Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah “Berapa
besar Pengaruh Determinan sosial terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis usia
dewasa muda di RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado?”.
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar
pengaruh Determinan sosial terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis usia
dewasa muda di RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran kualitas hidup tentang kesehatan pasien gagal ginjal kronik usia
muda dengan hemodialisa di RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado.
b. Mengetahui gambaran kualitas hidup tentang penyakit ginjal pasien gagal ginjal kronik
usia muda dengan hemodialisa di Prof. dr. R.D Kandou Manado.
c. Mengetahui hubungan Determinan sosial terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis
usia dewasa muda di Prof. dr. R.D Kandou Manado.
d. Mengetahui besarnya Pengaruh Determinan sosial terhadap kualitas hidup pasien
hemodialisis usia dewasa muda di RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan menjadi informasi bagi
ilmu kesehatan masyarakat untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
pendidikan kesehatan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai acuan di
perpustakaan sehingga berguna bagi mahasiswa untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Unit Hemodialisa Memberikan masukan bagi petugas kesehatan di unit
hemodialisa agar lebih memperhatikan pasien selama menjalani hemodialisa.
4. Bagi peneliti dan masyarakat ini dapat memberikan informasi dan publikasi
mengenai pengaruh Determinan sosial terhadap kualitas hidup pasien
hemodialisis usia dewasa muda di Prof. dr. R.D Kandou Manado dan untuk
pengembangan riset kesehatan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Kualitas Hidup (Quality of Life) 1. Defenisi Kualitas Hidup Kualitas hidup menurut
World Health Organozation Quality of Life (WHOQOL) Group. didefinisikan sebagai
persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup dalam konteks budaya dan sistem
nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang
ditetapkan dan perhatian seseorang. Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu
dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dansistem nilai di mana mereka
tinggal dan dalam hubungannya dengan tujuan mereka, harapan , standar dan
kekhawatiran, Kualitas hidup merupakan persepsi subjektif dari individu terhadap kondisi
fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari yang dialaminya
.Sedangkan menurut Chipper mengemukakan kualitas hidup sebagai kemampuan
fungsional akibat penyakit dan pengobatan yang diberikan menurut pandangan atau
perasaan pasien. Donald menyatakan kualitas hidup merupakn suatu terminology yang
menunjukkan tentang kesehatan fisik, sosial dan emosi seseorang serta kemsmpusnnys
untuk melaksanakan tugas sehari-hari (Frisch, 2014). Kualitas hidup adalah suatu cara
hidup, sesuatu yang yang esensial untuk menyemangati hidup, eksistensi berbagai
pengalaman fisik dan mental seorang individu yang dapat mengubah eksistensi selanjutnya
dari individu tersebut di kemudian hari, status sosial yang tinggi, dan gambaran
karakteristik tipikal dari kehidupan seseorang individu menggambarkan kualitas hidup
sebagai sebuah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks
budaya dan system nilai dimana mereka tinggal dan hidup dalam hubungannya dengan
tujuan hidup, harapan, standart dan fokus hidup mereka. Konsep ini meliputi beberapa
dimensi yang luas yaitu: kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan
lingkungan. Menurut Cohan & Lazarus kualitas hidup adalah tingkatan yang
menggambarkan keunggulan seseorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan
mereka.Keunggulan individu tersebut biasanya dilihat dari tujuan hidupnya, kontrol
pribadinya, hubungan interpersonal, perkembangan pribadi, intelektual dan kondisi
materi.Sedangkan Ghozali juga mengungangkap faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
hidup diantaranya adalah mengenali diri sendiri, adaptasi, merasakan perhatian orang lain,
perasaan kasih dan sayang, bersikap optimis, mengembangkan sikap empati. Defenisi
kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan (health-related quality of life)
dikemukakan oleh Testa dan Nackley , bahwa kualitas hidup berarti suatu rentang anatara
kedaan objektif dan persepsi subjektif dari mereka.Testa dan Nackley menggambarkan
kualitas hidup merupakan seperangkat bagian-bagian yang berhubungan dengan fisik,
fungsional, psikologis, dan kesehatan sosial dari individu.Ketika digunakan dalam konteks
ini, hal tersebut sering kali mengarah pada kualitas hidup yang mengarah pada kesehatan.
Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan mencakup lima dimensi yaitu
kesempatan, persepsi kesehatan, status fungsional, penyakit, dan kematian (Michalos,
2017). Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dapat diartikan sebagai respon
emosi dari pasien terhadap aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan hubungan antar
keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang
ada, adanya kepuasaan dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional serta
kemampuan mengadakan sosialisasi dengan orang lain. Kualitas hidup menurut definisi
WHO adalah persepsi individu tentang keberadaannya di kehidupan dalam konteks budaya
dan system nilai tempat ia tinggal. Jadi dalam skala yang luas meliputi berbagai sisi
kehidupan seseorang baik dari segi fisik, psikologis, kepercayaan pribadi, dan hubungan
sosial untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Definisi ini merefleksikan pandangan
bahwa kualitas hidup merupakan evaluasi subjektif, yang tertanam dalam konteks cultural,
sosial dan lingkungan. Kualitas hidup tidak dapat disederhanakan dan disamakan dengan
status kesehatan, gaya hidup, kenyamanan hidup, status mental dan rasa aman
mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi seseorang dalam konteks budaya dan
norma yang sesuai dengan tempat hidup seseorang tersebut serta berkaitan dengan tujuan,
harapan, standard an kepedulian selama hidupnya. Kualitas hidup individu yang satu
dengan yang lainnya akan berbeda, hal itu tergantung pada definisi atau interpretasi
masing-masing individu tentang kualitas hidup yang baik. Kualitas hidup akan sangat
rendah apabila aspek-aspek dari kualitas hidup itu sendiri masih kurang dipenuhi. Dari
beberapa uraian tentang kualitas hidup diatas maka dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud
dengan kualitas hidup dalam kontek penelitian ini adalah persepsi individu terhadap posisi
mereka dalam kehidupannya baik dilihat dari konteks budaya maupun system nilai dimana
mereka tinggal dan hidup yang ada hubungannya dengan tujuan hidup, harapan, standart
dan fokus hidup mereka yang mencakup beberapa aspek sekaligus, diantaranyaaspek
kondisi fisik, psikologis, sosial dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari (Birren et al.,
2014).
D. Kerangka konsep
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronik usia muda yang
menjalani terapi hemodialisis di unit hemodialisis RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado,
selama kurun waktu maret 2018- juni 2018.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dengan kriteria:
a. Kriteria inklusi
1) Semua pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis minimal atau lebih
dari 2 kali di unit HD.
2) Pasien sadar dan dapat berkomunikasi baik.
3) Pasien bersedia menjadi responden. b. Kriteria ekslusi
1) Pasien drop out karena meninggal dunia, tidak mampu.
2) Tenaga kesehatan.
C. Tempat Penelitian
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer, data primer diperoleh dari
populasi secara langsung saat penelitian yaitu dengan cara penyebaran kuesioner.
Kuesioner ini berisi sejumlah pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai kualitas hidup
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis atau dikumpulkan
peneliti memberikan penjelasan singkat tentang tujuan peneliti, bila responden sejutu
untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian selanjutnya diberikan lembar
persetujuan untuk menanda tangani. Peneliti membagi dan menjelaskan pengisian
kuesioner. Data sekunder diperoleh peneliti dari data dari rumah sakit Dr. Kariadi
Semarang yang diperlukan dalam menunjang penelitian ini pencatatan dan laporan para
pasien yang menderita gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.
2. Alat Penelitian
Sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini sudah dilakukan uji validitas
dan reliabilitas sebagai berikut :
a) Uji validitas
Uji validitas pada kuisioner WHO QoL yang yang akan digunakan dalam penelitian
ini, telah dilakukan pada peneliti sebelumnya yaitu oleh Kusman Ibrahim dilakukan di
tiga rumah sakit di Jawa Barat dengan jenis pengujian C-Square test. Penguji berasal
dari anggota fakultas keperawatan Universitas Indonesia, anggota fakultas
kedokteran Universitas Padjajaran, di Bandung dan perawat senior neprolog dari
rumah sakit ibu Habibi untuk pasien ginjal di Bandung, dengan perhitungan akhir 93%
mstrumen WHO QoL mempunyai validitas yang baik dengan nilai p = 0.018 (p<0,05)
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas juga telah dilakukan oleh Kusman lbrahim, MNS di tiga Rumah sakit di
Bandung, yang pada hakekatnya mempunyai etnik dan budaya yang sama di negara
Indonesia.
Hasii uji reliabilitas suatu koefisien alpha dari 0,90 didapatkan dari jumlah skala dari
instrumen WHO QoL, dengan koefisien alpha
0,76 untuk dimensi fisik. Koefisien alpha yang diperoleh WHO Qol- BREF diatas
koefisien alfa yang ditentukan yaitu 0,6 dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
instrumen menunjukkan konsisten internal yang baik.
F. Metode Pengolahan dan Analisa Data
2. Kuesioner B (kualitas hidup), pada pertanyaan jika jawaban selalu nilai (4, sering nilai
(3), jarang nilai (2), tidak pernah nilai (1).
3. Kuesioner C (terapi hemodialisis), pernyataan pasien dapat berkomunikasi
dengan baik dan tidak bisa berkomunikasi dengan baik.
c. Entri Data
Pada tahap scoring ini peneliti memberi nilai pada data sesuai dengan skor yang telah
ditentukan berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.
f. Cleaning
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Untuk menggambarkan masing-masing variable bebas dan terikat dengan analisis
deskriptif menggunakan explore.
b. Analisis Bivariat
Untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
menggunakan uji chi square.
c. Analisis Multivariat
Untuk mengetahui variabel bebas mana yang paling besar pengaruhnya terhadap
variabel terikat menggunakan uji regresi logistic.
DAFTAR PUSTAKA
Birren, J. E., Lubben, J. E., Rowe, J. C., & Deutchman, D. E. (2014). The
concept and measurement of quality of life in the frail elderly : Academic
Press.
Collins, A. J., Foley, R. N., Gilbertson, D. T., & Chen, S.-C. (2015). United
States Renal Data System public health surveillance of chronic kidney
disease and end-stage renal disease. Kidney international supplements,
5(1), 2-7.
Dahlgren, G., & Whitehead, M. (1991). Policies and Strategies to Promote
Social Equity in Health. Institute for Future Studies: In. Stockholm.
Dahlgren, G., & Whitehead, M. (2007). A framework for assessing health
systems from the public's perspective: the ALPS approach. International
Journal of Health Services, 37(2), 363-378.
Frisch, M. B. (2014). Quality-of-life-inventory Encyclopedia of quality of life
and well-being research (pp. 5374-5377): Springer.
Heath, J., Norman, P., Christian, M., & Watson, A. (2017). Measurement of
quality of life and attitudes towards illness in children and young people
with chronic kidney disease. Quality of Life Research, 26(9), 2409-2419.
Hill, N. R., Fatoba, S. T., Oke, J. L., Hirst, J. A., O’Callaghan, C. A., Lasserson,
D. S., & Hobbs, F. R. (2016). Global prevalence of chronic kidney
disease–a systematic review and meta-analysis. PloS one, 11(7),
e0158765.
Indonesia, D. K. R., & RI, P. K. K. K. (2014). Laporan Hasil Riset Kesehatan
Dasar Indonesia (Riskesdas). 2013. Di akses di http://http://www . litbang.
depkes. go. id/sites/download/materi_pertemuan/launch_
riskesdas/Riskesdas, 20.
Jeon, K.-O., Son, S.-Y., Hahm, M.-I., & Kim, S.-I. (2015). Quality of Life among
End-stage Renal Disease Treatments and Economic Evaluation of Renal
Transplantation and Hemodialysis Treatments. The Journal of the Korean
Society for Transplantation, 29(4), 200-208.
Kasper, D., Fauci, A., Hauser, S., Longo, D., Jameson, J., & Loscalzo, J. (2015).
Harrison's principles of internal medicine, 19e.
Khoe, L. C., Kristin, E., Masytoh, L. S., Herlinawaty, E., Werayingyong, P.,
Nadjib, M., . . . Teerawattananon, Y. (2017). Economic evaluation of
policy options for dialysis in end-stage renal disease patients under the
universal health coverage in Indonesia. PloS one, 12(5), e0177436.
Michalos, A. C. (2017). Social indicators research and health-related quality of
life research Connecting the Quality of Life Theory to Health, Well-being
and Education (pp. 25-58): Springer.
Obrador, G. T., & Pereira, B. (2014). Epidemiology of chronic kidney disease
UpToDate.
Romagnani, P., Remuzzi, G., Glassock, R., Levin, A., Jager, K. J., Tonelli, M., . .
. Anders, H.-J. (2017). Chronic kidney disease. Nature Reviews Disease
Primers, 3, 17088.
Said, A., Desai, C., & Lerma, E. V. (2015). Chronic kidney disease. Disease-a-
Month, 61(9), 374-377.
Webster, A. C., Nagler, E. V., Morton, R. L., & Masson, P. (2017). Chronic
kidney disease. The Lancet, 389(10075), 1238-1252.