Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
14030184095
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari dan menganalisis gejala atau proses
alam dan sifat zat serta penerapannya (Wospakrik, 1994: 1). Pada umumnya, kebanyakan
siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari fisika. Hal tersebut disebabkan oleh adanya
pemikiran siswa yang menganggap bahwa pelajaran fisika itu rumit dan terlalu banyak
rumus yang harus dihafalkan. Sehingga mengakibatkan siswa sulit untuk mempelajari
fisika.
Berdasarkan data dari PUSPENDIK tahun 2014, rata-rata nilai Ujian Nasional
mata pelajaran fisika tingkat propinsi Jawa Timur sudah cukup baik yaitu dengan nilai 8,08.
Namun pada kenyataannya, keanyakan siswa masih menganggap mata pelajaran fisika itu
sulit. Salah satu factor yang menimbulkan anggapan tersebut yaitu penggunaan model
pemeblajaran yang kurang menarik sehingga siswa jenuh dan kurang aktif saat proses
belajar mengajar berlangsung. Secara umum model pembelajaran yang digunakan guru
adalah model pembelajaran langsung, dimana dalam model ini, pembelajaran bukan
berpusat pada siswa melainkan berpusat pada guru. Mengajar yang berpusat pada guru
cenderung menggunakan metode memberitahukan sebagai metode utama (Nasution, 2011:
44). Metode ini mendrong siswa untuk menghafal dan menggunakan daya ingatan untuk
menguasai bahan pelajaran. Sehingga secara umum fisika terkesan sebagai mata pelajaran
yang hamper secara keseluruhan menghafal rumus.
Sebagai solsinya guru harus mampu membuat siswa lebih aktif dalam
mempelajari fisika dan menciptakan situasi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menciptakan
situasi tersebut adalah model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) yaitu jenis
pembelajaran kooperatif dengan mengadakan turnamen akademik setelah siswa belajar
kelompok, siswa akan berkompetisi sebagai wakil dari kelompoknya dengan anggota dari
kelompok lain. Model pembelajaran TGT dipilih karena pembelajaran ini melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai
tutor sebaya, mengandung unsur permainan dan penguatan yang memungkinkan siswa
dapat belajar leboh rileks selain menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama,
persaingan sehat serta keterlibatan belajar. Model pembelajaran TGT juga mudah untuk
diterapkan dan dapat menjadi alternative untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang
variatif, membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran, seperti
rendahnya aktivitas proses belajar siswa, dan rendahnya hasil belajar siswa.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan rumusan masalah dalam
penelitian sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menerapkan
model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) berbantuan media
flash dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah pada
materi pokok fluida dinamis?
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) berbantuan media
flash pada materi pokok fluida dinamis?
C. Tujuan penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui:
1. Untuk mengkaji perbedaan hasil belajar siswa yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) berbantuan media flash
dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah pada
materi pokok fluida dinamis.
2. Untuk mengkaji aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournaments)
berbantuan media flash pada materi pokok fluida dinamis.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberi informasi penerapan pembelajaran kooperatif TGT
(Teams Games Tournaments) pada materi pokok fluida dinamis.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini dapat dilihat dari hal-hal berikut:
a. Manfaat bagi Inovasi Pembelajaran
Meningkatkan kualitas atau memperbaiki proses pembelajaran serta dapat
meningkatkan pendekatan, metode, dan gaya pembelajaran yang sebelumnya telah
dilakukan oleh guru khususnya pada materi pokok fluida dinamis.
b. Manfaat bagi Pengembangan Kurikulum di Tingkat Sekolah/ Kelas
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan salah satu masukan
penting dalam pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas. Dengan
melakukan penelitian tindakan kelas ini, guru akan memiliki pemahaman yang
lebih baik terhadap teori dan pemikiran yang melandasi reformasi kurikulum
karena ia mengalami secara empirik implementasi dari teori dan pemikiran yang
abstrak itu di dalam kelas.
c. Manfaat Bagi Pengembangan Profesi Guru
Penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam
proses pembelajaran. Melalui penelitian ini guru dituntut untuk memiliki
keterbukaan terhadap pengalaman dan proses pembelajaran yang baru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai bentuk
gejala untuk dapat memahami apa yang mengendalikan atau menentukan kelakukan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut maka belajar fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep dasar
fisika melalui pemahaman.
Pada dasarnya, fisika adalah ilmu dasar, seperti halnya kimia, biologi, astronomi, dan
geologi. Ilmu-ilmu dasar diperlukan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan terapan dan
teknik. Tanpa landasan ilmu dasar yang kuat, ilmu-ilmu terapan tidak dapat maju dengan pesat.
Teori fisika tidak hanya cukup dibaca, sebab teori fisika tidak sekedar hafalan saja akan
tetapi harus dibaca dan dipahami serta dipraktikkan, sehingga siswa mampu menjelaskan
permasalahan yang ada.
Pembelajaran Fisika adalah bagian dari pelajaran ilmu alam. Ilmu alam secara klasikal
dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) ilmu-ilmu fisik (physical sciences) yang objeknya zat,
energi, dan transformasi zat dan energi, (2) ilmu-ilmu biologi (biological sciences) yang
objeknya adalah makhluk hidup dan lingkungannya. (Kemble, 1966: 7)
Belajar merupakan upaya memperoleh pengetahuan dan pemahaman melalui
serangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai unsur yang ada. Siswa yang belajar sebenarnya
di dalam otak terdapat banyak konsep, terutama konsep awal tentang alam yang ada di
sekitarnya. Melalui proses pembelajaran yang sistematis, maka konsep awal tersebut akan
menghasilkan konsep yang benar dan tepat serta terarah.
Dalam belajar fisika, yang pertama dituntut adalah kemampuan untuk memahami
konsep, prinsip maupun hukum-hukum, kemudian diharapkan siswa mampu menyusun
kembali dalam bahasanya sendiri sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan
intelektualnya.
Belajar fisika yang dikembangkan adalah kemampuan berpikir analitis, induktif dan
deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. (Depdiknas, 2003: 1)
Selanjutnya secara garis besar pembelajaran Fisika seperti yang diungkapkan oleh Abu
Hamid(sulistyono,1998:12), adalah sebagai berikut:
1. Proses belajar Fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum
alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban yang dapat dipahami dan
diterima secara objektif, jujur dan rasional.
2. Pada hakikatnya mengajar Fisika merupakan suatu usaha untuk memilih strategi mendidik
dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan upaya untuk
menyediakan kondisi-kondisi dan situasi belajar Fisika yang kondusif, agar murid secara
fisik dan psikologis dapat melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip,
teori, dan hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pada hakikatnya hasil belajar Fisika merupakan kesadaran murid untuk memperoleh
konsep dan jaringan konsep Fisika melalui eksplorasi dan eksperimentasi, serta kesadaran
murid untuk menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam kehidupannya sehari-hari.
a. Pengertian TGT
Secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal: TGT menggunakan Turnamen
Akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para
siswa berlomba-lomba sebagai wakil tim meraka dengan anggota tim lain yang kinerja
akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan dengan STAD,
dengan menambahkan turnamen tertentu pada struktur STAD yang biasanya. (Robert E.
Slavin, 2010)
Dalam TGT peserta didik memainkan permainan-permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh skor
bagi tim mereka masing-masing. Penyusunan permainan dapat disusun dalam bentuk kuis berupa pertanyaan
yang berkaitan dengan materi pelajaran. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams-Games-
Tournament (TGT), atau pertandingan permainan tim dikembangkang secara asli oleh David De Vries dan
Keath Edward (1995). Pada Model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. (Trianto, 2010)
b. Komponen TGT
2) Kelompok (tim)
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik,
jenis kelamin, ras dan etnistas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-
benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan
kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar-kegiatan
atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan
bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada
yang membuat kesalahan.
3) Game
Gamenya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji
pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerjaa tim. Game tersebut
dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda.
Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang
siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada
kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban
masingmasing.
4) Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau
akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap
lembar-kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen, tiga siswa
berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang
seimbang ini, seperti halnya sistem skor kemajuan individual dalam STAD, memungkinkan para siswa dari
semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka
melakukan yang terbaik.
d. Aturan (skenario)
Dalam satu permainan terdiri dari: kelompok pembaca, kelompok penantang I, kelompok penantang II, dan
seterusnya sejumlah kelompok yang ada. Kelompok pembaca, bertugas: (1) ambil kartu bernomor dan cari
pertanyaan pada lembar permainan, (2) baca pertanyaan keraskeras, dan (3) beri jawaban.
Kelompok penantang kesatu bertugas: Menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda. Sedangkan
kelompok peantang kedua: (1) Menyetujui pembaca atau emberi jawaban yang berbeda,
dan (2) Cek lembar jawaban. Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran. (Trianto, 2010)
1) Bagi Guru
Sulitnya pengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini
akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali, teliti dalam menentukan pembagian
kelompok. Dan waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang
sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu
menguasai kelas secara menyeluruh.
2) Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa
yang lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang
mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa
yang lain.
Demikianlah Pemaparan tentang Pengertian Langkah-Langkah dan kelebihan serta kekurangan dari Model
Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) semoga bermanfaat
aktivitas belajar
Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin
berlangsung dengan baik. Pada proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta didik,
baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, mudah dan
benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif afektif maupun psikomotor (Nanang Hanafiah, 2010:23).
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu
harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak
berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100).
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010:24) menjelaskan bahwa aktivitas belajar dapat memberikan nilai
tambah (added value) bagi peserta didik, berupa hal-hal berikut ini:
1. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal
untuk belajar sejati.
2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak
terhadap pembentukan pribadi yang integral.
3. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.
4. Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik.
5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman dan
berfikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.
6. Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup,
sejalan dan serasi dengan kehidupan di masyarakat di sekitarnya.
hasil belajar
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia
memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan
bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata
yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani
di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh
seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan
kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada
tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh
strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar
siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah
keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah
yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah
prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar
dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang.
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap
guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun
untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang
berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses
belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila
tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
fluida dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam
mempelajari, fluida disini dianggap :
a. Tidak kompresibel artinya bahwa dengan adanya perubhana tekanan ,volume fluida tidak berubah.
b. Tidak memngalami gesekan, artinya bahwa pada saat fluida mengalir,gesekan antara fluida dengan
dinding tempat mengalir dapat diabaikan.
c. Aliran stasioner, artinya tiap partikel fluida mempunyai garis alir tertentu dan untuk luas penampang
yang sama mempunyai laju aliran yang sama.
Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang
konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak
turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.
Ada beberapa jenis aliran fluida. Lintasan yang ditempuh suatu fluida yang sedang bergerak
disebut garis alir. Berikut ini beberapa jenis aliran fluida.
a. Aliran lurus atau laminer yaitu aliran fluida mulus. Lapisan-lapisan yang bersebelahan meluncur satu
sama laindengan mulus. Pada aliran partikel fluida mengikuti lintasan yang mulus dan lintasan ini tidak
saling bersilangan. Aliran laminer dijumpai pada air yang dialirkan melalui pipa atau selang.
b. Aliran turbulen yaitu aliran yang ditandai dengan adamnya lingkaran-lingkaran tak menentu dan
menyerupai pusaran. Aliran turbulen sering dijumpai disungai-sungai dan selokan-selokan.
Dimana :
V = volume (m3)
Persamaan Kontinuitas
Persamaaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida dalam dari suatu
tempat ke tempat lain. Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di
sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
a. Persamaan Kontinuitas
Ujung slang ditekan yang berarti memperkecil penampang agar diperoleh laju aliran yang lebih besar.
Pada pembuluh darah yang mengalami penyempitan, laju aliran darah pada pembuluh yang menyempit
akan lebih besar daripada laju aliran pada pembuluh normal.
Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang dialami oleh
aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan volume, dan
energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :
Dimana :
h = ketinggian air
Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena memanfaatkan
hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena laju aliran di atas lebih
besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada tekanan pesawat di bawah.
Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di bawah di kali
dengan luas efektif pesawat.
Keterangan:
Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas selang botol
sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam
wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan menyembur keluar.
BAB III
METODE PENELITIAN
X Te
R
Tp
R
Keterangan:
R = kelompok yang masing-masing dipilih secara random
X = perlakuan dengan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tornament)
berbantuan Media Flash
Te = hasil Post Test kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
Tp = hasil Post Test kelas kontrol tanpa diberi perlakuan
( Sanjaya, 2013:104 )
E. PROSEDUR PENELITIAN
Langkah-langkah yang ditepuh dalam penelitian meliputi :
1. Menentukan daerah penelitian dengan teknik purposive sampling area
2. Menentukan populasi disertai pengambilan data sebagai dokumentasi
3. Menentukan sampel dengan cara :
a. Melakukan uji homogenitas untuk mengethaui kemampuan awal siswa yang
didasarkan pada nilai ulangan harian pokok bahasan fisika sebelumnya.
b. Memilih dua kelas diantara kelas yang homogen untuk dijadikan kelas kontrol
dan kelas eksperimen dengan teknik random sampling.
4. Melaksanakan proses pembelajaran, yaitu kelas eksperimen dengan menggunakan
Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) berbantua Media Flash dan
kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran yang biasa digunakan ole guru
bidang studi
5. Mengadakan observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk menilai
aspek afektif dan psikomotor sebagai indikator aktivitas belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
6. Setelah melakukan pembelajaran, memberikan post test pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol
7. Mengumpulkan data Post Test
8. Menganalisis data penelitian yang diperoleh
9. Melakuka wawancara pada siswa dan guru sebagai data pendukung dalam
pembahasan penelitian di kelas eksperimen dan kelas kontrol
10. Membuat pembahasan dari data yang diperoleh
11. Menyimpulkan data yang diperoleh
(Hasan, 2009:146)
Keterangan :
𝑋̅1 = Nilai hasil belajar (post test) fisika siswa kelas eksperimen
𝑋̅2 = Nilai hasil belajar (post test) fisika siswa kelas kontrol
∑ 𝑋̅12 = Jumlah kuadrat Nilai hasil belajar (post test) fisika siswa kelas
eksperimen
∑ 𝑋̅22 = Jumlah kuadrat Nilai hasil belajar (post test) fisika siswa kelas
kontrol
(∑ 𝑋̅1)2 = Jumlah nilai Nilai hasil belajar (post test) fisika siswa kelas
eksperimen
(∑ 𝑋̅2)2 = Jumlah nilai Nilai hasil belajar (post test) fisika siswa kelas
kontrol
n1 = Banyaknya sampel pada kelas eksperimen
n2 = Banyaknya sampel pada kelas kontrol
2. Aktivitas belajar
Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran TGT () berbantuan media flash digunakan
rumus presentase keaktifan siswa (Pa) :
∑𝑎
Pa =∑ 𝑚𝑎 𝑥 100%
Keterangan :
Pa = Presentase keaktifan siswa
∑𝑎 = Jumlah skor tiap indikator aktivitas yang diperoleh siswa
∑ 𝑚𝑎 = Jumlah skor maksimum tiap indikator aktivitas siswa
Aktif
60% ≤ Pa < 80%
Cukup aktif
40% ≤ Pa < 60%
Kurang aktif
20% ≤ Pa < 40%
(Masyhud, 2014:298)