Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Gambaran Pembangkitan Listrik di PLTP Kamojang

Gambar 2.2 Skema pembangkitan listrik di PT. Indonesia Power Kamojang


(Sumber: PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)

Dapat diperhatikan dari Gambar II.3 merupakan skema pembangkitan di PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang. Siklus yang digunakan pada PLTP Kamojang ini adalah Direct Steam
Plans. Dimana direct Steam Plans digunakan pada reservoir yang menghasilkan panas bumi
berupa uang kering dan membawa gas- gas yang tidak dapat dikondensasi (Non Condensable
Gas) dengan berbagai komposisi yang berbeda. kemudian Uap yang dipasok melalui 32 sumur
dari Pertamina kemudian dialirkan ke steam receiving header yang berfungsi untuk menjaga
pasokan uap agar selalu konstan dengan tekanan 6,5 bar dan aliran 400 ton/jam, dalam 4 pipa
yang inlet yang masuk ke receiving header, walaupun terjadi gangguan di sumur produksi.
Jika terdapat kelebihan aliran uap, maka kelebihan tersebut akan dibuang ke atmosfer melalui
vent valve/vent structure. Selanjutnya uap dialirkan ke separator dan demister untuk

8
memisahkan uap dari zat padat, silika, juga bulir-bulir air yang terbawa. Hal ini untuk
menjaga agar uap yang masuk ke turbin merupakan uap kering yang bersih dan menghindari
terjadinya vibrasi dan erosi serta pembentukan kerak pada sudu turbin akibat korosif.

Uap yang telah disaring tersebut kemudian dialirkan ke turbin dengan tekanan 6,5 bar
melalui Governor Valve. Didalam turbin dengan kapasitas 55 MW ini, terjadi konversi energi
panas menjadi energi mekanik, uap tersebut memutar sudu-sudu turbin yang dikopel dengan
generator. Dengan kecepatan putaran sebesar 3000 rpm menghasilkan listrik dengan arus 3
phasa, frekuensi 50 Hz, dan tegangan sebesar 11,8 kV. Kemudian tegangan 11,8 kV ini
dinaikkan dengan step up trafo hingga 150 kV dan selanjutnya dihubungkan secara parealel
dengan penyaluran Jawa-Bali. Agar turbin bekerja secara effisien, maka exhaust steam yang
keluar dari turbin harus dalam kondisi vakum 0.01 bar, dengan mengkondensasikan uap dalam
kondensor direct contact yang terpasang di bawah turbin.

Selanjutnya uap bekas dari turbin akan masuk ke kondensor. Dimana kondensor yang
digunakan adalah tipe direct contact, tipe ini dipakai karena lebih ekonomis. Di Kamojang,
system ekstraksi gas terdiri atas first stage steam jet ejector, second- stage jet ejector dan
liquid ring vacuum pump. Saat uap masuk ke kondensor maka terjadi proses kondensasi. uap
tersebut berubah fasa menjadi fasa cair. Oleh karena itu, kondensor harus dijaga kondisi
kevakumannya. Pada kondisi ini steam ejector berkerja untuk menghisap CNG (gas yang tidak
dapat terkondensasi) agar keluar dari kondensor dan disalurkan ke inter condenser. Kemudian,
uap dari inter condenser yang telah berubah fasa menjadi cair ini kembali lagi ke kondensor,
apabila masih terkandung NCG didalamnya maka akan dihisap kembali oleh second steam jet
ejector untuk disalurkan ke after condensor. Kemudian air tersebut masuk kembali ke
kondensor, apabila didalam air tersebut masih terdapat NCG maka akan dibuang langsung
melalui cooling tower ke udara bebas (atmosfer).

System pendinginan di PLTP Kamojang merupakan system pendinginan dengan


sirkulasi tertutup dari kondensasi uap, dimana apabila terjadi kelebihan kondensat maka akan
di reinjeksikan kembali ke dalam sumur reinjeksi. Bila berdasarkan prinsip penyerapan energi
panas, air yang disirkulasikan ialah dengan mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan
arah aliran yang tegak lurus, menggunakan 5 forced fan pada tiap unit pada masing- masing

9
cell cooling tower. Sekitar 70% uap yang terkondensasi terevakuasi akibat terjadinya
pengupan dalam cooling tower. Air hasil kondensasi di kondensor kemudian disalurkan
kedalam (Hot Water Basin) yang berada dibagian atas cooling tower. Bak tersebut dilengkapi
dengan nozzle untuk memancarkan air sehingga menjadi butiran-butiran halus dan
didinginkan dengan cara kontak langsung dengan udara pendingin. Kemudian dari proses
tersebut, air akan turun untuk seterusnya ditampung di Cold Water Basin

Sedangkan uap sisanya akan diinjeksikan kembali ke kondensor. Reinjeksi ini


dilakukan bertujuan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan (karena
pembuangan sisa NCG), menjaga tekanan, mengurangi ground subsidence dan recharge water
untuk reservoir. Kemudian aliran air dari reservoir akan disirkulasikan kembali ke primary
pump, masuk ke inter condensor dan ke after condensor untuk kembali lagi ke dalam
reservoir.

2.2 Komponen- Komponen Utama PLTP Kamojang

Adapun bagian- bagian utama ini saling berkesinambunganguna dalm pengoptimalan


daya pembangkitan di PLTP. Komponen- komponennya ialah:

2.2.1 Sumur Produksi

Sumur produksi ialah sumur uap sebagai pemasok utama energi fluida (dry
steam) yang akan disuplai ke PLTP melalui pipa- pipa beserta alat tambahan seperti
katup- katup. Contohnya seperti katup yang terdapat diatas kepala sumur, seperti :
master valve, vertical discharge valve, orifice, bleed valve, service valve, repture dice
dan cellar. Adapun pasokan uap yang digunakan untuk menghasilkan daya listrik
sebesar 140 MW membutuhkan uap sebnayak 1024.19 ton/jam. Untuk 25 sumur uap
mengahasilkan uap sebesar 1024.19 ton/jam dengan total uap produksinya 1453
ton/jam, yang diantaranya uap tersebut memasok uap ke Unit 1 dengan 30 MW sebesar
244.19 ton/jam, sedangkan untuk unit 2 dan 3 (2 x 55 MW) sebesar 780 ton/jam.

10
Gambar 2.3 Lapangan Sumur Produksi Kamojang Milik PT. Pertamina
(sumberhttp;//www.scribd.com/mobile/document/327658436/Laporan-MKI lengkap)

2.2.2 Pipe Line

Pipa ini berfungsi untuk mendistribusikan uap yang akan dipasok ke PLTP
Kamojang, pipa ini dilengkapi dengan isolasi yang tahan terhadap uap panas,
dengan diameter antara 600-1000 mm melalui 4 pipe line (PL-401, PL-402, PL-
403 dan PL-404) untuk memasok uap pada receiving header PLTP.

Gambar 2.4 Pipe line PL- 403 uap disuplai ke IP Kamojang

(sumber: http;//www.scribd.com/mobile/document/327658436/Laporan-MKI)

2.2.3 Steam Receiving Header

Alat ini berfungsi untuk menampung uap yang berasal dari sumur produksi
milik PT. Pertamina yang disuplai melalui 4 pipa. Steam Receiving Header ini
berbentuk tabung silinder dengan diameter 1.800 mm dan panjang 19.500 mm. alat
ini dilengkapi dengan system pengendalian tekanan, yaitu berupa katup pengatur
uap (main Insulation unit valve) untuk menjaga agar tekanan uap konstan pada
kondisi 6.5 bar.

11
Gambar 2.6 Steam Receiving Header
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2.2.4 Separator

Separator berfungsi untuk menyaring/memfilter uap dari partikel- partikel


padat maupun silica. Adapun jenis separator yang digunakan ialah jenis cyclone
yang meiliki effisiensi yang tinggi, diamana aliran uap inlet dari arah samping akan
berputar dan menimbulkan gaya sentrifugal.

Gambar2.1 Separator
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2.2.5 Demister (Mist Eliminator)

Setelah melewati separator, uap masih harus di-treatment di dalam


demister. Karena masih terdapat butir- butir air yang terbawa dari sumur panas
panas bumi. butir- butir tersebut dieliminasikan oleh demister, karena didalamnya
terdapat kisi kisi dengan material baja. sehingga uap yang sudah terfilter tersebut
saat masuk ke turbin sudah dikategorikan uap kering bersih. Demister dipasang
pada jalur utama uap setelah separator.

12
Gambar 2.8 Demister
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2.2.6 Turbin

Turbin dengan kapasitas masing-masing 55 MW untuk unit 2 dan 3 serta


30 MW untuk unit 1, dengan kecepatan 3000 rpm ini merupakan jenis turbin
“Single Cylinder Double Flow” bermerek Mitsubishi. Yang masing- masing terdiri
dari 5 tingkat. 2 tingkat pertam ialah turbin aksi dan 3 tingkat terakhir ialah turbin
reaksi. Yang jadi pembeda keduanya ialah ekspansi uap atau penurunan tekanan
pada sudu tetap untuk turbin aksi dan ekspansi uap dan penurunan tekanan pada
sudu tetap dan sudu geraknya untuk turbin reaksi.

Gambar 2.11 Turbin Mitsubushi


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2.2.7 Generator

Generator merupakan komponen yang berfungsi mengubah energi


mekanik menjadi energi listrik. Generator dikopel dengan turbin dengan putaran
3000 rpm, frekuensi 50 Hz, 2 kutub, 3 fasa. Energi listrik yang dihasilkan tiap unit
pada unit 2 dan 3 masing-masing 55 MW. Sistem penguatan yang digunakan

13
adalah rotating brushless tipe AC dengan rectifier, sedangkan tegangannya diatur
dengan menggunakan Automatic Voltage Regulator (AVR).

Gambar 2.12 Generator


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2.2.8 Transformator Utama (Main Transformer)

Trafo pada sistem transmisi dan distribusi berfungsi untuk menaikkan


tegangan agar meminimalisir kerugian (losses) disepanjang lintasan transmisi. Di
PT. Indonesia Power UPJP Kamojang, tegangan generator sebesar 11,8 kV
kemudian dinaikkan menjadi 150 kV oleh trafo step up. Trafo dengan kapasitas
70.000 kVA termasuk trafo dengan tipe ONAN yang berfungsi untuk menaikan
tegangan (step up) dan menurunkan tegangan (step down

Gambar 2.13 Main Trafo Unit III


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2.2.9 Switch Yard

Switch Yard merupakan sebuah lapangan yang terdiri dari beberapa


komponen- komponen penghubung dan pemutus aliran listrik yang berada
disekitar PLTP ataupun didaerah pendistribusiannya.

14
Gambar 2.14 Switch Yard/ Gardu Induk Unit III

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2.2.10 Kondensor

Kondensor merupakan suatu alat penukar panas, dimana perpindahan


panas terjadi dari temperatur tinggi ke temperatur rendah dan juga terjadi
perubahan dari fasa uap ke fasa cair. Kondensor mengkondensasikan uap bekas
dari turbin. Di PLTP ini kondensor yang digunakan ialah jenis “direct Contact
Condensor”. Dimana uap bersentuhan langsung dengan air sebagai media
kondensasi.

Gambar 2.15 Kondensor


(sumberhttp;//www.scribd.com/mobile/document/327658436/Laporan-MKI)

2.2.11 Gas Removal System/ system uap bantu

System ini merupakan system yang ada pada pembangkit listrik dengan
tenaga uap. System ini berfungsi untuk membuang NON- Condensable Gas pada
kondensor.yang termasuk keedalam system uap bantu. Denga system ini ialah
penyediaan uap untuk mengoperasikan alat penghampa gas (jet ejector) dan system
uap perapat ( galans steam system). Alat penghampa ini menghisap gas NCG
sebelum masuk ke kondensor. Sedangkan untuk uap perapat (gland steam system)

15
ialah suatu system uap perapat pada ujung- ujung poros turbin. Uap bantu ini
berasal dari saluran pipa utama, kemudian dialirkan pada system penghampa gas
dan system dari penghisap uap perapat udaranya.

Gambar II. Steam Jet Ejector

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

a) Sistem alat penghampa (Steam ejector system)

Uap panas bumi ini mengandung NCG (sekitar 1.5% per satuan beratnya),
fungsi ekjector ini untuk mengelurkan menghisap gas NCG yang berada didalam
kondensor untuk menjaga kevakuman kondensor, maka kandungan gas NCG ini
harus diminimalisir. Gas removing system yang digunakan di PLTP Kamojang
Unit 3 ini terdiri dari beberapa komponen, yakni:
 Steam jet ejector (tingkat pertama): memiliki kemampuan hisap mencapai
0.093 bar abs dan tekanan keluarnya sebesar 0.435 bar abs
 Steam jet ejector (tingkat kedua): memiliki kemampuan hisap mencapai
0.41 bar serta tekanan keluar sebesar 0.99 bar.
 Intercondensor
 Aftercondensor
b) Sistem Uap perapat (Gland steam system)

Gland steam system ini berfungsi untuk mengisolasi agar uap luar tidak
masuk kedalam turbin dan sebaliknya. Untuk menghindari adanya uap yang
masuk maka uap tersebut dihisap oleh penghisap uap preparat dan akan dibuang

16
ke flash tank kemudian akan disalurkan ke selokan. Gland steam ejector ini
menjaga adanya vakum pada saluran masuk pada ruang turbin (labyrinth) .

2.2.12 Main Cooling Water Pump (MCWP)

MCWP ini merupan pompa air yang bekerja dengan prinsip sentrifugal,
dengan kontruksi vertical yang dilengkapi dengan mangkok besar (can) sebagai
penampung air yang akan dihisap oleh pompa dan kemudian diatur oleh katup
pengatur ayang sebelumnya sudah disetting sesuai dengan bukaan air di
kondensor. Jenis pompa yang digunakan PLTP ialah type Vertical Barrier Stage
Double Suction Centrifugal Pump”. Pompa tersebut diputar yang telah dikople
dengan motor listrik .

Gambar 2.18 Main Cooling water Pump

(Sumber: dokumentasi pribadi)

2.2.13 Cooling Tower (Menara Pendingin)

Menara ini berfungsi untuk mendinginkan air hasil kondensasi agar dapat
digunakan kembali sebagai penyemprot pada kondensor.

Gambar 2.19 Cooling Tower


(Sumber: dokumentasi pribadi)

17
2.5 Sistem Ekstraksi Gas (Gas Removal System/GRS)

Sistem Ekstraksi gas di PLTP kamojang ini berfungsi untuk membuang gas yang tidak
dapat terkondensasi (NCG). Umumnya gas- gas yang tidak dapat terkondensasi dilepaskan
secara langsung ke atmosfer (udara lingkungan), namun pembuangan gas NCG ini sangat
berbahaya karena beracun dan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan serta mencemari
udara. Ketika system ekstraksi ini mengalami kegagalan, maka tekanan dalam kondensor akan
meningkat, hingga mengurangi tingkat kevakuman kondensor. Dan hal ini akan menurunkan
efektivitas serta kerja kondensor pada system pembangkitan di PLTP.

Sistem ekstraksi akan mengalami kegagalan apabila jumlah perbandingan gas yang
fluktuatif didalam uap utama yang diproduksi dari sumur produksi uap yang dipengaruhi oleh
besarnya gas didalam uap yang terdapat pada suatu lapangan panas bumi. gas Removal
System pada system ekstraksi mengguanakn system peralatan yang dibatasi oleh desain teknik
dan tidak akan mungkin apabila system ekstraksi ini mengalami kelebihan beban maksimal,
karena system ekstraksi ini akan mengimbanginya.

System yang dipakai PLTP Kamojang ini ialah system ekstraksi dua tingkat dengan
menggunakan beberapa komponen yaitu :

a) First Steam jet ejector


b) Second Steam jet Ejector
c) Inter Condensor
d) After Condensor

Gambar 2.20 Skema Gas Removal System dua tingkat pada PLTP Kamojang

(Sumber: Schutte & Koerting Tanpa Tahun “Steam Jet Ejectors”.USA)

18

Вам также может понравиться