Вы находитесь на странице: 1из 8

Nama : Muhammad Nur Chalim

NIM : 4101414101
1. KAJIAN TEORI
A. Pengertian belajar dan pembelajaran
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku seseorang yang mencakup
segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakannya. Belajar dapat terjadi dimana saja dan
kapan saja, salah satu pertana bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku yang disebabkan oleh perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap.
Pengertian atau tafsiran tentang belajar dan pembelajaran telah banyak dikemukakan
oleh para ahli. Menurut Rifa’i & Anni (2011: 82), belajar merupakan proses penting bagi
perubahan perilaku setiap orang dan belajar mencakup segala sesuatu yang diperkirakan
dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi
seseorang. Hudojo (1988: 1) berpendapat bahwa seseorang dikatakan belajar bila dapat
diasumsikan dalam diri orang itu suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan
tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut dapat diamati dan berlaku dalam waktu
yang relatif lama. Di dalam perubahan tingkah laku diperlukan usaha sehingga seseorang
dapat berubah dari kondisi yang tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu
melakukannya.
Belajar dan pembelajaran merupakan suatu hal yang berbeda. Belajar berkaitan
dengan suatu kegiatan sedangkan pembelajaran berkaitan dengan cara dalam belajar.
Suherman at al. (2003: 7), berpendapat bahwa pembelajaran merupakan upaya penataan
lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara
optimal. Briggs sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2011: 191) berpendapat bahwa
pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik
sedemikian rupa sehingga peserta didik tersebut memperoleh kemudahan. Sedangkan
Gagne (Rifa’i & Anni, 2011: 192), menyatakan bahwa pembelajaran merupakan
serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses
internal belajar. Pembelajaran secara internal peserta didik dapat terjadi apabila peserta
didik tersebut melakukan selfinstruction berdasarkan peristiwa eksternal yang berasal
dari guru. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa belajar
merupakan suatu kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang
berupa pemahaman, keterampilan, dan sikap yang disebabkan oleh pengalaman.
Sedangkan pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan agar seseorang dapat
memperoleh kemudahan dalam belajar.
Dalam penelitian ini, dengan melalui kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran strategi
KWL diharapkan peserta didik dapat memperoleh kemudahan dalam belajar untuk
memperoleh pemahaman terkait materi geometri.
B. Teori belajar
Teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat
teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen (Rifa’i & Anni, 2011: 190).
Seorang guru harus memahami teori-teori belajar agar memahami bagaimana proses
belajar sehingga dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk belajar. Adapun
beberapa teori belajar yang melandasi penelitian ini antara lain sebagai berikut.
1. Teori Belajar Konstruktivisme
Dalam teori belajar konstruktivisme, proses pembelajaran mengarahkan peserta
didik untuk membangun atau mengonstruk pengetahuannya sendiri (Rifa’i & Anni, 2011:
225). Jadi, di dalam pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme, pengetahuan tidak
didapatkan hanya dari informasi yang diberikan oleh guru, tetapi peserta didik juga aktif
dalam membangun pengetahuan dengan mengumpulkan informasi baru untuk dirinya
sendiri yang dapat diperoleh dari pengalaman. Menurut Rifa’i & Anni (2011: 233),
pendekatan konstruktifistik dalam pembelajaran menggunakan belajar kerja sama. Hal ini
karena peserta didik akan lebih mudah untuk membangun dan memahami pengetahuan
atau konsep yang sukar apabila mereka dapat membahas dan mendiskusikannya dalam
kerja sama kelompok. Cobb dalam Suherman at al. (2003: 76-77), mendefinisikan bahwa
belajar matematika merupakan proses dimana peserta didik secara aktif mengkonstruksi
pengetahuan matematika. Konstruktivisme telah memfokuskan secara ekslusif pada
proses dimana peserta didik secara individual aktif mengkonstruksi realitas matematika
mereka sendiri. Di dalam paradigma konstruktivisme, peran guru bukan memberikan
jawaban akhir dari pertanyaan yang diajukan peserta didik, melainkan mengarahkan
mereka untuk membentuk pengetahuan matematika sehingga diperoleh struktur
matematika. Guru dapat memberikan kemudahan dalam proses ini dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik menemukan atau menerapkan ide-ide mereka dan
mengajarkan peserta didik untuk sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka
sendiri untuk belajar. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa penerapan teori
konstruktivisme dalam pembelajaran matematika adalah peserta didik aktif dalam
membangun pengetahuannya sendiri berupa prinsip, konsep dan atau fakta matematika.
Sedangkan keterkaitan penelitian ini dengan teori konstruktivisme adalah peserta didik
secara aktif mambangun pengetahuannya sendiri melalui kegitan mengaitkan materi
dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, mengalami secara langsung proses
pembelajaran melalui kegiatan eksplorasi, menerapkan pengetahuan atau konsep yang
didapat pada permasalahan yang diberikan dengan bekerja sama, saling berbagi, saling
menanggapi, dan berkomunikasi, serta menggunakan pengetahuan dalam konteks
permasalahan atau situasi baru sehingga peserta didik dapat lebih memahami materi dan
mampu mengomunikasikan gagasannya secara matematis yang semuanya tercakup dalam
pembelajaran Stategi KWL
2. Teori Belajar Piaget
Piaget merupakan salah satu tokoh penting dalam pengembangan pembelajaran menurut
aliran kognitif. Piaget dalam Sugandi (2007: 36) mengemukakan tiga prinsip utama
dalam pembelajaran antara lain:
1) Belajar aktif
Proses pembelajaran merupakan proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari
dalam subjek belajar. Sehingga untuk membantu perkembangan kognitif anak perlu
diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak dapat belajar sendiri
misalnya melakukan percobaan, memanipulasi simbol-simbol, mengajukan
pertanyaan, dan membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.
2) Belajar lewat interaksi sosial
Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadi interaksi di
antara subjek belajar. Piaget percaya bahwa belajar bersama akan membantu
perkembangan kognitif anak. Dengan interaksi sosial, perkembangan kognitif anak
akan mengarah ke banyak pandangan, artinya khasanah kognitif anak 11 akan
diperkaya dengan macam-macam sudut pandangan dan alternatif tindakan.
3) Belajar lewat pengalaman sendiri
Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman
nyata dari pada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Jika hanya
menggunakan bahasa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak
cenderung mengarah ke verbalisme. Piaget dengan teori konstruktivisnya berpendapat
bahwa pengetahuan akan dibentuk oleh siswa apabila siswa dengan objek/orang dan
siswa selalu mencoba membentuk pengertian dari interaksi tersebut. Piaget
berpendapat bahwa perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan
pada pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Jika
hanya menggunakan bahasa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak
cenderung mengarah ke verbalisme. Piaget dengan teori konstruktivisnya berpendapat
bahwa pengetahuan akan dibentuk oleh siswa apabila siswa dengan objek/orang dan
siswa selalu mencoba membentuk pengertian dari interaksi tersebut (Rifai & Anni,
2011: 207). Dengan demikian penelitian ini memiliki keterkaitan dengan teori Piaget
yaitu belajar aktif melalui kemampuan siswa menemukan sendiri, belajar lewat
interaksi sosial melalui diskusi kelompok, dan pembelajaran dengan pengalaman
sendiri akan membentuk pembelajaran yang bermakna.
C. Efikasi Diri
Efikasi diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau self-
knowledge yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari. Hal ini
disebabkan efikasi yang dimiliki ikut mempengaruhi individu dalam menentukan
tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan termasuk di dalamnya
perkiraan berbagai kejadian yang akan dihadapi. Efikasi diri yakni keyakinan bahwa
seseorang bisa menguasai situasi dan mendapatkan hasil posiitf. Bandura mengatakan
bahwa efikasi diri berpengaruh besar terhadap perilaku.
Sementara itu, Baron dan Byrne mendefinisikan efikasi diri sebagai evaluasi
seseorang mengenai kemampuan dan kompetensi dirinya untuk melakukan tugas,
mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan belajar. Alwisol(2009:287) menyatakan
bahwa efikasi diri sebagai persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat
berfungsi dalam situasi tertentu, efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa
diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan.
D. Pembelajaran Strategi KWL
Strategi KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu
peran aktif siswa sebelum, saat dan sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka
memikirkan informasi baru yang diterimanya. Strategi ini bisa memperkuat kemampuan
siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil
belajar mereka sendiri.
Strategi KWL menuntut pembaca untuk melakukan kegiatan membaca secara kritis.
Oleh karena itu, hal pertama yang harus dilakukannya adalah mengingat dan menyiapkan
seluruh pengetahuan siap yang telah dimilikinya mengenai berbagai informasi.
Stategi ini dikembangkan oleh Ogle (Farida 2005:41) untuk membantu guru
menghidupkan latar belakang pengetahuan siswa dan minat siswa pada suatu topik.
Strategi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam memberikan
jalan tentang apa yang mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan
mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca.
Langkah pertama, what do I know (K), merupakan kegiatan sumbang saran
pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang topik. Kemudian membangkitkan
kategori informasi yang dialami dalam membaca ketika sumbang saran terjadi dalam
diskusi kelas. Sumbang saran pengetahuan bertujuan membantu siswa
mengomunikasikan gagasan mereka. Langkah awal yang dilakukan guru adalah
mengajukan pertanyaan seperti Apakah yang kamu ketahui tentang? Guru menuliskan
tanggapan siswa di papan tulis, kemudian dilanjutkan diskusi dengan pertanyaan
berikutnya, seperti Di manakah kamu mempelajari tentang itu? Atau Bagaimanakah
kamu mengetahuinya?
Pada tahap kedua, What I want to Learned (W), guru menuntun siswa menyebutkan
apa yang ingin mereka ketahui mengenai topik pembelajaran. Hal-hal yang ingin
diketahui siswa itu mungkin berkaitan dengan konsep/informasi yang: (1) tidak tersedia
dalam pengetahuan awalnya, (2) memerlukan pendalaman dan penguatan, (3) berbeda
atau bahkan bertentangan dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Dari minat,
rasa ingin tahu, dan ketidakjelasan, yang ditimbulkan selama langkah pertama, guru
memformulasikan kembali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa. Pertanyaan yang
sudah diformulasikan dituliskan guru di papan tulis. Kemudian guru berusaha
memancing pertanyaan-pertanyaan siswa dengan menunjuk ketidakkonsistenan,
pertentangan informasi dan khususnya menimbulkan gagasan-gagasan. Siswa didorong
menulis pertanyaan mereka sendiri atau memilih satu pertanyaan yang tersedia di papan
tulis.
Langkah ketiga, What I have Learned (L), terjadi setelah membaca. Kegiatan ini
merupakan tindak lanjut untuk menentukan, memperluas, dan menemukan seperangkat
tujuan membaca. Setelah itu, siswa mencatat informasi yang telah mereka pelajari,
mengidentifikasi sisa pertanyaan yang belum terjawab. Dalam kegiatan ini guru
membantu siswa mengembangkan perencanaan untuk menginvestigasi pertanyaan-
pertanyaan yang tersisa. Dengan cara ini, guru memberikan penekanan pada tujuan
membaca untuk memenuhi rasa ingin tahu pribadi siswa, tidak hanya sekadar yang
disajikan dalam teks. Kegiatan ini pun sekaligus dapat dijadikan tolak ukur untuk
mengukur hal apa saja yang dapat diperolehnya dari kegiatan membaca tersebut.
2. KAJIAN PUSTAKA
Penelitian oleh Tok(2013) yang berjudul “ Effects of the know want learn strategy
on students’ mathematics achievement, anxiety and metacognitive skills” menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan strategi KWL dapat meningkatkan prestasi siswa dan
kemampuan metakognisi siswa, akan tetapi penelitian tersebut menunjukkan
ketidakefektifan strategi KWL pada kecemasan matematika.
Tok(2013) menyarankan meneliti untuk menerapkan strategi KWL pada variabel
yang berbeda. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti penerapan strategi KWL
pada kemampuan komunikasi matematis siswa.
Keterkaitan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
ialah strategi yang digunakan dalam penelitian.
3. KERANGKA BERPIKIR
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang menjadi serangkaian perbuatan
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar tersirat adanya satu kesatuan yang
tak terpisahkan antara siswa dan guru yang mengajar. Keberhasilan pembelajaran
merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan. Tentunya
keberhasilan yang dimaksud adalah memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Hasil
belajar itu sendiri adalah perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas
belajar. Matematika memiliki peran dalam berbagai dimensi kehidupan dan seiring
dengan tuntutan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa menjadikan
matematika sebagai mata pelajaran yang menduduki posisi sangat penting. Akan tetapi,
siswa kesulitan dalam belajar matematika yang disebabkan oleh sifat objek matematika
yang abstrak dan membutuhkan penalaran yang tinggi dalam memahaminya. NCTM
merumuskan bahwa siswa harus mempelajari matematika melalui pemahaman dan aktif
membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dialami
sebelumnya. Untuk mewujudkannya dirumuskan lima tujuan umum pembelajaran
matematika, yaitu (1) belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication), (2)
belajar untuk bernalar (mathematical reasoning), (3) belajar memecahkan masalah
(mathematical problem solving), (4) belajar untuk mengaitkan ide (mathematical
connection), dan (5) pembentukan sifat positif terhadap matematika. Menyadari
pentingnya kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika, sudah
sepantasnya kemampuan tersebut perlu ditingkatkan. Agar kemampuan komunkasi
matematis meningkat, maka pembelajaran harus menjadi lingkungan dimana siswa dapat
terlibat secara aktif dalam banyak kegiatan matematis yang bermanfaat serta menjadikan
pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan. Namun, jika melihat pembelajaran
matematika yang berlangsung di sebagian besar sekolah selama ini belum menjadikan
pembelajaran matematika sebagai pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
Salah satu materi matematika yang memungkinkan untuk melihat kemampuan
komunikasi matematis peserta didik adalah materi geometri. Karena pada materi
geometri terdapat banyak benda-benda, definisi, simbol, dan gambar yang dapat
dijadikan ide atau gagasan yang dapat dikemukakan oleh peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut apabila pembelajaran strategi KWL diterapkan pada
materi geometri berjalan dengan baik, diharapkan mampu menanamkan pemahaman
konsep peserta didik secara mendalam sehingga kemampuan komunikasi matematisnya
akan lebih baik.
Dari kerangka berpikir tersebut, diduga bahwa pembelajaran strategi KWL efektif
terhadap peningkatan komunikasi matematis siswa pada materi geometri
4. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan deskripsi teoritis dan rumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran strategi KWL mencapai
ketuntasan belajar.
2.Kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran strategi KWL meningkat.
3.Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran strategi KWL
lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

Вам также может понравиться

  • PK UTBK 2023
    PK UTBK 2023
    Документ2 страницы
    PK UTBK 2023
    muhammad nur chalim
    100% (1)
  • Aplikasi Turunan
    Aplikasi Turunan
    Документ1 страница
    Aplikasi Turunan
    muhammad nur chalim
    Оценок пока нет
  • Silabus
    Silabus
    Документ5 страниц
    Silabus
    muhammad nur chalim
    Оценок пока нет
  • Penilaian Harian 4
    Penilaian Harian 4
    Документ1 страница
    Penilaian Harian 4
    muhammad nur chalim
    Оценок пока нет
  • Jurnal Kelompok 6
    Jurnal Kelompok 6
    Документ57 страниц
    Jurnal Kelompok 6
    muhammad nur chalim
    Оценок пока нет
  • LUAS PERMUKAAN
    LUAS PERMUKAAN
    Документ20 страниц
    LUAS PERMUKAAN
    muhammad nur chalim
    Оценок пока нет
  • Teo. Binomial
    Teo. Binomial
    Документ20 страниц
    Teo. Binomial
    muhammad nur chalim
    Оценок пока нет