Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembentukan bijih secara primer pertama kali terbentuk dalam


dapur magma, yang diikuti oleh proses-proses di luar dapur magma
selama dan sesaat setelah proses konsolidasi berlangsung. Proses genesa
bahan galian yang menunjukan nmekanisme pembentukan mineral logam dan
bijih secara alami karena pengaruh magmatisme serta diferensiasi magma
yang menyeluruh. Selama pergerakan magma ke permukaan, cairan pijar
tersebut akan jenuh air dengan tekanan gas yang semakin tinggi seiring
kristalisasi. Kecenderungan dari intrusi magma melalui zona lemah dan
pelepasan volatil dari cairan yang mendingin tersebut berdifusi melalui zona
ini. Akibat adanya perbedaan suhu yang nyata antara magma dan batuan di
sekitarnya menghasilkan suatu urutan zona alterasi dan mkineralisasi yang
khas.

Batuan samping umumnya terbentuk antara pra-kambrium hingga


kapur akhir, berupa batuan sedimen dan meta-sedimen. Kedalam batuan
intrusi berkisar antara 1000-1500 m. umumnya endapan porfiri berasosiasi
dengan tipe intrusi monzonit kuarsa hingga granodiorit dan kadang pula
dijumpai berasosiasi dengan diorite kuarsa, riolit, dan dasit. Model genetic
Lowell-guilbert meliputi endapan porfiri yang berumur trias – tersier tengah
(200-30 juta tahun yang lalu).

Ukuran dan bentuk batuan plutonik turut mengontrol ukuran dan


bentuk tubuh bijih tetapi hal ini kadang susah dikenali jika intensittas erosi
tinggi. Bentuk stok yang memanjang tak teratur sangat umum pada endapan

1
porfiri meskipun kadang juga dijumpai endapan berbentuk kubah, bulat
panjang, melensa, bundar dan bentuk sumbat. Umumnya tubuh plutonik
berupa kelompok instrusi dike (dike swarm) dan jarang ditemukan yang
berbentuk silt. Tersingkapnya tubuh plutonik disebabkan oleh proses tektonik
dan erosi yang bekerja setelah mineralisasi berlangsung..

1.2 Maksud dan Tujuan


 Memahami tujuan utama mempelajari genesa bahan galian
 Mengetahui mekanisme pembentukan endapan placer
 Mengetahui perbedaan endapan primer dan endapan sekunder

1.3 Rumusan Masalah


 Apa tujuan utama mempelajari genesa bahan galian?
 Apakah yang mendasari pembentukan endapan placer?
 Apa perbedaan endapan primer dan endapan sekunder?

1.4 Metode Penulisan


Mengacu kepada studi literasi berupa textbook yang berasal dari jurnal
maupun diktat kuliah yang diterbitkan secara resmi oleh instansi legal.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Endapan Placer

Tujuan utama mempelajari genesa suatu bahan galian adalah sebagai


pegangan dalam menemukan dan mencari endapan - endapan baru,
mengungkap sifat - sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu
dalam penentuan model eksplorasi yang akan diterapkan serta membantu
dalam penentuan metode penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut.

Endapan - endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya


disebut endapan primer (hypogen). Jika mineral primer telah terubah melalui
pelapukan atau proses - proses luar (superficial process) disebut endapan
sekunder (supergen).

Salah satu cirri khas batuan intrusi adalah bahwa mereka bukan
merupakan suatu tubuuh yang pasif, tetapi merupakan suatu tubuh dimana
proses-proses asimilasi, replacerment dan pembekuan tergantung pada tenaga
yang terkandung dalam tubuh magma. Akibata adanya tenaga dalam tubuh
intrusi menyebabkan endapan bijih porfiri selalu berasosiasi dengan breksiasi
dan pengkekaran di sekitar tubuh bijih.

Magma adalah sumber yang penting dalam pembentukan suatu deposit


mineral. Meski beberapa mineral bisa berasal dari air laut atau sumber lain,
sebagian besar lainya berasal dari proses magmatik dan proses–proses
yang berkaitan. Setelah suatu deposit mineral tersingkap kepermukaan,
maka proses konsentrasi sekunder dipermukaan mulai bekerja. Pelapukan
melepaskan mineral berharga dari batuan asal (scarce rock) membentuk
endapan residual atau memicu terjadinya redistribusi elemen-elemen

3
berharga dalam proses pengayaan supergen. Sebagian lagi tertransportasi
secara mekanik membentuk endapan placer atau sebagian larutan yang
terbawa hingga kesuatu cekungan dan terbentuk sebagai endapan
sedimen konvensional. Proses terakhir bukan hanya menghasilkan batuan
sedimen, tapi juga endapan logam dan berbagai material industri yang
bersifat ekonomik. Unsur–unsur yang mudah larut dalam air terakumulasi
pada suatu lingkungan yang tertutup dimana unsure-unsur tersebut
terkonsentrasi sebagai endapan evaporasi.

Pada temperature tinggi (lebih dari 6000 C) stadium liquid mineral


mineral mulai terbentuk, baik mineral logam maupun non logam yang terjadi
untuk pertama kalinya. Mineral yang terbentuk dicirikan oleh terjadinya
pemisahan unsur-unsur volatile, berupa mineral-mineral silikat. Dengan
penurunan temperature yang terus menerus, maka kecepatan pembentukan
mineral berikutnya dicirikan oleh unsur-unsur yang volatile, dengan keadaan
tekanan yang membesar. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan
temperature pendingin pada saatitu (6000 - 10000). Jebakan mineral ini disebut
jebakan magmatis.

Proses pembentukan endapan magmatis ini sebagian besar berasal dari


magma primer yang bersifat basasampai ultra basa. Magma tersebut
mengalami pendinginan dan membentuk mineral-mineral silikat dan mineral
bijih. Bila tidak terjadi konsentrasi, mineral bijih yang terbentuk akan
tersebar merata (disseminated) di dalambatuan. Karena proses kristalisasi
fraksi merupakan proses pengubahan magma mulai dari keadaan awal yang
merupakan magma homogen dalam ruang lingkup yang luas menjadi batuan
beku (igneus rock) dengan variasi unsure penyusunnya.

4
2.2 Proses Mekanisme Pembentukan Endapan Placer

Proses organic memegang peranan yang cukup penting, baik sebagai


katalisator maupun sebagai sumber bahan organik misalnya dalam
pembentukan endapan hidrokarbon. Proses non-magmatik lain yang
berperan dalam pembentukan deposit bahan galian adalah proses
metamorfisme yang tidak hanya merubah bentuk dan tekstur deposit mineral
yang sudah ada sebelumnya, tapi juga membuat deposit mineral yang
baru. Di bawah pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi, ditambah
air pada sejumlah kasus, mineral metamorfik yang stabil pada
lingkungan yang baru terbentuk. Perubahan bukan hanya berupa
rekristalisasi, tapi juga berupa rekombinasi material yang menghasilkan
mineral baru.

Endapan yang berbentuk dari konsentrasi residual adalah endapan


yang terakumulasi atau teronsetrasi di dekat atau di atas batuan
sumbernya melalui proses pelapukan. Endapan residual hanya dapat
terbentuk pada permukaan yang relatif datar, bila permukaan berubah
menjadi miring, maka endapan tersebut akan mengalami transportasi
dan membentuk endapan placer eluvial. Endapan yang berbentuk dari
konsentrasi residual adalah endapan yang terakumulasi atau teronsetrasi di
dekat atau di atas batuan sumbernya melalui proses pelapukan. Endapan
residual hanya dapat terbentuk pada permukaan yang relatif datar, bila
permukaan berubah menjadi miring, maka endapan tersebut akan
mengalami transportasi dan membentuk endapan placer eluvial. Endapan yang
berbentuk dari konsentrasi residual adalah endapan yang terakumulasi atau
teronsetrasi di dekat atau di atas batuan sumbernya melalui proses
pelapukan. Endapan residual hanya dapat terbentuk pada permukaan yang
relatif datar, bila permukaan berubah menjadi miring, maka endapan
tersebut akan mengalami transportasi dan membentuk endapan placer
eluvial.

5
Pelapukan sebagai proses yang memegang peranan penting dalam
konsentrasi residual merupakan suatu kejadian komplek dan meliputi
berbagai proses yang bisa bekerja sendiri-sendiri atau bersama-sama
dengan proses yang lain. Misalnya pelapukan batuan bisa terjadi dalam
bentuk desintegrasi mekanik atau dekomposisi kimiawi atau kedua-duanya.
Mineral yang tidak stabil pada saat pelapukan berlangsung akan larut dan
terbawa ketempat lain, sedangkan mineral stabil menjadi residu dan kemudian
terakumulasi membentuk konsentrasi residual.

2.2 Konsentrasi Mekanik

Konsentrasi mekanik adalah pemisahan mineral berat dari mineral


ringan karena pengaruh gaya gravitasi secara alami (natural gravity
separation) pada saat terbawa oleh air atau media transportasi lainnya.
Pemisahan tersebut menghasilkan suatu konsentrasi mineral berat yang
disebut endapan placer. Pembentukan endapan placer meliputi dua proses,
yaitu :

1. Proses pembebasan mineral stabil dari matriksnya selama


pelapukan berlangsung,

2. Proses konsentrasi mineral stabil tersebut.

Proses konsentrasi bisa terjadi jika mineral berharga memiliki tiga


sifat berikut;

1. Memiliki berat jenis yang tinggi.

2. Komposisi kimia yang resisten terhadap pelapukan

3. Durability (melleability, toughness, atau hardness)

6
Mineral-mineral yang memiliki sifat-sifat tersebut di atas dan banyak
ditemukan dalam endapan placer adalah emas, platinum, tinstone,
magnetite, chromite, ilmenit, rutile, native copper, gemstone, zircon,
monazite, phosphate, dan kadang quicksilver. Pyrite dan uraninite dijumpai
pula pada beberapa endapan Prokambrium. Mineral-mineral yang terbentuk
pada suatu endapan placer berasal dari :

1. Endapan lode yang komersial, seperti vein emas di Mother Lode


Gold of California.
2. Endapan lode yang tidak komersial, seperti small gold quartz stringer atau
veinlet cassiterite, endapan placer di Indonesia.
3. Sparsely disseminated ore minerals, seperti sebaran platinum dalam
intrusi basa di Ural Mountains.
4. Mineral pembentuk batuan, seperti butiran magnetit, ilmenite,
monazite, dan zircon, sebagai contoh, ilmenite beach sand di India dan
Australia.

Transportasi akan terus berlangsung selama energi media transport


lebih besar dari gaya gravitasi yang bekerja. Jika gaya gravitasi lebih
besar dari energi media pengendapan mulai berlangsung dengan mengikuti
berbagai kriteria, misalnya :

1. Mineral yang lebih berat akan terendap lebih dulu dibanding mineral
yang lebih ringan pada ukuran yang sama.
2. Mineral yang lebih kecil akan terendap lebih dulu dibanding mineral
yang lebih besar jika berat kedua mineral sama.
3. Mineral berbentuk bulat terendapkan lebih cepat dibanding mineral pipih.

7
2.4 Jenis - Jenis Endapan Placer

A. Placer Eluvial

Endapan eluvial terbentuk jika terdapat kemiringan permukaan


disekitar batuan sumber (source rock). Mineral-mineral berat akan
terkumpul atau terakumulasi di bagian bawah bukit dan mineral-mineral
ringan yang tidak resisten akan larut dan terbawa oleh media transport
ke daerah lain. Pada beberapa kasus, endapan placer yang bernilai
ekonomis terakumulasi di dalam kantong-kantong pada batuan dasar
seperti endapan kasiterit di dalam potholes dan sinkholes pada batuan
karbonat.

B. Placer Sungai atau Aluvial

Endapan aluvial merupakan salah satu tipe endapan placer terpenting


yang menghasilkan mineral/bijih dan tambang-tambang konvensional
banyak memanfaatkan endapan jenis ini. Endapan ini terbentuk setelah
bahan rombakan mengalami transportasi dari batuan sumber oleh air
sungai dan kandungan mineral - mineral yang terbawa mengalami
pemilahan (sorting) berdasarkan berat jenis oleh gaya gravitasi. Pemilahan
ini memungkinkan endapan ini mudah diekstraksi dengan metode-metode
yang konvensional.

C. Placer Pantai

Batuan sumber endapan placer pantai berasal dari batuan atau urat-urat
yang tersingkap di tepi pantai, sungai, atau endapan placer tua yang
mengalami perombakan dan diendapkan dipantai dengan bantuan
gelombang laut atau arus bawah laut. Mineral–mineral yang terpenting
dari endapan placer pantai adalah kasiterit, intan, emas, ilmenit, magnetit,
monazite,rutil, xenotime dan zircon. contoh endapan ini adalah endapan emas

8
placer di Nome (Alaska) intan di Namibia, pasir ilmenit-monazit-rutil di
Travencore dan Quilon India dan pasilmagnetit di North Island Selandia Baru.

D. Placer Laut Lepas

Endapan placer laut lepas terbentuk di daerah Continental Shelf yang


berjarak beberapa kilometer dari garis pantai. Tipe placer laut lepas yang
cukup penting terdapat di Selat Karimata (sekitar pulau Bangka dan Pulau
Belitung, Indonesia) yang berasal dari placer sungai dan placer pantai yang
terbenam oleh permukaan air laut.

E. Placer Aeolian

Pembentukan endapan placer Aeolian yang terpenting adalah melalui


perombakan placer pantai oleh angin, seperti endapan pasir besi
titanomagnetit di North Island Selandia Baru.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Tujuan utama mempelajari genesa suatu bahan galian adalah
sebagai pegangan dalam menemukan dan mencari endapan -
endapan baru, mengungkap sifat - sifat fisik dan kimia endapan
bahan galian, membantu dalam penentuan model eksplorasi yang
akan diterapkan serta membantu dalam penentuan metode
penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut.
 Konsentrasi mekanik adalah pemisahan mineral berat dari
mineral ringan karena pengaruh gaya gravitasi secara alami
(natural gravity separation) pada saat terbawa oleh air atau
media transportasi lainnya. Pemisahan tersebut menghasilkan
suatu konsentrasi mineral berat yang disebut endapan placer.
Pembentukan endapan placer meliputi dua proses, yaitu :
1. Proses pembebasan mineral stabil dari matriksnya
selama pelapukan berlangsung,
2. Proses konsentrasi mineral stabil tersebut.
 Endapan - endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk
asalnya disebut endapan primer (hypogen). Jika mineral primer
telah terubah melalui pelapukan atau proses - proses luar
(superficial process) disebut endapan sekunder (supergen).

3.2 Saran
Sebaiknya dalam pembuatan karya tulis ilmiah lebih memperdalam
pada aspek studi literature dengan memperbanyak refrensi berupa
jurnal maupun textbook

10
DAFTAR PUSTAKA

.
Balfas, Muhammad Dahlan. Genesa Bahan Galian. Diktat. Samarinda : Teknik
Pertambangan
Universitas Mulawarman.
Maskuri, Firdaus. 2010. Identifikasi Bahan Galian dalam Metode Eksplorasi Awal.
Jurnal Ilmiha MTG : UPN Veteran Yogyakarta
Sukandarrumidi. 2009. Geologi Mineral Logam. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press

11

Вам также может понравиться