AUTO BIOGRAFI

Nama lengkap NUR LAFLI dilingkungan keluarga dan pergaulan

luar, saya sering dipanggil lafli. Saya lahir di simpang ulim pada
tanggal 24 april 1999. Saya adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara.
Ayah saya bernama MURTADA dan ibu saya bernama ERNA WATI.
Ayah saya berkerja sebagai nelayan, sedangkan ibu saya
merupakan seorang ibu rumah tangga. Saya mempunyai seorang
kakak perempuan yang bernama MULIANA SAFITRI, jarak umur
kami terpaut 3 tahun. Kakak saya kuliah sebagai perawat
dikampus Bina Nusantara, dan sekarang kakak saya sedang
praktek di RS. Zubir Mahmud. dan saya jugak mempunyai seorang
adik perempuan yang bernama MUHAMMAD AL-QIFRAN yang
masih kelas 5 SD.

Pada tahun 2007 saya mulai memasuki jenjang pendidikan pada usia 7 tahun yaitu
disekolah dasar Negeri 3 IDI setelah saya lulus di SD, kemudian saya menlajutkan ke jenjang
yang lebih tinggi di SMP Negeri 1 IDI sampai lulus. Selanjutnya saya menlanjutkan pendidikan
saya di MAN IDI, hingga saat ini. Saat ini saya berada dikelas 12 jurusan ilmu pengetahuan social
(IPS) saya menempati kelas 12 IPS 1.

Cita-cita saya menjadi Bidan dan kadang saya juga berkeinginan menjadi pengusaha
sukses. Rencana saya setelah lulus yaitu menjadi Mahasiswa diAkademi keBidanan Bunga
Bangsa IDI, Jalan Medan- B. Aceh , desa Kp. Jalan Kec. IDI Rayeuk, Kab. Aceh Timur

Motto saya yaitu :

“Tetaplah jadi diri sendiri karena sesungguhnya dirimu lebih spesial dari pada
yang lain, karena saya terlahir dari keluarga sederhana yang serba berkecupan.”

Kurang lebih seperti inilah gambaran riwayat hidup dari saya.

“wasalam”

Edisi 2018
 MENJELANG PERPISAHAN

Karya : Nur Lafli

Detik dan waktu terus bergulir

Seakan tak bias terkendali . . .

Baru sembentar mentari menyabut

Senja mulai menyapa . . .

Begitu pula ap yang kita rasakan saat ini

Rasanya baru kemarin kita memulai

Kehidupan diputih abu – abu . . .

Dan tak bias diawali lagi

Karena tinggal sekejap mata

Masa putih abu – abu ini . . .

Akan berakhir seiring dengan berjalannya waktu

Terlalu banyak memori yang indah

Yang telah kita lewati bersama

Kini hanya tinggal kenangan

Rasa pahit dan rasa manis dalam menuntut ilmu

Itulah yang akan menjadi kisah yang tak terlupa

Sampai akhir perpisahan nanti . . .

Perpisahan yang diambang mata yang akan kita lalui

Sungguh pahit memang . . . ingin rasanya hal itu

Tidak akan terjadi, tapi apa adanya inilah hidup . . .

Kita akan meninggalkan putih abu – abu

Dan beranjak menuju universitas mencari identitas

Idetitas kita dan masa depan kita . . .

Edisi 2018
 AUTO BIOGRAFI
Nama lengkap DEWI MAULIDA, di lingkungan keluarga saya
dipanggil moda sedangkan di lingkungan pergaulan luar saya
sering dipanggil dewi. Lahir di Desa Pulo.Blang pada tanggal 6 juni
2000, saya adalah anak pertama dari 4 bersaudara, ayah saya
bernama HAMDANI dan ibu saya bernama DARMI. Ayah saya
berkerja sebagai nelayan sedangkan ibu saya merupakan seorang
ibu rumah tangga, saya juga mempunyai seorang adik perempuan
yang bernama LILUL KHAIRATI jarak umur kami terpaut 3 tahun,
kini adik saya sudah kelas 3 SMP. Dan saya juga mempunyai 2
orang adik laki – laki yang pertama bernama SYAWALUL ZIKRI, dan
yang kecil bernama MUHAMMAD RIDHA.

Pada tahun 2007 saya mulai memasuki jenjang pendidikan pada usia 7 tahun yaitu disekolah
dasar Negeri 7 IDI, setelah lulus kemudian saya melajutkan ke jenjang yang lebih tinggi di SMP
Negeri 1 IDI selama 3 tahun, pada tahun 2015 saya lulus dari sekolah menengah pertama dan
menlanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya yaitu di MAN IDI hingga saat ini saya berada
dikelas 12 dan menepuh jurusan ilmu pengetahuan social atau di singkat dengan IPS, saya
menepati kelas 12 IPS 1.

Cita – cita saya yaitu menjadi guru dan bercita-cita agar bisa membahagiakan kedua orang tua
saya.

Kurang lebih seperti inilah gambaran riwayat hidup saya wasalam

Edisi 2018
 PERSAHABATAN
Karya : Dewi

sahabat bagaikan tempatku untuk bertedu . . .

ketika diriku terkena air mata dalam kesedihanku

disanalah diriku bisa berbagi kisah

tentang hidup, yang tak pernah

aku dapatkan ditempat lain . . .

hanya sahabatlah yang mampu

mengerti dan memahami

apa yang sedang aku alami saat ini

tampa sahabat . . .

bagai jiwa yang terlepas dari ragaku . . .

membuat ragaku tak mampu

bergerak dalam setiap langkahku . . .

persahabatan ini kan abadi . . .

meski didunia ini takkan ada yang abadi