Вы находитесь на странице: 1из 2

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat sembilan nilai yang harus

diinternalisasikan agar terbentuk karakter manusia yang anti terhadap perilaku dan budaya
korupsi.

1. Sikap Jujur

Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak
curang (Sugono: 2008). Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Sikap jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan. Kadangkala sikap jujur ini dikalahkan oleh iman dan moral yang tidak
kuat. Seseorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi.
Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahannya, atau pihak yang lain yang
memberi kesempatan untuk melakukan tindakan korupsi.

Dalam mengembangkan sikap jujur ada beberap faktor yang berpengaruh, diantaranya faktor
agama; faktor keluarga; faktor lingkungan. Faktor agama, keyakinan kepada Tuhan dan iman
yang kuat untuk melakukan segala perintah-Nya mampu membuat tiap individu terus bersikap
baik. Seringkali individu dihadapkan pada suatu kondisi yang mendesak untuk berbuat curang,
salah satunya korupsi, dan menjadikan mereka berpikir tidak realistis. Namun, juka tiap
individu memiliki iman yang kuat maka tidak akan tergoda dengan hal-hal yang tidak baik.
Seseorang akan tetap berbuat jujur dan menjadikan kejujuran itu karakter diri. Faktor
keluarga, pengembangan pendidikan anti korupsi berbasis kejujuran sangatlah penting dimulai
dari lingkungan keluarga. Orang tua memegang peranan penting untuk mendidik anak sehingga
mereka mampu membiasakan untuk bersikap jujur. Faktor lingkungan, lingkungan yang
buruk akan merusak kebiasaan yang baik. Memilih rekan bergaul di lingkungan sekolah, kerja,
masyarakat sangatlah penting karena memiliki pengaruh besar dalam membentuk kepribadian
tiap individu.

Nilai kejujuran dalam kehidupan kampus yang diwarnai dengan budaya akademik sangatlah
diperlukan. Nilai kejujuran ibaratnya seperti mata uang yang berlaku dimana-mana termasuk
dalam kehidupan di kampus. Jika mahasiswa terbukti melakukan tindakan yang tidak jujur,
baik pada lingkup akademik maupun sosial, maka selamanya orang lain akan selalu merasa
ragu untuk mempercayai mahasiswa tersebut. Sebagai akibatnya mahasiswa akan selalu
mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini juga akan
menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang lain karena selalu merasa curiga terhadap
mahasiswa tersebut yang terlihat selalu berbuat curang atau tidak jujur. Selain itu jika seorang
mahasiswa pernah melakukan kecurangan ataupun kebohongan, akan sulit untuk dapat
memperoleh kembali kepercayaan dari mahasiswa lainnya. Sebaliknya jika terbukti bahwa
mahasiswa tersebut tidak pernah melakukan tindakan kecurangan maupun kebohongan maka
mahasiswa tersebut tidak akan mengalami kesulitan yang disebabkan tindakan tercela tersebut.
Prinsip kejujuran harus dapat dipegang teguh oleh setiap mahasiswa sejak masa-masa ini untuk
memupuk dan membentuk karakter mulia di dalam setiap pribadi mahasiswa. (Kemendikbud,
2011)

2. Mandiri

Sikap mandiri membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung
terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Jejaring
sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan untuk menunjang pekerjaaannya tetapi
tidak untuk mengalihkan tugasnya. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
Hal ini penting untuk masa depannya dimana mahasiswa tersebut harus mengatur
kehidupannya dan orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya sebab tidak mungkin
orang yang tidak dapat mandiri (mengatur dirinya sendiri) akan mampu mengatur hidup orang
lain. Dengan karakter kemandirian tersebut mahasiswa dituntut untuk mengerjakan semua
tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain (Supardi : 2004).

Kemendikbud. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :


Kemendikbud RI

Sugono, Dendy (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional

Supardi, Endang (2004), Kewirausahaan SMK: Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri,


Bandung: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.Pendidikan Nasional.

Вам также может понравиться