Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan oleh kontak
fisika (dengan sumber panas), hasil dari tindakan medis, maupun perubahan kondisi
fisiologis. Ketika terjadi luka, tubuh secara alami melakukan proses penyembuhan luka
melalui kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi secara berkesinambungan. Proses
penyembuhan luka dibagi ke dalam lima tahap, meliputi tahap homeostasis, inflamasi,
migrasi, proliferasi, dan maturasi. Akhirnya, pada tahap proliferasi akan terjadi perbaikkan
jaringan yang luka oleh kolagen, dan pada tahap maturasi akan terjadi pematangan dan
penguatan jaringan. Penyembuhan luka juga dipengaruhi oleh faktor-faktor di dalam tubuh,
yaitu IL-6, FGF-1, FGF-2, kolagenase, H2O2, serta BM-MSCs. Perawatan luka dapat
dilakukan dengan menggunakan selulosa mikrobial, balutan luka, maupun modifikasi sistem
vakum. Terapi gen juga mulai dikembangkan untuk penyembuhan luka, diantaranya aFGF
cDNA, KGF DNA, serta rekombinan eritropoietin manusia. Pengembangan formula dari
sistem dan basis yang digunakan juga dilakukan untuk membantu proses penyembuhan luka.
Zat aktif dari bahan alam pun akhir-akhir ini gencar dikembangkan sebagai alternatif
pengobatan.
fisiologis (seperti diabetes melitus (DM) terhadap eksudat (darah tanpa sel dan
dan kanker), infeksi terus-menerus, dan platelet) dan pembentukan jaringan fibrin,
rendahnya tindakan pengobatan yang kemudian memproduksi agen pembekuan
diberikan.2 darah dan menyebabkan pendarahan
Penyembuhan Luka terhenti.6 Keratinosit dan fibroblas
Penyembuhan luka merupakan memiliki peran penting dalam proses
suatu proses yang kompleks karena adanya penyembuhan luka. Keratinosit akan
kegiatan bioseluler dan biokimia yang menstimulasi fibroblas untuk mensintesis
terjadi secara berkesinambungan. faktor pertumbuhan, lalu akan terjadi
Penggabungan respon vaskuler, aktivitas stimulasi proliferasi keratinosit.
seluler, dan terbentuknya senyawa kimia Selanjutnya, fibroblas mendapatkan
sebagai substansi mediator di daerah luka fenotipe miofibroblas di bawah kontrol
merupakan komponen yang saling terkait dari keratinosit. Hal ini dipengaruhi oleh
pada proses penyembuhan luka. Ketika keseimbangan antara proinflamator atau
terjadi luka, tubuh memiliki mekanisme pembentukan faktor pertumbuhan (TGF)-
untuk mengembalikan komponen- β-dominated.7
komponen jaringan yang rusak dengan Homeostasis memiliki peran
membentuk struktur baru dan fungsional.4 protektif yang membantu dalam
Proses penyembuhan luka tidak hanya penyembuhan luka. Pelepasan protein yang
terbatas pada proses regenerasi yang mengandung eksudat ke dalam luka
bersifat lokal, tetapi juga dipengaruhi oleh menyebabkan vasodilatasi dan pelepasan
faktor endogen, seperti umur, nutrisi, histamin maupun serotonin. Hal ini
imunologi, pemakaian obat-obatan, dan memungkinkan fagosit memasuki daerah
kondisi metabolik. Proses penyembuhan yang mengalami luka dan memakan sel-sel
luka dibagi ke dalam lima tahap, meliputi mati (jaringan yang mengalami nekrosis).5
tahap homeostasis, inflamasi, migrasi, Eksudat adalah cairan yang diproduksi dari
proliferasi, dan maturasi.5 luka kronik atau luka akut, serta
Pendarahan biasanya terjadi ketika merupakan komponen kunci dalam
kulit mengalami luka dan menyebabkan penyembuhan luka, mengaliri luka secara
bakteri maupun antigen keluar dari daerah berkesinambungan dan menjaga keadaan
yang mengalami luka. Pendarahan juga tetap lembab. Eksudat juga memberikan
mengaktifkan sistem homeostasis yang luka suatu nutrisi dan menyediakan kondisi
menginisiasi komponen eksudat, seperti untuk mitosis dari sel-sel epitel.4
faktor pembekuan darah. Fibrinogen di Pada tahap inflamasi akan terjadi
dalam eksudat memiliki mekanisme udema, ekimosis, kemerahan, dan nyeri.8
pembekuan darah dengan cara koagulasi Inflamasi terjadi karena adanya mediasi
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 253
oleh sitokin, kemokin, faktor pertumbuhan, proses regulasi terhadap infiltrasi leukosit,
dan efek terhadap reseptor. angiogenesis, dan akumulasi kolagen.
Selanjutnya adalah tahap migrasi, Angiogenesis memiliki faktor seperti FGF-
yang merupakan pergerakan sel epitel dan 1 dan FGF-2 ketika terjadi hipoksia
fibroblas pada daerah yang mengalami jaringan. FGF-2 bekerja dengan
cedera untuk menggantikan jaringan yang menstimulasi sel endotelial untuk
rusak atau hilang. Sel ini meregenerasi dari melepaskan aktivator plasminogen dan
tepi, dan secara cepat bertumbuh di daerah prokolagenase. Aktivator plasminogen
luka pada bagian yang telah tertutup darah akan mengubah plasminogen menjadi
beku bersamaan dengan pengerasan epitel.9 plasmin dan prokolagenase untuk
Tahap proliferasi terjadi secara mengaktifkan kolagenase, lalu akan terjadi
simultan dengan tahap migrasi dan digesti konstituen membran dasar.13
proliferasi sel basal, yang terjadi selama 2- Ekspresi kolagenase menghasilkan proses
3 hari. Tahap proliferasi terdiri dari perbaikkan jaringan pada matriks
neoangiogenesis, pembentukan jaringan ekstraselular dan juga memiliki peran
yang tergranulasi, dan epitelisasi penting dalam menginisiasi migrasi
kembali.10 Jaringan yang tergranulasi keratinosit dalam proses penyembuhan
terbentuk oleh pembuluh darah kapiler dan luka.14
limfatik ke dalam luka dan kolagen yang H2O2 juga dilaporkan memiliki
disintesis oleh fibroblas dan memberikan aktivitas yang baik dalam proses
kekuatan pada kulit. Sel epitel kemudian penyembuhan luka, melalui penelitian
mengeras dan memberikan waktu untuk yang dilakukan oleh Roy et al.15 Dalam
kolagen memperbaiki jaringan yang luka. konsentrasi yang rendah, H2O2
Proliferasi dari fibroblas dan sintesis memfasilitasi terjadinya angiogenesis luka
kolagen berlangsung selama dua minggu. secara in vivo. H2O2 menginduksi
Tahap maturasi berkembang dengan fosforilasi FAK dalam jaringan yang luka
pembentukkan jaringan penghubung secara in vivo dan di dalam lapisan dermal
selular dan penguatan epitel baru yang mikrovaskuler sel endotelial. H2O2
ditentukan oleh besarnya luka. Jaringan menginduksi daerah fosforilasi spesifik
granular selular berubah menjadi massa (Tyr-925 dan Tyr-861) dari FAK. Daerah
aselular dalam waktu beberapa bulan lain yang sensitif terhadap H2O2 adalah
sampai 2 tahun.11 daerah autofosforilasi Tyr-397. Faktor
Dari penelitian yang dilakukan oleh parakrin dari stem sel mesenkimal juga
Lin et al.12 terhadap tikus putih, IL-6 berpengaruh terhadap makrofag dan sel
berperan dalam proses penyembuhan luka. endotelial, terutama dalam meningkatkan
IL-6 memiliki peran penting di dalam proses pemulihan luka. Bone marrow
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 254
derived mesenchymal stem cells (BM- lainnya dengan balutan madu untuk pasien
MSCs) berperan dalam proses pemulihan trauma dengan luka terbuka, dimana pasien
luka yang dilepaskan dari jaringan dermal tidak merasakan nyeri dibandingkan
fibroblas. BM-MSCs menghasilkan sitokin dengan penggunaan balutan normal salin-
dan kemokin yang berbeda, termasuk povidon iodin.19 Selain itu dapat juga
VEGF-α, IGF-1, EGF, faktor pertumbuhan dilakukan modifikasi sistem vakum dalam
keratinosit, angiopoietin-1, faktor turunan perawatan luka. Pemberian tekanan negatif
stromal-1, makrofag inflamator protein-1 α dapat meningkatkan pengeluaran cairan
dan β, serta eritropoietin. BM-MSCs dalam dari luka, sehingga dapat mengurangi
medium yang telah dikondisikan, secara populasi bakteri dan udema, serta
signifikan dapat meningkatkan migrasi dari meningkatkan aliran darah dan
makrofag, keratinosit, dan sel endotelial, pembentukkan jaringan yang tergranulasi.
serta proliferasi dari keratinosit dan sel Melalui metode ini, kondisi pasien dapat
endotelial, dibandingkan terhadap fibroblas ditingkatkan karena memberikan rasa
dalam medium yang telah dikondisikan. nyaman yang lebih baik sebelum prosedur
Jadi melalui penelitian yang telah operasi.20
dilakukan, faktor yang dihasilkan oleh Terapi Gen
BM-MSCs dari makrofag dan sel Pengembangan dalam dunia
endotelial ke dalam luka, meningkatkan farmasi telah mengarah pada proses terapi
proses penyembuhan luka.16 gen untuk proses penyembuhan luka.
Perawatan Luka Transfeksi dengan aFGF cDNA dapat
Perawatan luka dapat dilakukan meningkatkan penyembuhan luka.
dengan menggunakan terapi pengobatan. Percobaan dilakukan terhadap tikus putih
Salah satunya adalah menggunakan dengan gangguan pemulihan luka diabetes
selulosa mikrobial yang dapat digunakan yang diinduksi dengan aFGF dan plasmid
untuk luka maupun ulser kronik. Selulosa yang mengkode aFGF. Transfer gen aFGF
mikrobial dapat membantu proses menghasilkan ekspresi gen dan
penyembuhan, melindungi luka dari cedera peningkatan fungsional dalam
lebih lanjut, dan mempercepat proses penyembuhan luka.21 Pemulihan luka juga
penyembuhan.17 Selulosa mikrobial yang dapat dilakukan dengan transfeksi
diperoleh dari bakteri Acetobacter xylinum elektroporatif dengan KGF-1 DNA. KGF
menunjukkan potensi yang baik dalam merupakan faktor pertumbuhan keratinosit
sistem penyembuhan luka. Kekuatan yang menginduksi proliferasi dan
mekanik yang tinggi dan sifat fisik yang diferensiasi sel epitelial. KGF dihantarkan
luar biasa dihasilkan dari struktur nano ke dalam luka melalui injeksi DNA
membran.18 Metode perawatan luka telanjang dengan elektroporasi. Injeksi
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2 255