, sistem resmi
yang bertanggung jawab untuk perkembangan euro, satu mata uang Eropa. Pada saat ini, Inggris,
Denmark, dan Swedia telah memilih untuk tidak berpartisipasi.
Dari pergantian namanya dari "Masyarakat Ekonomi Eropa" ke "Masyarakat Eropa"
hingga ke "Uni Eropa" menandakan bahwa organisasi ini telah berubah dari sebuah kesatuan
ekonomi menjadi sebuah kesatuan politik. Kecenderungan ini ditandai dengan meningkatnya
jumlah kebijakan dalam UE.
North America Free Trade Agreement (NAFTA)
Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara adalah sebuah organisasi yang terdiri dari
negara-negara Amerika Utara.Organisasi ini didirikan pada 1994 oleh tiga negara, yaitu Amerika
Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Piagamnya menyatakan bahwa NAFTA bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonomi,
termasuk hubungan niaga; komunikasi; kegiatan kebudayaan; kewarganegaraan, paspor, dan
visa; kegiatan sosial; dan kegiatan kesehatan. Markas NAFTA berada di Washington D.C.,
Ottawa, dan Mexico City.
Association of Southeast Asian Nation (ASEAN)
Merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia
Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-
negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya.Negara-negara anggota
ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November.
Bagaimana Organisasi menjadi global:
Mengimpor
pendekatan untuk menjadi global yang mencakup menjual produk di negara asal yang dibuat di
luar negeri.
Melakukan lisensi
pendekatan untuk menjadi global oleh organisasi pabrikan yang meliputi memberikan kepada
organisasi lain baik untuk menggunakan merk, teknologi atau spesialisasi produk Anda
Pewaralabaan
pendekatan untuk menjadi global oleh organisasi jasa yang meliputi memberikan kepada
organisasi lain hak untuk menggunakan merek, teknologi atau spesifikasi produk Anda

Aliansi strategis
pendekatan untuk menjadi global dengan melibatkan kemitraan antara organisasi tertentu dengan
perusahaan asing dimana keduanya berbagi
Usaha patungan
pendekatan untuk menjadi global yang merupakan aliansi strategis tertentu di mana rekannya
setuju untuk membentuk organisasi yang terpisah dari independen untuk mencapai tujuan bisnis
tertentu
Anak perusahaan luar negeri
pendekatan untuk menjadi global yang mencakup investasi langsung di negara asing dengan
mencirikan fasilitas produksi atau kantor yang terpisah atau independen sumber daya dan
pengetahuan guna mengembangkan produk baru atau membangun fasilitas produksi
Mengelola di Lingkungan Global
Lingkungan Politik-Hukum
Sistem politik yang dimaksud adalah sistem pemerintahan dari sebuah negara.Ada dua
dimensi yang digunakan untuk mengukur sistem politik yaitu, tingkat penekanan pada
kolektivisme dan tingkat penekanan pada demokrasi.
1. Kolektivisme
sistem yang mendahulukan kepentingan atau tujuan kolektif (bersama/umum) daripada
kepentingan/kebebasan individu (pribadi). Dan lawan dari kolektivisme adalah individualisme.
2. Demokrasi
sistem politik yang mengarah pada ketentuan bahwa pemerintahan dilakukan oleh orang-orang
yang dipilih melalui pemilihan. Dan lawan dari demokrasi adalah
totalitarianisme.Totalitarianisme adalah bentuk pemerintahan yang menguasai pengendalian
secara mutlak atau diktator.
Para manajer di sejumlah organisasi global harus senantiasa mendapatkan informasi mengenai
bisnis.
Lingkungan Ekonomi
Manajer Global harus sadar tentang hal-hal ekonomi ketika melakukan bisnis di negara lain.
Yang pertama adalah memahami jenis sistem ekonomi di negara mana usaha itu dijalankan.Dua
jenis utama adalah ekonomi pasar dan ekonomi komando. Namun dalam prakteknya, sistem
ekonomi dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu :

a) Ekonomi pasar
Merupakan sistem ekonomi yang murni, dimana barang dan jasa seluruhnya diproduksi oleh
negara, jumlahnya tidak direncanakan oleh siapapun, tergantung interaksi antara permintaan dan
penawaran.
b) Ekonomi komando
Merupakan sistem ekonomi dimana barang dan jasa yang diproduksi serta harga ditentukan oleh
pemerintah.
c) Mixed economy
Merupakan sistem ekonomi yang berada diantara ekonomi pasar dan ekonomi komando, dalam
sistem ini terdapat sektor-sektor tertentu yang diatur oleh pasar atau sesuai interaksi permintaan
dan penawaran dan juga ada sebagian sektor lain yang direncanakan oleh pemerintah.
Lingkungan Budaya
Setiap organisasi mempunyai budaya internal yang berbeda-beda.Negara pun mempunyai
kebudayaan pula, sebagaimana telah lama dikatakan oleh para ahi antropologi kepada kita.
Seperti budaya nasional (national culture) adalah nilai dan sikap yang dipegang oleh negara
tertentu yang membentuk perilaku dan kepercayaan mereka tentang apa yang dianggap penting.
Riset menunjukkan bahwa budaya nasional mempunyai pengaruh yang lebih besar
terhadap karyawan daripada budaya organisasi mereka.
Manajemen Global dalam Dunia Kini
Melakukan bisnis global saat ini tidaklah mudah. Para manajer menghadapi tantangan
yang serius .tantangan meningkat dari asosiasi yang terbuka dengan globalisasi dan dari
perbedaan budaya yang signifikan. Perubahan yang sangat cepat, yang terjadi dalam lingkungan
bisnis telah secara otomatis menuntut setiap pelaku bisnis untuk selalu memberikan perhatian
dan tanggapan terhadap lingkungannya.Hal ini mengkondisikan perusahaan untuk kemudian
merumuskan strategi agar mampu mengantisipasi perubahan dan pencapaian tujuan
perusahaan.Didasari atas pentingnya perumusan strategi, proses perumusan strategi merupakan
suatu rangkaian kegiatan untuk menemukan strategi yang tepat bagi perusahaan.Rangkaian
kegiatan yang diperlukan meliputi analisis lingkungan perusahaan, baik lingkungan internal
maupun lingkungan ekstrnal.Analisis ini berguna untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dapat memperlancar ataupun menghambat perkembangan
perusahaan.

BAB V Etika manajemen dalam tanggung jawab sosial


Etika dalam Manajemen Bisnis
Definisi
Etika didefinisikan sebagai konsensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk suatu
pekerjaan, perdagangan atau profesi. Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah pandangan ,
keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah. Etika Manajemen adalah
standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika. Selain etika, dikenal
pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku personal berdasarkan agama atau
filosofi. Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak adanya standar yang berlaku bagi
seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis. Sedangkan norma dan nilai-nilai budaya
berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok
etnis dalam suatu negara. Selain factor-faktor situiasional seperti pekerjaan itu sendiri, supervise
dan budaya organisasi, perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap perkembangan moral
dan cirri-ciri keprobadian lainnya. Sama seperti hirarki kebutuhan Maslow, perkembangan moral
terbentuk dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai-nilai universal.
Pendekatan Etika
Ada tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :

1. Pendekatan utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari
tindakan tersebut.
2. Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak-hak dasar yang
harus dihormati dalam semua keputusan.
3. Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan
tidak bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi
kelompok.
Regulasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam Perusahaan.
Di Indonesia sendiri, munculnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UU PT) menandai babak baru pengaturan CSR. Selain itu, pengaturan tentang CSR juga
tercantum di dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM).
Walaupun sebenarnya pembahasan mengenai CSR sudah dimulai jauh sebelum kedua undang-
undang tersebut disahkan. Salah satu pendorong perkembangan CSR yang terjadi di Indonesia
adalah pergeseran paradigma dunia usaha yang tidak hanya semata-mata untuk mencari
keuntungan saja, melainkan juga bersikap etis dan berperan dalam penciptaan investasi sosial.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2007 tanggal
16 Agustus 2007 yang tercantum dalam bab V pasal 74. Dalam pasal 74 di sebutkan sebagai
berikut :
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan
sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan
sumber daya alam” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber
daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam.
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan
kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biayaPerseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Yang dimaksud dengan “dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”
adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
terkait.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
BAB VI Bisnis kecil dan perusahaan internet baru
KEWIRASWASTAAN, WIRASWASTA, WIRASWASTAWAN
Kewiraswastaan
Adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk berisiko dengan menginvestasikan dan
mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya
berhasil.
Wiraswasta
Adalah orang yang memiliki pribadi hebat, produktif, kreatif, melaksanakan kegiatan
perencanaan bermula dari ide sendiri, kemudian mengembangkan kegiatannya dengan
menggunakan tenaga orang lain dan selalu berpegang pada nilai-nilai disiplin dan kejujuran yang
tinggi.
Wiraswastawan
Adalah menunjuk pada pribadi tertentu yang secara kualitatif lebih dari kebanyakan manusia
umumnya seperti berdiri diatas kekuatan sendiri, mengambil risiko, menetapkan tujuan atas
pertimbangannya sendiri.
UNSUR-UNSUR PENTING WIRASWASTA :
a) Unsur pengetahuan
b) Unsur keterampilan
c) Unsur sikap mental
d) Unsur kewaspadaan
Bisnis Internet Baru:

 Meluncurkan sebuah bisnis internet


 Memulai dengan ide
 Menulis rencana bisnis
 Mendapatkan pendanaan awal
 Membangun dan menguji produk atau jasa
 Go public
Tahapan-tahapan pertumbuhan:
1. Memulai perusahaan (start-up)
2. Kelangsungan hidup (survival)
3. Keberhasilan (success)
4. Lepas landas (takeoff)
5. Kematangan sumber daya (resource maturity)
BAB VII Perencanaan organisasi dan penentuan tujuan
Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen menentukan tujuan dan cara untuk
mencapai tujuan tersebut.
Karakteristik Efektif Menetapkan Tujuan
• Spesifik dan terukur
• Spesifik dan terukur
• Menantang tapi realistis
• Ditetapkan periode waktu
• Terkait dengan penghargaan
• Model Proses MBO
Langkah 1: Menetapkan Tujuan
Langkah 2: Mengembangkan l Perusahaan lRencana Aksi
Langkah 3: Review Progress Bukti 7.5 0 Individu tujuan
Langkah 4: MenilailTujuan Strategis Departemen tujuan Kinerja
MBO Manfaat dan Masalah
• Manager dan usaha karyawan difokuskan pada kegiatan yang akan mengarah pada pencapaian
tujuan
• Kinerja dapat ditingkatkan pada semua tingkat perusahaan
• Karyawan termotivasi
• Departemen dan tujuan individu selaras dengan tujuan perusahaan
• Konstan mencegah perubahan MBO dari memegang
• Sebuah lingkungan hubungan majikan-pekerja miskin mengurangi efektivitas MBO
• tujuan strategis dapat dipindahkan oleh tujuan operasional
• Mekanistik organisasi dan nilai-nilai yang menghambat partisipasi dapat membahayakan proses
MBO
• Terlalu banyak dokumen energi Sap MBO
Manfaat MBO Masalah dengan MBO
• Single-Gunakan Rencana Untuk Tujuan Tidak Sepertinya Akan Diulang
• Suatu program merupakan serangkaian kompleks tujuan dan rencana untuk mencapai suatu
tujuan, yang penting organisasi satu kali
• Sebuah proyek ini mirip dengan program, namun umumnya lebih kecil dalam lingkup dan
kompleksitas
• Rencana Berdiri Untuk Tugas Dilakukan Berulang
• Kebijakan adalah panduan umum untuk aksi dan memberikan arahan untuk orang-orang dalam
organisasi
• Aturan menjelaskan bagaimana tindakan spesifik yang akan dilakukan
• Prosedur mendefinisikan serangkaian langkah yang tepat untuk digunakan dalam mencapai
pekerjaan tertentu
• Membangun Skenario
Melihat tren dan diskontinuitas dan membayangkan masa depan alternatif yang mungkin untuk
membangun sebuah kerangka di mana kejadian masa depan yang tidak terduga dapat dikelola.
Pasukan manajer untuk berlatih secara mental apa yang akan mereka lakukan jika rencana
mereka terbaik diletakkan adalah untuk runtuh 0.
•Perencanaan Kinerja
1. Perencanaan Tengah = Tradisional Departemen spesialis perencanaan Kelompok yang
mengembangkan rencana untuk organisasi secara keseluruhan dan divisi utama dan departemen
dan biasanya melaporkan langsung kepada presiden atau CEO.
2. Desentralisasi Perencanaan = High-Performance Manajer bekerja dengan perencanaan para
ahli untuk mengembangkan tujuan-tujuan mereka sendiri dan rencana.
• Perencanaan Di Tempat Kerja Baru
• Memiliki pernyataan misi dan visi yang kuat
• Tetapkan tujuan peregangan untuk keunggulan
• Membentuk budaya yang mendorong pembelajaran
• Embrace-event perencanaan
• Memanfaatkan satuan tugas sementara
• Perencanaan masih mulai dan berhenti di bagian atas
Perencanaan menjadi hidup ketika karyawan terlibat dalam menetapkan tujuan dan menentukan
sarana untuk menjangkau mereka.

BAB VIII Penyusunan strategi dan implementasi


Sistem Manajemen Strategis
Sistem manajemen strategis adalah proses merumuskan dan mengimplementasikan strategi untuk
mewujudkan visi secara terus menerus secara terstruktur. Strategi adalah pola tindakan terpilih
untuk mencapai tujuan tertentu. Pada mulanya, sistem manajemen strategis bercirikan:
mengandalkan anggaran tahunan, berjangka panjang dan berfokus pada kinerja keuangan.
Penerapan sistem manajemen strategis yang demikian di banyak perusahaan swasta mengalami
kegagalan. Sebab-sebabnya antara lain: hanya 25% manajer yang memiliki insentif yang
terhubung ke strategi, 60% perusahaan tidak menghubungkan anggarannya ke strategi, 85% dari
tim eksekutif menghabiskan waktu kurang dari satu jam untuk membahas strategi tiap bulan, dan
hanya 5% pegawai yang memahami strategi.
Penggunaan Balanced Scorecard
Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan
penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan strategi,
perencanaan strategis, penyusunan program, penyusunan anggaran, implementasi dan
pemantauan.
Perumusan Strategi
Tahap ini ditujukan untuk menghasilkan misi, visi, keyakinan dan nilai dasar, dan tujuan
institusi. Proses perumusan strategi dilakukan secara bertahap, yaitu: analisis eksternal, analisis
internal, penentuan jati diri, dan perumusan strategi itu sendiri.
Analisis Eksternal dan Internal
ANALISIS EKSTERNAL terdiri dari analisis lingkungan makro dan mikro. Analisis lingkungan
makro bertujuan mengidentifiksasi peluang dan ancaman makro yang berdampak terhadap value
yang dihasilkan organisasi kepada pelanggan. Obyek pengamatan dalam analisis ini adalah
antara lain: kekuatan politik dan hukum, kekuatan ekonomi, kekuatan teknologi, kekuatan sosial,
faktor demografi.
Analisis eksternal mikro diterapkan pada lingkungan yang lebih dekat dengan institusi yang
bersangkutan. Dalam dunia perusahaan, lingkungan tersebut adalah industri di mana suatu
perusahaan termasuk di dalamnya. Analisis yang dilakukan dapat menggunakan teori Porter
mengenai persaingan, yaitu: kekuatan tawar pemasok, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar
pembeli, ancaman produk atau jasa pengganti.
ANALISIS INTERNAL ditujukan untuk merumuskan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Kekuatan suatu perusahaan antara lain: kompetensi yang unik, sumberdaya keuangan yang
memadai, keterampilan yang unggul, citra yang baik, keunggulan biaya, kemampuan inovasi
tinggi, dll. Sedangkan kelemahan perusahaan antara lain: tidak ada arah strategi yang jelas, posisi
persaingan yang kurang baik, fasilitas yang ‘usang’, kesenjangan kemampuan manajerial, lini
produk yang sempit, citra yang kurang baik, dll.

Penentuan Jati Diri


Penentuan jati diri organisasi terdiri dari perumusan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar dan
tujuan organisasi.
MISI menjelaskan lingkup, maksud atau batas bisnis organisasi, yaitu kebutuham pelanggan apa
yang akan dipenuhi oleh organisasi, siapa dan di mana; serta produk inti apa yang dihasilkan,
dengan teknologi inti dan kompetensi inti apa. Misi ditulis sederhana, ringkas, terfokus. Unsur-
unsur misi meliputi produk inti, kompetensi inti, dan teknologi inti. Yang dimaksud dengan
produk inti adalah barang atau jasa yang dipersepsi bernilai tinggi oleh pelanggan, berupa
komponen kunci dilindungi hak paten dan menghasilkan laba terbesar. Kompetensi inti adalah
kemampuan kunci yang dimiliki organisasi dalam menghasilkan produk inti. Sedang teknologi
inti adalah know-how, perangkat keras dan perangkat lunak yang menjadi basis kompetensi inti.

BAB IX Pengambilan keputusan tingkat manajerial


Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam bisnis biasanya terbatas pada pihak manajemen
 Nilai Bisnis dari Pengambilan Keputusan yang Telah Ditingkatkan
Perusahaan dapat menentukan sejumlah keputusan pokok dimana investasi sistem baru mungkin
dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusannya. Berbagai keputusan diambil pada
semua tingkatan dalamperusahaan, dan beberapa keputusan ini sifatnya umum, rutin, dan
banyak. Walaupun nilai dari peningkatan setiap keputusan kecil, meningkatkan ratusan ribu
keputusan yang “kecil” ini menghasilkan nilai tahunan yang sangat besar dalam bisnis.
 Jenis Keputusan
1. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang mengambil keputusannya harus memberikan
penilaian, evaluasi, dan pengertian untuk memecahkan masalahnya. Setiap keputusan ini adalah
baru, penting, dan tidak rutin, serta tidak ada pengertian yang dipahami benar atau prosedur yang
disetujui bersama dalam pengambilannya.
2. Keputusan Terstruktur
Keputusan tidak terstruktur adalah kebalikan dari keputusan tidak terstruktur yaitu sifatnya
berulang dan rutin, dan melibatkan prosedur yang jelas dalam menanganinya, sehingga tidak
perlu diperlakukan seakan-akan masih bari. Banyak keputusan memiliki elemen-elemen dari
kedua jenis keputusan ini.
3. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang hanya sebagian masalahnya mempunyai
jawaban yang jelas tersedia dengan prosedur yang disetujui bersama.
Manajer senior, manajer tingkat menengah, manajer operasional, dan para karyawan mempunyai
jenis keputusan dan kebutuhan informasi yang berbeda.
 Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses yang melibatkan banyak langkah, Simon (1960)
menyatakan ada empat tahapan berbeda dalam pengambilan keputusan, yaitu: kecerdasan,
rancangan, pilihan, dan implementasi. Tahapan pengambilan keputusan diantaranya :
kecerdasan, rancangan, pilihan, dan implementasi(lihat gambar)
Proses pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi empat tahapan.
v Kecerdasan
Kecerdasan terdiri atas menemukan, mengidentifikasi, dan memahami masalah yang terjadi pada
organisasi- mengapa maslah itu terjadi, dimana, dan akibat apa yang dialami.
v Rancangan
Rancangan melibatkan identifikasi dan pecarian berbagai solusi masalah.
v Pilihan
Pilihan adalah tentang memilih alternatif solusi yang ada.
v Implementasi
Implementasi dalah tentang membuat alternatif yang dipilih dapat bekerja, dan tetap mengawasi
seberapa baik kerja solusi tersebut.
 Manajer dan Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata
Sistem pendukung pengambilan keputusan dapat mengahasilkan pengambilan keputusan yang
lebih baik oleh manajer dan karyawan, di atas rata-rata ROI perusahaan, dan profitabilitas yang
lebih jauh lebih tinggi. Walaupun demikian, sistem informasi tidak dapat meningkatkan semua
jeni keputusan yanga ada dalam suatu organisasi.
 Peran Manajer
Para manajer memainkan peran penting dalam organisasi. Tanggung jawab mereka adalah
mengambil keputusan, membuat laporan, menghadiri rapat, hingga merencanakan pesta ulang
tahun. Kita dapat memahami fungsi manajer dan perannya dengan lebih baik dengan cara
meningkatkan perilaku manajer gaya klasik dan kontemporer.
v Manajer Gaya Klasik
Manajer gaya klasik menjelakan apa yang dilakukan manajer. Model manajemen klasik
menjelaskan fungsi manajerial secara formal, tetapi tidak menunjukkan apa yang dilakukan para
manajer secara terperinci saat mereka merencanakan.memutuskan sesuatu, dan mengendalikan
pekerja orang lain.Limafungsi klasik dari manajer yaitu merencanakan, mengorganisasikan,
mengoordinasikan, memutuskan dan mengendalikan.
v Model Keperilakuan
Model keperilakuan menyatakan bahwa perilaku manajer yang sebenarnya terlihat lebih tidak
sistematis, lebih informal, kurang reflektif, lebih reaktif, dan kurang terorganisasi dengan baik
daripada yang kita percayai dalam kerangka model klasik.
v Peran Manajerial
Peran manajerial adalah perkiraan-perkiraan aktivitas yang seharusnya dilakukan para manajer
dalam organisasi.
v Peran Interpersonal
Dalam peran ini manajer bertindak sebagai figur utama dalam organisasi ketika mereka mewakili
perusahaan mereka kepada dunia luar dan melakukan tugas-tugas simbolik, seperti memberikan
penghargaan kepada karyawan. Manajer bertindak sebagai pemimpin, memberikan motivasi,
nasihat, dan mendukung bawahannya.
v Peran Pengambilan Keputusan
Dalam peran pengambilan keputusan mereka bertindak sebagai wirausahawan dalam
mengusulkan jenis-jenis aktivitas baru, mengenai gangguan-gangguan yang muncul dalam
organisasi.Manajer mengambil keputusan. Dalam peran pengambil keputusan (decisional role),
mreke bertindak sebagai wirausahawan dalam mengusulkan jenis-jenis aktivitas baru, menangani
gangguan-gangguan yang muncul dalam organisasi; mengalokasikan sumber daya kepada para
staf yang membutuhkan; dan menegosiasikan konflik dan menjadi penengah antara kelompok-
kelompok yang bertikai.
 Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata
Ketika kita dapat melihat bahwa sistem informasi tidak dapat membantu semua
peran manajerial.Dan dalam peran manajerial di mana ssitem informasi dapat membantu
mengambil keputusan, investasi dalam teknologi informasi tidak selalu menghasilkan hasil yang
positif. Ada tiga alasan utama: kualitas informasi, penyaringan manajemen, dan budaya
organisasi.
1. Kualitas Informasi
Keputusan-keputasan yang berkualitas tinggi membutuhkan membutuhkan onformasi berkualitas
tinggi.
2. Penyaringan Manajer
Walaupun dengan informasi yang tepat waktu dan akurat, ada manajer yang dapat mengambil
keputusan buruk. Manajer menerima informasi melalui berbagai tahap penyaringan yang masuk
akal tentang dunia di sekitar mereka. Manajer mempunyai perhatian tertentu, fokus pada jenis
maslah dan solusi tertentu, dan mempunyai bias-bias yang menolak informasi yang tidak sesuai
dengan konsep awalnya.
3. Budaya Organisasi
Organisasi adalah birokrasi dengan kemampuan dan kompetensi terbatas untuk melakukan
tindakan-tindakan yang bersifat menentukan. Ketika lingkungan berubah dengan perusahaan
perlu mengadopsi model bisnis baru untuk bertahan, kekuatan yang besar dalam organisasi
menolak pengambilan keputusan untuk perubahan besar.

BAGIAN II
ANALISIS BUKU
A. Perbandingan Isi Buku:
Organisasi dan Manajemen:
Buku Utama:
Di dalam buku ini membahas perspektif sejarah atas manajemen menunjukkan perspektif
atau lingkungan untuk menginterpretasikan peluang dan masalah yang ada. Namun demikian,
mempelajari sejarah tidak berarti berarti hanya menyusun peristiwa dalam urutan kronologis;
namun juga mengembangkan pemahaman mengenai pengaruh kekuatan sosial terhadap
organisasi. Mempelajari sejarah merupakan cara untuk menggapai pemikiran strategis, melihat
gambaran secara besar, dan memperbaiki keterampilan konseptual. Kita akan mulai dengan
mengamati bagaimana kekuatan sosial, politik, dan ekonomi telah memengaruhi organisasi dan
praktek manajemen.
Buku Pembanding:
Di dalam buku ini membahas manajemen erat kaitannya dengan konsep organisasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada baiknya kita memahami dulu pengertian dari
organisasi. Menurut Griffin (2002), organisasi adalah a group of people working together in a
structured and coordinated fashion to achieve a set of goals. Organisasi adalah sekelompok orang
yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan
tertentu. Atau dengan bahasa lain, penulis mendefinisikan organisasi sebagai sekumpulan orang
atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya
tersebut melalui kerja sama.
Konsep dasar etika manajemen:
Buku utama:
Didalam buku ini membahas etika merupakan kode yang berisi prinsip-prinsip dan nilai-nilai
moral yang mengatur perilaku orang atau kelompok terkait dengan hal yang benar atau salah.
Etika (ethics) menentukan standar sejauh mana sesuatu dalam tingkah laku dan pengambilan
keputusan dianggap baik atau buruk. Etika berhubungan dengan nilai-nilai internal yang
merupakan sebagian dari budaya perusahaan dan membentuk keputusan mengenai tanggung
jawab sosial yang berkaitan dengan lingkungan eksternal. Isu etika hadir dalam sebuah situasi
ketika tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah organisasi dapat menimbulkan
manfaat atau kerugian bagi yang lain.

Buku pembanding:
Buku ini membahas etika pada dasarnya, sebagaimana menurut Kreitner (1992), adalah studi
mengenai tanggung jawab moral terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap
salah. Griffin (2000) secara ringkas menyatakan bahwa etika adalah beliefs of what is good and
what is bad, keyakinan akan sesuatu yang dianggap baik dan buruk. Akan tetapi lebih jauh lagi,
Kreitner mengingatkan bahwa etika dalam manajemen tidak saja berbicara apa yang baik dan
buruk, apa yang benar dan apa yang salah, sehingga yang diperlukan dalam manajemen adalah
orang baik dan bukan orang buruk.

B. KELEMAHAN dan KELEBIHAN BUKU


Buku Richard L Daft

• Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
• Pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.
• Isi buku memiliki banyak pengertian dari para-para pendapat.
• Penulis seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya.
• Setiap bab penulis membuat satu kesimpulannya yang dapat dimengerti.

Buku Ernie Trisnawati sule dan kurniawan saefullah

• Ringkasan buku lebih banyak membahas tentang materi-materi.


• Pengertian dari setiap kata banyak yang dibuat berulang-ulang, dan pengertiannya itu banyak
menggunakan kata-kata pemborosan.
• Menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dimengerti di kalangan pelajar maupun
dikalangan mahasiswa.
• Di setiap akhir sub-bagian penulis selalu membuat latihan-latihan untuk dipraktikan dalam
kehidupan untuk menjadi pemimpin.
• Banyaknya kata-kata motivsi yang dibuat oleh penulis.
• Disetiap bagian penulis membuat inti sari dari tulisan tersebut.
BAGIAN III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen (management) adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif
dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya
organisasi. Terdapat dua ide penting dalam defenisi di atas:
a. keempat fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian serta
b. pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.

B. SARAN
Mungkin akan jauh lebih baik apabila mengunakan kata-kata yang sesederhana mungkin
guna mencapai pemahaman yang lebih.

DAFTAR PUSTAKA

L Daft, Richard. 2009. Management. Jakarta: Salemba empat.


Trisnawati Sule, Ernie & Saefullah, Kurniawan. 2005.Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.

Вам также может понравиться