Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract
Japanese government in 2014 launched a national security strategy document (NSS)
and the outline of defense program in 2014 (NDPG 2014). In the document the
Japanese government introduced a new concept in policy-making of Japan's defense
and security , namely the concept of proactive contribution to peace. This research
used descriptive qualitative method to investigate the transformation of Japan's
defense policy after the cold war and the application of the concept of proactive
contribution to peace by the government of Prime Minister Shinzo Abe. Data were
collected by library research to obtain secondary data which were then analyzed
descriptively. The results showed that what the government of Prime Minister Shinzo
Abe did in applying the concept of proactive contribution to peace was to increase
the independence of Japan in determining its position in the global world. The
principle requires Japan to be more active in taking parts in establishing peace in
the regional and international level.
Keywords: Japan, national security strategy, national defense program guidelines 2014,
proactive contribution to peace
dirasa tidak lagi relevan sebagai pedoman Menteri Shinzo Abe. Perdana Menteri Shinzo
kebijakan pertahanan Jepang pada pasca Abe yang menggantikan Junichiro Koizumi,
Perang Dingin Dalam hal ini, pemerintah selalu menyerukan peningkatan peran Jepang
Jepang akhirnya menghasilkan pedoman dalam sektor keamanan regional maupun global
kebijakan pertahanan baru yang disebut dengan (Rikki & Tow, 2012:34).
Garis Besar Program Pertahanan Nasional Jepang kembali merumuskan NDPG
1996 (NDPG 1996) pada tahun 1995 (MOD, pada akhir tahun 2010 untuk
2006) yang menyediakan pedoman yang jelas diimplementasikan pada tahun 2011 (MOD,
dan terstruktur tentang doktrin pertahanan 2010). Dalam NDPG tahun 2011 tersebut
Jepang terdapat perubahan dan peningkatan
Pada tahun 2004, pemerintah Jepang penggunaan kekuatan yang terdapat dalam
kembali merumuskan NDPG tersebut, upaya NDPG tersebut. Salah satunya ialah perubahan
ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan konsep dalam pertahanan Jepang. Pada masa
pasukan JSDF, menghadapi ancaman sebelumnya melalui konsep dasar pertahanan
Terrorisme, senjata pemusnah massal (MOD, (Basic Defense Force Concept) menitik
2006), ancaman rudal balistik dan mempererat beratkan pada pembangunan kekuatan
kerjasama aliansi Jepang-Amerika Serikat. pertahanan dan lebih pasif dalam menciptakan
NDPG tersebut dibentuk ketika tahun 2004 daya tangkal melalui Japan Self Defense Force
dan dijalankan pada tahun 2005. NDPG dan pada NDPG tahun 2011, konsep dasar
tersebut ditetapkan sebagai pedoman kebijakan tersebut berubah menjadi Dynamic Defense
pertahanan baru Jepang dalam membangun Force yang memaksa Japan Self Defense
kekuatan pertahanan (MOD, 2004). Dalam Force melakukan tindakan yang lebih aktif
kebijakan tersebut Jepang akhirnya yaitu dengan menjalankan serangkaian operasi
meningkatkan kerjasama yang lebih intensif militer secara rutin dengan kegiatan-kegiatan
dengan Amerika Serikat terkait keamanan seperti operasi intelijen dalam kondisi normal
kawasan Pasifik. Kebijakan selanjutnya ialah sekalipun (MOD, 2010).
merubah status JDA menjadi Kementerian Perubahan-perubahan yang dilakukan
Pertahanan pada tahun 2007 (Faiola, 2006). pemerintah Jepang terhadap pertahanannya
Perubahan tersebut otomatis membuat tidak berhenti pada revisi NDPG pada tahun
departemen pertahanan Jepang mempunyai 2011 dan perubahan status JDA. Pemerintah
kekuatan penuh dalam menentukan anggaran Jepang juga meningkatkan anggaran
dan kebijakan untuk urusan keamanan dan pertahanan untuk pertama kalinya setelah 11
pertahanan. Aktor yang sangat berperan dalam tahun pada tahun 2013 (Reynolds, 2013).
merealisasikan kebijakan tersebut ialah Perdana Ketegangan di kawasan Laut Cina Timur dan
tidak mentaati semangat sebagai negara yang disuarakan oleh Perdana Menteri Jepang
selalu mengedepankan terciptanya perdamaian Shinzo Abe yang ingin membawa Jepang
(pacifism state). Oleh karena itu tulisan ini menjadi negara pasifis yang proaktif. Jika
memfokuskan pembahasan terhadap bentuk menjadi pasifisme yang lebih proaktif maka
implikasi penerapan konsep proactive pacifism Jepang akan lebih leluasa dalam memilih
terhadap kebijakan pertahanan Jepang tahun berbagai opsi terutama terkait keamanan
2014. kawasan Asia Timur. Konsep Pasifisme
Kerangka Pemikiran Proaktif tersebut ditegaskan oleh pemerintahan
Tulisan ini mengaplikasikan kerangka Shinzo Abe dengan nama proactive
konseptual Proaktif Pasifisme. Konsep contribution to peace dalam perumusan NSS
pasifisme dalam perkembangannya dan NDPG 2014. Definisi proactive
memunculkan beberapa bentuk baru, salah contribution to peace Jepang menurut NDPG
satunya pasifisme kondisional (Contingent 2014 ialah:
Pacifism). Larry May professor hukum dan Proaktif berkontribusi untuk
perdamaian dunia berdasarkan
filsafat dari Universitas Vanderbilt berasumsi
prinsip kerjasama Internasional.
bahwa contingent pacifism tidak selalu Lebih lanjutnya hal ini
memerlukan tatanan pertahanan
menolak segala perang yang terjadi,
yang komprehensif untuk
dikarenakan berdasarkan dari pengalaman memperkuat sistem yang mampu
mencegah dan merespon berbagai
bahwa situasi dunia bisa berubah pada suatu
macam ancaman. Bentuk
masa ke masa yang susah untuk diantisipasi implementasinya antara lain
dalam memperkuat aliansi
(May,2015;246). Hal tersebut yang membuat
Jepang-Amerika Serikat,
contingent pacifism tidak mengharamkan menyuarakan kerjasama
keamanan dengan negara lain dan
perang meskipun konsep pasifisme masih
membangun kapabilitas
menjadi konsep yang mereka anut. Sejalan pertahanan yang terintegrasi dan
efektif berdasarkan kebijakan
dengan May, Martin Ceadel professor ilmu
pertahanan nasional yang berada
politik dari Universitas Oxford memiliki asumsi dibawah konsitusi dan tidak
menjadi kekuatan militer yang
pada contingent pacifism sebagai bentuk
dapat memunculkan ancaman
pasifisme yang masih menerima fakta bahwa kepada negara lain (NDPG 2014).
kebijakan untuk berperang yang dilakukan
Dalam konsep ini Jepang ingin lebih
suatu negara bisa jadi merupakan salah satu
aktif berkerja sama dengan negara lain untuk
cara dalam usaha menciptakan perdamaian
berkontribusi dalam keamanan internasional
(Caedel, 1980;95). Dalam dunia politik
dan tidak hanya bereaksi untuk mencegah
internasional, pandangan pasifisme kontingen
ini menyerupai pandangan pasifisme yang
terjadinya peristiwa – peristiwa yang telah kemanusiaan dan program rekonstruksi pasca
terjadi dengan Jepang di masa lalu. bencana alam. Namun kebijakan – kebijakan
Metode Penelitian tersebut dirasa belum cukup untuk memberikan
Pada karya ilmiah ini, digunakan teknik efek besar dalam usaha menciptakan
penelitian studi pustaka (Literature Research). perdamaian dunia. Oleh karena itu konsep
Pengumpulan data yang digunakan lebih proactive contribution to peace didaulat
difokuskan pada informasi yang berasal dari sebagai konsep baru dalam setiap perumusan
buku, dokumen, jurnal dan surat kabar baik kebijakan pertahanan dan keamanan Jepang.
cetak maupun elektronik. Data yang diperoleh Dalam kebijakan pertahanannya, Jepang
berupa data sekunder. Dalam upaya berusaha meningkatkan kekuatan militer
menganalisis digunakan menggunakan teknik sebagai upaya pencegahan (deterrence) untuk
analisis deskriptif-kualitatif, data kualitatif mempertahankan diri dari berbagai acaman dan
bersifat menggambarkan, menjelaskan dan juga bertujuan untuk meningkatkan kontribusi
memaparkan suatu fenomena secara riil dan Jepang dalam meningkatkan kontribusinya
apa adanya. dalam menjaga perdamaian dunia. Pada bulan
Hasil Penelitian dan Pembahasan Juli tahun 2014, Jepang merevisi pasal 9 dalam
Hasil penelitian yang dilakukan konstitusinya yang pada akhirnya
menunjukkan bahwa terdapat semangat baru memperbolehkan Jepang untuk membantu
dalam pemerintah Jepang dalam mereformasi negara sekutunya jika mendapat serangan dari
doktrin dan strategi pertahanannya pasca negara lain.
Perang Dingin. Kebijakan pertahanan Karena perubahan pasal tersebut,
keamanan dan luar negeri yang semakin asertif Jepang menjadi pemain yang pasif dalam
mewarnai perjalanan Jepang pasca Perang bidang militer. Sektor militer menjadi
Dingin. sepenuhnya dikendalikan Amerika Serikat.Saat
Menurut asumsi Badan Strategi ini kekuatan militer Jepang berpusat pada
Keamanan Jepang (National Security Strategy, pasukan tentara bela diri Jepang (Japan Self
NSS) meningkatnya tantangan – tantangan Defence Force, JSDF) yang ditempatkan di
keamanan dalam kawasan Asia Pasifik pulau-pulau di sekitar Jepang dan tidak
membutuhkan kebijakan internasional yang diizinkan untuk beroperasi di luar negeri.
membutuhkan koordinasi antar negara (NSS, Perubahan konstelasi politik dan keamanan
2013). Meskipun pada kegiatan kegiatan pasca Perang Dingin di kawasan Pasifik
Jepang pada sebelumnya telah melibatkannya menimbulkan situasi baru yang bisa
untuk aktif menciptakan perdamaian dunia, mengancam keamanan Jepang dan bahkan juga
seperti dalam forum – forum PBB, bantuan mengancam Amerika Serikat juga. Ancaman–
memunculkan prinsip-prinsip baru yaitu dalam pertahanan tersebut bertujuan untuk agar
memakai kekuatannya harus memenuhi 3 Jepang dan Amerika Serikat membangun
kondisi yaitu: kerjasama keamanan yang seimbang antara
1. Ketika suatu kekuatan bersenjata kedua belah pihak, mengurangi ketergantungan
mengancam Jepang atau mengancam Jepang dengan Amerika Serikat di bidang
negara lain yang memiliki kedekatan keamanan, penggunaan militer Jepang untuk
dengan Jepang dan juga mengancam ambil bagian dalam penyelesaian konflik -
keselamatan rakyat-rakyat Jepang. konflik internasional dan mendukung
2. Ketika tidak ada pilihan lagi untuk perubahan konstitusional yang sejalan dengan
menghadapi ancaman teritorial dan tujuan untuk meningkatkan pengaruh militer
demi menjamin keselamatan rakyatnya. Jepang di dunia Internasional. Agenda-agenda
3. Menggunakan kekuatan militer secara kebijakan pertahanan tersebut salah satunya
minimum (MOD,2014) . ialah amandemen pasal 9 dalam konstitusi
Studi – studi sebelumnya mengungkapkan Jepang pada tahun 2014.
ada beberapa alasan yang melatar belakangi Sejak berakhirnya Perang Dingin,
pemerintahan Jepang era Perdana Menteri sektor diplomatik dan pertahanan nasional
Shinzo Abe dalam merevisi pasal 9 dalam Jepang telah mengupayakan transformasi
konstitusi Jepang. Tulisan ini memiliki asumsi konsep dari pasif pasifisme pasca Perang
tersendiri dalam menjelaskan tentang alasan- Dunia II menjadi lebih proaktif. Hal ini bukan
alasan yang melatar belakangi pemerintahan berarti membuang jauh - jauh konsep
Jepang dalam merevisi pasal 9 dalam konstitusi Pasifisme pasca Perang Dunia II, namun
Jepang. Tulisan ini menggunakan faktor konsep upaya - upaya untuk mempertahankan konsep
proactive contribution to peace yang telah tersebut dan sementara untuk memperbaiki
diformulasikan dalam National Security kekurangannya maka Jepang memutuskan
Strategy dan NDPG tahun 2014 sebagai faktor untuk meningkatkan kekuatan nasional untuk
utama yang melatar belakangi penafsiran ulang menghadapi perubahan pada lingkungan
pada pasal 9 konsititusi Jepang. internasional terutama sejak berakhirnya
Dalam periode kedua pemerintahan Perang Dingin. Pasca Perang Dingin, terutama
Perdana Menteri Shinzo Abe bertujuan untuk ketika periode pertama Perdana Menteri
melanjutkan agenda kebijakan - kebijakan Shinzo Abe, kebijakan-kebijakan pertahanan
pertahananan yang belum selesai dilahirkan dan luar negeri Jepang menjadi lebih proaktif
ketika periode pertama Shinzo Abe menjabat dan asertif.
sebagai Perdana Menteri pada tahun 2006 Usaha-usaha proaktif tersebut terlihat
hingga 2007. Agenda-agenda kebijakan ketika Jepang berusaha menjadi anggota tetap
Dewan Keamanan PBB dan peningkatan tersebut dipaparkan dalam NDPG tahun 2014.
fungsi militer secara operasional dan Dalam salah satu pidatonya pada tahun 2014,
institusional dengan meluncurkan teknologi Shinzo Abe menjelaskan bahwa segala sesuatu
sistem anti rudal balistik dan perubahan status perubahan yang terdapat pada pasal 9
Japan Defense Agency menjadi Kementerian bertujuan agar Jepang dapat lebih bekerja sama
Pertahanan Jepang pada tahun 2007. Status dengan negara lain agar dapat memberikan
Japan Defense Agency pada sebelumnya tidak kontribusi yang lebih besar lagi terhadap
memiliki kekuatan yang penuh dalam stabilitas internasional. Konsep proactive
pengambilan kebijakan jika dibandingkan contribution to peace berdasarkan asumsi
dengan kementerian – kementerian yang lain Kenichi Ito sebagai Presiden forum hubungan
(Pekkannen & Kallender, 2008:4). Perubahan internasional Jepang terhadap konsep doktrin
tersebut otomatis membuat Kementerian Yoshida yang dipopulerkan oleh mantan
Pertahanan Jepang mempunyai wewenang Perdana Menteri Jepang Yoshida Shigeru pada
penuh dalam menentukan anggaran dan tahun 1946. Kenichi Ito berasumsi bahwa
mengajukan rancangan undang- undang konsep pasifisme pasif dalam doktrin Yoshida
terkait bidang keamanan dan pertahanan. telah mengurangi pengaruh kebijakan
Kementerian Pertahanan Jepang juga memiliki keamanan dan pertahanan Jepang untuk
wewenang yang lebih luas dibanding dengan menghormati fungsi penggunaan kekuatan
Japan Defense Agency karena dapat militer dan juga doktrin tersebut menghambat
menentukan kebijakan keamanan dan tranformasi kebijakan – kebijakan Jepang pada
pertahanan Jepang. Kebijakan tersebut adalah dunia internasional. Kenichi Ito percaya bahwa
bagian dalam membawa Jepang dari negara sudah sepantasnya Jepang harus menjelaskan
menjungjung tinggi perdamaian (peace state) strategi politik luar negerinya yang dibutuhkan
menjadi negara yang lebih berkontribusi dalam untuk mencapai kepentingan nasional
politik internasional (international state). (Ito,2007).
Kebijakan luar negeri dan pertahanan Jepang Kebijakan luar negeri Jepang banyak
didasarkan pada keyakinan bahwa bukti dipengaruhi oleh konsep Pasifisme dari
kontribusi kepada dunia internasional tidak Perdana Menteri Yoshida Shigeru pada tahun
hanya pada sektor ekonomi tetapi juga dalam 1948 hingga 1954. Doktrin ini dikenal sebagai
sektor keamanan. Doktrin Yoshida yang menekankan
Konsep proactive contribution to ketergantugan keamanan dengan Amerika
peace ditekankan pada periode kedua Serikat dan mengedepankan gaya diplomatik
pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe. non konfrontasional. Pada tahun 1977, Perdana
Hal ini terlihat ketika pada tahun 2013, konsep Menteri Jepang Fukuda Takeo mempopulerkan
Doktrin Fukuda dalam kebijakan - kebijakan Hal ini menegaskan Amerika Serikat
luar negeri Jepang. Doktrin tersebut bertujuan gagal dalam mengimplementasikan posisi
untuk membangun kerjasama yang sangat erat negaranya sebagai Polisi Dunia. Oleh karena itu
antara Jepang dengan negara - negara Asia sejak era Presiden Barrack Obama, Amerika
Tenggara (Lam, 2013; 15). Doktrin Fukuda Serikat lebih menunjukkan perubahan poros
tersebut berisikan tiga prinsip yaitu Jepang kebijakan luar negeri dan pertahanan yang
tidak akan memberikan ancaman secara awalnya selalu ditujukan untuk kawasan Timur
militeristik kepada negara - negara Asia Tengah berubah haluan untuk ditujukan
Tenggara, Jepang akan mengedepankan terhadap kawasan Asia Timur. Dalam hal ini
hubungan dari hati ke hati terhadap negara - jelas yang ditujukan ialah untuk membendung
negara Asia Tenggara, dan Jepang akan pengaruh Cina yang semakin besar di kawasan
mengembangkan segala bentuk kerjasama yang Pasifik dan sementara itu Cina justru semakin
terjalin dengan negara- negara Asia Tenggara meningkatkan kontrol atas pengawasan laut
(Haddad,1980). Cina selatan dan laut Cina timur (Nye &
Selama era perang dingin, setelah Armitage, 2012). Tatanan politik internasional
terjadi beberapa gejolak pada dunia, pada yang berubah menjadi semakin rumit seperti
akhirnya menghasilkan kemenangan bagi sudah dijelaskan sebelumnya, maka Jepang
negara – negara barat dengan ideologi sebagai salah satu sekutu terkuat Amerika
demokrasinya. Pasca perang dingin, dunia telah Serikat di kawasan Asia Timur diharapkan
mengalami perubahan dalam konteks politik melakukan perubahan peran demi dapat
internasional yang awalnya berpola bipolar beradaptasi dan berkontribusi pada tatanan
menjadi unipolar dan justru menjadi multipolar politik internasional yang baru. Perubahan
seperti sekarang. Dunia yang multipolar peran yang dimaksud ialah Jepang diharapkan
menciptakan dunia dalam kekacauan yang sulit menjadi lebih aktif dalam mempromosikan
terdeteksi dimana letak persaingan kekuatan – perdamaian dan stabilitas bagi kawasan dan
kekuatan terbesar antar negara. Invasi Amerika dunia. Dengan kata lain, Jepang diharapkan
Serikat terhadap Afghanistan dan Irak dalam melakukan perubahan prinsip terutama dalam
rangka program War on Terror menciptakan konsep pasifisme. Perubahan yang diharapkan
kekacauan besar di kawasan Timur Tengah. sejalan dengan peningkatan aktifitas Jepang
Hingga sekarang masih belum menunjukkan dalam mempromosikan perdamaian dan
tanda – tanda berakhirnya kekacauan tersebut stabilitas kawasan dan dunia tidak lain ialah
dan yang terjadi justru kekacauan tersebut menerapkan konsep proactive contribution to
menjalar ke beberapa negara Timur Tengah peace.
lainnya seperti Mesir dan Suriah.
Perdana Menteri Shinzo Abe juga kawasan Asia Timur melakukan perubahan
mengesampingkan kemungkinan untuk peran demi dapat beradaptasi dan berkontribusi
membentuk operasi militer Jepang seperti pada tatanan politik internasional yang baru.
ketika operasi militer Amerika Serikat di Irak Perubahan peran yang dimaksud ialah Jepang
pada tahun 2003. Namun Shinzo Abe juga menjadi lebih aktif dalam mempromosikan
menegaskan bahwa keamanan di sekitar perdamaian dan stabilitas bagi kawasan dan
kawasan Asia Timur yang semakin susah dunia.
diprediksi yang juga menjadi justifikasi untuk Daftar Pustaka
melakukan penafsiran ulang pasal 9 tetap tidak Buku
akan merubah status Jepang sebagai negara Gordon, Andrew. 2003. In The Modern
pasifis (Yomiuri Shimbun, 2014). Shinzo Abe History of Japan: From Tokugawa
juga berasumsi bahwa tetap berusaha Times to the Present. New York:
menjunjung hak untuk pembelaan diri secara Oxford University Press.
kolektif yang sejalan dengan kepentingan Hughes, Christoper W. 1999. Japan’s
Amerika Serikat di sekitar kawasan pasifik, Economic Powers and Security: Japan
sehingga dapat mengurangi kemungkinan and North Korea. London: Sheffield
Jepang untuk terlibat dalam perang (Abe, Centre for Japanese Studies/Routledge
2014. b). Series.
Kesimpulan Rikki, Kirsten,& Tow, William T. (Eds). 2012.
Perubahan dalam lingkungan keamanan Bilateral Perspectives on Regional
Jepang setelah Perang Dingin mendorong Security Australia, Japan and the Asia-
Jepang untuk mengubah secara fundamental Pacific Region. London: Palgrave and
dan struktural dalam strategi dan doktrin Macmillan.
pertahanannya yang sampai berakhirnya Perang May, Larry. 2015. Contingent Pacisifism.
Dingin hanya bergantung terhadap kerjasama Cambridge: Cambridge University Press
pertahanan dengan Amerika Serikat. Oleh Nish, Ian. 2002. Japanese Foreign Policy In
karena itu dengan kembali munculnya The Interward period. London: Praeger
instablitas keamanan di kawasan Asia Timur Publisher.
memaksa Jepang untuk merombak ulang Pekkanen, Saadia M. & Kallender, Umezu.
strategi dan doktrin fundamental dalam 2008 . In Defense of Japan: From
kebijakan- kebijakan pertahanannya. Dengan market to the millitary in space policy.
tatanan politik internasional yang berubah California. Stanford University Press.
menjadi semakin rumit, maka Jepang sebagai Lam Peng Er. 2013. Japan,s Relations with
salah satu sekutu terkuat Amerika Serikat di Southeast Asia: The Fukuda Doctrine
/dp01.html [15 Oktober 2015]. Yomiuri Shimbun.2014. “New Defense Era for
Ministry of Defense (MOD). 2014. Chapter II. Japan: Collective Right OK’d in