Вы находитесь на странице: 1из 10

MATA KULIAH : FISIKA DASAR

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan


besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

POKOK BAHASAN:
• Pendahuluan Fisika, Pengukuran Dan Pengenalan Vektor
• Kinematika Benda : Kecepatan Dan Percepatan Benda
• Gerak 1 Dimensi, Gerak Linear Dan Gerak Rotasi
• Gerak 2 Dimensi, Gerak Peluru Dan Gerak Melingkar, Gerak Relatif
• Dinamika Benda : Hukum Newton
• Usaha Dan Energi, Kekekalan Energi
• Momentum Dan Impuls, Kekekalan Momentum Linear
• Kinematika Dan Dinamika Rotasi
• Statika Dan Dinamika Fluida

KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI :


 Kemampuan menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya
 Kemampuan menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika

Fisika Dasar
‘12 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
1 Selamet Riadi ST
Universitas Mercu Buana
MODUL 9
IMPULS DAN PERUBAHAN MOMENTUM

8.4. Impuls sama dengan perubahan Momentum


Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v dan kemudian
1

pada benda bekerja gaya sebesar F searah kecepatan awal selama Δt, dan kecepatan
benda menjadi v
2

Untuk menjabarkan hubungan antara Impuls dengan perubahan momentum, akan kita
ambil arah gerak mula-mula sebagai arah positif dengan menggunakan Hukum
Newton II.
F =ma
= m. (v – v )/ Δt
2 1

F Δt =mv -mv
2 1

Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan perubahan
momentum. Impuls gaya pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
benda tersebut. Secara matematis dituliskan sebagai:
F Δt =mv -mv 8.6
2 1

I =p -p
2 1

I = Δp 8.7

Contoh Soal :
1. Seorang anak menendang sebongkah batu dalam keadaan diam (massa batu 2 kg)
sehingga batu tersebut memperoleh kecepatan sebesar 20 m/s. kaki anak tersebut
menyentuh batu selama 0,01 sekon. Hitung besar gaya yang bekerja pada batu
tersebut, akibat tendangan anak tersebut.
Diketahui :
m = 2 kg v =0 v = 20 m/s
0 1

Δt = 0,1 s

Ditanya : F?

Jawab:

Fisika Dasar
‘12 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
2 Selamet Riadi ST
Universitas Mercu Buana
Ambil arah tendangan sebagai arah positif, oleh karena itu kecepatan batu setelah
ditendang diambil positif (+)
Besar impuls gaya yang bekerja pada batu sama dengan perubahan momentum
F Δt =mv -mv
2 1

F =
m.v 2  mv1 
t

=
2 kg  20 m / s  2 kg  0 m / s 
0.01 s
= 4000 kg m/s2
= 4000 newton
Arah gaya (+), berarti arah gaya searah dengan arah tendangan anak.

8.5 Tumbukan dan Hukum Kekekalan Momentum


Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan paling sedikit dua buah benda. Misal bola
biliar A dan B. Sesaat sebelum tumbukan bola A, bergerak mendatar ke kanan dengan
momentum m v , dan bola B bergerak kekiri dengan momentum m v
A A B B

Gambar 8.3 Tumbukan dua buah benda

Momemtum sebelum tumbukan adalah :


P =m v +m v
A A B B

dan momentum sesudah tumbukan


p’ = m v’ + m v’
A A B B

Sesuai dengan hukum kekelan energi maka pada momentum juga berlaku hukum
kekekalan dimana momentum benda sebelum dan sesudah tumbukan sama. Oleh
karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa

Fisika Dasar
‘12 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
3 Selamet Riadi ST
Universitas Mercu Buana
Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah
tumbukan tetap asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda tersebut.
Pernyataan ini yang dikenal sebagai Hukum Kekekalan Momentum Linier.
Secara matematis untuk dua benda yang bertumbukan dapat dituliskan
P + p = p’ + p’
A B A B

atau
m v + m v = m v’ + m v’ 8.8
A A B B A A B B

p p = momentum benda A dan B sebelum tumbukan


A, B

p p’ = momentum benda A dan B sesudah tumbukan



A, B

perlu diingat bahwa penjumlahan di atas adalah penjumlahan vector

8.5.1 Menurunkan hukum kekekalan momentum dengan menggunakan Hukum


Newton III
Perhatikan gambar berikut :

Pada tumbukan dua buah benda selama benda A dan B saling kontak maka benda B
mengerjakan gaya pada bola A sebesar F . Sebagai reaksi bola A menegrjakan gaya
AB

pada bola B sebesar F . Kedua gaya sama besar tapi berlawanan arah.dan sama
BA

besar (Hukum Newton III). Secara matematis dapat ditulis


F = -F
AB BA

Kedua gaya ini terjadi dalam waktu yang cukup singkat yaitu Δt. Bila kedua ruas dikali
dengan Δt akan diperoleh
F Δt = -F Δt 8.9
AB BA

Ruas kiri dan kanan merupakan besaran Impuls gaya.


I = -I
B A

Δp = -Δp
B A
I I
(p – p ) = -(p – p )
B B A A

Fisika Dasar
‘12 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
4 Selamet Riadi ST
Universitas Mercu Buana
I I
m v +m v =m v +m v
B B B B A A A A
I I
m v +m v =m v +m v
A A B B A A B B
I I
p +p =p +p 8.10
A B A B

Jumlah momentum benda-benda sebelum dan susudah tumbukan sama. Pernyataan


ini dikenal sebagai Hukum kekekalan Momentum Linear.

Contoh Soal :
1. Seorang penembak amatir memegang senapan dengan bebas (tidak dipegang
erat-erat) yang bermassa 4 kg dan menembakkan peluru bermassa 5 gram dan
keluar dari senapan dengan kecepatan 300 m/s. tentukan hentakan senapan ketika
puluru ditembakkan.

Diketahui:
Pada peristiwa ini dianggap terjadi tumbukan antara peluru dan senapan dan berlaku
hukum kekekalan momentum.
Ambil arah gerak keluarnya peluru sebagai arah positif. Benda 1 adalah senapan dan
benda 2 adalah peluru. Mula-mula kecepatan senapan dan peluru sama dengan nol,
oleh karena itu :

Diketahui :
m = 4 kg
1

m = 5 gr = 0,005 kg
2

v =0
1

v =0
2
I
v = 300 m/s
2

I
Ditanya : v ?
1

Jawab :

I I
m v +m v = m v +m v
1 1 2 2 1 1 2 2

Fisika Dasar
‘12 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
5 Selamet Riadi ST
Universitas Mercu Buana
I
4 kg . 0 m/s + 0,005 kg . 0 m/s = 4 kg v + 0,005 kg 300 m/s
1
I
0+0 = 4 kg v + 0,005 kg 300 m/s
1
I
4 kg v = -0,005 kg 300 m/s
1
I
v = -1,5/4 m/s
1

= -0,375 m/s
Tanda (–) menyatakan bahwa kecepatan hentakan senapan berlawanan arah dengan
arah kecepatan peluru keluar.

8.6 Jenis-jenis Tumbukan


Jika ada dua benda yang bertumbukan dan tidak ada gaya luar yang bekerja
pada benda-benda, maka berlaku hukum kekekalan momentum. Akan tetapi energi
kinetik totalnya biasanya berubah. Hal ini akibat adanya perubahan energi kinetik
menjadi bentuk kalor dan atau bunyi pada saat tumbukan. Jenis tumbukan ini disebut
tumbukan tidak lenting sebagian. Bila setelah tumbukan kedua benda bergabung,
disebut tumbukan tidak lenting sempurna. Ada juga tumbukan dengan energi kinetik
total tetap. Tumbukan jenis ini disebut tumbukan lenting (sempurna). Jadi secara garis
besar jenis-jenis tumbukan dapat diklasifikasikan ke dalam:
1. Tumbukan lenting (sempurna)
2. Tumbukan tidak lenting sebagian
3. Tumbukan tidak lenting sempurna

1. Tumbukan Lenting (sempurna)


Pada tumbukan lenting sempurna berlaku
a. Hukum kekekalan momentum
b. Hukum kekekalan Energi Kinetik
Bila kita uraikan dari kedua syarat

a. Hukum kekekalan momentum


I I
m v +m v =m v +m v
1 1 2 2 1 1 2 2
I I
m v –m v =m v –m v
1 1 1 1 2 2 2 2
1 I
m (v – v ) = m (v – v ) (*) (8.10)
1 1 1 2 2 2
Fisika Dasar
‘12 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
6 Selamet Riadi ST
Universitas Mercu Buana
b. Hukum kekekalan energi kinetik

1 m v 2 + 1 m v 2 = 1 m v’ 2 + 1 m v’ 2
1 1 2 2 1 1 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
m v – m v’ = m v’ – m v
1 1 1 1 2 2 2 2
2 2 2 2
m (v – v’ ) = m (v’ – v )
1 1 1 2 2 2

m (v + v ) (v – v ) = m (v’ + v ) (v’ – v ) (**) (8.11)
1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

bila persamaan (**) dibagi dengan persamaan (*) diperoleh :


(v + v’ ) = (v’ + v )
1 1 2 2

atau
(v – v ) = - (v’ – v’ ) (8.12)
2 1 2 1

Dengan kata lain kecepatan relatif kedua benda sebelum tumbukan sama dengan
harga minus dari kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan.

 v 2'  v1' 
Untuk keperluan lebih lanjut didefinisikan e
v 2  v1 
berlaku jika v , v’ , v , v’ pada satu arah sumbu yang sama.
1 1 2 2

Harga V yang dimasukkan disini harus memperhatikan arah (tanda + atau -)


e ini yang kemudian disebut koefisien restitusi
Untuk tumbukan lenting (sempurna) e = 1
Untuk tumbukan tidak lenting sebagian 0 < e < 1
Untuk tumbukan tidak lenting sempurna e = 0

2. Tumbukan Tidak Lenting Sebagian


Pada jenis tumbukan ini berlaku Hukum kekekalan momentum dan tidak berlaku
hukum kekekalan energi kinetik karena terjadi perubahan E . koefisien restitusi e
k

adalah pecahan.
Hukum kekekalan momentum
I I
m v +m v =m v +m v
1 1 2 2 1 1 2 2

Fisika Dasar
‘12 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
7 Selamet Riadi ST
Universitas Mercu Buana
dan 0 < e < 1
Tidak berlaku hukum kekekalan energi, berarti ada energi kinetik yang hilang selama
proses tumbukan sebesar ΔE
k.

 1 m v2 1   1 '2 1 2
E k  2 11  m v2    m v 1  m v '2 
2 2 
(8.14)
 2 2 2
2 1 

3. Tumbukan Tidak Lenting Sempurna


Pada jenis tumbukan ini berlaku Hukum kekekalan momentum dan tidak berlaku
hukum kekekalan energi kinetik karena terjadi perubahan E koefisien restitusi e = 0.
k.

 v 2'  v1' 
0
v 2  v1 
0   v 2'  v1' 
v 2'  v1' (8,15)

kecepatan akhir kedua benda sama dan searah. Berarti kedua benda bergabung dan
bergerak bersama-sama.
Besar energi kinetik yang hilang Δ E
k

 1 m v2 1   1 '2 1 2
E k  2 11  m v2    m v 1  m v '2 
2 2 
(8.16)
 2 2 2
2 1 
I I
dimana : v = v
1 2

Contoh Soal :
1. Dua buah benda A dan B masing-masing bermassa 2 kg dan 4 kg bergerak
saling mendekat dengan kecepatan berturut-turut 4 m/s dan 3 m/s. Setelah
tumbukan, massa A bergerak berlawanan dengan arah semula dengan
kecepatan 5 m/s. tentukan:
a. Kecepatan benda B setelah tumbukan
b. Koefisien restitusinya
c. Energi kinetik sistem yang hilang selama tumbukan

Diketahui :

Fisika Dasar
‘12 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8 Selamet Riadi ST
Universitas Mercu Buana
I
m = 2 kg v = - 5 m/s
A A

m = 4 kg
B

v = 4 m/s
A

v = - 3 m/s
B

I
Ditanya : v ? e? ΔE ?
B K

Jawab :
Ambil arah kekanan sebagai arah positif

a. Kecepatan benda B setelah tumbukan:


I I
m v +m v =m v +m v
A A B B A A B B

I
2 kg . 4 m/s + 4 kg . (-3 m/s) = 2 kg (-5 m/s) + 4 kg v
B
I
4 kg v = 6 kg m/s
B
I
v = 1,5 m/s
B

Tanda positif menyatakan bahwa arah kecepatan benda B setelah tumbukan ke


kanan

b. Koefisien restitusi e

 v 2'  v1' 
e
v 2  v1 
Ambil arah ke kanan sebagai arah positif
pada rumus ini, harus diperhatikan tanda (+) atau (-) pada kecepatan.
Fisika Dasar
‘12 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
9 Selamet Riadi ST
Universitas Mercu Buana
 1,5   5
e
 3  4
= 0,93
perhatikan tanda sistem plus dan minusnya

c. Energi kinetik yang hilang selama tumbukan

 1 m v2 1   1 '2 1 2
E k  2 11  m v2    m v 1  m v '2 
 2 2 2 2 2 
2 1 
 1  2  42 1   1  2  52 1 
= 2  4  32   2   4  1,52 
 2   2 
= 34 – 29,5
= 4,5 joule

Fisika Dasar
‘12 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
10 Selamet Riadi ST
Universitas Mercu Buana

Вам также может понравиться