Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Oleh
Fauzi Achmad Zaky
NIM 15510004
Adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan
sebelumnya baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya maupun orang
lain, baik di ITB maupun institusi pendidikan lainnya.
Bandung,26
Bandung, September
September2014
2014
Penulis Penulis
Pembimbing
Mengetahui:
TUGAS AKHIR
Diberikan kepada :
Nama : Fauzi Achmad Zaky
NIM : 15510004
Koordinator, Pembimbing,
Stabilitas fondasi adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam
pembuatan anjungan lepas pantai. Fondasi yang stabil dibutuhkan agar kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas aman dilakukan. Kini dunia internasional
memiliki satu acuan bersama dalam melakukan analisis stabilitas fondasi, yaitu ISO
19901-4. Studi kasus ini bertujuan untuk melakukan analisis stabilitas fondasi pada
Dalam studi kasus ini, analisis yang dilakukan menggunakan data yang telah ada
sebelumnya. Data tersebut diolah untuk mendapatkan nilai beban yang diterima
fondasi dan nilai parameter tanah. Setelah itu, nilai kekuatan tanah dihitung sesuai
prosedur ISO 19901-4. Tanah yang menopang fondasi juga dimodelkan dengan
Nilai yang didapat dari kedua metode diatas kemudian dibandingkan dan
dicocokkan dengan nilai beban pada fondasi. Kesimpulan dari studi kasus ini
adalah bahwa struktur fondasi yang dianalisis telah memenuhi kriteria stabilitas
Kata Kunci : stabilitas fondasi dangkal, ISO 19901-4, metode elemen hingga
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 iii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur hanya patut dihaturkan kepada Allah SWT, Tuhan Semesta
Alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada teladan umat
manusia, Rasulullah Muhammad SAW. Alhamdulillah, berkat rahmat, izin, dan
pertolonganNya, penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan.
Adapun Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk dapat lulus tahap
pendidikan Strata 1 (S1) dan memperoleh gelar sarjana di Program Studi Teknik
Kelautan Institut Teknologi Bandung.
Laporan Tugas Akhir ini berjudul “Analisis Stabilitas Fondasi Dangkal Dengan
Menggunakan Prosedur ISO 19901-4”. Di dalam laporan ini dijelaskan tentang
perhitungan stabilitas fondasi dangkal anjungan lepas pantai menggunakan dua
metode : prosedur ISO 19901-4 dan metode elemen hingga dengan bantuan
perangkat lunak PLAXIS. Hasil yang didapat kemudian dianalisis apakah memenuhi
kriteria kestabilan fondasi atau tidak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat berbahagia apabila terdapat
saran dan kritik yang disampaikan kepada penulis. Penulis berharap Laporan Tugas
Akhir ini dapat memberikan manfaat khususnya kepada penulis pribadi dan
umumnya kepada semua yang membaca laporan ini.
Penulis
ABSTRAK.............................................................................................................................................iii
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 xvi
BAB 4 PERHITUNGAN STABILITAS FONDASI MENGGUNAKAN METODE
ELEMEN HINGGA ........................................................................................................................ 4-1
DAFTAR PUSTAKA
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kontribusi sektor ESDM dalam penerimaan nasional ............................ 1-2
Gambar 1.2 Anjungan lepas pantai jenis Jacket Steel Platform .................................. 1-3
Gambar 2.6 Bagaimana alat refraksi dasar laut bekerja ................................................. 2-8
Gambar 2.8 Geometri dari baling-baling (vane) pada VST ......................................... 2-13
Gambar 2.9 Tampak samping dari alat Presuremeter Test (PMT) ............................ 2-15
Gambar 2.17 Perbandingan D dan B pada struktur fondasi dangkal ..................... 2-37
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 xviii
Gambar 2.21 Soil resistance envelope undrained soils ................................................ 2-56
Gambar 3.2 Diagram Alir Perhitungan Stabilitas Fondasi Menurut ISO 19901-4 3-4
Gambar 3.6 Profil berat jenis tanah di lokasi studi ........................................................ 3-19
Gambar 3.7 Profil kuat geser tanah untuk fondasi mat ............................................... 3-20
Gambar 4.2 Nilai kuat geser tanah pada lokasi studi...................................................... 4-8
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 xix
Gambar 4.18 Tampilan Linear Elastic Model label Interfaces..................................... 4-23
Gambar 4.35 Tampilan deformasi tanah akibat beban vertikal ................................ 4-35
Gambar 4.37 Grafik Deformasi-Gaya pada titik A akibat beban vertikal ............... 4-36
Gambar 4.39 Grafik Deformasi-Gaya titik A akibat beban horizontal .................... 4-38
Gambar 5.1 Hubungan 𝒒𝒖𝒍𝒕 dan 𝒒𝒂𝒍𝒍 dalam sistem fondasi ...................................... 5-2
Gambar 5.2 Gaya yang bekerja pada sistem fondasi ...................................................... 5-3
Gambar 5.4 Diagram gaya komponen vertikal pada fondasi ...................................... 5-9
Tabel 2.2 Specific Gravity pada Tanah Secara Umum ................................................... 2-19
Tabel 2.3 Tabel Jenis dan Ukuran Pori Saringan Standar U.S..................................... 2-20
Tabel 2.5 Nilai Empiris Tanah Granular Berdasar Nilai SPT ......................................... 2-32
Tabel 2.11 Faktor Bentuk pada Fondasi Persegi untuk Beban Vertikal .................. 2-53
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 xxi
Tabel 3.13 Parameter Tanah di Lokasi Studi ..................................................................... 3-18
Tabel 4.1 Stratifikasi Tanah di Lokasi Studi pada Pemodelan PLAXIS....................... 4-7
Tabel 4.3 Nilai Representatif Sudut Geser Dalam Berbagai Jenis Tanah ............... 4-11
Tabel 4.4 Input Parameter Tanah Pada Pemodelan PLAXIS ....................................... 4-11
Tabel 4.5 Input Material Fondasi Mudmat pada PLAXIS ............................................. 4-12
Tabel 5.1 Beban dari Struktur yang Ditransfer pada Fondasi....................................... 5-4
Tabel 5.2 Nilai Tahanan Geser Fondasi dari Dua Metode Perhitungan ................... 5-8
Tabel 5.3 Nilai Daya Dukung Fondasi dari Tiga Metode Perhitungan.................... 5-10
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 xxii
NOMENKLATUR
𝑎 = soil attraction
𝑐𝑎𝑣𝑒 = gaya geser undrained rata-rata tanah antara dasar tanah dan dasar
𝑒 = eccentricity
𝐾𝑐 = faktor koreksi, yang terdiri atas faktor bentuk fondasi, faktor kedalaman,
𝑄𝑑,𝑣 = desain daya dukung (bearing capacity) tanah tanpa pengaruh gaya
horizontal
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 xxiii
𝑞𝑎𝑙𝑙 = beban/daya dukung yang diperbolehkan (allowable) pada tanah
𝛾𝑚 = faktor material
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 xxiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
penerimaan devisa negara. Sektor energi dan sumber daya mineral, khususnya
minyak dan gas, memberikan porsi tersendiri yang cukup banyak dalam
sumber daya mineral dalam penerimaan Nasional tahun 2008. Data Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2011 mengatakan bahwa sumber
daya minyak dan gas di Indonesia masih diperkirakan mencapai 87,22 miliar barel
dan 594,43 TSCF tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, terakumulasi
dilakukan kegiatan eksplorasi dan sisanya masih belum. Sebagian besar lokasi
cekungan, baik yang sudah dilakukan eksplorasi maupun yang belum, berada di
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 1-1
Gambar 1.1 Kontribusi sektor ESDM dalam penerimaan nasional
(Sumber : Renstra Kementerian ESDM 2010 – 2014)
Anjungan lepas pantai adalah struktur atau bangunan yang dibangun di area lepas
pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang dan
mineral. Biasanya anjungan lepas pantai memiliki sebuah rig pengeboran yang
minyak bumi atau gas alam dari reservoir yang telah ditemukan. Telah banyak
dibangun anjungan lepas pantai di beberapa wilayah laut Indonesia. Menurut data
litbang Kementerian ESDM, saat ini terdapat sekitar 530 buah anjungan minyak
bumi dan gas alam lepas pantai di laut Indonesia dan masih akan terus bertambah
yang umum digunakan di perairan Indonesia adalah struktur tipe tetap (jacket Steel
platform), karena struktur dengan tipe seperti itu cocok digunakan untuk perairan
dangkal dengan kedalaman sampai dengan 100 meter (Subrata, 2005). Ilustrasi
anjungan lepas pantai dengan tipe jacket steel platform dapat dilihat pada Gambar
1.2.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 1-2
Gambar 1.2 Anjungan lepas pantai jenis Jacket Steel Platform
(Sumber : indomigas.wordpress.com)
Untuk memenuhi tuntutan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi dan
gas alam di lepas pantai yang tinggi, maka dibutuhkan struktur anjungan lepas
pantai yang lebih efisien baik dari segi teknis maupun ekonomis. Selain itu,
anjungan lepas pantai harus dirancang sesuai kriteria yang disyaratkan oleh
eksploitasi minyak bumi dan gas alam. Untuk itu, pengawasan terhadap
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 1-3
tetap memenuhi kriteria standar. Salah satu standar yang digunakan dalam
harus dipenuhi dalam pembuatan dan penentuan elemen struktur saat proses
desain serta melakukan penilaian terhadap seluruh struktur lepas pantai yang
digunakan oleh industri minyak dan gas di dunia. Standar Internasional ini dibuat
Fondasi adalah salah satu aspek penting dari struktur anjungan lepas pantai yang
rancangan desain fondasi dan penyelidikan tanah harus dilakukan sebaik mungkin
Analisis kestabilan fondasi tidak akan memberikan hasil yang mendekati presisi jika
hanya menggunakan satu metode saja. Oleh karena itu, dibutuhkan minimal dua
dari metode lainnya. Selain itu, hasil dari satu metode juga dapat dijadikan referensi
Metode yang dapat digunakan dalam melakukan analisis stabilitas fondasi dangkal
adalah metode perhitungan manual yang mengacu pada prosedur ISO 19901-4
analisis ini, diharapkan kestabilan fondasi dapat dicapai dan hal-hal yang dapat
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 1-4
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisis stabilitas fondasi
Design Consideration.
a) Studi literatur yang berkaitan dengan analisis dan desain untuk fondasi
Consideration 2003.
d) Pemodelan stabilitas fondasi dangkal menggunakan metode elemen
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 1-5
1.5 METODOLOGI
Laporan Tugas Akhir ini berisi analisis mengenai stabilitas fondasi dangkal. Analisis
resistance). Secara umum, pengerjaan tugas akhir ini berdasarkan tahapan kerja
seperti berikut :
a) Pengumpulan data tanah yang meliputi data properti tanah, data lapisan
parameter tanah.
Gambar 1.3 menunjukkan diagram alir sederhana untuk menjelaskan secara garis
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 1-6
Mulai
Pengolahan Data
Selesai
berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas penjelasan mengenai latar belakang, tujuan pengerjaan, ruang
akhir ini.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 1-7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan mengenai teori dasar dan kriteria desain yang dijadikan acuan
2003.
Pada bab ini dilakukan analisis berdasarkan hasil perhitungan yang telah dibuat,
BAB 6 PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pengerjaan tugas akhir ini.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 1-8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UMUM
fondasi. Secara keseluruhan, tujuan dari investigasi tanah dalam mendesain sebuah
fondasi adalah untuk menentukan profil tanah, karakteristik tanah di setiap lapisan,
(GEO, 2006). Dengan demikian, diperlukan studi khusus tentang tanah sebelum
Untuk mendapatkan data tanah yang akurat, maka dibutuhkan beberapa jenis
survei. Dua survei utama yang harus dilakukan dalam investigasi tanah adalah
parameter desain yang nantinya akan digunakan untuk membuat model tanah
(geological model). Model tanah yang telah dibuat dapat dijadikan pertimbangan
Satu hal lain yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan fondasi dan
investigasi tanah adalah jenis tanah dan permasalahan tanah yang sering muncul
di lepas pantai. Salah satu yang sering menjadi masalah dalam pembuatan fondasi
adalah tanah karbonat (carbonate soil). Tanah karbonat yang tersusun dari calcium
carbonate (CaCO3) ini menjadi perhatian utama bagi insinyur fondasi lepas pantai.
Saat persentase komposisi calcium carbonate ini mencapai lebih dari 20%, menurut
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-1
API RP 2A (1993), maka tanah ini akan menimbulkan masalah pada struktur di
membuat struktur fondasi, khususnya fondasi struktur anjungan lepas pantai. Pada
umumnya, survei tanah dilakukan untuk mendapat data stratigrafi tanah, data yang
memuat komposisi, umur relatif, properti tanah, dan distribusi pelapisan tanah
Tujuan dari survei tanah ini adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat
a) Memilih tipe dan kedalaman yang sesuai dengan struktur yang akan dibuat.
struktur fondasi.
Secara umum, survei tanah yang dapat dilakukan terbagi menjadi dua : survei
Geofisika dan survei Geoteknik seperti yang dijelaskan sederhana pada Gambar
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-2
2.1. Survei geofisika dilakukan untuk mendapatkan data kualitatif tanah seperti
bentuk permukaan tanah dan lapisan-lapisan tanah secara umum dan menyeluruh.
di titik-titik tertentu. Hasil dari kedua survei ini kemudian dikombinasikan untuk
Kualitatif
Geofisika
Menyeluruh
Survei
Kuantitatif
Geoteknik
Spot
Tertentu
stratigrafi tanah serta memberikan informasi terkait aspek karakteristik geologi dari
tanah seperti lereng curam, topografi tanah, lumpur vulkanik, gelombang pasir,
retakan, erosi, gelembung gas pada sedimen, dan beberapa variasi dari ketebalan
lapisan batuan. Informasi yang didapat dari hasil survei dasar laut ini bila
dikombinasikan dengan data tanah (soil boring) dan tes in situ akan memberikan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-3
bahan olahan yang cukup baik dalam pembuatan lapisan tanah pada area dangkal
tersebut.
a) Echo Sounder
Echo sounder adalah salah satu tipe SONAR (Sound Navigation And Ranging) yang
digunakan untuk menentukan kedalaman air di laut dengan mengirimkan
dan ditangkap kembali digunakan dalam perhitungan jarak antara permukaan laut
dan dasar laut. Gambar 2.2 memperlihatkan secara visual proses sounding
mendefinisikan morfologi dari dasar laut. Data-data yang didapat dari sistem
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-4
b) Sub-bottom Profiler
menggunakan refleksi seismologi untuk membuat gambar dua dimensi (2D) dari
permukaan dasar laut. Boomer atau speaker pada alat ini dihubungkan pada kabel
dengan voltase tinggi kemudian melakukan transfer energi melewati air laut untuk
melakukan penetrasi ke dalam dasar laut. Ilustrasi bagaimana SBP bekerja dapat
Side Scan Sonar merupakan salah satu sistem SONAR (Sound Navigation And
Ranging) yang sering digunakan untuk survei maritim. Alat ini membantu
mendefinisikan struktur permukaan dasar laut dan daya pemantulan dari dasar laut
dalam sebuah gambar dengan skala besar. Hasil yang dihasilkan dari alat ini
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-5
mampu menampilkan perbandingan material dan tekstur dari dasar laut. Gambar
d) Survei Seismik
untuk memperkirakan properti tanah. Kapal survei telah dilengkapi oleh kabel
gelombang yang kembali setelah dipantulkan. Sumber seismik dalam survei ini
dapat mendefinisikan struktur pada kedalaman sekitar 100 m di bawah dasar laut
dan dapat dikaitkan dengan data seismik dari studi reservoir. Sinyal dari sumber
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-6
atau hidrofon multi-channel. Gambar 2.5 menggambarkan bagaimana alat survei
seismik bekerja.
stratifikasi tanah beberapa meter di bawah dasar laut. Survei ini menggunakan
penampang dasar laut yang analog dengan rekaman refraksi dalam real time.
Informasi langsung didapat dari variasi kekerasan permukaan laut. Gambar 2.6
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-7
Gambar 2.6 Bagaimana alat refraksi dasar laut bekerja
(sumber : http://www.fugrosurveytechnical.com/)
Survei geoteknik merupakan jenis survei lain dalam penyelidikan tanah. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa survei geoteknik lebih bersifat kuantitatif
dan spesifik pada satu area saja. Hasil dari survei geoteknik ini, dikombinasikan
dengan hasil dari survei geofisika, akan menghasilkan model tanah dan stratigrafi
tanah.
Langkah awal sebelum melakukan survei geoteknik, menurut ISO 19901-4, adalah
sebelumnya, data geofisika, dan data geologi setempat. Hal ini bertujuan untuk
Di dalam ISO 19901-4 terdapat dua hal yang dilakukan dalam melakukan
investigasi geoteknik :
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-8
a) Tes uji sampel untuk menentukan klasifikasi tanah dan properti tanah
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis tes yang harus
dilakukan pada survei geoteknik ini : tes lapangan dan tes laboratorium. Di dalam
API RP 2A disebutkan bahwa jangkauan atau scope dari kedua tes ini merupakan
fungsi dari desain platform dan karakteristik geologi tanah yang memungkinkan
memberikan dampak pada struktur. Detail dari kedua tes ini bergantung pada
variasi tanah, desain kondisi lingkungan (semisal gempa bumi), tipe struktur yang
akan dibuat, perlengkapan yang akan dipasang, serta kemungkinan ada atau
tidaknya bencana alam (geohazard). Selain itu, ISO 19901-4 memberikan tambahan
properti tanah dinamis dan potensi terjadinya likuifaksi pada area aktif seismik.
Satu hal yang harus diperhatikan ketika melakukan investigasi geoteknik adalah
metode diagnostik untuk menentukan ada atau tidaknya tanah karbonat (API RP
2A, 2000). Di dalam ISO 19901-4 dijelaskan bahwa ketika tanah memiliki 15% - 20%
fondasi, berupa penampakan fondasi yang buruk. Contoh tanah karbonat dapat
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-9
Gambar 2.7 Tanah karbonat
(Sumber : www.nbmg.unr.edu)
Tanah karbonat berbeda dalam banyak hal dengan jenis tanah lainnya. Perbedaan
paling utama dari tanah karbonat adalah unsur pokoknya adalah kalsium karbonat,
quartz. Tanah karbonat memiliki void ratio yang tinggi dan kepadatan yang rendah.
Selain itu, tanah ini cenderung mudah menghasilkan perubahan endapan akibat
pengaruh yang amat besar terhadap karakteristik mekaniknya (ISO 19901-4, 2003).
Hingga saat ini belum ada prosedur desain yang baku dalam membuat fondasi di
atas tanah karbonat. Sejauh ini, pendekatan konservatif masih dilakukan dalam
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-10
2.2.2.1 Tes Lapangan
Tes lapangan sering juga disebut in situ test. Tes ini biasa dilakukan saat investigasi
Penentration Test (SPT), Cone Penetration Test (CPT), Pressuremeter Test, Vane
Shear Test, dan beberapa jenis lainnya (GEO, 2006). Namun, khusus untuk tes tanah
di laut, tidak dilakukan SPT dan CPT. Profil tanah di laut didapatkan melalui
Piezocone Penetration Test (PCPT). Di dalam ISO 19901-4 dijelaskan bahwa in situ
test harus dipertimbangkan dalam investigasi tanah ketika gangguan pada saat
sampling dan pemulihan tanah yang buruk (poor recovery) ditemukan. Gangguan
pada sampel dan permasalahan pada pemulihan tanah biasanya ditemukan pada
tanah silika, material yang mengandung karbonat, dan tanah halus. Tes in situ
PCPT merupakan tes sederhana yang pada umumnya digunakan pada tanah
lempung halus (soft clay), tanah lumpur halus (soft silts), dan tanah yang seukuran
PCPT pada umumnya dilakukan di dasar laut dan pengujiannya bergantung pada
kedalaman yang dibutuhkan untuk data investigasi tanah. Hasil dari PCPT dapat
menentukan data profil kuat geser tanah lempung. Pada tanah pasir, hasil tes PCPT
digunakan untuk melakukan estimasi kepadatan relatif (relative density) dari tanah,
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-11
b) Vane Shear Test (VST)
VST digunakan selama operasi pengeboran untuk menentukan kuat geser tanah
lempung pada suatu area. VST juga bisa digunakan untuk eksplorasi tanah di area
lepas pantai. Peralatan yang digunakan dalam tes ini terdiri dari empat buah pisau
Sumber tenaga putar (torque) diletakkan di ujung atas batang untuk memutar
baling diletakkan kemudian dimasukkan ke dalam tanah. Lalu sumber tenaga putar
digerakkan beberapa saat kemudian selama kurang lebih 5 sampai 10 menit. Jika
waktu kurang dari itu, maka nilai kuat geser akan berkurang. Sebaliknya, jika lebih
dari waktu itu, maka akan terjadi konsolidasi tanah dimana nilai kuat geser
bertambah.
Tes ini akan memberikan hasil yang baik pada tanah lempung derajat halus dan
sedang, serta memberikan hasil yang sangat baik dalam hal menentukan properti
Kemungkinan munculnya eror yang cukup signifikan pada tes ini berasal dari
buruknya kalibrasi dari sumber tenaga putar (torque) dan baling-baling yang rusak.
Selain itu, eror dapat muncul dari kecepatan putar baling-baling tidak dapat diatur
dengan baik.
VST dijelaskan lebih detail pada ASTM D-2573 “Standard Test Method for Field
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-12
Gambar 2.8 Geometri dari baling-baling (vane) pada VST
(Sumber : ASTM D-2573, 2004)
Tabung (probe) pressuremeter terdiri atas tiga bagian : atas, tengah, dan bawah
seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.9. Bagian atas dan bawah disebut guard
digunakan berdiameter 58 mm dan panjang 420 mm. Sel tabung (probe cell) dapat
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-13
Tabel 2.1 Dimensi Alat Pressuremeter Menurut ASTM
Diameter Borehole
Diameter Probe
Nominal Maksimum
(mm)
(mm) (mm)
44 45 53
58 60 70
74 76 89
bertahap kemudian volume baru dari cell dihitung. Proses berlanjut hingga tanah
runtuh atau batas tekanan pada alat uji tercapai. Tanah dianggap gagal ketika total
volume dari rongga yang mengembang sekitar dua kali lebih besar dibandingkan
dengan rongga asal. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, segala macam
gangguan pada borehole harus diminimalisir. Setelah uji tekan selesai, tabung
Detail dari Presuremeter Test dapat dilihat pada ASTM D 4719-00 “Standard Test
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-14
Gambar 2.9 Tampak samping dari alat Presuremeter Test (PMT)
(Sumber : ASTM D-4719, 2004)
Salah satu bagian esensial dalam investigasi fondasi adalah tes laboratorium. Di
dalam ISO 19901-4 dijelaskan bahwa tujuan dari adanya tes laboratorium adalah
sampel tanah dapat mengering atau dapat mengalami perubahan struktur tanah
seiring berjalannya waktu, maka setelah pengambilan sampel tanah, tanah harus
Program uji tanah dalam tes laboratorium ini seharusnya lebih diutamakan pada
area yang memiliki lapisan tanah kritis, yang dapat memberikan pengaruh
langsung pada struktur fondasi. Dalam membuat sebuah struktur fondasi, juga
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-15
efek pada struktur fondasi. Hasil dari tes laboratorium ini harus dapat memodelkan
Tes laboratorium ini harus sejalan dengan prosedur standar, seperti yang
Terdapat beberapa tes laboratorium yang umum dilakukan sebagai bagian dari
proses desain fondasi struktur, seperti uji kadar air (water content), atterberg limits,
analisis saringan (sieve analysis), berat unit (unit weight), specific gravity. Tes-tes
tersebut merupakan tes dasar yang biasa dilakukan pada penyelidikan sampel
Uji kadar air (water content test) merupakan jenis uji laboratorium yang sering dan
mudah untuk dilakukan. Tujuan dari tes ini adalah untuk mendapatkan natural
water content. Data kadar air ini umum digunakan pada studi perbaikan tanah.
Tes ini meliputi penentuan massa dari tanah basah, kemudian pemanasan tanah
basah tersebut selama 12 – 16 jam pada temperatur 110oC dengan tujuan untuk
menentukan massa dari tanah kering. Dengan mengurangi massa tanah basah awal
dengan massa tanah kering, massa air dalam tanah dapat dihitung.
Data kadar air dapat memberikan informasi yang cukup diperlukan untuk
contoh, jika lapisan lempung terletak di bawah struktur fondasi dangkal memiliki
kadar air 100%, maka tanah tersebut memungkinkan untuk mudah mampat.
Sebaliknya, jika lapisan lempung di bawah struktur fondasi memiliki kadar air 5%,
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-16
ini seperti lapisan lempung tersebut kering dan dapat membuat fondasi terangkat
akibat pemuaian.
Penjelasan lebih detail dari tes ini dapat dilihat pada ASTM D 2216-98 (2004)
of Soil and Rock by Mass”, atau untuk metode alternatif menggunakan microwave
oven, dapat mengikuti prosedur pada ASTM D 4643-00 (2004) “Standard Test
Method for Determination of Water (Moisture) Content of Soil by The Microwave
Oven Heating.”
Berat unit tanah (total unit weight) didefinisikan sebagai berat tanah basah per unit
volume. Istilah weight di sini diartikan sebagai gaya (Force). Unit weight mudah
untuk diperkirakan pada tanah kohesif dengan memotong satu blok tanah kohesif
pressure) pada area in situ. Lebih jauh lagi, data tekanan berlebih yang didapat
akan digunakan pada perhitungan penurunan tanah nantinya.
2.10) untuk mendapatkan volume tanah padat, maka nilai specific gravity dari
tanah tersebut akan didapatkan. Specific Gravity didapat dari pembagian nilai
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-17
kepadatan tanah oleh kepadatan air. Tes ini hanya bisa dilakukan pada pasir,
Tes ini memerlukan kemampuan yang cukup baik dan waktu yang cukup lama.
Oleh karena itu, tes ini sering dilakukan pada satu atau dua sampel tanah yang
dinilai cukup representatif pada suatu proyek pembuatan fondasi. Penjelasan detail
mengenai tes specific gravity ini terdapat pada ASTM D 854-02 (2004) “Standard
Di beberapa proyek pembuatan struktur fondasi, uji specific gravity ini tidak
dilakukan para engineer. Mereka lebih memilih untuk membuat asumsi dari tabel
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-18
Tabel 2.2 Specific Gravity pada Tanah Secara Umum
Karena nilai specific gravity tidak terlalu bervariasi pada sebagian besar jenis tanah,
maka nilai yang tertera pada tabel di atas umumnya digunakan sebagai alternatif.
Ketika ketidakpastian dari nilai specific gravity didapatkan, maka dilakukan tes
minimal pada tiga jenis sampel tanah yang representatif terhadap tanah pada
Elemen mendasar dari sistem klasifikasi tanah adalah penentuan jumlah distribusi
partikel tanah. Analisis Saringan (Sieve Analysis) ini dilakukan pada partikel tanah
kering yang berukuran lebih besar dari 0.075 mm (saringan standar US nomor 200).
menjadi beberapa jenis ukuran. Jenis dan ukuran pori-pori pada saringan standar
US dapat dilihat pada Tabel 2.3. Semakin bawah, ukuran pori pada saringan
semakin kecil sehingga saat saringan itu digetarkan secara mekanik, partikel tanah
berukuran besar akan tertahan pada saringan paling atas sedangkan partikel tanah
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-19
berukuran kecil akan terus tersaring hingga melewati batas saringan ukuran 200.
Ilustrasi saringan standar U.S. ini dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Tabel 2.3 Tabel Jenis dan Ukuran Pori Saringan Standar U.S.
Prosedur tes analisis saringan ini dijelaskan lebih detail pada ASTM D 422-02 (2004)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-20
e) Uji Hydrometer
lebih halus dari partikel tertahan pada saringan standar U.S. ukuran 200.
sedimentasi berlangsung.
Pada tes ini, butiran tanah dengan diameter tertentu dihitung waktu tempuh saat
ia dijatuhkan dengan jarak tertentu pada sebuah liquid yang telah diketahui nilai
diameter butiran yang ekuivalen dengan butiran pada analisis saringan untuk
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-21
Saat ukuran kehalusan tanah lebih kecil dari 5% (persentase lolos nomor 200 pada
saringan lebih kecil dari 5%), tes hidrometer tidak dilakukan. Demikian juga jika
persentase lolos saringan nomor 200 antara 5% dan 15%, tanah mungkin berjenis
nonplastik dan tes hidrometer tidak perlu dilakukan untuk klasifikasi tanah. Pada
umumnya, saat persentase lolos saringan nomor 200 lebih dari 15%, tes hidrometer
dilakukan.
Penjelasan detail dari tes hidrometer ini terdapat pada ASTM D 422-02 (2004)
Atterberg limits didefinisikan sebagai kadar air pada kondisi berbeda dari tanah
lumpur (silts) dan tanah lempung (clays). Istilah Atterberg limits hanya mengacu
pada liquid limit (LL), plastic limit (PL), dan shrinkage limit (SL).
Liquid limit adalah water content yang berhubungan dengan perubahan perilaku
antara kondisi liquid dan plastik pada tanah silts atau clays. Plastic limit adalah
Jika tanah tergolong jenis nonplastik, tes atterberg limit tidak dilakukan. Hal ini
dikarenakan tanah jenis nonplastik tidak dapat digulung atau dibentuk. Beberapa
karena kering dan mudah rapuh. Untuk mengecek apakah tanah tersebut
merupakan tanah nonplastik atau tidak, air harus ditambahkan pada tanah
tersebut. Jika tanah tersebut tidak dapat digulung ataupun dibentuk, maka tanah
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-22
tersebut tergolong nonplastik. Saat hasil tes atterberg nilai PL sama dengan nilai
Menurut ASTM, tes LL dan PL harus dilakukan pada tanah yang lolos melewati
saringan nomor 40 (0.425 mm). Penjelasan lebih detail tentang tes ini terdapat
pada ASTM D 4318-00 (2004) “Standard Test Methods for Liquid Limit, Plastic Limit,
g) Uji Triaxial
Tes ini tidak tergolong tes-tes sebelumnya yang termasuk ke dalam index test,
namun merupakan salah satu tes yang sangat penting untuk dilakukan. Tes ini
bertujuan untuk memahami gaya geser pada tanah, khususnya tanah kohesif.
Prosedur pada tes triaxial meliputi menempatkan sampel berbentuk silinder dari
Gambar 2.13 sebelah kiri mengilustrasikan alat yang digunakan dalam tes triaxial.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-23
Gambar 2.13 Peralatan uji triaxial
(Sumber : Foundation Engineering Handbook 2nd)
bangunan jenis lain, fondasi adalah bagian penting dari struktur tersebut yang
harus dirancang dengan baik. Perancangan fondasi yang baik tentu membutuhkan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-24
2.3.1 Mineral Tanah
Jenis dan jumlah mineral dalam tanah sangat berperngaruh signifikan terhadap
Ukuran kepekatan tanah disebut dengan plasticity index (PI). Definisi dari PI ini
𝑤 − 𝑃𝐿
𝐿𝐼 =
𝑃𝐼
dimana :
LI = Liquidity Index
PL = Plastic Limit
w = persentase air dalam tanah
(plasticity chart). Grafik ini kemudian digunakan pada Unified Soil Classification
System (USCS) untuk mengklasifikasikan jenis tanah. Pada Gambar 2.14, grafik
kepekatan tanah merupakan plot dari Liquid Limit (LL) dan Plasticity Index (PI).
tanah lumpur menjadi kepekatan tinggi (LL > 50) dan kepekatan rendah (LL
< 50).
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-25
2. A-line. Garis ini digunakan untuk memisahkan tanah lempung, yang diplot
di atas A-line, dari tanah lumpur, yang diplot di bawah A-line. A-line ini
didefinisikan sebagai :
𝑃𝐼 = 0.73 (𝐿𝐿 − 20)
Selain itu, terdapat juga U-line (upper-limit line). U-line sangat baik
digunakan untuk mengecek data yang keliru dan setiap hasil tes yang
𝑃𝐼 = 0.90 (𝐿𝐿 − 8)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-26
2.3.2 Klasifikasi Tanah
Klasifikasi tanah adalah hal paling mendasar dalam mekanika tanah. Sistem
suatu struktur bangunan yang kokoh dan dapat bertahan dalam waktu yang lama.
umum digunakan adalah Unified Soil Classification System (USCS) dan American
USCS pertama kali diusulkan oleh Casagrande saat Perang Dunia II tahun 1942.
Saat ini, system klasifikasi ini dipakai oleh banyak insinyur. Ketika hendak
menggunakan sistem klasifikasi unified soil, ada empat hal yang harus diingat :
saringan 75 mm (3 in).
2. Coarse friction = persen tertahan di atas saringan No. 200 = 100 – F200 =
R200
USCS membagi tanah pada dua kelompok : tanah coarse-grained dan tanah fine-
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-27
karakteristik kepekatan (plasticity characteristics). Secara detail, kedua kelompok
(massa kering) tertahan pada saringan No. 200 (F200 < 50). Tanah coarse-
menjadi tanah dengan kepekatan yang rendah dan tinggi. Kemudian dibagi
lagi menjadi tiga subbagian mengacu pada liquid limit (LL) dan karakteristik
kepekatan (PI).
USCS menggunakan grup simbol untuk mengidentifikasi tipe tanah. Grup simbol
tersebut terdiri dari dua huruf kapital dan huruf pertama mengindikasikan sebagai
berikut :
G = Gravel (kerikil)
S = Sand (pasir)
M = Silt (lumpur)
C = Clay (lempung)
O = Organic (organik)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-28
C = Mengindikasikan tanah coarse-grained yang memiliki partikel
ukuran lempung (clay)
(plasticity) rendah
membagi tanah ke dalam dua kategori utama : organik dan anorganik. Tanah
anorganik dibagi ke dalam tujuh grup (A-1, A-2, hingga A-7), sedangkan tanah
Menurut AASHTO, klasifikasi tanah di bawah grup A-1, A-2, dan A-3 merupakan
butiran kecil tanah yang dimana 35% atau kurang dari partikel tanah tersebut dapat
lolos saringan No. 200. Partikel tanah yang lolos saringan No. 200 lebih dari 35%
akan diklasifikasikan pada A-4, A-5, A-6, dan A-7. Tanah-tanah ini pada umumnya
berjenis lumpur atau tanah lempung. Sistem klasifikasi pada AASHTO berdasarkan
hal-hal berikut :
a) Ukuran Tanah. Ukuran tanah terbagi menjadi tiga macam : kerikil, pasir,
lolos saringan.
b) Kepadatan. Istilah silty diberikan ketika plasticity index dari tanah tersebut
10 atau di bawahnya. Ketika plasticity index dari tanah tersebut lebih dari
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-29
c) Jika kerikil dan batu ukuran besar (ukuran lebih dari 75 mm) ditemukan,
maka mereka tidak termasuk bagian dari sampel tanah yang terdapat pada
klasifikasi tanah.
klasifikasi AASHTO.
tanah ini, kualitas tanah di tempat pembuatan fondasi struktur akan diketahui
sehingga perlakuan spesifik terhadap tanah atau struktur dapat dilakukan lebih
awal untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan pada struktur fondasi.
engineering. Engineer harus memahami perilaku tahanan geser tanah untuk dapat
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-30
menganalisis permasalahan stabilitas tanah seperti daya dukung tanah, tekanan
Parameter tanah yang dibahas di sini adalah parameter tanah yang memiliki
ini menjelaskan bahwa suatu material tanah dianggap runtuh karena kombinasi
kritis dari tegangan normal dan tegangan geser pada tanah. Kriteria kegagalan
Mohr-Coulomb sangat erat korelasinya dengan nilai kohesi tanah, sudut geser
dalam tanah, modulus elastisitas, sudut dilatasi, dan rasio Poisson. Pemodelan
a) Kohesi (Cohesion)
Kohesi (c) adalah istilah yang digunakan dalam mendeskripsikan kuat geser tanah.
Kohesi diistilahkan untuk menjelaskan bagian tanah yang tak bergesekan (non-
frictional part) dari tahanan geser tanah. Kohesi merupakan gaya yang menarik
molekul tanah untuk saling terikat. Kohesi terdapat pada tanah jenis lempung.
Setiap jenis tanah lempung memiliki nilai kohesi yang berbeda-beda. Kohesi
bergantung pada konsistensi dan kejenuhan tanah. Nilai kohesi didapat dari Direct
Shear Test.
𝑐 = 𝑆𝑢𝑐 /2
Nilai 𝑆𝑢𝑐 didapat dari Triaxial Test atau Unconfined Compressive Strength Test.
Nilai 𝑆𝑢𝑐 juga bisa didapat melalui nilai empiris pada Tabel 2.4.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-31
Tabel 2.4 Nilai Empiris Konsistensi Tanah Kohesif
Sudut friksi erat kaitannya dengan tahanan geser tanah. Istilah ini digunakan untuk
tanah. Sudut friksi internal didapat pada tanah berjenis pasir. Semakin tinggi nilai
sudut friksi, akan didapatkan tanah pasir yang lebih rapat. Sudut friksi dinyatakan
dalam derajat. Nilai sudut friksi dalam didapat dari tes laboratorium : Direct Shear
Nilai empiris dari sudut friksi dalam, dapat dilihat pada Tabel 2.5.
SPT Penetration, N-
f (degrees)
Value (blows/ foot)
0 25 - 30
4 27 - 32
10 30 - 35
30 35 - 40
50 38 - 43
(Sumber : Bowles, 1996)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-32
c) Poisson’s Ratio
Poisson’s Ratio digunakan pada studi tekanan dan penurunan yang didefinisikan
sebagai rasio dari tekanan aksial dan ekspansi lateral. Tabel 2.6 merupakan nilai
d) Modulus Young
Modulus Young atau yang umum disebut dengan modulus elastisitas merupakan
parameter elastisitas tanah dan kekakuan tanah. Modulus elastisitas didefinisikan
sebagai rasio tegangan dan regangan. Nilai modulus elastisitas sering digunakan
Nilai modulus elastisitas didapat dari beberapa jenis tes seperti Triaxial Test,
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-33
Tabel 2.7 Nilai Empiris Modulus Young
Nilai modulus elastisitas juga bisa didapat dari persamaan korelasi dengan nilai
Es = Kc.Cu
dimana :
𝐸𝑠 = Modulus Young
𝐾𝑐 = Faktor korelasi
𝐶𝑢 = Kuat Geser Undrained
Nilai faktor korelasi dapat diestimasi melalui grafik estimasi faktor korelasi pada
Gambar 2.16.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-34
Gambar 2.16 Grafik estimasi nilai faktor korelasi
(Sumber : http://www.geotechnicalinfo.com/)
Sudut dilatansi dinyatakan dalam derajat. Tanah lempung menunjukkan nilai sudut
dilatansi 0. Sudut dilatansi pada tanah pasir bergantung pada kepadatan dan nilai
sudut friksi dalam. Nilai sudut dilatansi dapat ditentukan melalui persamaan berikut
𝜓 ≈ 𝜑 − 300
dimana :
𝜓 = Sudut dilatansi
𝜑 = Sudut friksi dalam
Untuk tanah yang memiliki nilai sudut friksi dalam dibawah 300, nilai sudut dilatansi
nol.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-35
f) Berat Jenis (Unit Weight)
Unit weight atau berat jenis tanah merupakan berat tanah per unit volume. Dalam
bentuk persamaan, berat jenis tanah dituliskan sebagai berikut :
𝑊
𝛾=
𝑉
dimana :
𝛾 = Berat jenis tanah
W = Berat tanah
V = Volume tanah
Ketika semua celah terisi oleh air, berat jenis tanah menjadi identik dengan berat
jenis jenuh (𝛾𝑠𝑎𝑡 ) sedangkan ketika semua celah tanah terisi oleh udara, berat jenis
tanah menjadi identik dengan berat jenis kering ( 𝛾𝑑𝑟𝑦 ). Untuk kedua kondisi
𝛾𝑤 (𝐺 + 𝑒)
𝛾𝑠𝑎𝑡 =
1+𝑒
𝛾𝑤 𝐺
𝛾𝑑𝑟𝑦 =
1+𝑒
yang digunakan adalah submerged unit weight karena tanah berada di bawah
rendaman air laut sehingga tanah pasti dalam keadaan jenuh.. Submerged unit
𝛾′ = 𝛾𝑠𝑎𝑡 − 𝛾𝑤
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-36
2.4 FONDASI DANGKAL
Fondasi dangkal adalah fondasi yang memiliki kedalaman tertanam kurang dari
fondasi berdasarkan dimana sebuah beban ditahan oleh tanah. Fondasi dangkal
adalah fondasi yang memiliki kedalaman setara ketika nilai D/B ≤ 1. Perbandingan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-37
4. Ketidakstabilan hidrolik, seperti pada saluran pipa, termasuk potensi
Fondasi dangkal dipilih ketika beban dari struktur tidak akan menyebabkan
penurunan berlebih pada lapisan tanah di bawah struktur fondasi. Secara umum,
dalam.
disesuaikan dengan kondisi tanah tempat fondasi itu dibuat. Tabel 2.8
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-38
Tipe struktur fondasi yang sering digunakan adalah spread footings, combined
footings, dan strip footings. Gambar 2.18 menunjukkan variasi tipe struktur
fondasi dangkal.
footing; (b) combined trapezoidal footing; (c) strap footing; (d) octagonal footing
(e) eccentric loaded footing.
Selain tipe spread footing dan combined footing, jenis struktur fondasi dangkal
yang lain adalah mat foundation. Pembuatan mat foundation didasarkan pada
merata, dan terjadi uplift. Contoh ragam jenis dari mat foundation dapat dilihat
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-39
Gambar 2.19 Jenis mat foundation
(Sumber : Bowles, 1996)
Jenis mat foundation : (a) flat plate; (b) plate thickened; (c) beam-and-slab; (d)
perilaku fondasi, maka perlu diadakan pengujian atau instrumentasi pada struktur
fondasi tersebut agar didapat kondisi fondasi yang stabil. Metode yang dapat
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-40
a) Uji Beban
Uji beban atau tes lapangan dalam skala besar (large scale) harus dilakukan ketika
b) Uji Model
c) Instrumentasi Sementara
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-41
d) Instrumentasi Permanen
2. Susunan fondasi, kondisi tanah, berbeda dari apa yang pernah dilakukan
sebelumnya.
Tanah harus mampu untuk menahan beban dari berbagai macam tipe struktur
yang dibangun di atasnya tanpa terjadinya shear failure dan dengan hasil
penurunan tanah (settlement) yang boleh pada struktur tersebut (Bowles, 1996).
Begitu pun dengan tanah yang berada di bawah struktur fondasi dangkal. Untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan, sebuah fondasi dangkal harus memiliki dua
tersebut.
Beban per unit area pada fondasi dimana shear failure pada tanah muncul disebut
dengan daya dukung (bearing capacity). Ketika tegangan geser fondasi pada tanah
melebihi tegangan geser tanah itu sendiri, maka akan terjadi kegagalan fondasi
atau yang disebut dengan bearing capacity failure. Contoh dari bearing capacity
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-42
failure adalah kegagalan Transcona Grain-Elevator di Transcona, Kanada, seperti
Pada umumnya, metode yang sering digunakan dalam menghitung daya dukung
faktor ekstra lainnya. Selain metode yang dikembangkan oleh Terzaghi, terdapat
metode lain yang juga dapat digunakan dalam menghitung daya dukung tanah
pada fondasi, seperti metode yang dikembangkan oleh Meyerhof (1963), Hansen
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-43
Hansen (1970) mengembangkan metode yang merupakan perluasan dari metode
faktor bentuk, dan faktor kemiringan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
Meyerhof. Metode Hansen ini digunakan pada bentuk struktur dan faktor
digunakan adalah nilai yang ditetapkan oleh Hansen, namun nilai Ny sedikit
berbeda dari yang dimiliki Hansen. Selain itu ada beberapa perbedaan pada
beberapa faktor lainnya. Persamaan Vesic ini lebih mudah digunakan dibandingkan
persamaan Hansen.
Terzaghi
̅𝑵𝒒 + 𝟎. 𝟓𝜸𝑩𝑵𝜸 𝒔𝜸
𝒒𝒖𝒍𝒕 = 𝒄𝑵𝒄 𝒔𝒄 + 𝒒
𝒂𝟐
𝑵𝒒 =
𝒂𝒄𝒐𝒔𝟐 (𝟒𝟓 + ∅/𝟐)
𝒂 = 𝒆(𝟎.𝟕𝟓𝝅−∅/𝟐)𝒕𝒂𝒏∅
𝑵𝒄 = (𝑵𝒒 − 𝟏)𝒄𝒐𝒕∅
𝒕𝒂𝒏∅ 𝑲𝒑𝜸
𝑵𝜸 = ( − 𝟏)
𝟐 𝒄𝒐𝒔𝟐 ∅
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-44
Meyerhof
𝑵𝒄 = (𝑵𝒒 − 𝟏)𝒄𝒐𝒕∅
Hansen
∅
𝑵𝒒 = 𝒆𝝅𝒕𝒂𝒏∅ 𝒕𝒂𝒏𝟐 (𝟒𝟓 + )
𝟐
𝑵𝒄 = (𝑵𝒒 − 𝟏)𝒄𝒐𝒕∅
𝑵𝜸 = 𝟏. 𝟓(𝑵𝒒 − 𝟏)𝐭𝐚𝐧∅
Vesic
∅
𝑵𝒒 = 𝒆𝝅𝒕𝒂𝒏∅ 𝒕𝒂𝒏𝟐 (𝟒𝟓 + )
𝟐
𝑵𝒄 = (𝑵𝒒 − 𝟏)𝒄𝒐𝒕∅
𝑵𝜸 = 𝟐(𝑵𝒒 − 𝟏)𝐭𝐚𝐧∅
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-45
Bowles (1996) membuat sebuah observasi akan penggunaan persamaan pada
metode-metode tersebut di atas untuk melihat kondisi apa saja yang tepat untuk
atas, perlu dihitung juga nilai allowable bearing capacity (qall), karena nilai tersebut
𝑞𝑢𝑙𝑡 (1)
𝑞𝑎𝑙𝑙 =
𝑆𝐹
dimana
q ult = ultimate bearing capacity
q all = allowable bearing capacity
SF = Faktor keamanan, pada umumnya menggunakan nilai 2
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-46
2.4.4 Stabilitas Fondasi
model dua dimensi (potongan vertikal) dimana efek tiga dimensi termasuk
Hal ini membutuhkan pengidealan pada area fondasi dengan membuat fondasi
sebuah persegi dengan lebar B dan panjang L dengan area yang sama. Atau secara
𝐴𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 𝐵𝐿 = 𝐴𝑟𝑒𝑎𝑙
Lebar efektif fondasi B’ mengakibatkan luas area fondasi menjadi luas efektif A’.
Lebar efektif digunakan untuk menentukan faktor koreksi daya dukung dan
𝐵 ′ = 𝐵 − 2𝑒
dimana
jarak antara titik pusat dari beban pada beban desain (design actions) total dan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-47
Pada kondisi drained, efek beban (action effects) dari pembebanan vertikal dan
horizontal harus diasumsikan sebagai aksi pada area efektif fondasi saja. Pada
ISO 19901-4 menetapkan bahwa setiap fondasi dangkal harus memenuhi beberapa
1. Pada tanah halus (soft soils), fondasi harus menembus dasar laut (seabed)
hingga kedalaman dimana nilai daya dukung (bearing capacity) tanah
tanah tersebut.
Semua kombinasi dari reaksi horizontal dan vertikal pada fondasi yang dihasilkan
𝐸𝑒 ≤ 𝑅𝑑 (2)
dimana
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-48
Untuk situasi dimana beban lingkungan diabaikan, kriteria di bawah ini
𝑉 ≤ 𝑄𝑑,𝑣 (3)
dimana
dimana
𝑞𝑑,𝑣 = desain unit daya dukung tanah tanpa beban horizontal, dihitung
Untuk situasi dimana beban permanen kecil, kriteria di bawah ini menggantikan
persamaan (4) :
𝐻𝐸 ≤ 𝑄𝑑,ℎ (4)
dimana
𝑄𝑑,ℎ = desain tahanan geser (sliding resistance). Penjelasan lebih detail tentang
Tahanan tanah (soil resistance) yang dimaksud didasarkan pada nilai daya dukung
(bearing capacity) tanah, yang nilainya akan ditentukan oleh persamaan (5), (6),
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-49
dan (7) dengan nilai faktor material γm=1,25. Hasil yang didapat dari persamaan
Gambar 2.21 dan Gambar 2.22 merupakan contoh dari soil resistance envelope.
Kriteria yang disebutkan di atas hanya mewakili fondasi individu. Untuk struktur
yang terdiri dari beberapa fondasi, redistribusi dari beban antar fondasi harus
Persamaan untuk menghitung unit daya dukung (bearing capacity) desain pada
menentukan unit daya dukung (bearing capacity) desain untuk kondisi undrained
dengan gaya geser seragam yang hampir konstan dengan kedalaman di bawah
fondasi :
𝑐𝑢
𝑞𝑑,𝑣 = 𝑁𝑐 𝐾 + 𝑝′𝑂 (5)
𝛾𝑚 𝑐
dimana
𝛾𝑚 = faktor material
kedalaman
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-50
Faktor daya dukung tanah, 𝑁𝑐 direkomendasikan untuk beban vertikal pada
fondasi strip tanpa embedment. Untuk kasus ini, faktor koreksi untuk persamaan
di atas adalah :
𝐾𝑐 = 1 + 𝑠𝑐 + 𝑑𝑐 − 𝑖𝑐
dimana
𝑖𝑐 = faktor koreksi beban miring (inclined) = 0,5 − 0,5√1 − [𝐻𝑏 /(𝐴′ 𝑐𝑢 /𝛾𝑚 )]
Persamaan (5) digunakan pada situasi dengan gaya geser yang hampir seragam
pada kedalaman yang setara dengan paling sedikit 2/3 lebar fondasi.
Untuk situasi dengan gaya geser di bawah kaki fondasi rendah lalu kemudian
terjadi. Dengan demikian, nilai gaya geser Cu pada persamaan (5) tidak dapat
ini.
unit daya dukung (bearing capacity) desain untuk kondisi undrained dengan gaya
geser seragam yang bertambah hampir linier dengan kedalaman di bawah fondasi
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-51
𝜅𝐵′ 𝐾𝑐
𝑞𝑑,𝑣 = 𝐹 (𝑁𝑐 𝑐𝑢,𝑜 + ) + 𝑝′𝑂 (6)
4 𝛾𝑚
dimana
𝛾𝑚 = faktor material
kedalaman
Untuk kasus dengan penambahan besar gaya geser undrained, faktor koreksi 𝐹
𝐾𝑐 = 1 + 𝑠𝑐 + 𝑑𝑐 − 𝑖𝑐
dimana
dan
𝑐𝑢,2 = gaya geser ekuivalen dengan bagian bawah level dasar (base level)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-52
Tabel 2.11 Faktor Bentuk pada Fondasi Persegi untuk Beban Vertikal
dimana
𝑐 = cohesion
Faktor daya dukung tersebut di atas direkomendasikan pada beban vertikal pada
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-53
2
𝜋 tan 𝜙′ tan 𝜙′
𝑁𝑞 = {tan [ + 0,5 arctan ( )]} [exp (𝜋 )]
4 𝛾𝑚 𝛾𝑚
tan 𝜙′
𝑁𝑦 = 1,5 (𝑁𝑞 − 1) ( )
𝛾𝑚
Untuk kasus drained, faktor koreksi daya dukung di atas berdasarkan persamaan :
𝐾𝑞 = 𝑠𝑞 𝑑𝑞 𝑖𝑞
𝐾𝛾 = 𝑠𝛾 𝑑𝛾 𝑖𝛾
dimana
𝐵′ tan 𝜙′
𝑠𝑞 = 1 + 𝑖𝑞 ( ) sin [arctan ( )]
𝐿 𝛾𝑚
2
𝐷 tan 𝜙′ tan 𝜙′
𝑑𝑞 = 1 + 1,2 ( 𝑏) ( ) {1 − sin [arctan ( )]}
𝐵′ 𝛾𝑚 𝛾𝑚
tanah yang cukup besar di antara dasar laut dan dasar fondasi.
Ketika tidak ada beban vertikal, desain tahanan geser (sliding resistance) pada
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-54
(8)
𝑄𝑑,ℎ = (𝑐𝑢 /𝛾𝑚 )𝐴
Ketika tidak ada beban vertikal, desain tahanan geser (sliding resistance) pada
(9)
𝑄𝑑,ℎ = (𝑐𝑢,0 /𝛾𝑚 )𝐴
Ketika tidak ada beban vertikal signifikan, desain tahanan geser (sliding resistance)
tan 𝜙′ (10)
𝑄𝑑,ℎ = (𝑉𝑏 + 𝑎𝐴′) ( )
𝛾𝑚
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-55
Gambar 2.21 Soil resistance envelope undrained soils
(Sumber : ISO 19901-4, 2003)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 2-56
BAB 3
PERHITUNGAN STABILITAS FONDASI
BERDASARKAN PROSEDUR ISO
19901-4
3.1 UMUM
Studi kasus pada tugas akhir ini berfokus pada pengaruh fondasi jenis mudmat
pada tanah di perairan dangkal. Secara umum, tanah di lokasi studi berjenis
terdapat jenis tanah pasir. Berdasarkan data perhitungan di lokasi, kedalaman air
adalah 25 m dan lokasi peletakan fondasi mudmat berada tepat di atas dasar laut.
Mudmat yang digunakan memiliki dimensi seperti yang ditunjukkan pada Tabel
3.1. Ilustrasi dari fondasi mud mat dapat dilihat pada Gambar 3.1.
10 meter 5 meter
Perhitungan studi kasus pada tugas akhir ini dilakukan dengan cara perhitungan
manual dengan mengacu pada standari ISO 19901-4 dan analisis metode elemen
hingga dengan bantuan perangkat lunak PLAXIS. Perhitungan studi kasus meliputi
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-1
tanah. Pada bab ini akan dilakukan perhitungan manual untuk menganalisis
memastikan kualitas, keamanan, dan efisiensi. Saat ini, ISO telah mempublikasikan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-2
agrikultur, dan kesehatan. Salah satu standar Internasional yang dikeluarkan ISO
Agar terdapat kesamaan acuan dalam pembuatan struktur anjungan lepas pantai,
diperlukan sebuah standar bersama. Saat ini, terdapat banyak acuan yang dijadikan
standar yang dipakai bersama. Namun, terdapat satu acuan yang menjadi standar
digunakan adalah ISO 19900 hingga 19906. Penjelasan singkat tentang semua ISO
ISO 19901 adalah standar untuk kriteria spesifik struktur anjungan lepas pantai. ISO
19901 ini terbagi kedalam tujuh bagian dimana masing-masing bagian memuat
Bagian 7 : Sistem stasiun untuk struktur terapung lepas pantai dan unit mobile
lepas pantai
Standar yang dijadikan acuan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah bagian 4
dari ISO 19901, yaitu perihal geoteknik dan pertimbangan fondasi. Bagian ini
a) Karakteristik lokasi
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-3
c) Desain dan instalasi fondasi dangkal, dan
Mulai
Identifikasi Kondisi
Tanah
Undrained Drained
Identifikasi Kuat
Geser
Hitung Sliding
Resistance
Hitung Bearing
Capacity
Cek Stabilitas
Fondasi
Selesai
Gambar 3.2 Diagram Alir Perhitungan Stabilitas Fondasi Menurut ISO 19901-4
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-4
3.3 PROFIL STRUKTUR
Struktur fondasi yang dianalisis pada studi kasus ini adalah fondasi dari platform
empat kaki (fourlegged) yang berjenis mudmat. Perhitungan beban yang diterima
hanyalah struktur jacket nya saja, karena analisis yang dilakukan adalah analisis on
Nilai beban yang diambil adalah beban vertikal yang berasal dari berat sendiri
jacket dan beban horizontal yang berasal dari gaya gelombang dan arus. Beban ini
ditransformasikan ke fondasi sebagai beban fondasi. Fondasi yang ditinjau adalah
fondasi berjenis mudmat berdimensi 5x10 meter. Nilai dari beban pada fondasi ini
Perhitungan beban tidak sepenuhnya dibahas di Tugas Akhir ini. Profil struktur
yang akan dipaparkan diambil dari referensi lain (Zaky, 2013). Pada bagian ini hanya
Fondasi menerima beban dari struktur jacket di atasnya. Beban yang dimiliki dan
yang ditangkap oleh struktur ditransfer ke fondasi di bawahnya. Pada struktur tipe
jacket platform, terdapat dua beban utama yang diterima oleh struktur : beban
yang diterima secara vertikal dan horizontal. Beban vertikal berupa beban dari dek,
beban peralatan yang ada di atasnya, dan beban strukturnya sendiri. Sedangkan
beban horizontal berupa beban angin, gelombang, dan arus laut. Perhitungan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-5
3.3.1.1. Desain Struktur
Komponen pertama anjungan lepas pantai adalah jacket. Jacket adalah struktur
tumpuan untuk conductor dan riser serta struktur lainnya seperti boatlanding dan
barge bumper. Biasanya struktur jacket dipasang mulai dari dasar laut (elevasi
mudline). Pada studi kasus ini, fondasi dari struktur ini hanya diletakkan di atas
dasar laut.
Pada studi kasus ini, jenis jacket platform yang digunakan sebagai referensi
Komponen dari jacket dengan fondasi mudmat dapat dilihat pada Gambar 3.3.
meter. Digunakan kemiringan tiang pancang (apparent batter) 1:7 sehingga jika
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-6
Gambar 3.4 Pemodelan struktur menggunakan SACS
Pada anjungan lepas pantai ini, terdapat sembilan buah konduktor. Konduktor ada
dipasang pada elevasi cellar deck dan juga dipasang pada setiap elevasi bracing
yang ada pada jacket. Dimensi dari elemen-elemen jacket dapat dilihat pada Tabel
3.2.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-7
Kemudian, selain jacket, komponen anjungan lepas pantai lainnya adalah deck.
Deck adalah suatu fasilitas pada anjungan lepas pantai yang menampung berbagai
peralatan dan beban pekerja anjungan. Deck didesain sebagai konstruksi balok-
balok baja yang disusun dengan jarak tertentu. Jarak-jarak penyusunan balok ini
disesuaikan dengan lebar pelat grating sebagai lantai deck yang dijual di pasaran.
Pada tugas ini akan digunakan pelat Steel bar grating tipe W-15-4 dengan lebar
Pada Tabel 3.3 berikut ditampilkan dimensi dari elemen pada deck.
Pembebanan pada struktur anjungan lepas pantai terbagi menjadi beban mati
(Dead Load), beban hidup (Live Load), dan beban lingkungan (Enviromental Load).
Beban Mati
Beban mati meliputi beban struktur itu sendiri. Perhitungan berat sendiri material
struktur dilakukan dengan mengalikan berat jenis material elemen struktur dengan
volumenya.
Beban mati yang lain adalah beban pelat. Pelat grating yang digunakan adalah
steel bar grating type W-15-4 dengan berat 0.3 kN/m2, sementara pelat plating
yang digunakan adalah diamond plate dengan tebal 1/8" serta berat 0.1 kN/m2.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-8
Beban equipment juga termasuk ke dalam beban mati. Nilai tekanan dari beban
Beban Hidup
Beban hidup dimasukkan sebagai beban merata pada deck. Besar beban hidup
adalah 4.78 kPa (non wellhead) dan 3.6 kPa (around wellhead). Selain itu, beban
operasi crane termasuk ke dalam beban hidup. Saat beroperasi, crane memberikan
beban berupa momen pada struktur. Pemasukan arah momen crane ini didasarkan
pada kemungkinan posisinya yang memberikan respon struktur paling besar yaitu
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-9
Beban Lingkungan
Anjungan lepas pantai didesain agar bisa menahan gaya gelombang pada saat
operasi dan ketika terjadi badai. Anjungan lepas pantai didesain menggunakan
yang terjadi pada lokasi dibangunnya anjungan lepas pantai. Pada pemodelan ini,
digunakan parameter Maximum Individual Wave pada Tabel 3.5. Data gelombang
di bawah ini menunjukkan parameter gelombang di saat kondisi operasi dan storm.
Sedangkan untuk data arus, data arus yang digunakan adalah data arus dengan
periode ulang 1 tahun untuk kondisi operasi dan periode ulang 100 tahun untuk
kondisi storm. Tabel 3.6 memuat data arus. Perhitungan beban gelombang dan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-10
Tabel 3.6 Data Arus
Beban terakhir adalah beban angin. Dalam pemodelan ini, dilakukan dua kombinasi
beban angin, yaitu beban angin dari arah x dan beban angin dari arah y. Kecepatan
angin yang digunakan untuk pembebanan angin pada anjungan lepas pantai ini
Setelah semua data di atas dimasukkan dan diproses di dalam SACS, maka didapat
nilai beban keseluruhan dari beban hidup, beban mati, dan beban lingkungan,
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-11
Tabel 3.8 Beban Hasil Running Program SACS
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa beban vertikal dan beban horizontal
struktur anjungan lepas pantai tersebut adalah seperti yang tertera pada Tabel 3.9
di bawah.
Data beban tersebut akan digunakan untuk perhitungan stabilitas fondasi tanah
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-12
3.3.2 Fondasi Mud Mat
Fondasi mud mat (mud mat foundation) yang digunakan pada studi kasus ini
10 meter
Arah Beban
Horizontal
5 meter
Pada kondisi sesungguhnya, bentuk fondasi mudmat beragam. Namun, pada studi
kasus kali ini, fondasi mudmat dibuat sederhana dengan dimensi seperti pada
Gambar 3.5 dengan area tengah fondasi terbuat dari satu material yang sama.
Material yang digunakan adalah beton dengan nilai 𝜸𝒖𝒏𝒔𝒂𝒕 = 𝟐𝟒 𝒌𝑵/𝒎𝟑 , 𝒗 = 𝟎, 𝟏𝟓,
Dengan demikian, luas fondasi mudmat yang menjadi beban untuk tanah pada
𝐴=𝐵𝑥𝐿
(11)
𝐴 = (10 𝑥 5)𝑚
𝑨 = 𝟓𝟎 𝒎𝟐
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-13
Metode persamaan terbatas (limit equilibrium methods) pada umumnya mengacu
pada model dua dimensi (potongan vertikal). Untuk itu, dibutuhkan idealisasi
(idealization) dari area fondasi. Area yang telah teridealisasi dapat didefinisikan
dengan empat persegi panjang dengan nilai B dan L yang sama dengan area pada
Consideration 2003 dijelaskan bahwa luas area yang telah teridealisasi dapat dilihat
pada persamaan (12) berikut :
𝑨𝒊𝒅𝒆𝒂𝒍𝒊𝒛𝒆𝒅 = 𝟓𝟎 𝒎𝟐
Fondasi mudmat ini diletakkan tepat di atas dasar permukaan laut. Namun, karena
lapisan atas dasar laut adalah tanah lunak (very soft clay), maka fondasi menembus
lapisan tanah pertama dan langsung menempati lapisan tanah kedua sehingga
𝑫𝒇 = 𝟎. 𝟑 𝒎
Data tanah didapatkan dari hasil sampel tanah yang dilakukan di lapangan. Data
ini didapat dari hasil uji lapangan. Data tanah berupa Boring Log dari beberapa titik
tanah dan disajikan dalam bentuk tabel. Data tanah yang didapat merupakan data
stratigrafi tanah yang menggambarkan profil tanah pada lokasi studi. Hasil tes
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-14
setiap kedalaman beserta tingkat kekerasannya seperti yang ditampilkan pada
Tabel 3.10. Profil tanah ini juga nantinya akan digunakan dalam melakukan
Kondisi tanah di lokasi studi kasus mengandung banyak material kohesif, dimana
kekuatannya secara konsisten berkisar antara keras hingga sangat keras, kecuali
pada kedalaman sangat dangkal. Tanah lempung pada lokasi ini disisipi oleh dua
lapisan granular tipis. Lapisan granular ini terdiri atas lumpur pasir dengan derajat
Hasil uji Atterberg Limits menunjukkan bahwa tanah kohesif tersebut ditemui pada
tempat dimana terdapat banyak tanah lempung plastik (plastic clays). Nilai
Plasticity Index (Ip) di atas 100% terdapat di area mudline hingga 14.8 m, juga
terdapat pada kedalaman 56.7 m hingga 75 m. Di lapisan kohesif yang lain, nilai
Nilai Liquidity Index (LI) menunjukkan kenaikan grafik konsisten dengan nilai antara
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-15
Karena pada studi kasus ini yang diamati adalah pengaruh tanah dalam mendesain
dan menganalisis fondasi dangkal, maka pengamatan tanah tidak akan dilakukan
bahwa pada studi kasus ini jenis tanah yang akan menahan fondasi dangkal adalah
tanah lempung (clay). Kedalaman tanah yang diamati dan dianalisis hingga
mengacu pada perhitungan empiris pengaruh beban pada tanah dalam persamaan
sebagai berikut :
𝐷 = 1.5𝐿
dimana :
𝐷 = 1.5(10)
𝑫 = 𝟏𝟓 𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓
Selain profil tanah, data parameter tanah di lokasi pembuatan fondasi juga
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-16
Gambar 3.6 memperlihatkan profil berat jenis tanah pada lokasi studi. Data
tersebut diambil dari hasil tes lapangan di lokasi studi. Pada gambar tersebut dapat
dilihat bahwa dalam 100 m kedalaman tanah di lokasi studi, terdapat 10 layer tanah
dengan nilai berat jenis rata-rata tanah yang berbeda-beda di setiap lapisannya.
Berat jenis tanah di lokasi studi berkisar antara 5.7 kN/m3 hingga 8.1 kN/m3.
Fondasi diletakkan pada permukaan dasar laut sehingga nilai berat jenis tanah
Tanah yang menahan fondasi pada lokasi studi adalah tanah undrained. Pada
Gambar 3.7 terlihat bahwa terjadi penambahan nilai kuat geser (shear strength)
secara konstan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai kuat geser (shear
dijadikan acuan dalam analisis hanya sampai 15 meter di bawah permukaan dasar
laut seperti yang ditunjukkan pada profil kuat geser (undrained shear strength)
untuk fondasi mat pada Gambar 3.7. Dari data kuat geser tersebut dapat
ditentukan nilai kuat geser pada dasar fondasi (cu,0). Selain itu, terdapat juga nilai
rata-rata kuat geser antara dasar laut dengan dasar fondasi (cu,ave) yang didapat
dari hasil perhitungan di lokasi studi. Kedua nilai tersebut digunakan pada
perhitungan dan analisis kemudian. Nilainya dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Cu,0 Cu,ave
40 kPa 3 kPa
Nilai faktor daya dukung tanah (bearing capacity factor) untuk nilai ∅ = 00 tidak
dapat mengacu pada persamaan yang dikembangkan oleh Vesic pada Tabel 2.9,
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-17
demikian, nilai faktor daya dukung tanah diambil dari nilai faktor daya dukung
𝑵𝒄 = 𝟓. 𝟕
Merangkum dari apa yang telah dipaparkan di atas, parameter tanah pada lokasi
𝜸′ 𝒄𝒖,𝟎 𝒄𝒖,𝒂𝒗𝒆 𝑵𝒄
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-18
Gambar 3.6 Profil berat jenis tanah di lokasi studi
(Sumber : Data Tanah di Lokasi Studi)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-19
Gambar 3.7 Profil kuat geser tanah untuk fondasi mat
(Sumber : Data Tanah di Lokasi Studi)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-20
3.6 PERHITUNGAN AREA FONDASI
Aspek pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis stabilitas fondasi
Pemahaman tentang jenis dan parameter tanah di bawah fondasi diperlukan untuk
menentukan apakah daya dukung tanah tersebut mampu untuk menahan beban
fondasi. Apabila kekuatan daya dukung tanah lebih kecil dibandingkan dengan
failure).
Selain itu, perlu diperhatikan nilai faktor keamanan yang diambil dalam
perhitungan dan analisis. Hal ini dikarenakan kondisi lapangan tidak akan seideal
saat proses desain sehingga faktor keamanan perlu diperhatikan agar struktur
dan analisis fondasi mudmat pada studi kasus ini mengacu pada parameter di
Tabel 3.14. Lingkup perhitungan dan analisis juga berdasarkan kondisi parameter
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-21
3.6.1 Faktor Keamanan
Fondasi harus memiliki margin yang cukup dalam hal keamanan agar tidak
struktur fondasi atau gerakan alat-alat berat saat proses instalasi. Berdasarkan
pengalaman di lapangan, faktor keamanan yang dipakai paling sedikit bernilai 2.0.
Untuk itu, nilai faktor keamanan yang digunakan pada analisis studi kasus ini
adalah :
𝑺𝑭 = 𝟐. 𝟎
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-22
3.6.2 Daya Dukung Tanah
Kemampuan tanah dalam memikul beban atau beban maksimum yang diizinkan di
atasnya disebut dengan daya dukung tanah. Daya dukung ultimate tanah (ultimate
bearing capacity) adalah daya kemampuan tanah pada batas runtuh. Daya dukung
tanah yang diperbolehkan (allowable bearing capacity) dihitung setelah
mendapatkan nilai daya dukung ultimate untuk keperluan desain dan analisis.
fondasi dangkal, agar fondasi tidak menimbulkan tekanan berlebihan pada tanah
menghitung daya dukung ultimate tanah dapat menggunakan persamaan (6) yang
dikembangkan oleh Vesic. Persamaan daya dukung tanah dan faktor daya dukung
faktor dasar fondasi (b) di samping faktor bentuk (s), faktor kedalaman (d), dan
faktor kemiringan fondasi (i). Hal ini yang menyebabkan persamaan Vesic jarang
faktor di bawah didapat dari pengembangan persamaan daya dukung tanah oleh
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-23
Faktor Bentuk (Shape Factors)
𝑁𝑞 𝐵
𝑆𝑐 = 1.0 + .
𝑁𝑐 𝐿
𝒔𝒄 = 𝟏. 𝟎𝟖𝟖
𝐵
𝑆𝑞 = 1.0 + 𝑡𝑎𝑛𝜙
𝐿
𝒔𝒒 = 𝟏. 𝟎
𝐵
𝑆𝛾 = 1.0 − 0.4. ≥ 0.6
𝐿
𝒔𝜸 = 𝟎. 𝟖
𝑘 = 𝐷/𝐵
𝒌 = 𝟎. 𝟎𝟔
𝑑𝑐 = 1.0 + 0.4𝑘
𝒅𝒄 = 𝟏. 𝟎𝟐𝟒
𝒅𝒒 = 𝟏. 𝟎
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-24
𝒅𝜸 = 𝟏. 𝟎
Persamaan faktor kemiringan dapat dilihat di bawah. Namun, karena tiang fondasi
dipasang tegak lurus dengan fondasi, maka nilai dari faktor kemiringan ini
diabaikan.
1 − 𝑖𝑞
𝑖𝑐 = 𝑖𝑞 −
𝑁𝑞 − 1
𝑚
𝐻𝑖
𝑖𝑞 = [1.0 − ]
𝑉 + 𝐴′𝑐𝑎 𝑐𝑜𝑡𝜙
𝑚+1
𝐻𝑖
𝑖𝛾 = [1.0 − ]
𝑉 + 𝐴′𝑐𝑎 𝑐𝑜𝑡𝜙
dimana
𝐻𝑖 = beban horizontal
fondasi mudmat pada studi kasus ini di tanah yang datar, maka faktor tanah
1 − 𝑖𝑞
𝑔𝑐 = 𝑖𝑞 −
5.14 tan 𝜙
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-25
𝑔𝑞 = 𝑔𝛾 = [1.0 − tan 𝛽]2
dimana
𝛽 dalam radian
Faktor dasar fondasi bergantung pada kemiringan dasar fondasi atau fondasi yang
dimiringkan secara sengaja. Karena posisi fondasi mudmat pada studi kasus ini
sejajar dengan dasar permukaan laut yang rata, maka nilai faktor dasar fondasi ini
diabaikan seperti faktor kemiringan dan faktor tanah. Persamaan faktor dasar
2𝛽
𝑏𝑐 = 1 −
5.14 tan 𝜙
dimana
𝜂 = 90𝑜 − 𝜙
𝜂 dalam radian
Dari perhitungan semua faktor yang telah dihitung di atas, maka nilai daya dukung
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-26
Dapat disimpulkan bahwa tanah akan mengalami keruntuhan ketika beban yang
disimpan di atasnya melebihi nilai daya dukung ultimate tanah (ultimate bearing
capacity) tersebut. Dari hasil yang telah didapat, dapat ditentukan nilai daya
dukung tanah yang diperbolehkan (allowable bearing capacity). Dengan
𝑞𝑢𝑙𝑡
𝑞𝑎𝑙𝑙 =
𝑆𝐹
sekitar tanah, seperti getaran pada tanah. Beban yang disebabkan oleh lingkungan
ini memberikan pengaruh pada tahanan geser (sliding resistance) tanah sehingga
nilai ini perlu diperhitungkan agar tidak banyak aktivitas lingkungan yang akan
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa di dalam ISO 19901-
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-27
dimana
𝛾𝑚 = faktor material
𝐴 = luas fondasi
Dari data yang telah didapat sebelumnya, didapat bahwa nilai 𝒄𝒖,𝟎 = 40 kPa. Nilai
𝑄𝑑,ℎ = (40/1.25)50
𝑸𝒅,𝒉 = 𝟏𝟔𝟎𝟎 𝒌𝑵
Jika tanpa dikali luas fondasi, maka nilai tahanan geser tanah adalah sebagai
berikut :
𝒒𝒅,𝒉 = 𝟑𝟐 𝒌𝑷𝒂
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-28
3.8 PERHITUNGAN BEBAN VERTIKAL
Beban vertikal adalah beban struktur yang diteruskan pada tanah di bawahnya.
Beban vertikal terdiri dari beban hidup dan beban mati. Beban hidup adalah beban
bergerak seperti manusia dan mesin, sedangkan beban mati adalah beban struktur
yang sifatnya tetap dan permanen. Beban struktur ini memberikan pengaruh pada
daya dukung tanah undrained (undrained bearing capacity) tanah sehingga nilai
Seperti yang telah dijelaskan di dalam ISO 19901-4 Geotechnical and Foundation
𝜅𝐵′ 𝐾𝑐
𝑞𝑑,𝑣 = 𝐹 (𝑁𝑐 𝑐𝑢,𝑜 + ) + 𝑝′𝑂
4 𝛾𝑚
dimana
𝛾𝑚 = faktor material
dan kedalaman
Beberapa parameter telah didapatkan sebelumnya. Faktor daya dukung tanah dari
(undrained shear strength) di dasar fondasi adalah 𝒄𝒖,𝟎 = 40 kPa. Lebar fondasi
yang diambil tidak seperti pada persamaan (11) karena pada kondisi ini, tidak ada
beban horizontal sehingga tidak terjadi momen dan tidak menciptakan lebar
efektif. Oleh karena itu nilai B’ sama dengan nilai B, B’ = 5 m. Nilai faktor material
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-29
yang direkomendasikan oleh ISO 19901-4 Geotechnical and Foundation Design
𝑝′𝑂 adalah tegangan overburden efektif di bagian dasar fondasi. Diketahui, nilai
submerged unit weight 𝛾′= 5.7 kN/m3 dan dasar fondasi berada pada kedalaman
0.3 meter dari permukaan dasar laut sehingga didapat :
𝑝′𝑂 = 𝛾′𝐷𝑏
𝒑′𝑶 = 𝟏. 𝟕𝟏 𝒌𝑷𝒂
Faktor koreksi, F, merupakan fungsi dari 𝜅𝐵′ /𝑐𝑢,0 . Nilai F bergantung juga pada
karakteristik permukaan fondasi. 𝐹𝑠 untuk faktor koreksi ketika tidak ada gesekan
antara tanah dan fondasi. 𝐹𝑟 untuk gesekan yang nilainya sebanding dengan kuat
gesert tanah pada permuakaan. Pada kasus ini, faktor koreksi yang digunakan
adalah 𝐹𝑟 karena adanya gesekan yang sebanding dengan kuat geser tanah pada
permukaan fondasi.
Nilai F didapat dari grafik pada Gambar 3.8. Nilai 𝜅𝐵′ /𝑐𝑢,0 adalah sebagai berikut:
𝜿𝑩′
= 𝟎. 𝟐𝟓
𝒄𝒖,𝟎
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-30
Gambar 3.8 Faktor koreksi, F
(Sumber : ISO 19901-4, 2003)
𝐾𝑐 = 1 + 𝑠𝑐 + 𝑑𝑐 − 𝑖𝑐
Faktor Kemiringan
Karena fondasi dipasang tegak lurus dengan permukaan tanah, maka tidak ada
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-31
𝒊𝒄 = 𝟎
Faktor bentuk
Nilai 𝑠𝑐𝑣 didapat dari Tabel 3.16 Sebagai fungsi dari 𝜅𝐵′ /𝑐𝑢,0 . Nilai 𝑠𝑐𝑣 berasal dari
Dari hasil interpolasi didapat nilai 𝒔𝒄𝒗 = 𝟎. 𝟏𝟕𝟓 sehingga nilai 𝑠𝑐 adalah :
𝑠𝑐 = 0.175(1 − 0)(5/10)
𝒔𝒄 = 𝟎. 𝟎𝟖𝟕𝟓
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-32
Faktor Kedalaman
𝑐𝑢,1 𝐷𝑏
𝑑𝑐 = 0.3 ( ) arctan
𝑐𝑢,2 𝐵′
dimana
Dari data sebelumnya diketahui bahwa fondasi mudmat terletak pada kedalaman
0.3 meter di bawah permukaan dasar laut. Nilai kuat geser rata-rata (average shear
strength) tanah di atas dasar fondasi sama dengan nilai kuat geser tanah pada
kedalaman 0 – 0.3 m sehingga nilai 𝒄𝒖,𝟏 = 𝟑𝒌𝑷𝒂.
Kedalaman tanah yang dijadikan parameter dalam perhitungan dan analisis fondasi
pada studi kasus ini hingga kedalaman 10 meter. Kuat geser ekuivalen (equivalent
shear strength) dengan kuat geser tanah di bawah tanah fondasi didapat :
𝜅𝐵′
𝑐𝑢,2 = 𝐹 (𝑁𝑐 𝑐𝑢,𝑜 + ) /𝑁𝑐
4
(2)(5)
𝑐𝑢,2 = 1.0125 ((5.7)(40) + ) /5.7
4
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-33
Semua komponen faktor kedalaman telah didapat. Faktor kedalaman kini dapat
3 0.3
𝑑𝑐 = 0.3 ( ) arctan
40.944 5
𝒅𝒄 = 𝟎. 𝟎𝟕𝟔
Setelah semua komponen faktor koreksi dihitung, maka dapat dihitung nilai faktor
𝐾𝑐 = 1 + 𝑠𝑐 + 𝑑𝑐 − 𝑖𝑐
𝐾𝑐 = 1 + 0.0875 + 0.076 − 0
𝑲𝒄 = 𝟏. 𝟏𝟔𝟑𝟓
Dengan demikian, beban vertikal pada fondasi mudmat dan tanah adalah sebagai
berikut:
𝜅𝐵′ 𝐾𝑐
𝑞𝑑,𝑣 = 𝐹 (𝑁𝑐 𝑐𝑢,𝑜 + ) + 𝑝′𝑂
4 𝛾𝑚
(2)(5) 1.1635
𝑞𝑑,𝑣 = 1.0125 ((5.7)(40) + ) + 1.71
4 1.5
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 3-34
BAB 4
PERHITUNGAN STABILITAS FONDASI
MENGGUNAKAN METODE ELEMEN
HINGGA
4.1. UMUM
Analisis studi kasus tugas akhir pada bab ini menggunakan dua metode. Metode
pertama adalah perhitungan manual sesuai prosedur yang ditetapkan oleh ISO
prosedur dalam ISO 19901-4, pada bab ini perhitungan dan analisis menggunakan
yang cocok untuk analisis deformasi pada tanah dan batu (PLAXIS,1998). Perangkat
Bab ini menjelaskan bagaimana mencari nilai gaya maksimum yang dapat diterima
tanah. Nilai yang didapat nantinya akan dibandingkan dengan nilai hasil
perhitungan manual yang dilakukan pada bab sebelumnya. Data parameter tanah
yang menjadi input pada pemodelan menggunakan PLAXIS ini mengacu pada data
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-1
Dalam pemodelan ini, potongan lapisan tanah diambil melintang dengan
digunakan mode plane-strain. Output yang diharapkan dari pemodelan ini adalah
nilai beban maksimum yang mampu ditahan oleh tanah sehingga ketika beban
tersebut disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik itulah analisis stabilitas fondasi
dilakukan.
Metode elemen hingga adalah metode pendekatan solusi secara numerik dan
menyelesaikannya. Inti dari metode elemen hingga adalah membagi suatu benda
yang akan dianalisis, menjadi beberapa bagian dengan jumlah berhingga (finite).
Sebagai ilustrasi, misal suatu batang panjang yang berbentuk fisik tidak beraturan
yang besar dan ukurannya relatif lurus. Bentang panjang sebelum dipotong tadi
disebut kontinum, sedangkan batang yang pendek dan relatif lurus disebut elemen
hingga.
pada metode matrik untuk analisis struktur dan hasil yang diperoleh identik
dengan analisis klasik untuk struktur. Diskretisasi yang dilakukan dapat dilakukan
dengan menggunakan elemen satu dimensi (elemen garis), dua dimensi (elemen
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-2
elemen kontinum untuk menentukan pendekatan penyelesaian masalah yang lebih
Dalam kasus pembebanan tanah, tanah dikenai gaya dari beban yang menimpa di
(deformasi) pada tanah. Sifat distribusi dari akibat yang ditimbulkan dari deformasi
tersebut bergantung pada karakteristik sistem gaya dan beban itu sendiri. Dalam
Secara umum, pemodelan dalam metode elemen hingga pada kasus rekayasa
2. Penentuan jumlah elemen yang akan diberikan pada model geometri tersebut
3. Pembuatan elemen dari hasil pemodelan geometri struktur yang akan dianalisis
(mesh generation)
kondisi nyata.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-3
Pada pemodelan studi kasus ini, area tanah di dasar laut yang luas dan dalam
disederhanakan menjadi area berbatas dan ditinjau pada satu titik saja. Area
akibat pembebanan, faktor keamanan, dan lain-lain. Gambar 4.1 merupakan logo
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-4
Perilaku tanah pada kenyataannya tidak linear dan bergantung pada waktu
sehingga pada aplikasi suatu kasus geoteknik diperlukan simulasi tingkat lanjut
dengan membuat sebuah model konstruksi. Selain itu material tanah adalah
material yang multiphase. Untuk analisis yang melibatkan keberadaan air tanah,
Pada bagian ini akan dibahas terkait masukan (input) dan langkah pemodelan yang
akan digunakan pada perangkat lunak PLAXIS. Hal-hal yang dibahas pada bagian
ini meliputi data tanah yang menjadi input dalam pemodelan, tahapan pemodelan
Beban yang dianalisis menggunakan perangkat lunak PLAXIS ini adalah beban
horizontal dan beban vertikal. Dalam setiap langkah pemodelan dan hasil, memuat
langkah pemodelan dan hasil pemodelan untuk setiap beban (vertikal dan
Data yang digunakan pada input pemodelan PLAXIS ini sama dengan data yang
tanah dari hasil penyelidikan tanah, baik penyelidikan tanah di lapangan maupun
di laboratorium, yang telah didapat pada survei tanah sebelumnya. Data tanah
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-5
yang kurang lengkap didekati nilainya dengan nilai standar yang umum digunakan
pada aplikasi geoteknik. Nilai-nilai tersebut didapat dari buku “Foundation Analysis
Perilaku tanah dan batuan di bawah beban umumnya bersifat non-linier. Pada
elastic model, Mohr Coulomb model, Hardening Soil model, Soft Soil model, dan
Soft Soil Creep model. Pada analisis ini digunakan model Mohr-Coulomb. Model
ini dinilai lebih sederhana dan membutuhkan parameter tanah yang relatif mudah
tanah, yaitu :
1. Kohesi ( c )
4. Poisson’s ratio ( ν )
5. Dilatancy angle ( ψ )
Oleh karenanya, data tanah yang dimiliki haruslah mencakup kelima parameter
Dari data tanah sebelumnya, didapat bahwa tanah yang berada di bawah fondasi
didominasi oleh tanah lempung (clay) dengan berbagai macam tingkat kekerasan.
Penjelasan tentang data stratifikasi tanah di lokasi studi dapat dilihat pada Tabel
Sebenarnya, karena objek yang dianalisis adalah fondasi dangkal, maka cakupan
kedalaman tanah yang perlu ditinjau tidak perlu terlalu dalam. Hal ini disebabkan
pengaruh dari fondasi pada tanah hanya berkisar pada kedalaman yang senilai 2/3
lebar fondasi saja. Oleh karena itu, pada bab sebelumnya, kedalaman tanah yang
ditinjau hanya sampai kedalaman 15 meter saja sehingga pada pemodelan ini,
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-6
kedalaman tanah yang dimodelkan adalah 15 meter di bawah dasar laut (seabed).
Karena lapisan pertama bersifat sangat lunak dan kedalamannya sangat dangkal,
maka lapisan pertama pada pemodelan ini diabaikan, karena pengaruhnya tidak
terlalu besar. Tabel 4.1 memuat data stratifikasi tanah yang parameter tanahnya
Berdasarkan data yang didapat dari Gambar 3.3 dan Gambar 4.2, maka didapat
nilai berat jenis tanah (submerged unit weight) dan nilai kuat geser tanah atau
kohesi tanah pada lokasi yang ditinjau pada pemodelan PLAXIS ini.
Pada bagian sebelumnya telah disebutkan bahwa dari data tanah tersebut, nilai
kuat geser tanah untuk lapisan pertama, lapisan clay very soft, nilai kuat geser
tanahnya c = 50 kPa.
Data tanah yang didapat tidak memuat data Modulus Young sehingga pendekatan
nilai ini didapat dari kisaran nilai modulus elastisitas yang terdapat pada buku
“Foundation Analysis and Design” karya Joseph E. Bowles seperti yang ditunjukkan
Berdasarkan kisaran nilai pada Tabel 4.2, diambil nilai asumsi dari modulus
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-7
Gambar 4.2 Nilai kuat geser tanah pada lokasi studi
(Sumber : Data Tanah di Lokasi Studi)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-8
Tabel 4.2 Kisaran Modulus Elastisitas Tanah
Nilai sudut geser dalam (internal friction) untuk tanah clay undrained jenuh bernilai
0o sehingga untuk ketiga lapisan tersebut, nilai sudut geser dalam semua sama φ
= 0o. Hal tersebut sesuai dengan kisaran nilai sudut geser dalam pada berbagai jenis
tanah seperti yang digambarkan pada Tabel 4.3. Nilai sudut geser dalam erat
hubungan dengan nilai dilatancy angle sehingga untuk tanah lempung, tidak ada
Untuk nilai Poisson’s Ratio, manual PLAXIS menyarankan kisaran Poisson’s Ratio
antara 0.3 dan 0.4 dan untuk tipe tanah undrained, nilai Poisson’s Ratio yang
disarankan ≤ 0.35. Pada pemodelan studi kasus ini, nilai Poisson’s Ratio sama untuk
Berdasarkan data tanah yang didapat, nilai rata-rata PI untuk lapisan kedua adalah
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-9
Gambar 4.3 Data Plasticity Index tanah di lokasi studi
(Sumber : Data Tanah di Lokasi Studi)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-10
Tabel 4.3 Nilai Representatif Sudut Geser Dalam Berbagai Jenis Tanah
Dengan demikian, merangkum dari semua yang telah dipaparkan di atas, data
tanah yang akan dimasukkan ke dalam pemodelan PLAXIS seperti yang disajikan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-11
4.4.2. Material Fondasi Mudmat
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-12
Pada tahapan input, model dari area yang akan dianalisis dibuat dalam bentuk 2D
atau biasa disebut pendefinisian model geometri. Elemen tanah yang akan
dianalisis dibatasi pada jarak dan kedalaman tertentu. Setelah itu pendefinisian
material tanah. Data parameter tanah yang telah didapat di masukan pada model
geometri yang telah ditentukan sebelumnya lalu dilakukan mesh generation untuk
perhitungan itu sendiri dilakukan. Tahapan konstruksi, dan titik mana yang akan
Pada tahapan output, disajikan keluaran dari hasil input parameter dan
perhitungan sebelumnya. Output pada studi kasus ini berupa tampilan deformasi
tanah akibat pembebanan, tampilan tegangan efektif dan total, serta grafik
Pada bagian ini dijelaskan secara umum tentang cara-cara yang dilakukan untuk
memodelkan area tanah yang akan dianalisis dalam bentuk model sederhana yang
dapat dihitung oleh PLAXIS. Selain itu juga dijelaskan langkah untuk melakukan
Pada beberapa tahap di bagian ini, akan dijelaskan langkah tertentu untuk beban
vertikal dan beban horizontal secara berbeda, seperti pada tahap pemberian beban
dan perhitungan, karena pada tahap tersebut input pemodelan yang dimasukkan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-13
1. Membuat File Baru
Saat membuka PLAXIS, akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.5.
pengaturan umum dari pemodelan PLAXIS ini. Beri nama pemodelan ini
nama, dua kolom yang harus diperhatikan adalah kolom “Model” dan kolom
“Elements”.
itu dipilih mode elemen 15-node agar analisis elemen lebih detail. Gravitasi
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-14
Selanjutnya buka label “Dimensions”. Tampilan label ini seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.7. Kolom yang perlu diperhatikan pada label ini
adalah kolom “Time” dan “Geometry Dimensions”. Pada kasus ini, tinjauan
waktu yang digunakan adalah detik (Second). Dimensi kedalaman air adalah
20 meter dan kedalaman tanah yang ditinjau adalah 25 meter sehingga dipilih
dalam menggambar.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-15
Setelah pendefinisian geometri secara umum selesai, saatnya menggambar
model struktur tanah. Gunakan geometry line untuk menggambar area dan
penampang tanah. Gambar lapisan tanah disesuaikan dengan data tanah yang
telah ada sebelumnya. Gambar 4.8 memuat gambar model geometri tanah
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa dalam pemodelan ini, tanah
bagian ini setiap lapisan tanah didefinisikan sesuai dengan parameter tanah
pada data tanah sebelumnya. Properti tanah sudah terpaparkan secara jelas
Tampilan “Material Sets” tergambar pada Gambar 4.9. Pilih “Soil & Interface”
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-16
untuk mendefinisikan tanah dan parameternya. Setelah itu klik new untuk
Setelah klik new, akan muncul tampilan seperti Gambar 4.10, Gambar 4.11,
dan Gambar 4.12. Kolom-kolom pada tampilan tersebut diisi sesuai dengan
bawah laut dan terendam air, maka nilai berat unit tanah jenuh dan tak
jenuhnya sama.
Dalam melakukan input berat jenis tanah, nilai berat jenis air harus
ditambahkan pada berat jenis tanah submerged yang terdapat pada data
𝜸𝒔𝒂𝒕 = 𝟏𝟓, 𝟕 𝒌𝑵/𝒎𝟑 . Nilai permeabilitas tanahnya sangat kecil sehingga dapat
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-17
diabaikan. Kolom “Strength” pada lebel “Interface” dipilih manual dengan nilai
Rinter = 0.5. Nilai ini direkomendasikan oleh PLAXIS untuk tanah lempung.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-18
Gambar 4.12 Tampilan Mohr-Coloumb Model label Interfaces
drag pada lapisan model geometri yang telah dibuat. Model geometri yang
telah didefinisikan lapisan tanahnya dapat dilihat pada Gambar 4.13.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-19
Gambar 4.14 Standard Fixities pada Model
tekanan pada tanah. Kisaran nilai k0 adalah dari 0 sampai 1. Nilai K0 bisa
didapat dari korelasi nilai Plasticity Index (PI) tanah melalui persamaan yang
persamaan berikut :
𝐊 𝟎 = 𝟎, 𝟕𝟑𝟔
Nilai tersebut di atas dimasukkan pada properti tanah. Input nilai K0 dapat
dilakukan dengan melakukan klik dua kali material tanah pada bidang kerja di
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-20
Gambar 4.15 Menentukan nilai k0
dipilih adalah “Linear Elastic” dengan tipe material “Non-Porous” karena pada
Dalam kolom input berat jenis material fondasi, masukkan nilai 𝜸𝒖𝒏𝒔𝒂𝒕 =
𝟐𝟒 𝒌𝑵/𝒎𝟑 . Kemudian setelah itu nilai modulus elastisitas dan poisson’s ratio
diinput pada tab setelahnya. Kolom “Strength” pada lebel “Interface” dipilih
manual dengan nilai Rinter = 1. Gambar 4.16, Gambar 4.17, dan Gambar 4.18
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-21
Gambar 4.16 Tampilan Linear Elastic Model label General
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-22
Gambar 4.18 Tampilan Linear Elastic Model label Interfaces
pada lapisan model geometri fondasi yang telah didefinisikan di atas lapisan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-23
5. Memasukkan Beban
Beban yang digunakan pada pemodelan ini adalah distribution load. Beban
kalkulasi selesai, akan dilihat pada stage berapa tanah mengalami keruntuhan.
Nilai yang diambil merupakan nilai daya dukung tanah dan tahanan geser
tanah. Untuk setiap komponen vertikal dan horizontal, dipilih beban yang akan
membuat tanah runtuh, dengan tujuan untuk mencari titik dimana beban
dipilih beban sebesar 250 kN/m2, sedangkan untuk beban horizontal dipilih
runtuh.
Beban Vertikal
Untuk beban vertikal, beban yang diaplikasikan sebesar 250 kN/m2. ke arah
sumbu y negatif. Gambar 4.20 menampilkan gambar model yang telah diberi
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-24
Untuk mendefinisikan beban tersebut, klik dua kali diagram gaya pada model.
Setelah itu akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.21. Masukkan nilai -
Beban Horizontal
Pengaturan beban untuk arah horizontal hampir sama seperti pada beban
vertikal, hanya saja displacement ditujukan ke arah sumbu x positif. Jadi, pada
Gambar 4.21 di atas, sumbu Y dibuat 0 dan sumbu X diisi beban sebesar 70
kN/m2. Gambar 4.22 menampilkan gambar model yang telah diberi beban
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-25
6. Mesh Generation
model secara global, termasuk interaksi pada tanah. Distribusi elemen yang
digunakan adalah very fine agar elemen pada tanah semakin banyak dan
Untuk melakukan mesh generation, masuk pada menu “Mesh”, lalu masuk
pada pilihan “global coarseness”. Lalu pilih jenis coarseness yang diinginkan.
Hasil dari mesh generation dapat dilihat pada Gambar 4.23. Setelah itu klik
update.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-26
7. Mendefinisikan Kondisi Awal
didefinisikan. Input kondisi awal terpisah dari input geometri model dan
material tanah. Pada bagian ini, ada dua hal yang perlu diperhatikan : tekanan
air (water pressures) dan tekanan awal (initial stresses). Sebelum melakukan
input untuk kedua hal tersebut di atas, perlu dilakukan pendefinisian nilai berat
jenis air. Berat jenis air yang digunakan adalah 10 kN/m3. Pendefinisian berat
phreatic level. Karena tanah tertimbun di dalam air, muka air digambar jauh di
atas permukaan tanah. Pada kasus ini, muka air digambar 25 meter di atas
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-27
Gambar 4.25 Gambar model pada pendefinisian kondisi awal
Setelah memodelkan muka air tanah, perlu dihitung tekanan air yang bekerja.
Klik water pressure untuk melihat besar tekanan air yang bekerja pada tanah.
Gambar 4.26 memperlihatkan besar tekanan air yang bekerja pada tanah.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-28
Initial Stress dihitung berdasarkan K0-procedure, dimana perhitungan
tegangan awal dilakukan sesuai dengan definisi kondisi awal yang diberikan.
8. Melakukan Perhitungan
ini, ada dua label yang perlu diperhatikan, pertama label “General”, lalu yang
kedua label “Parameters”. Tampilan kedua label ini dapat dilihat pada Gambar
plastic analysis. Setelah itu, isian pada label “Parameters” biarkan sesuai default
kecuali untuk control parameters. Nilai yang dimasukkan adalah 1000 untuk
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-29
melihat deformasi pada waktu yang lebih lama. Hal ini dimaksudkan untuk
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-30
Setelah itu klik define untuk mendefinisikan tahapan konstruksi beban pada
tanah yang nantinya akan di analisis karena PLAXIS berbasis pada konstruksi
bertahap. Karena pada kasus ini tidak ada tahapan konstruksi yang berarti,
maka cukup mendefinisikan satu fase yaitu fase pembebanan tanah oleh
struktur di atasnya. Gambar 4.30 adalah gambar saat fase belum didefinisikan
dan Gambar 4.31 adalah gambar saat fase pembebanan didefinisikan dan siap
untuk dikalkulasikan.
Artinya, pada fase setelah fase awal (initial phase) adalah fase pembebanan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-31
Langkah selanjutnya adalah menentukan nodal permukaan tanah yang akan
ditinjau. Karena pada kasus ini ingin dilihat daya dukung tanah, maka nodal
diletakkan tepat di bawah beban. Penentuan titik nodal dapat dilihat pada
Gambar 4.32.
Setelah penentuan titik nodal selesai dilakukan, klik update. Segala hal yang
perlu didefinisikan pada bagian ini telah selesai. Model siap dihitung. Klik
Saat perhitungan selesai dilakukan, tampilan yang akan muncul adalah seperti
pada Gambar 4.34. Hasil perhitungan dapat dilihat pada kolom identification
phase dan log info. Jika aman, kolom identification akan dibubuhi centang,
sedangkan jika pemodelan tidak aman, kolom identification akan dibubuhi
cakra dan akan diberikan komentar apa penyebab tidak aman pada kolom log
info. Pada umumnya komentar yang diberikan adalah keruntuhan tanah (body
collapse).
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-32
Gambar 4.33 Proses kalkulasi
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-33
9. Menganalisis Keluaran (Output)
Setelah proses perhitungan selesai, klik output. Keluaran yang ditampilkan siap
untuk dianalisis. Analisis dari hasil pemodelan pada studi kasus, baik yang arah
Pilihan untuk melihat output akan muncul setelah proses kalkulasi selesai
dilakukan. Output yang dapat dihasilkan oleh PLAXIS pada pemodelan studi kasus
ini adalah :
1. Deformasi mesh
2. Grafik deformasi-gaya
Keluaran akan disajikan berbeda antara beban vertikal dan horizontal. Penjelasan
Beban Vertikal
Bentuk deformasi tanah yang tercipta pada pemodelan ini dapat dilihat pada
Gambar 4.35. Deformasi yang terlihat pada gambar tersebut adalah deformasi
yang terjadi saat beban 250 kN/m2 diaplikasikan. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa tanah mengalami keruntuhan, maka beban 250 kPa terlalu besar untuk
diaplikasikan. Dari grafik pembebanan yang dihasilkan akan dilihat pada titik
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-34
Gambar 4.35 Tampilan deformasi tanah akibat beban vertikal
Untuk melihat grafik, masuk pada jendela PLAXIS curve program. Pada jendela ini
akan diminta file pemodelan yang akan dilihat grafiknya. Pilih nama file pemodelan
studi kasus ini, lalu tampilan Curve Generation pada Gambar 4.36 akan muncul.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-35
Untuk melihat grafik deformasi-gaya, pilih Displacement untuk x-axis dan
Multiplier untuk y-axis. Hasil perhitungan berupa grafik deformasi-gaya pada titik
A dapat dilihat pada Gambar 4.37.
Dari grafik di atas terlihat bahwa dengan beban 250 kN/m2 , tanah mengalami
keruntuhan. Agar fondasi tetap stabil, maka nilai beban yang boleh diaplikasikan
Titik maksimum yang diambil adalah saat tanah mengalami kenaikan plastisitas
namun masih dalam batas wajar. Titik 0,1 dari total deformasi yang terjadi, yaitu
saat terjadi deformasi sebesar 0,1 x 42,8 cm = 4,28 cm, masih dianggap aman
sehingga mengambil titik tersebut sebagai titik maksimum beban yang boleh
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-36
diaplikasikan masih dapat dilakukan. Nilai tersebut berada pada stage 0,754 dari
beban awal yang diberikan sehingga nilai daya dukung tanah ultimate adalah
sebagai berikut :
𝒒𝒖 = 𝟏𝟖𝟖, 𝟓 𝒌𝑷𝒂
Beban Horizontal
Untuk beban horizontal, deformasi tanah yang terjadi dapat dilihat pada Gambar
4.38. Pada gambar tersebut terlihat lapisan tanah sedikit bergeser dari tempatnya
Untuk melihat grafik, masuk pada jendela PLAXIS curve program. Pada jendela ini
akan diminta file pemodelan yang akan dilihat grafiknya. Pilih nama file pemodelan
studi kasus ini. Kemudian pilih Displacement untuk x-axis dan Multiplier untuk y-
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-37
axis. Hasil perhitungan berupa grafik deformasi-gaya pada titik A dapat dilihat
Terlihat pada grafik, bahwa setelah titik 0,664 plastisitas tanah mulai naik hingga
akhirnya tanah runtuh pada titik 0,890. Titik 0,664 ini diambil sebagai batas
maksimum beban yang boleh diaplikasikan pada tanah. Dengan demikian, nilai
tahanan geser tanah ultimate adalah 0,664 dari beban awal yang diberikan, yaitu
𝒒𝒖 = 𝟒𝟔, 𝟒𝟖 𝒌𝑷𝒂
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 4-38
BAB 5
ANALISIS STABILITAS FONDASI
5.1. UMUM
Analisis stabilitas fondasi perlu dilakukan saat proses desain struktur, sebelum
suatu struktur ditempatkan pada area konstruksi. Hal ini dimaksudkan agar tidak
terjadi bearing capacity failure atau kegagalan fondasi yang menyebabkan tanah
Agar tidak terjadi bearing capacity failure, maka harus dipastikan tegangan geser
(shear strength) tanah melebihi dari tegangan geser (shear strength) fondasi pada
tanah. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung
kuat geser tanah dengan mencari tahu nilai maksimum gaya (𝑞𝑢𝑙𝑡 ) yang mampu
diterima oleh tanah. Kemudian setelah itu, menentukan nilai gaya yang
keamanan (safety factor) dalam gaya maksimum yang telah didapat. Beban struktur
yang akan diletakkan di atas tanah tidak boleh melebihi gaya yang diperbolehkan
(𝑞𝑎𝑙𝑙 ) tersebut. Hubungan 𝑞𝑢𝑙𝑡 dan 𝑞𝑎𝑙𝑙 dapat dilihat pada Gambar 5.1. Penentuan
gaya yang diperbolehkan ( 𝑞𝑎𝑙𝑙 ) dapat dilihat pada persamaan (1) pada bab
sebelumnya.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 5-1
𝒒𝒂𝒍𝒍
𝒒𝒖𝒍𝒕
Nilai gaya yang diperbolehkan atau daya dukung izin ( 𝑞𝑎𝑙𝑙 ) bergantung pada
seberapa besar faktor keamanan (safety factor) yang dipilih. Pada umumnya, nilai
faktor keamanan yang dipilih adalah 2. ISO 19901-4 juga merekomendasikan nilai
faktor keamanan yang dipilih adalah 2 sehingga pada studi kasus ini, persamaan
𝒒𝒖𝒍𝒕
𝒒𝒂𝒍𝒍 =
𝟐
Pada bagian ini akan dianalisis apakah beban struktur yang telah dirancang mampu
ditahan oleh tanah yang akan menopang struktur tersebut nantinya. Pada bab
sebelumnya telah dilakukan perhitungan nilai kuat geser (shear strength) tanah
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 5-2
5.2. BEBAN PADA FONDASI
Analisis dilakukan hanya saat struktur jacket mulai dipancangkan pada tanah
sehingga beban lain selain beban dari struktur jacket seperti beban deck, crane,
dan beban hidup diabaikan. Selain itu, gaya angin yang dirancang pada desain
struktur juga diabaikan. Hanya gaya gelombang dan arus, serta gaya vertikal dari
Total gaya yang diterima struktur, baik yang berasal dari struktur itu sendiri
maupun yang berasal dari lingkungan, akan ditransfer ke fondasi. Pada fondasi,
total gaya ini diterjemahkan menjadi beban vertikal (𝑉) dan beban horizontal (𝐻𝐸 ).
Gaya yang bekerja pada fondasi dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Beban Vertikal
Beban Horizontal
𝒑𝒆𝒓𝒎𝒖𝒌𝒂𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉
Tahanan geser
(sliding resistance)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 5-3
Dari perhitungan beban struktur menggunakan perangkat lunak SACS pada bab
sebelumnya, didapat nilai beban vertikal dan beban horizontal dari struktur yang
Kekuatan
Jenis Beban Total Kekuatan Beban
Beban
Beban Mati Gaya Vertikal 1.017,3 kips
1.025,086kips 4.559,809 kN
Gaya Gaya Vertikal 7,786 kips
Gelombang Gaya Horizontal
177,033 kips 177,033 kips 787,482 kN
dan Arus
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa besar gaya vertikal (𝑉 ) dan gaya
horizontal (𝐻𝐸 ) dari struktur yang akan membebani tanah adalah sebagai berikut :
𝑽 = 𝟒. 𝟓𝟓𝟗, 𝟖𝟎𝟗 𝒌𝑵
𝑯𝑬 = 𝟕𝟖𝟕, 𝟒𝟖𝟐 𝒌𝑵
Apabila nilai beban vertikal dan beban horizontal lebih kecil dari nilai daya dukung
tanah dan tahanan geser tanah, maka fondasi akan stabil dalam menopang struktur
di atasnya. Namun, apabila sebaliknya, maka perlu dilakukan tindak lanjut atas
desain struktur yang telah dibuat. Hal ini yang akan dibahas pada analisis di bagian
selanjutnya.
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 5-4
5.3. ANALISIS GAYA BEBAN
Di dalam ISO 19901-4 dijelaskan bahwa kombinasi beban horizontal dan vertikal
𝑬 𝒆 ≤ 𝑹𝒅
Bahwa nilai beban pada fondasi (𝐸𝑒 ) harus lebih kecil atau sama dengan nilai desain
tahanan tanah (𝑅𝑑 ). Untuk melihat apakah kondisi tersebut terpenuhi atau tidak,
analisis dengan cara meninjau satu beban lalu mengabaikan atau mengasumsikan
kecil beban lainnya dapat dilakukan. Persamaan (10) adalah situasi dimana beban
dikatakan stabil ketika nilai beban struktur atau beban vertikal (𝑉 ) yang diterima
fondasi lebih kecil atau sama dengan desain daya dukung (bearing capacity) tanah
𝑽 ≤ 𝑸𝒅,𝒗
Sedangkan persamaan (11) adalah kondisi dimana beban struktur atau beban
vertikal diasumsikan bernilai kecil sehingga kondisi stabil pada fondasi didapat
ketika nilai beban lingkungan atau beban horizontal (𝐻𝐸 ) lebih kecil atau sama
dengan desain tahanan geser (sliding resistance) tanah ( 𝑄𝑑,ℎ ), seperti pada
persamaan berikut :
𝑯𝑬 ≤ 𝑸𝒅,𝒉
Pada bagian ini, analisis stabilitas fondasi akan dilakukan pada setiap komponen
gaya yang bekerja pada tanah. Pada bagian komponen horizontal, nilai beban
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 5-5
horizontal akan dicocokkan dengan nilai tahanan geser tanah. Pada bagian
komponen vertikal, nilai beban vertikal akan dicocokkan dengan nilai daya dukung
tanah yang didapat dari berbagai macam metode : prosedur ISO 19901-4, metode
komparasi tambahan.
Komponen horizontal pada analisis gaya beban ini mencakup beban horizontal
(𝐻𝐸 ) pada fondasi dan nilai tahanan geser (𝑄𝑑,ℎ ) tanah. Beban horizontal pada
fondasi merupakan refleksi dari beban lingkungan, dalam hal ini gelombang dan
arus, pada struktur yang dipindahkan pada fondasi. Gambar 5.3 merupakan
sebuah fondasi.
Beban Horizontal
Tahanan geser
(sliding resistance)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 5-6
Jika beban horizontal lebih besar dari nilai tahanan geser tanah, maka fondasi tidak
akan stabil, bahkan mungkin bisa mengalami keruntuhan. Gaya tahanan geser
tanah yang mengarah berlawanan dari beban horizontal harus lebih besar nilainya
𝟕𝟖𝟕, 𝟒𝟖𝟐 𝒌𝑵. Sedangkan nilai tahanan tanah adalah 𝑄𝑑,ℎ = 1600 𝑘𝑁. Karena nilai
tahanan tanah tersebut dalam keadaan ultimate, maka nilai tersebut harus dibagi
dengan faktor keamanan (safety factor) sehingga nilai tahanan tanah yang yang
1600 𝑘𝑁
𝑄𝑑,ℎ =
2
𝑸𝒅,𝒉(𝒂𝒍𝒍) = 𝟖𝟎𝟎 𝒌𝑵
Nilai tahanan tanah juga didapat dari pemodelan menggunakan perangkat lunak
PLAXIS. Dari hasil pemodelan, didapat nilai tahanan geser ultimate tanah adalah
20,93 kPa. Jika dikalikan dengan luas fondasi 50 m2, maka didapat nilai tahanan
𝑄𝑑,ℎ = 𝑞𝑢 . 𝐴
𝑄𝑑,ℎ = 46,48.50
𝑸𝒅,𝒉 = 𝟐. 𝟑𝟐𝟒 𝒌𝑵
Untuk mendapatkan nilai gaya yang diperbolehkan, maka nilai tersebut di atas
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 5-7
2.324 𝑘𝑁
𝑄𝑑,ℎ =
2
𝑸𝒅,𝒉(𝒂𝒍𝒍) = 𝟏. 𝟏𝟔𝟐 𝒌𝑵
Dengan demikian, hasil perhitungan tahanan geser tanah terhadap fondasi dengan
Tabel 5.2 Nilai Tahanan Geser Fondasi dari Dua Metode Perhitungan
Berdasarkan data yang sudah ada, dapat disimpulkan bahwa komponen horizontal
dari gaya yang bekerja pada fondasi stabil karena memenuhi kriteria kestabilan
fondasi dimana nilai beban horizontal lebih kecil dari desain tahanan tanah yang
diperbolehkan.
𝑯𝑬 < 𝑸𝒅,𝒉(𝒂𝒍𝒍)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 5-8
5.3.2 Komponen Vertikal
Komponen vertikal pada analisis gaya beban mencakup beban struktur yang
diteruskan pada fondasi menjadi beban vertikal (𝑉 ) pada fondasi dan nilai daya
Jika beban vertikal lebih besar dari nilai daya dukung tanah, maka tanah di bawah
fondasi tak akan kuat menopang beban dari fondasi yang diterima tanah sehingga
akan mengalami keruntuhan (bearing capacity failure). Gaya daya dukung tanah
harus bernilai dari beban vertikal agar fondasi dan struktur di atasnya tetap kokoh.
Nilai daya dukung tanah yang dimaksud adalah nilai dalam kondisi yang
beban berlebih yang diterima fondasi pada kondisi tak terduga atau diluar kontrol.
Beban Vertikal
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 5-9
Dari hasil perhitungan beban sebelumnya, didapat nilai beban vertikal pada fondasi
Perhitungan daya dukung tanah dilakukan dengan dua metode utama, yaitu
rumus daya dukung tanah yang dikembangkan oleh Vesic. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa pada studi kasus ini digunakan dua metode, yaitu
Hasil perhitungan yang mengacu pada prosedur ISO 19901-4 menghasilkan nilai
daya dukung tanah 𝑸𝒅,𝒗 = 𝟗𝟏𝟑𝟔. 𝟖𝟎𝟑 𝒌𝑵. Hasil pemodelan menggunakan PLAXIS
menghasilkan pressure maksimum yang boleh diberikan pada tanah sebesar 𝒒𝒅,𝒗 =
𝟏𝟖𝟖 𝒌𝑷𝒂. Jika pressure tersebut dikalikan dengan luas fondasi 50m2, maka didapat
nilai 𝑸𝒅,𝒗 = 𝟗. 𝟒𝟎𝟎 𝒌𝑵. Sebagai komparasi, dilakukan perhitungan daya dukung
tanah menggunakan persamaan Vesic dan didapat nilai 𝒒𝒅,𝒗 = 𝟐𝟑𝟕. 𝟎𝟐𝟓 𝒌𝑷𝒂 .
Nilai daya dukung tanah yang diperbolehkan dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut.
Tabel 5.3 Nilai Daya Dukung Fondasi dari Tiga Metode Perhitungan
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 5-10
Dari ketiga hasil perhitungan tersebut didapat bahwa nilai daya dukung tanah
allowable bernilai sekitar 4.600 kN. Nilai ini di atas nilai beban vertikal pada fondasi,
yaitu 4.559 kN. Pada komponen vertikal, nilai beban vertikal lebih kecil dari nilai
daya dukung tanah, maka dapat dikatakan bahwa beban vertikal dari struktur pada
fondasi masih aman untuk diberikan karena tanah mampu untuk menopangnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk komponen vertikal, nilai beban
vertikal lebih kecil dari nilai daya dukung tanah sehingga fondasi dalam keadaan
stabil.
𝑽 < 𝑸𝒅,𝒗(𝒂𝒍𝒍)
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 5-11
BAB 6
PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis pada bab sebelumnya, maka dapat
𝟏𝟖𝟐. 𝟕𝟑𝟔 𝒌𝑷𝒂 dan nilai tahanan geser (sliding resistance) tanah terhadap
fondasi 𝒒𝒅,𝒉 = 𝟑𝟐 𝒌𝑷𝒂. Kedua nilai tersebut adalah nilai maksimum (ultimate).
capacity) tanah ultimate 𝒒𝒅,𝒗 = 𝟏𝟖𝟖 𝒌𝑷𝒂 dan nilai tahanan geser tanah
3. Berdasarkan hasil analisis, didapat bahwa nilai beban horizontal lebih kecil dari
nilai tahanan geser yang diperbolehkan (𝑯𝑬 < 𝑸𝒅,𝒉), dan nilai beban vertikal
lebih kecil dari nilai daya dukung yang diperbolehkan (𝑽 < 𝑸𝒅,𝒗 ) sehingga
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 6-1
6.2. SARAN
Adapun saran terkait hasil dari laporan ini adalah sebagai berikut :
secara detail perlu dilakukan agar data beban yang dihasilkan lebih presisi
2. Selain data profil karakteristik tanah, profil berat jenis tanah, dan profil kuat
geser tanah, juga diperlukan data detail Boring Log tanah agar profil tanah
ANALISIS STABILITAS FONDASI DANGKAL DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR ISO 19901-4 6-2
DAFTAR PUSTAKA
ASTM. 2004. Annual Book of ASTM Standards, Vol. 04.08, Soil and Rock (I). Standard
No. D 2573-01, “Standard Test Method for Field Vane Shear Test in Cohesive
Soil,”. West Conshohocken, PA. pp. 272–280.
ASTM. 2004. Annual Book of ASTM Standards, Vol. 04.08, Soil and Rock (I). Standard
No. D 4719-00, “Standard Test Method for Prebored Pressuremeter Testing
in Soils,”. West Conshohocken, PA. pp. 897–905.
Bowles, J.E. 1996. Foundation Analysis and Design 5th Edition. New York : McGraw-
Hill.
Brinkgreve, R.B.J. 202. PLAXIS Version 8 User Manual. Netherland : A.A Balkema
Publisher.
Lambe, T. W., & Whitman, R. V. 1969. Soil Mechanics. New York : Wiley.
Meng, Qiuhong. 2013. Bearing Capacity Failure envelopes of Foundations with Skirt
Subjected to Combined Loading. Norwegia : NTNU.
Rizaldi, A. & Nasution, A. 2013. Kajian Analitik dan Eksperimental Frekuensi Sistem
Struktur Braced Monopod Anjungan Lepas Pantai. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 20
No.3. pp 217-232.
Terzaghi, K. & Peck, R. B. 1967. Soil Mechanics in Engineering Practice, 2nd edition.
New York : Wiley.
Tyrant, Pierre Le. 1994. Design Guide for Offshore Sructures: Foundation in
Carbonate Soils. Paris : Editions Technip.
Wardana, Hendra Kusuma. 2013. Studi Dampak Pemancangan Tiang Pancang Pada
Struktur Bangunan Sekitar. Bandung : Institut Teknologi Bandung
Zaky, Fauzi Achmad., dkk. 2013. Laporan Tugas Besar KL 4120 Anjungan Lepas
Pantai. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
http://digilib.itb.ac.id/ (diakses 19 September 2014, 23:20)
http://operator-it.blogspot.com/2013/11/anjungan-lepas-pantai-2.html (diakses
13 Juni 2014, 02:02)
http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/4586-peluang-investasi-migas-di-
indonesia.html (diakses 12 Juni 2014, 13:22)
http://www.geotechdata.info/parameter/angle-of-friction.html (diakses 16
Agustus 2014, 12:11)
http://www.pemudamaritim.com/2014/03/pembongkaran-bangunan-lepas-
pantai-di.html (diakses 13 Juni 2014, 02:08)