Вы находитесь на странице: 1из 12

UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Aisyah Putri A.

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK No. MHS : F 121 14 004
GEOLOGI
Acara 2 : Pola Aliran Sungai dan Praktek : Geomorfologi
Tipe Genetik Sungai

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah:
1. Agar praktikan dapat menentukan pola aliran sungai
2. Agar praktikan dapat menentukan tipe genetic sungai
3. Agar praktikan dapat menentukan orde sungai

1.2 Alat dan Bahan:


a. Alat :
1. Peta RBI lembar Parigi
2. Peta Geologi lembar Palu
3. Mistar 30 cm
4. Drawing Pen 0,1
5. Pensil Mekanik
6. Literature atau penuntun praktikum

b. Bahan :
1. Kalkir A3
2. Pensil Warna
3. Selotip

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)


Daerah aliran sungai merupakan istilah yang merujuk pada suatu kawasan dimana
air hujan, salju dan gletser mengalir menuju penampungan air seperti kali, sungai, danau,
dan rawa-rawa. Penampungan air tersebut tersebut pada akhirnya akan menyalurkan air
ke tempat yang lebih rendah hingga mencapai laut. Daerah aliran sungai bisa berupa
kawasan kecil atau kawasan besar hingga mencapai areal ribuan kilometer persegi.
Dalam bahasa Inggris disebut watersheds.
Daerah aliran sungai yang besar bisa mencakup bukit, lembah bahkan gunung-
gunung dan terdiri dari gabungan daerah yang kecil-kecil. Wilayahnya bisa mencakup
desa maupun kota-kota besar. Kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang
menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke sungai
yang akhirnya bermuara ke danau atau laut.
Dalam ekosistem daerah aliran sungai terjadi interaksi antara unsur-unsur mahluk
hidup dan unsur fisik seperti interaksi antara vegetasi, tanah, air dan manusia. Interaksi
tersebut menentukan erosi dan sedimentasi yang mempengaruhi aliran air.
Perkembangan daerah aliran sungai sangat tergantung pada laju erosi dan sedimentasi.
Untuk mengendalikannya perlu pengelolaan yang melibatkan faktor-faktor tersebut.
Pentingnya pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) jelas berkaitan dengan
penyediaan air bersih, mengamankan sumber air dari pencemaran, mencegah banjir dan
kekeringan, mencegah erosi, serta mempertahankan dan mening katkan kesuburan tanah.
Masalah Daerah Aliran Sungai (DAS)

 Banjir

 Produktivitas tanah menurun

 Pengendapan lumpur pada waduk

 Saluran irigasi

 Proyek tenaga air

 Penggunaan tanah yang tidak tepat (perladangan berpindah, pertanian lahan


kering dan konservasi yang tidak tepat)

Pembagian Daerah Aliran Sungai berdasarkan fungsi Hulu, Tengah dan Hilir yaitu:

1. Bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk


mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara
lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air,
kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.

2. Bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola
untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang
antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan
menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana
pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau.

3. Bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk
dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang
diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air,
ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta
pengelolaan air limbah.

Macam-macam DAS. DAS dibedakan menjadi dua, yakni:

1. DAS gemuk: DAS jenis ini memiliki daya tampung yang besar, adapun sungai
yang memiliki DAS seperti ini cenderung mengalami luapan air yang besar
apabila terjadinya hujan di daerah hulu.

2. DAS kurus: DAS jenis ini bentuknya sempit, sehingga daya tampungnya pun
kecil. Manakala hujan turun di daerah hulu, tidak terjadi luapan air yang tidak
terlalu hebat.

Bentuk DAS ada tiga jenis, yaitu:

1. Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki debit banjir sekuensial
dan berurutan. Memerlukan waktu yang lebih pendek untuk mencapai
mainstream. Memiliki topografi yang lebih curam daripada bentuk lainnya.

2. Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit banjir yang terakumulasi
dari berbagai arah sungai dan memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk
bulu ayam untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang relatif landai
daripada bulu ayam.

3. Bentuk parallel / Kombinasi: DAS bentuk kombinasi memiliki debit banjir yang
terakumulasi dari berbagai arah sungai di bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu
sekuensial dan berurutan.

Bentuk dan corak

Para ahli hidrologi membedakan daerah aliran sungai berdasarkan pola alirannya.
Pola aliran tersebut dipengaruhi oleh geomorfologi, topografi, dan bentuk wilayah.
Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1977), coraknya terdiri dari corak bulu burung,
corak radial, dan corak pararel.

 Corak bulu burung, disebut bulu burung karena bentuk aliran anak sungainya
menyerupai ruas-ruas tulang dari bulu burung. Anak-anak sungai langsung
mengalir ke sungai utama. Corak seperti ini resiko banjirnya relatif kecil karena
air dari anak sungai tiba di sungai utama pada waktu yang berbeda-beda.

 Corak radial, atau disebut juga menyebar. Anak sungai menyebar dan bertemu
di titik-titik tertentu. Wilayahnya berbentuk kipas atau lingkaran. Memiliki
resiko banjir yang cukup besar di titik-titik pertemuan anak sungai.

 Corak pararel, memiliki dua jalur sub daerah aliran sungai yang sejajar dan
bergabung di bagian hilir. Memiliki resiko banjir yang cukup besar di titik hilir
aliran sungai.
(a) Corak bulu burung, (b) Corak radial atau menyebar, (c) Corak pararel

2.2 Pola Aliran Sungai


Pola aliran sungai dapat dirtikan sebagai suatu pola dari sebuah organisasi atau
korelasi keruangan antara lembah-lembah yang dialiri sungai dan juga yang tidak dialiri
sungai atau rawa kering, sedangkan menurut Pola pengaliran ( A.D. Howard, 1966)
adalah kumpulan jalur-jalur pengaliran hingga bagian terkecilnya yang mengalami
pelapukan atau tidak ditempati oleh sungai secara permananen.
Pola aliran sungai ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain lereng atau
kemiringan, struktur, kekerasan bebatuan, sejarah geologi, sejarah diastrofisme,
topografi, litologi bebatuan dasar serta gemorfologi. Oleh karena faktor tersebut, maka
pola aliran sungai juga bermanfaat digunakan dalam menginterpretasi kenampakan
batuan, geomorfologis dan juga struktur geologi.

Macam-macam Pola Aliran Sungai

Pada dasarnya, ada 7 jenis pola aliran sungai. Pembagian ini didasarkan pada pola yang
dibentuk sungai tersebut. Adapun jenis-jenis yang dimaksud sebagai berikut:

1. Pola Aliran Dendritik


Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai
struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi
batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai
yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas
batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang
halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk
tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per
satuan luas. Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat
berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten
cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem
pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk
pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan
yang resisten akan membentuk tekstur kasar.

2. Pola Aliran Radial


Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi.
Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan
laccolith. Pada bentang alam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan
kombinasi dari pola radial dan annular.

3. Pola Aliran Rectangular


Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya
mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan
sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi
sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar
membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti
sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan.
Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat
tempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk
sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur
geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular
dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.

4. Pola Aliran Trellis


Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar
yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai
yang mengalir lurus di sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari
lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya
membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis
adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur
geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluran-
saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus
dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan.

5. Pola Aliran Sentripetal


Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola radial, di
mana aliran sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi). Pola
aliran sentripetal merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan
barat laut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir ke suatu cekungan, di
mana pada musim basah cekungan menjadi danau dan mengering ketika musin
kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau mengering.

6. Pola Aliran Annular


Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola
aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith.

7. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)


Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang
curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran
sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang
sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng
dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadangkala
mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan
dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi
antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.

3.3 Tipe Genetik Sungai


Tipe genetik sungai/ jenis sungai berdasarkan genesanya
1. Sungai Konsekuen
Sungai yang alirannya mengikuti kemiringan perlapisan secara umum.
Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang dan mengalir searah lereng
topografi aslinya. Sungai konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli
dan struktur lapisan batuan yang ada di bawahnya. Selama tidak dipakai sebagai
pedoman, bahwa asal dari pembentukan sungai konsekuen adalah didasarkan atas
lereng topografinya bukan pada kemiringan lapisan batuannya.
2. Sungai Subsekuen
Sungai yang alirannya mengalir sepanjang strike lapisan. Sungai Subsekuen
adalah sungai yang berkembang di sepanjang suatu garis atau zona yang resisten.
sungai ini umumnya dijumpai mengalir di sepanjang jurus perlapisan batuan yang
resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir.
3. Sungai Obsekuen
Sungai Obsekuen didefinisikan sungai obsekuen sebagai sungai yang mengalir
berlawanan arah terhadap arah kemiringan lapisan dan berlawanan terhadap sungai
konsekuen. Definisi ini juga mengatakan bahwa sungai konsekuen mengalir searah
dengan arah lapisan batuan.
4. Sungai Resekuen
Sungai yg alirannya searah dengan sungai konsekuen tapi mencurahkan airnya ke
sungai subsekuen. Lobeck (1939) mendefinisikan sungai resekuen sebagai sungai yang
mengalir searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama seperti tipe sungai
konsekuen. Perbedaanya adalah sungai resekuen berkembang belakangan.
5. Sungai Insekuen
Tidak jelas pengendaliannya, tidak mengikuti struktur batuan dan kemiringan
batuan.
Berdasarkan Kandungan Air Pada Tubuh Sungai
1. Sungai Normal/ Permanen/ Perenial
Suplai air terus mengalir secara kontinue.
2. Sungai Periodis/ Intermittent
Volume air besar pada musim hujan dan volume air kecil pada musim kemarau.
3. Sungai Episodis/ Ephemeral
Mengalir pada musim hujan saja, pada musim kemarau airnya kering.
Klasifikasi Sungai Berdasarkan Gerak Tektonik
1. Sungai Patahan
Arah alirannya (lembahnya) mengikuti arah patahan/ sesar.
2. Sungai Antecedent
Sungai yang pertumbuhannya lebih tua dari lembahnya. OR sungai yang mengalir
tetap pada pola alirannya meskipun selama itu terjadi perubahan-perubahan
struktur.
3. Sungai Epigenetik
Sungai yang pertumbuhannya lebih muda dari lembahnya.

BAB III
METODOLOGI

3.1 Langkah Kerja


Adapun langkah kerja adalah sebagai berikut :
1. Tentukan pada peta RBI yang akan di gambar pola aliran sungainya sebanyak 7×7
grid.
2. Tempelkan kalkir di atas peta RBI yang akan di gambar sungainya menggunakan
selotip kemudian gambar aliran sungainya dengan drawing pen biru
3. Setelah pola aliran sungai tergambar tentukan ordo dari aliran sungai
4. Tentukan pola aliran sungai yang di gambar
5. Tentukan tipe genetik sungai yang digambarkan
Catatan Asisten : Paraf Asisten

Tanggal :
TUGAS PENDAHULUAN

ACARA 3

SAYATAN / PENAMPANG GEOMORFOLOGI


DIBUAT OLEH :

NAMA : MEYDINA A

NIM : F 121 14 034

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2016

Вам также может понравиться

  • Wawancara Daerah Watusampu
    Wawancara Daerah Watusampu
    Документ2 страницы
    Wawancara Daerah Watusampu
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Sampul
    Sampul
    Документ1 страница
    Sampul
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Impor Lab Kebumian
    Impor Lab Kebumian
    Документ10 страниц
    Impor Lab Kebumian
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • KEPEMIMPINAN
    KEPEMIMPINAN
    Документ28 страниц
    KEPEMIMPINAN
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Pemimpin Pada Hakekatnya Adalah Seseorang Yang Mempunyai Kemampuan Untuk Mempengaruhi Perilaku Orang Lain Di Dalam Kerjanya Dengan Menggunakan Kekuasaan
    Pemimpin Pada Hakekatnya Adalah Seseorang Yang Mempunyai Kemampuan Untuk Mempengaruhi Perilaku Orang Lain Di Dalam Kerjanya Dengan Menggunakan Kekuasaan
    Документ3 страницы
    Pemimpin Pada Hakekatnya Adalah Seseorang Yang Mempunyai Kemampuan Untuk Mempengaruhi Perilaku Orang Lain Di Dalam Kerjanya Dengan Menggunakan Kekuasaan
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Bab Iv Fix
    Bab Iv Fix
    Документ1 страница
    Bab Iv Fix
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Surat Kuasa
    Surat Kuasa
    Документ1 страница
    Surat Kuasa
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Sigi
    Sigi
    Документ2 страницы
    Sigi
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Makalah Siklus Bisnis
    Makalah Siklus Bisnis
    Документ13 страниц
    Makalah Siklus Bisnis
    Alessa Kiera
    Оценок пока нет
  • Ammaaa BAB I - III POBOYA
    Ammaaa BAB I - III POBOYA
    Документ51 страница
    Ammaaa BAB I - III POBOYA
    aisyah abrianti
    100% (1)
  • 1178 1920 1 SM
    1178 1920 1 SM
    Документ9 страниц
    1178 1920 1 SM
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Buku Tamu
    Buku Tamu
    Документ2 страницы
    Buku Tamu
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Pasir
    Pasir
    Документ1 страница
    Pasir
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Pasir
    Pasir
    Документ1 страница
    Pasir
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Sabakkk
    Sabakkk
    Документ3 страницы
    Sabakkk
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Startigrafi
    Startigrafi
    Документ12 страниц
    Startigrafi
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Deskripsi Petrografi
    Deskripsi Petrografi
    Документ15 страниц
    Deskripsi Petrografi
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Granodiorit Ini
    Granodiorit Ini
    Документ3 страницы
    Granodiorit Ini
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Granodiorit Format Baru
    Granodiorit Format Baru
    Документ4 страницы
    Granodiorit Format Baru
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Granodiorit Format Baru
    Granodiorit Format Baru
    Документ4 страницы
    Granodiorit Format Baru
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Kata Penganta1
    Kata Penganta1
    Документ2 страницы
    Kata Penganta1
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Rika Laporan Stratigrafi Daerah Lasitae
    Rika Laporan Stratigrafi Daerah Lasitae
    Документ12 страниц
    Rika Laporan Stratigrafi Daerah Lasitae
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Penjelasan Daerah Lasitae
    Penjelasan Daerah Lasitae
    Документ10 страниц
    Penjelasan Daerah Lasitae
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Selat Makassar Utara Yang Terletak Di Bagian Tenggara Tepi Paparan Sunda Antara Pulau
    Selat Makassar Utara Yang Terletak Di Bagian Tenggara Tepi Paparan Sunda Antara Pulau
    Документ1 страница
    Selat Makassar Utara Yang Terletak Di Bagian Tenggara Tepi Paparan Sunda Antara Pulau
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Format Minop1
    Format Minop1
    Документ5 страниц
    Format Minop1
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Bab 0
    Bab 0
    Документ8 страниц
    Bab 0
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Book 1
    Book 1
    Документ2 страницы
    Book 1
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Acara 2rika
    Acara 2rika
    Документ5 страниц
    Acara 2rika
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • SNI Peta Geomorfologi
    SNI Peta Geomorfologi
    Документ11 страниц
    SNI Peta Geomorfologi
    Ivan Taslim
    0% (3)
  • Bab 1 Prinsip Dasar PDF
    Bab 1 Prinsip Dasar PDF
    Документ8 страниц
    Bab 1 Prinsip Dasar PDF
    Harly Hamad
    Оценок пока нет