Вы находитесь на странице: 1из 9

Askep Diabetes Mellitus (Dm)

A. Pengertian
Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf, dan
pembuluh darah, disertai lesi pada pembuluh basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
elektron.(Arif Mansyoer, 1997 : 580)
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler,
mikrovaskuler dan neurologis. Diabetes Mellitus digolongkan sebagai penyakit endokrin atau
hormonal karena gambaran produksi atau penggunaan insulin (Barbara C. Long, 1996:4)
Diabetes Mellitus adalah sindrom yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan dan
suplai insulin. Sindrom ini ditandai oleh hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas,
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Abmormalitas metabolik ini mengarah pada perkembangan bentuk spesifik komplikasi ginjal,
okular, neurogenik dan kardiovaskuler (Hotma Rumoharba, Skp, 1997).
Diabetes Mellitus adalah penyakit herediter (diturunkan) secara genetis resesi berupa gangguan
metabolisme KH yang disebabkan kekurangan insulin relatif atau absolut yang dapat timbul pada
berbagai usia dengan gejala hiperglikemia, glikosuria, poliuria, polidipsi, kelemahan umum dan
penurunan berat badan.
Klasifikasi etiologis DM American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (PERKENI) adalah:

1. Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut):
a. Autoimun
b. Idiopatik
2. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai terutama dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin).
3. Diabetes tipe lain
a. Defek genetik fungsi sel beta:
1) Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1,2,3
2) DNA mitokondria
b. Defek genetik kerja insulin
c. Penyakit eksokrin pankreas
1) Pankreatitis
2) Tumor / pankreatektomi
3) Pankreatopati fibrotakalkus
d. Endokrinopati: akromegali, sindrom cushing, feokromositoma, dan hipertiroidism.
e. Karena obat / zat kimia
1) Vacor, pentamidin, asam nikotinat
2) Glukokortikoid, hormon tiroid
3) Tiazid, dilantin, interferona, dll.
f. Infeksi: rubela kongenital, sitomegalovirus
g. Penyebab imunologi yanng jarang : antibodi antiinsullin
h. Sindrom genetik lain yanng berkaitan dengan DM: sindrom down, sindrom kllinefelter,
sindrom turner, dll.
4. Diabetes Mellitus Gestasional

B. Etiologi
Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( IDDM ) atau Diabetes Melitus Tergantung Insulin (
DMTI ) di sebabkan oleh destruksi sel beta pulau lengerhands akibat proses autoimun.
Sedangkan Non Insulin Dependent Diabetes Melitus ( NIDDM ) atau Diabetes Melitus Tidak
Tergantung Insulin ( DMTTI ) disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.

C. Patofisiologi
Karena proses penuaan, gaya hidup, infeksi, keturunan, obesitas dan kehamilan akan
menyebabkan kekurangan insulin atau tidak efektifnya insulin sehingga sehinga terjadi gangguan
permeabilitas glukosa di dalam sel.
Di samping itu juga dapat di sebabkan oleh karena keadaan akut kelebihan hormon tiroid,
prolaktin dan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah.peningkatan
kadar hormon – hoormon tersebut dalam jangka panjang terutama hormon pertumbuhan di
anggap diabetogenik ( menimbulkan diabet ). Hormon – hormon tersebut merangsang
pengeluaran insulin secara berlebihan oleh sel-sel beta pulau lengerhans paankreas, sehingga
akhirnya terjadi penurunan respon sel terhadap innsulin dan apabila hati mengalami gangguan
dalam mengolah glukoosa menjadi glikogen atau proses glikogenesis maka kadar gula dalam
darah akan meningkat.
Dan apabila ambang ginjal dilalui timbullah glukosuria yang menybebkan peningkatan volume
urine, rasa haus tersimulasi dan pasien akan minum air dalam jumlah yang banyak ( polidipsi
)karena glukosa hilang bersama urine, maka terjadi ekhilangan kalori dan starvasi seeluler, slera
makan dan orang menjadi sering makan ( polifagi ).
Hiperglikemia menyebabkan kadar gula dalam keringat meningkat, keringat menguap, gula
tertimbun di dalam kulit dan menyebabkan iritasi dan gatal – gatal. Akibat hiperglikemia terjadi
penumpukan glukosa dalam sel yang yang merusak kapiler dan menyebabkan peningkaatan
sarbitol yang akan menyebabkann gangguan fungsi endotel. Kebocoran sklerosis yang
menyebabkan gangguan – ganguan pada arteri dan kepiler.
Akibat hiperglikemia terjadi penimbunan glikoprotein dan penebalan membran dasar sehingga
kapiler terganggu yang akan menyebebkan gangguan perfusi jaringan turun yang mempengaruhi
organ ginjal, mata, tungkai bawah, saraf. ( Elizabeth J. Corwin, 2001 )

D. Manifestasi Klinis
1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Polifagia
4. Penurunan berat badan
5. pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang dan kram otot, ( gangguan
elektrolit dan terjadinya komplikasi aterosklerosis ).
Gejala lain yangmungkin di dikeluhkan pada pasien adalah kesemutan, gatal-gatal, mata kabur
dan impotaansi pada pria. ( Mansjoer, 1999 )

E. Gejala Kronik
Gejala Kronik Diabetes Mellitus
Kadang-kadng pasien yang menderita penyakit Diabetes Mellitus tidak menunjukkan gejala akut
( mendadak ), tapi pasien tersebut menunjukkan gajala sesudah beberapa bulan atau beberapa
bulan mengiap penyakit DM. gejala ini disebut gejala kronik atau menahun, adapun gejala
kronik yang sering timbul adalah :
- Kesemutan
- Kulit terasa panas ( medangen ) atau seperti terusuk jarum
- Rasa tebal di kulit sehingga seeehingga kalau berrjalan seperti di atas bantal atau kasur
- Kram
- Mudah mengntuk
- Capai
- Mata kabur, biasanya seeing ganti kaca mata
- Gatal sekitar kemaluan, terrutama pda wanita
- Gigi mudaah lepas daaan mudaah goyah
- kemempuan seksual menurun atau bahkan impoten
- terjaddi hambatan dalam pertumbuhan dalam anak-anak
( Tjokro Prawito, 1997 )

Adapun kelompok resiko tinggi yang memudahkan terkena penyakit diabetes melitus adalah:
- kelompok resiko tinggi untuk penyakit diabetes mellitus
- kelompok usia dewasa tua (lebih dari 40 tahun)
- kegemukan
- tekanan darah tinggi
- riwayat keluarga DM
- riwayat DM pada kehamilan
- riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi 4 kg
- riwayat terkena penyakit infeksi virus, misal virus morbili
- riwayat lama mengkonsumsi obat-obatan atau suntikan golongan kortikosteroid.
( Tjokro Prawito, 1997 )

F. Pemeriksaan Penunjang
Glukosa darah: meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih
Aseton plasma (keton): positif secara menyolok
Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat
Osmolalitas serum: menngkat tetapi biasanya kurang dari 330 m Osm/l
Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun
Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun
Fosfor: lebih sering menurun.
Hemoglobin glikosilat: kadarnya menngkat 2 – 4 kali lipat
Gas darah arteri: biasanya menunjukkan PH rendah dan penurunan pada HCO3 (Asidosis
metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
Trombosit darah: Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentraasi
merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
Ureum/Kreatinin: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal)
Amilase darah: mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai
penyebab dari Diaabetes melitus (Diabetik ketoasidosis)
Pemeriksaan fungsi ttiroid: peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat menongkatkan glukosa
darah dan kebutuhan akan insulin
Urin: gula dan asetan positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya infeksi saaluran kemih, infeksi pernafasan, dan
infeksi pada luka.

G. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan
kronis. Jika pasien berhasil mengatasi diabetesnya,ia akan terhindar dari hiperglikemia dan
hipoglikemia.
Penatalaksanaan medis pada pasien diabetes mellitus tergantung pada ketepatan interaksi tiga
faktor:
Aktivitas fisik
Diit
Intervensi farmakologi dengan preparat hipoglikemik oral atau insulin.
Intervensi yang direncanakan untuk diabetes harus individual, harus berdasarkan pada tujuan,
usia, gaya hidup, kebutuhan nutrisi, maturasi, tingkat aktivitas, pekerjaan, tipe diabetes pasien
dan kemampuan untuk secara mandiri melakukan ketrampilan yang dibutuhkan oleh rencana
penatalaksanaan.
Tujuan awal untuk pasien yang baru didiagnosa diabetes atau pasien dengan kontrol buruk
diabetes harus difokuskan pada yang berikut ini:
Elminasi ketosis, jika terdapat
Pencapaian berat badan yang diinginkan
Pencegahan manifestasi hiperglikemia
Pemeliharaan kesejahteraan psikososial
Pemeliharaan toleransi latihan
Pencegahan hipoglikemia
Pengelolaan Hipoglikemia:
a. Stadium permulaan (sadar):
Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirop/ permen gulamurni (bukan pemanis
pengganti gula atau gula diet/ gula diabetes) dan makanan yang pengandung hidrat arang
Stop obat hipoglikemik sementara, periksa glukosa darah sewaktu
b. Stadium lanjut (koma hipoglikemia):
Penanganan harus cepat
Berikan larutan dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon melalui vena setiap glukosa darah dalam
nilai normal atau di atas normal disertai pemantauan glukosa darah
Bila hipoglikemia belum teratasi, berikan anatagonis insulin seperti: adrenalin, kortison dosis
tinggi, atau glukagon 1 mg intravena/ intramuskular
Pemantauan kadar glukosa darah.

I. Komplikasi
a. Akut
Koma hipoglikemia
Ketoasidosis
Koma hiperosmolar nonketotik
b. Kronik
Makroangiopati, menegnai pembuluh darah besar, pembukluh darah jantung, pembuluh darah
tepi, pembuluh darah otak
Mikroangiopati, mengenaipembuluh darah kecil, retino diabetik, nefropati diabetik
Neuropati diabetik
Rentan infeksi, seperti tuberculosis paru, gingivitas, dan infeksi saluran kemih
Kaki diabetik.

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat
Informasi Umum:
Umur
Sex
BB sebelum dan sesudah sakit
TB
Jika klien telah terdiagnosa
Gejala spesifik
Kapan gejalan tersebut muncul
Obat-obat diabetes: nama, berapa lama, cara penyuntikan RX. Obat
Jenis stressor: pekerjaan, rumah atau keluarga,penyaakit lain
Jenis monitoring: darah, urin
Program latihan: jenis
Riwayat kesehatan dan masa lalu
Riwayat keluarga: DM, penyakit jantung, stroke, obesitas, riwayat lahhir mati, kelahiran, dengan
bayi 9 bulan
Riwayat kesehatan saat ini:
Pandangan double kabur
“Cramp” kaki pada saat jalan dan saat istirahat tidak nyaman
Pada extrimitas terasa: baal, perubahan warna, dingin, kesemutan, nyeri.
Jika terdapat diare: fekol inkontinensia, kapan terjadinya
Adakah masalah pemasukan
Adakah masalah pemasukan: urin tersisa di vesicaurinaria menyebabkan rasa penuh yang aba
Concern klien dan keluarga: harapan dan kebutuhhan khusus

2. Pemeriksaan Fisik
Tingkat kesadaran → orientasi klien respon terhadap stimulasi
Tanda vital: N, S, TD, P, nafas bau aseton
Manifestasi komplikasi: tanda retinopati → ophtamoncopic
Suhu kulit, nadi lemah (posterior tibial dan dorsalis pedia)
Sensasi: tumpul dan tajam
Reflex
c. Psikososia
Gambaran klien tentang dirinya sebelum terdiagnosa dan persepsi saat ini.
Kapan klien terhadap kemampuan untuk melakukan tugas dan fungsi
Interaksi klien dengan anggota keluarga yang lain dan orang dalam pekerjaan dan sekolah
Kapan kien merasa lebih stress
Suport dan pelayanan orang di sekitarnya
Depresi merasa kehilangan fungsi, kebebasan dan kontrol.
d. Laboratorium
Serum elektrolit (k dan Na)
Glukosa darah
BUN dan serum cretinin
Microalbuminuria
Glycosylated hemoglobin (HbA1c)
Nilai PH dan PCO2

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan
Dapat berhubungan dengan : Diuresis osmotik (dari hiperglikemia), kehilangan gastrik
berlebihan, diare, muntah, masukan dibatasi, mual, kacau mental.
Kemungkinan dibuktikan oleh : Peningkatan keluaran urine, urine encer. Kelemahan, haus,
penurunan BB tiba-tiba, kulit /membran mukosa kering, turgor kulit buruk, hipotensi, takikardi,
pelambatan pengisian kapiler.
Hasil yang diharapkan/
Kriteria evaluasi pasien akan : Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital
stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik,keluaran urine tepat
secara individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.

Kolaborasi
Berikan terapi sesuai dengan indikasi:
Normal salin atau setengah normal salin dengan atau tanpa dextrasa
Albumin, plasma atau dextran.
R/ - Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon pasien
secara individual.
- Plasma ekspander (pengganti kadang dibutuhkan jika kekurangan mengancam kehidupan atau
tekanan darah).
Pasang atau pertahankan kateter urine tetap terpasang
R/ Memberikan pengukuran yang tepat atau akurat terhadap pengukuran keluaran urine terutama
jika neuropati otonom menimbulkan gangguan kantong kemih (retensi urine atau inkontinensia).
Berikan kalium atau elektrolit yang lain melalui intravena dan atau melalui sesuai indikasi.
R/ Kalium harus ditambahkan pada intravena (segera aliran adekuat) untuk mencegah
hipokalemia.

Tindakan / Intervensi
Pantau TTV, catat adanya perubahan tekanan darah ortostatik.
R/ Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.
Suhu, warna kulit, atau kelembabannya.
R/ Meskipun demam, menggigil dan diaforesis merupakan hal yang umum terjadi pada proses
infeksi, demam dengan kulit yang kemerahan, kering mungkin sebagai cerminan dari dehidrasi.
Kaji adanya perubahan mental/ sensori
R/ Perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi atau yang rendah
(hiperglikemia), elektrolit yang abnormal, asidosis, penurunan perfusi serebral dan
berkembangnya hipoksia.

2. Nutrisi, perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh.


Dapat berhubungan dengan : Ketidakcukupan insulin (penurunan ambilan dan penggunaan
glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein atau lemak).
Peenurunan masukan oral: anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan
kesadaran.
Status hipermetabolisme: pelepasan hormon stres (misal epinfrin, kortisol dan hormon
pertumbuhan), proses infeksius.
Kemungkinan dibuktikan oleh : Melaporkan masukan tidak adekuat, kurang minat pada
makanan. Penurunan BB, kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk, diare.
Hasil yang diharapkan/ kriteria
Evaluasi pasien akan : Mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat menunjukkan tingkat
energi.
Mendemonstrasikan BB stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya /yang diinginkan
dengan nilai laboratorium normal.

Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan “finger stiek”
R/ Analisa keadaan di tempat tidur terhadap gula darah lebih akurat (menunjukkan keadaan saat
dilakukan pemeriksaan) daripada memantau gula dalam urine (reduksi urine yang tidak cukup
akurat untuk mendeteksi fluktuasi kadar gula darah.
Berikan larutan glukosa, misalnya dekstrosa dan setengah salin normal.
R/ Larutan glukosa ditambahkan setelah insulin dan cairan membawa gula darah kira-kira 250
mg/dl.
Lakukan konsultasi dengan ahli diit.
R/ Sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diit untuk memenuhi kebutuhan nitrisi
pasien.

Tindakan / Intervensi
Tentukan program diit dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan pasien.
R/ Mengindentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapetik.
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan
yang belum sempat dicerna,pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
R/ Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan mobilitas
atau fungsi lambung (distensi atau ilius paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.
Identifikasi makanan yang disukai atau dikehendaki termasuk kebutuhan etnik atau kultur.
R/ Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam pencernaan makanan, kerjasama
ini dapat diupayakan setelah pulang.
Timbang BB setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
R/ Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorpsi dan utilisasinya).

3. Infeksi,Resiko tinggi terhadap (Sepsis)


Faktor resiko meliputi : kadar gula tinggi, penurunan fungsi leukosit, perrubahan pada sirkulasi,
infeksi pernafasan yang ada seebelumnya atau ISK.
Kemungkinan di buktikan oleh : ( tidak dapat di terapkan : adanya tendaa-tanda dan gejala –
gejala membuat diaknosa aktual )
Hal yang di harapkan / kriteria
Evaluasi pasien akan : mengidentivikasi intervensi untuk menceegah atau menurunkan resiko
infeksi. Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeeksi.
Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan kultur dan ssensitifitas sesuai dengan indikasi
R/ untuk mengidentifikasi organisme sehingga dapat memilih / memberikan terapi anti biotik
yang terbaik.
Berikan anti biotik yang sesuai
R/ penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.

4. Kelelahan
Dapat dihubungkan dengan : penurunan produksi energi metabolik, perubahan kimia darah :
insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi : status hieper metabolik / infeksi.
Kemungkinan di buktikan oleh : kurang energi yang berlebihan, ketidakmampuan untuk
mempertahakan rutinitas biasanya, penutunan kinerja, kecenderungan untuk kecelakaan.
Hasil yang di harapkan / kriteria
Evaluasi pasien akan : mengungkapkan peeningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan
kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas yang di inginkan.
Tindakan / Intervensi
Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas
R/ pendidikan apat memberikan motivasi untuk meninkatkan tingkat aktivitas meskipun passien
mungkin sangat lelah.
Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup / tanpa di ganggu.
R/ mencegah kelelahan yang berlebihan.
Pantau nadi, frekuensi pernapsan dan tekanan darah sebelum atua sesudah melakukan
aktivitas.
R/ mengindikasikan tingkat aktivitass yang dapat di toleransi secara fisiologis.
Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai degnan yang dapat di
toleransi
R/ meningkatkan kepercayaan diri / harga diri yang positif sesuai tingkat aktifitas yang dapat di
toleransi pasien.

5. Kurang Pengetahuan ( Kebutuhan Beljar ) Mengenal Penyakit, Proknosis, dan Kebutuhan


Pengobatan.
Dapat di hubungkan dengan : kurang pemajanan / mengingat kesalahan interpretasi informasi.
Kemungkinan di buktikan oleh : pertanyaan atau meminta informasi, mengungkapkan
masalah.ketidakakuratan mengikuti instruksi terjadinya komplikasi yang dapat di cegah.
Hasil yang di harapkan / kriteria
Evaluasi pasien akan : mengungkapkan pemahaman tentang penyakit. Mengidentifikasi
hubungan tanda atau gejala degnan proses penyakit dn menghubungkan gejala dengan faktor
penyebab. Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan.
Melakukan perubahan gaya hidup dan beraprtisipassi dalaam program pengobatan.
Tindakan / Intervensi
Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian dan selalu ada untuk
pasien.
R/ memperhatikan dan menanggapi perlu perlu diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil
bagian dalam proses belajar.
Bekerja dengan pasien dalam menata tujuan belajar yang diharapkan
R/ pertisipasi dalaam perencanaan meningkatkan antusias dan bekerja sama dengan pasien
dengan prinsip-prinsip yang di pelajari.
Diskusikan tentang rencana diit, penggunaan makanan tinggi serta dan cara untuk melakukan
makan di luar rumah.
R/ kesadaran tentang pentingnya kontrrol diit akan membantu pasien dalam emrancanakan
makan atau menaati program.
Tinjau ulang pengaruh rokok pada penggunaan insulin, anjurkan pasien untuk menghentikan
merokok.
R/ nikotin mengkonstriksi pembuluh darah kecil daan absorbsi insulin di perlambat selama
pembuluh darah ini mengalami konstriksi.
Identifikasi sumber – sumber yang ada di masyarakat, bila ada.
R/ dukungan kontinue biassanya penting untuk menumpang perubahan gaya hidup dan
meningkatkan penerimaan atas diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Mellsitus tipe 2. PB Perkeni, 2002.


2. Diabetes Mellitus klasifikasi, diagnosis, dan terapi. Askandar Tjokroprawito. PT Gramedia
Pustaka Utama, 1989.
3. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Barbara Engram. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 1994.

Вам также может понравиться

  • SOP Muntah Dan Distensi Abdomen
    SOP Muntah Dan Distensi Abdomen
    Документ3 страницы
    SOP Muntah Dan Distensi Abdomen
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Hiv/aids
    Hiv/aids
    Документ21 страница
    Hiv/aids
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Pengkajian HIV
    Pengkajian HIV
    Документ27 страниц
    Pengkajian HIV
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • IMUNISASI
    IMUNISASI
    Документ2 страницы
    IMUNISASI
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop Diare
    Sop Diare
    Документ3 страницы
    Sop Diare
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop Penatalaksanaan Bayi Dengan Ibu DM
    Sop Penatalaksanaan Bayi Dengan Ibu DM
    Документ2 страницы
    Sop Penatalaksanaan Bayi Dengan Ibu DM
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Spo Rekrut Staf-Dikonversi
    Spo Rekrut Staf-Dikonversi
    Документ2 страницы
    Spo Rekrut Staf-Dikonversi
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop Mengganti Popok
    Sop Mengganti Popok
    Документ2 страницы
    Sop Mengganti Popok
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Panduan Pemakaian Apd
    Panduan Pemakaian Apd
    Документ9 страниц
    Panduan Pemakaian Apd
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop Diare
    Sop Diare
    Документ3 страницы
    Sop Diare
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • SOP Infeksi Tali Pusat
    SOP Infeksi Tali Pusat
    Документ2 страницы
    SOP Infeksi Tali Pusat
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Panduaan Keduaan
    Panduaan Keduaan
    Документ2 страницы
    Panduaan Keduaan
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop Mengganti Popok
    Sop Mengganti Popok
    Документ2 страницы
    Sop Mengganti Popok
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • SOP Anemia
    SOP Anemia
    Документ2 страницы
    SOP Anemia
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop Pelacakan Kasus TB
    Sop Pelacakan Kasus TB
    Документ2 страницы
    Sop Pelacakan Kasus TB
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Muntah
    Muntah
    Документ2 страницы
    Muntah
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop RDS
    Sop RDS
    Документ3 страницы
    Sop RDS
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • SOP Muntah Dan Distensi Abdomen
    SOP Muntah Dan Distensi Abdomen
    Документ3 страницы
    SOP Muntah Dan Distensi Abdomen
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • SOP OPERAN Jaga Shif Peri
    SOP OPERAN Jaga Shif Peri
    Документ1 страница
    SOP OPERAN Jaga Shif Peri
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • SOP Muntah Dan Distensi Abdomen
    SOP Muntah Dan Distensi Abdomen
    Документ3 страницы
    SOP Muntah Dan Distensi Abdomen
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop Penatalaksanaan Bayi Dengan Ibu DM
    Sop Penatalaksanaan Bayi Dengan Ibu DM
    Документ2 страницы
    Sop Penatalaksanaan Bayi Dengan Ibu DM
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Medis
    Medis
    Документ1 страница
    Medis
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop Deteksi Dini TB
    Sop Deteksi Dini TB
    Документ2 страницы
    Sop Deteksi Dini TB
    Sutriana Jalal
    100% (1)
  • SK Pemberlakuan Pelayanan Hiv Aids
    SK Pemberlakuan Pelayanan Hiv Aids
    Документ2 страницы
    SK Pemberlakuan Pelayanan Hiv Aids
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop Perawatan Mulut
    Sop Perawatan Mulut
    Документ2 страницы
    Sop Perawatan Mulut
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop Deteksi Dini Kusta
    Sop Deteksi Dini Kusta
    Документ2 страницы
    Sop Deteksi Dini Kusta
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Spo Pembiusan Intubasi
    Spo Pembiusan Intubasi
    Документ9 страниц
    Spo Pembiusan Intubasi
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Spo Sedasi Sedang
    Spo Sedasi Sedang
    Документ3 страницы
    Spo Sedasi Sedang
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • SK Penyimpanan Barang Milik Pasien
    SK Penyimpanan Barang Milik Pasien
    Документ5 страниц
    SK Penyimpanan Barang Milik Pasien
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет
  • Sop Mencuci Tangan
    Sop Mencuci Tangan
    Документ2 страницы
    Sop Mencuci Tangan
    Sutriana Jalal
    Оценок пока нет