Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DASAR TEORI
Dapat diperhatikan dari Gambar II.3 merupakan skema pembangkitan di PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang. Siklus yang digunakan pada PLTP Kamojang ini adalah Direct Steam
Plans. Dimana direct Steam Plans digunakan pada reservoir yang menghasilkan panas bumi
berupa uang kering dan membawa gas- gas yang tidak dapat dikondensasi (Non Condensable
Gas) dengan berbagai komposisi yang berbeda. kemudian Uap yang dipasok melalui 32 sumur
dari Pertamina kemudian dialirkan ke steam receiving header yang berfungsi untuk menjaga
pasokan uap agar selalu konstan dengan tekanan 6,5 bar dan aliran 400 ton/jam, dalam 4 pipa
yang inlet yang masuk ke receiving header, walaupun terjadi gangguan di sumur produksi.
Jika terdapat kelebihan aliran uap, maka kelebihan tersebut akan dibuang ke atmosfer melalui
vent valve/vent structure. Selanjutnya uap dialirkan ke separator dan demister untuk
8
memisahkan uap dari zat padat, silika, juga bulir-bulir air yang terbawa. Hal ini untuk
menjaga agar uap yang masuk ke turbin merupakan uap kering yang bersih dan menghindari
terjadinya vibrasi dan erosi serta pembentukan kerak pada sudu turbin akibat korosif.
Uap yang telah disaring tersebut kemudian dialirkan ke turbin dengan tekanan 6,5 bar
melalui Governor Valve. Didalam turbin dengan kapasitas 55 MW ini, terjadi konversi energi
panas menjadi energi mekanik, uap tersebut memutar sudu-sudu turbin yang dikopel dengan
generator. Dengan kecepatan putaran sebesar 3000 rpm menghasilkan listrik dengan arus 3
phasa, frekuensi 50 Hz, dan tegangan sebesar 11,8 kV. Kemudian tegangan 11,8 kV ini
dinaikkan dengan step up trafo hingga 150 kV dan selanjutnya dihubungkan secara parealel
dengan penyaluran Jawa-Bali. Agar turbin bekerja secara effisien, maka exhaust steam yang
keluar dari turbin harus dalam kondisi vakum 0.01 bar, dengan mengkondensasikan uap dalam
kondensor direct contact yang terpasang di bawah turbin.
Selanjutnya uap bekas dari turbin akan masuk ke kondensor. Dimana kondensor yang
digunakan adalah tipe direct contact, tipe ini dipakai karena lebih ekonomis. Di Kamojang,
system ekstraksi gas terdiri atas first stage steam jet ejector, second- stage jet ejector dan
liquid ring vacuum pump. Saat uap masuk ke kondensor maka terjadi proses kondensasi. uap
tersebut berubah fasa menjadi fasa cair. Oleh karena itu, kondensor harus dijaga kondisi
kevakumannya. Pada kondisi ini steam ejector berkerja untuk menghisap CNG (gas yang tidak
dapat terkondensasi) agar keluar dari kondensor dan disalurkan ke inter condenser. Kemudian,
uap dari inter condenser yang telah berubah fasa menjadi cair ini kembali lagi ke kondensor,
apabila masih terkandung NCG didalamnya maka akan dihisap kembali oleh second steam jet
ejector untuk disalurkan ke after condensor. Kemudian air tersebut masuk kembali ke
kondensor, apabila didalam air tersebut masih terdapat NCG maka akan dibuang langsung
melalui cooling tower ke udara bebas (atmosfer).
9
cell cooling tower. Sekitar 70% uap yang terkondensasi terevakuasi akibat terjadinya
pengupan dalam cooling tower. Air hasil kondensasi di kondensor kemudian disalurkan
kedalam (Hot Water Basin) yang berada dibagian atas cooling tower. Bak tersebut dilengkapi
dengan nozzle untuk memancarkan air sehingga menjadi butiran-butiran halus dan
didinginkan dengan cara kontak langsung dengan udara pendingin. Kemudian dari proses
tersebut, air akan turun untuk seterusnya ditampung di Cold Water Basin
Sumur produksi ialah sumur uap sebagai pemasok utama energi fluida (dry
steam) yang akan disuplai ke PLTP melalui pipa- pipa beserta alat tambahan seperti
katup- katup. Contohnya seperti katup yang terdapat diatas kepala sumur, seperti :
master valve, vertical discharge valve, orifice, bleed valve, service valve, repture dice
dan cellar. Adapun pasokan uap yang digunakan untuk menghasilkan daya listrik
sebesar 140 MW membutuhkan uap sebnayak 1024.19 ton/jam. Untuk 25 sumur uap
mengahasilkan uap sebesar 1024.19 ton/jam dengan total uap produksinya 1453
ton/jam, yang diantaranya uap tersebut memasok uap ke Unit 1 dengan 30 MW sebesar
244.19 ton/jam, sedangkan untuk unit 2 dan 3 (2 x 55 MW) sebesar 780 ton/jam.
10
Gambar 2.3 Lapangan Sumur Produksi Kamojang Milik PT. Pertamina
(sumberhttp;//www.scribd.com/mobile/document/327658436/Laporan-MKI lengkap)
Pipa ini berfungsi untuk mendistribusikan uap yang akan dipasok ke PLTP
Kamojang, pipa ini dilengkapi dengan isolasi yang tahan terhadap uap panas,
dengan diameter antara 600-1000 mm melalui 4 pipe line (PL-401, PL-402, PL-
403 dan PL-404) untuk memasok uap pada receiving header PLTP.
(sumber: http;//www.scribd.com/mobile/document/327658436/Laporan-MKI)
Alat ini berfungsi untuk menampung uap yang berasal dari sumur produksi
milik PT. Pertamina yang disuplai melalui 4 pipa. Steam Receiving Header ini
berbentuk tabung silinder dengan diameter 1.800 mm dan panjang 19.500 mm. alat
ini dilengkapi dengan system pengendalian tekanan, yaitu berupa katup pengatur
uap (main Insulation unit valve) untuk menjaga agar tekanan uap konstan pada
kondisi 6.5 bar.
11
Gambar 2.6 Steam Receiving Header
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
2.2.4 Separator
Gambar2.1 Separator
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
12
Gambar 2.8 Demister
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
2.2.6 Turbin
2.2.7 Generator
13
adalah rotating brushless tipe AC dengan rectifier, sedangkan tegangannya diatur
dengan menggunakan Automatic Voltage Regulator (AVR).
14
Gambar 2.14 Switch Yard/ Gardu Induk Unit III
2.2.10 Kondensor
System ini merupakan system yang ada pada pembangkit listrik dengan
tenaga uap. System ini berfungsi untuk membuang NON- Condensable Gas pada
kondensor.yang termasuk keedalam system uap bantu. Denga system ini ialah
penyediaan uap untuk mengoperasikan alat penghampa gas (jet ejector) dan system
uap perapat ( galans steam system). Alat penghampa ini menghisap gas NCG
sebelum masuk ke kondensor. Sedangkan untuk uap perapat (gland steam system)
15
ialah suatu system uap perapat pada ujung- ujung poros turbin. Uap bantu ini
berasal dari saluran pipa utama, kemudian dialirkan pada system penghampa gas
dan system dari penghisap uap perapat udaranya.
Uap panas bumi ini mengandung NCG (sekitar 1.5% per satuan beratnya),
fungsi ekjector ini untuk mengelurkan menghisap gas NCG yang berada didalam
kondensor untuk menjaga kevakuman kondensor, maka kandungan gas NCG ini
harus diminimalisir. Gas removing system yang digunakan di PLTP Kamojang
Unit 3 ini terdiri dari beberapa komponen, yakni:
Steam jet ejector (tingkat pertama): memiliki kemampuan hisap mencapai
0.093 bar abs dan tekanan keluarnya sebesar 0.435 bar abs
Steam jet ejector (tingkat kedua): memiliki kemampuan hisap mencapai
0.41 bar serta tekanan keluar sebesar 0.99 bar.
Intercondensor
Aftercondensor
b) Sistem Uap perapat (Gland steam system)
Gland steam system ini berfungsi untuk mengisolasi agar uap luar tidak
masuk kedalam turbin dan sebaliknya. Untuk menghindari adanya uap yang
masuk maka uap tersebut dihisap oleh penghisap uap preparat dan akan dibuang
16
ke flash tank kemudian akan disalurkan ke selokan. Gland steam ejector ini
menjaga adanya vakum pada saluran masuk pada ruang turbin (labyrinth) .
MCWP ini merupan pompa air yang bekerja dengan prinsip sentrifugal,
dengan kontruksi vertical yang dilengkapi dengan mangkok besar (can) sebagai
penampung air yang akan dihisap oleh pompa dan kemudian diatur oleh katup
pengatur ayang sebelumnya sudah disetting sesuai dengan bukaan air di
kondensor. Jenis pompa yang digunakan PLTP ialah type Vertical Barrier Stage
Double Suction Centrifugal Pump”. Pompa tersebut diputar yang telah dikople
dengan motor listrik .
Menara ini berfungsi untuk mendinginkan air hasil kondensasi agar dapat
digunakan kembali sebagai penyemprot pada kondensor.
17
2.5 Sistem Ekstraksi Gas (Gas Removal System/GRS)
Sistem Ekstraksi gas di PLTP kamojang ini berfungsi untuk membuang gas yang tidak
dapat terkondensasi (NCG). Umumnya gas- gas yang tidak dapat terkondensasi dilepaskan
secara langsung ke atmosfer (udara lingkungan), namun pembuangan gas NCG ini sangat
berbahaya karena beracun dan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan serta mencemari
udara. Ketika system ekstraksi ini mengalami kegagalan, maka tekanan dalam kondensor akan
meningkat, hingga mengurangi tingkat kevakuman kondensor. Dan hal ini akan menurunkan
efektivitas serta kerja kondensor pada system pembangkitan di PLTP.
Sistem ekstraksi akan mengalami kegagalan apabila jumlah perbandingan gas yang
fluktuatif didalam uap utama yang diproduksi dari sumur produksi uap yang dipengaruhi oleh
besarnya gas didalam uap yang terdapat pada suatu lapangan panas bumi. gas Removal
System pada system ekstraksi mengguanakn system peralatan yang dibatasi oleh desain teknik
dan tidak akan mungkin apabila system ekstraksi ini mengalami kelebihan beban maksimal,
karena system ekstraksi ini akan mengimbanginya.
System yang dipakai PLTP Kamojang ini ialah system ekstraksi dua tingkat dengan
menggunakan beberapa komponen yaitu :
Gambar 2.20 Skema Gas Removal System dua tingkat pada PLTP Kamojang
18