Вы находитесь на странице: 1из 4

MAKALAH WAWASAN IPTEKS

“INTEGRITAS DAN ASPEK ETIKA IPTEKS”

KELOMPOK 7

MOHD. FIQRIE
BUDIMAN TERI
GARRY ALEXANDRE RANTETODING
AHMAD FATHONAH
AYU ANNISA DARNADI
FITYA NURSYASYFI
ANDI NURUL FAHIMAH

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTMENT AKUNTANSI
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Wawasan IPTEKS adalah mata kuliah yang diajarkan dengan tujuan
mengarah pada pemantapan nilai-nilai karakter yang dibangun berdasarkan
semangat karakter bernuansa maritim sesuai visi misi Perguruan Tinggi, sekaligus
kekhasan Negara Indonesia sebagai Negara Maritim.
Berkaitan dengan hal itu, setelah menelaah dan memahami beberapa
masukan dari berbagai pihak terutama dari para sesepuh didaerah ini teerutama
para pencetus mata kuliah Wawasa IPTEKS di Unhas baik secara langsung
maupun tidak langsung,maka beberapa pencerahan bagi para Dosen dan perbaikan
bahan ajar serta rancangan pembelajaran berkaitan dengan mata kuliah ini telah
diselesaikan.
Secara umum Wawasan dapat diartikan sebagai teropong multi dimensi
untuk dapat melihat dan mengamati keberadaa dan perkembangan dunia IPTEKS
secara utuh.
Ilmu Pengetahuan, teknologi dan Seni adalah sesuatu yang selalu
berkembang sesuai dan tuntunan Visi Manusia. Oleh karena itu seyogiyanya
selalu mengedepankan wawasan dan nalar yang saling independen dan saling
menghargai perbedaan.

1.2 Tujuan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan Mahasiswa memiliki konsepsi
yang utuh dan wawasan yang komprehensif tentang semua hal yang berkaitan
dengan mata kuliah Wawasan Ipteks Khususnya dalam aspek Integritas dan etika
ipteks, sehingga akan memiliki filter yang dapat memproteksi pengaruh
perkembangan Ipteks dalam arti luas.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari dibuatnya makalah ini yaitu agar mahasiswa mampu
mensinergikan semua aspek-aspek dan nilai-nilai yang coba disampaikan oleh
dihadirkannya tekhnologi, sehingga dalam penggunaanya dapat digunakan dengan
bijak oleh masyarakat secara luas terutama mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Integritas IPTEKS Dalam Model Segitiga

Kata Integritas berasal dari kata latin yaitu “Integer” (utuh dan lengkap).
Sehingga secara umum integritas didefinisikan sebagai rasa batin yang berasal
dari kejujuran, kedisplinan dan konsistensi nilai karakter yang baik. Artinya
“integritas’’ adalh konsistensi tindakan nila-nilai, langkah langkah prinsip
harapan, dan hasil dalam bentuk akurasi tindakan seseorang. Dalam makna etika,
“Integritas dianggap sebagai kejujuran dan kebenaran yang merupakan kata kerja
dalam bentuk akurasi tindakan seseorang.

Frase “model bersudut segitiga” merupakan konsepsi penyederhanaan dari


keadaan yang sebenarnya yang tentu saja sepanjang hal ini dapat menyikap
misteri, maka penggunaannya dapat diperluas, khususnya dalam menjelaskan
aspek integritas dalam ilmu pengetahuan, Teknologi dan seni secara utuh.
Berbagai substansi yang tercakup dalam integrasi dimensi dalam model segitiga
lainnya dapat dikorelasikan dan ternyata memiliki keterkaitan dengan fungsi dari
masing-masing sudut model seigitiga.

Cara mengekspresikan atau mengapresiasikan konsepsi segitiga Insan,


Ikhsan, Iman, dapat dipandang secara horizontal dengan korelasi yang sama dan
simetris yang secara simultan diarahkan pada konsepsi ilahiyah. Cara lian,
dipandang secara vertikal, yang diatas bidang segitiga, dimensi iman, ikhsan,
ihsan, mempunyai proporsi yang sama, sehingga satu dimensi akan mensinergikan
secara bersama uda dimensi lain dalam penjabarannya menuju konsepsi ilahiyah.
Berdasarka keyakinan tentang kesatu paduan kebenaran, kebaikan dan
keindahan dalam diri manusia, maka secara individu melalui metode induktif kita
mencoba menggunakan 3 pendapat untuk ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni
sehingga terbentuk kestupaduan pendapat yang disebut ilmu pengetahuan ,
tehnologi dan seni membentuk kata IPTEKS yang selanjutnya menjadi subtansi
yang ddikaji dan ditelaah dalam mata kuliah Wawasan Ipteks.
Pertama Ilmu pengetahuan bagi Al-Fatabi sebagai seorang cendekiawan
islam pada zaman keeamasan islam menyampaikan bahwa : Ilmu yang sebenarnya
bagaikan batang tubuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik dan sebagai
disiplin ilmu akan memiliki tujuan, premis dasar dan objek kajian serta metode
ilmiah tertentu.
Kedua, menggunakan pengertian konsepsi tehnologi yang dikemukakan
oleh Frederick Ferre (1988). Menurutnya, tehnologi adalah kecerdasan
pengamatan praktis dari pengetahuan atau ilmu pengetahuan tentang ketertiban
alam dan manusia yang diwujudkan dalam suatu bentuk dunia kebendaan dan atau
dunia kecerdasan yang harus dipandang secara utuh keduanya.
Ketiga, menggunakan konsepsi seni berdasarkan pendapat Prof. Hamka,
bahwa seni yang setinggi-tingginya adalah ketika telah berkumpul didalamnya
kebenaran, keadilan, dan keindahan yang direkat oleh cinta yang kudus.
Dari ketiga komponen tersebut yakni Ilmu pengetahuan, Tehnologi, dan
seni, maka pehamaman tentang INTEGRITAS IPTEKS yang utuh tidak lain
adalah : suatu konsepsi multi dimensi yang didalamnya memiliki nilai-nilai
kebenaran ( ilmu pengetahuan ), kebaikan (tehnologi) dan keindahan (seni) yang
selanjutnya dimensi seni akan mewarnai secara utuh perkembangan dimensi ilmu
pengetahuan dan dimensi tehnologi, sehingga ketiganya akan bahu membahu,
saling membantu dan bersinergi satu dengan yang lain dalam perkembangan ilmu
pengetahuan , tehnologi dan seni.

2.2. Aspek Etika Ipteks

Вам также может понравиться