Вы находитесь на странице: 1из 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak
menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa
dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang
jinak.Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor
ganas atau kanker.Perjalanan penyakit ini sering disebut sillent killer atau secara
diam diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya
sudah terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat
teraba dari luar atau membesar.
Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang berisi
cairan yang tumbuh di indung telur. Kista tersebut disebut juga kista fungsional
karena terbentuk selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan
sewaktu ovulasi. Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.
Kanker ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam, karena memang
seringkali pasien tidak merasakan apa-apa, kalapun terjadi keluhan biasanya sudah
lanjut
Kista ovarium menimbulkan beragam manifestasi klinis pada pasien.
Manifestasi klinis yang terjadi dapat berupa ketidaknyamanan pada abdomen, sulit
buang air kecil, nyeri panggul, dan nyeri saat senggama serta gangguan
menstruasi. Adanya gangguan menstruasi ini menyebabkan masyarakat
berpendapat bahwa wanita yang mengalami kista ovarium akan mengalami
kemandulan (infertilitas). Hal ini dapat menimbulkan kecemasan pada pasiennya.
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada pasien dengan kista
ovarium adalah dengan pemberian obat hormonal dan pembedahan. Pada pasien
paska pembedahan kista ovarium akan mengalami masalah yang berhubungan
dengan nyeri, resiko infeksi, kurang perawatan diri serta sebagai masalah yang

mengganggu kebutuhan dasar lainnya.

1.2 Batasan Masalah


Pembahasan lapsus ini dibatasi defisini, epidemiologi, anatomi, etiologi,
manifestasi klinik, diagnosis, tata laksana kista ovarii

1.3 Tujuan Penulisan


Lapsus ini bertujuan menambah pengetahuan dan pemahaman tentang definisi,
epidemiologi, anatomi, etiologi, manifestasi klinik, diagnosis, tata laksana kista
ovarii

1.4 Manfaat
Penulisam laporan kasus ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman dokter muda mengenai kita ovarii dalam hal pelaksanaan anamnesa
dan diagnosis serta merujuk yang benar dan tepat.

BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas
Reg : 00305188
Nama : Ny.S
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suami :Tn. U
Status : Menikah
Lama menikah: 10 tahun
Kehamilan :
Alamat : Cengkrong RT 03 RW 02
Tgl periksa : 18-8-2016

2.2 Subyektif
2.2.1 Keluhan utama
Benjolan di perut
2.2.2 Perjalanan Penyakit
Pasien datang dengan merasa perut ada benjolan yang semakin lama
semakin besar sejak Juni. Bulan juli pasien memeriksa kan diri ke Sp.OG di
Pasuruan dan di diagnose Kista di sarabkan untuk operasi di RSUD Bangil.
Nyeri (+), Pendarahan (-) Waktu BAB tidak terasa sakit, BAK tidak terasa
sakit, Tes Kehamilan (-)
Riwayat mestruasi sebelumnya teratur, lamanya 7 hari, nyeri (-), HPHT 9
Agustus 2016. Riwayat penurunan berat badan di sangkal. Riwayat tumor di
keluarga di sangkal. BAB dan Bak normal.

2.2.3 Riwayat Kehamilan/Persalinan


No At/P/I/Ab/E BBL Cara Lahir Penolong L/P Umur H/M
1 Aterm 3500 Pervaginam Bidan L 8 tahun H

2.2.4 Riwayat Kontrasepsi


Pil KB ganti suntik KB bulan ini

2.2.5 Riwayat Kehamilan


1 kali selama 10 tahun

2.2.6 Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit seperti hipertensi, DM, penyakit jantung, gondok dan alergi
disangkal pasien
Riwayat Asma (-)

2.2.7 Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluarga dengan sakit keganasan atau tomor di sangkal
Riwayat penyakit keluarga seperti hipertensi, DM, penyakit jantung, gondok
dan alergi disangkal pasien
Riwayat Asma (-)

2.2.8 Riwayat Pengobatan


(-)
2.2.9 Riwayat Sosial

2.3 Obyektif

2.3.1 Pemeriksaan Fisik


Status Generalis
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : compos mentis
- Tinggi Badan : 162 cm
- Berat Badan : 46 kg
- Tekanan darah : 120/80
- Nadi : 80
- Suhu axilla : 36 C
- Kepala dan Leher : anemis (-) icterus (-)
- Thorax : Jantung S1S2 tunggal,murmur (-)
- Abdomen : TFU Hb, teraba masa kistik ukuran 8x8,
mobile (+) Permukaan rata dan batas tegas, nyeri (-)
- Genetalia : Flux (-) Flour (-)
- Extremitas : dbn
Status Ginekologi
- Inspekulo : Flux (-) Flour (-), POMP tertutup licin
- VT : Flux (-) Flour (-), POMP tertutup licin
 CUAF : Dbn
 AP : D/S teraba masa kistik ukuran
8x8 mobile (+) permukaan rata, batas
tegas, nyeri (-)
 CD : Dbn
2.3.2 Pemeriksaan Penunjang
- USG Ginekologi (18-8-2016)
Tampak lesi kistik, bersepta, batas tegas, uk 4,78x7,18x8,9 cm. Kesan berasal
dari adneksa kiri yang meluas ke kanan. Kesan : Kista Ovarii
- Laboratorium

Darah Lengkap
Jenis Hasil Satuan Nilai rujukan Keterangan
Pemeriksaan
Neutrofil 4,43 39,3-10,1
Limfosit 3,53 18,0-48,3
Monosit 0,50 4,40-12,7
Eosinofil 0,511 0,600-7,30
Hematokrit 47,60 38-47
MCV 79,60 81,1-96,0
MCH 23,70 27,0-31,2
MCHC 29,80 31,8-35,4

Faal Hemostasis
Jenis Hasil Satuan Nilai rujukan Keterangan
Pemeriksaan
24,60 Detik 27,4-39,3
15,60 detik 11,3-14,7

Kimia Klinik
Jenis Hasil Satuan Nilai rujukan Keterangan
Pemeriksaan
SGOT 20,58 U/L <31
SGPT 31,74 U/L <39
Albumin 5,1 g/dl 3,5-5,1
Natrium 145,50 mmol/L 135-147
Kalium 3,94 mmol/L 3,5-5
Klorida 106,70 mmol/L 95-105
Kalsium ion 1,260 mmol/L 1,16-1,32

Gula Darah
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan Keterangan
Glukosa darah 117 mg/dl <200
sewaktu

Imunoserologi
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan Keterangan
CA 125 5,4 U/ml <35

Serologi
Jenis Hasil Satuan Nilai rujukan Keterangan
Pemeriksaan
Hepatitis Positif > 60 IU/ml Negatif
Kuantitatif

2.4 Assessment
Cystoma Ovarii
HbsAg (+)

2.5 Planning
PDx :
PTx : Pro operasi kistektomi
PMo : Vital signs, keluhan subyektif
PEd : KIE ( Komunikasi, Informasi, Edukasi) pasien dan keluarga
tentang :
1. Kondisi Pasien
2. Prosedur tindakan medis yang akan dilakukan
3. Efek samping dan komplikasi dari tindakan yang dilakukan
4. Prognosis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kista Ovarium


Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering
dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(Depkes RI, 2011)Kista ovarium adalah
suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium. (Owen,
2005)
Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik.Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium.Dalam kehamilan tumor
ovarium yang paling sering dijumpai ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein.
Tumor Ovarium yang cukup besar dapat menyebabkn kelainan letak janin dalam
rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala kedalam panggul.
(Wiknjosastro,2005)
Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang
normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas
sel-sel embrional yang tidak berdierensiasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan
selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental berwarna kuning yang
timbul dari lapisan kulit.(Smeltzer,2002)

2.2. Jenis dan karakter kista


Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu nonneoplastik dan
neoplastik. Kista nonneoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri
setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi,
namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya. (Prawirohardjo,2002)
Kista ovarium neoplastik jinak diantaranya: (Mansjoer, 2000)a. Kistoma
Ovarii SimpleksKistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata
dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.Dinding
kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.Penatalaksanaan
dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum


Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi sangat
besar.Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif
sehingga timbul perleketan kista denganomentum, usus-usus, dan peritoneum
parietale.Selain itu, bisa terjadi ileus karena perleketan dan produksi musin yang terus
bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan dengan pengangkatan
kista in tito tanpa pungsi terlebih dulu dengan atau tanpa salpingo-ooforektomi
tergantung besarnya kista.
c. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini berasal dari epitel germinativum.Bentuk kista umumnya unilokular, tapi jika
multilokular perlu dicurigai adanya keganasan.Kista ini dapat membesar, tetapi tidak
sebesar kista musinosum. Selain teraba massaintraabdominal juga dapat timbul asites.
Penatalaksanaan umumnya sama dengan kistadenoma ovarii musinosum.

d. Kista Dermoid
Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi
sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan entoderm.Bentuk cairan kista
ini seperti mentega. Kandungannya tidak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel
lain seperti rambut, gigi, tulang, atau sisa-sisa kulit. Dinding kista keabu-abuan dan
agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat.Dapat menjadi
ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui
proses parthenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak di perut bagian
bawah karena torsi tangkai kista dermoid.Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista
keluar di rongga peritoneum.Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid
bersama seluruh ovarium.

Kista nonneoplastik terdiri dari: (Prawirohardjo, 2002)


a. Kista Folikel
Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh
terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di
bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan
membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan besarnya biasanya
dengan diameter 1 – 1,5 cm.
Kista folikel ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang
tipis yang terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di
dalam kista, maka terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista berwarna
jernih dan sering kali mengandung estrogen.Oleh sebab itu, kista kadang-kadang
dapat menyebabkan gangguan haid.Kista folikel lambat laun dapat mengecil dan
menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista pun menghilang. Umumnya,
jika diameter kista tidak lebih dari 5 cm, maka dapat ditunggu dahulu karena kista
folikel biasanya dalam waktu 2 bulan akan menghilang sendiri.
b. Kista Korpus Luteum
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans.Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum
persistens), perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista,
berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua.Frekuensi kista korpus
luteum lebih jarang dari pada kista folikel.Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna
kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.Kista korpus luteum
dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak
teratur.Adanya kista dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan
perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur.Rasa nyeri di dalam
perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan dalam
diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu.Jika dilakukan
operasi, gambaran yang khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan diagnosis.
Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam
hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum
diangkat tanpa mengorbankan ovarium.

c. Kista Lutein
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan
tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.Kista biasanya bilateral dan bisa
menjadi sebesar ukuran tinju.Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel
teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-
sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon
koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma,
ovarium mengecil spontan.
d. Kista Inklusi Germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium.Kista ini lebih banyak terdapat pada wanita
yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya
secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat
waktu operasi.Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas
satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus.
e. Kista Endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput
dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang
menjadi kista.Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena
berisi darah coklat-kemerahan.Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis
yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri senggama.Kista ini berasal dari sel-sel
selaput perut yang disebut peritoneum.Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan
menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk
kedalam selaput perut melalui saluran indung telur.Infeksi tersebut melemahkan daya
tahan selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit.Gejala kista ini sangat khas
karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid tidak semua darah akan
tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang memercik ke rongga perut.
Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap penyakit
baru yang dikenal dengan endometriosis.Karena sifat penyusupannya yang perlahan,
endometriosis sering disebut kanker jinak.

f. Kista Stein-Leventhal
Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan permukaannya
licin.Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-
Leventhal dan kiranya disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya
pada penderita terhadap gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya
dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan.
Menurut Nugroho, klasifikasi kista terdiri dari: (Nugroho,2010)

a. Tipe Kista Normal


Tiper kista yang termasuk dalam kista normal adalah kista fungsional. Kista tersebut
merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini berasal dari
sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal.
Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk
melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah,
kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista
fungsional terdiri dari kista folikel dan kista luteum. Keduanya tidak mengganggu,
tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang dengan sendiri dalam waktu 6-8
minggu.
b. Tipe Kista Abnormal
Jenis kista yang termasuk pada kista abnormal adalah kistadenoma, kista coklat
( endometrioma), kista dermoid, kista endometriosis, kista hemorrhage,dan kista
Lutein. Kistadenoma merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung
telur.Biasanya bersifat jinak, tetapi dapat membesar dan dapat menimbulkan
nyeri.Kista Coklat merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya.Kista ini
berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.,Kista Dermoid merupakan
kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan
lemak.Kista dapat ditemukan di kedua bagian indung telur.Biasanya berukuran kecil
dan tidak menimbulkan gejala.Kista Endometriosis merupakan kista yang terjadi
karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim.Kista ini berkembang
bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga
menimbulkan nyeri hebat.Kista Hemorrhage merupakan kista fungsional yang disertai
perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
Kista Lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Beberapa tipe kista
lutein antara lainKista Granulosa Lutein merupakan kista yang terjadi di dalam korpus
luteum ovarium yang fungsional. Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini
dapat membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat menstruasi dan
bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm menyebabkan rasa tidak
enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan di rongga perut. Pada
wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan menstruasi terlambat, diikuti
perdarahan yang tidak teratur.Kemudian Kista Theca Lutein merupakan kista yang
berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami.Timbulnya kista ini berkaitan dengan
tumor ovarium dan terapi hormonal.Dan kista polikistik ovarium merupakan kista
yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara
kontinyu.Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena
bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten),
operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan
gangguan dan rasa sakit.

2.3 Anatomi Ovarium


Ovarium biasa disebut dengan indung telur.Ovarium memiliki ukuran kurang
lebih sebesar ibu jari tangan. Kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. ovarium
terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (cortex) dan bagian dalam (medulla). Pada
cortex terdapat folikel-folikel primordial. Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat
saraf dan pembuluh limpa.(Anggun, 2012)
Ovarium terletak antara Rahim dan panggul dan disamping kanan-kiri uterus
yang menghasilkan hormone estrogen dan progesterone, mempengaruhi kerja uterus
serta memberikan sifat kewanitaan dan mempunyai dampak dalam mengatur proses
menstruasi. (Prawirohardjo,2010)
Ovarium berbentuk bulat lonjong agak pipih, permukaan halus dan ukurannya
bervariasi sesuai dengan pertambahan usia. Gambaran ovarium bayi baru lahir warna
agak coklat, memanjang, struktur rata. Ukuranya kira-kira 1,3 x 0,5 x0,3 cm, beratnya
kurang dari 0.3 gram, dengan bertambahnya usia menjadi anak-anak, ovarium juga
bertambah besar dan saat usia prepubertas dijumpai follicle kistik yang dominan yang
hampir mirip dengan penyakit polikistik ovariun. Pada periode reproduksi, ovarium
bentuk agak oval, ukuran 3-5 x 1,5-3,0 x 0.6-1,5 cm dan berat kira-kira 5-8 gram,
warna putih kemerah-merahan dan permukaan lebih halus. Pada pemotongan
dijumpai follikel-follikel kistik, korpora lutea warna kuning, korpora albikan warna
putih umumnya dijumpai di korteks dan medula. Wanita post menopause ovariumnya
bertambah kecil. Ukurannya bervariasi, ada yang lisut/berkerut, gyriform, dan
konsistensi biasanya padat. (wiknjosastro,2005)
Produksi telur pada perempuan sesuai dengan usia adalah :
a. Saat bayi lahir
b. Umur 6-15 tahun
c. Umur 6-25 tahun
d. Umur 26-35 tahun : mempunyai sel telur : mempunyai sel telur : mempunyai sel
telur : mempunyai sel telur 750.000 439.000 159.000 59.000
e. Umur 35-45 tahun : mempunyai sel telur 34.000
f. Masa menopause semua telur menghilang.
Indung telur merupakan sumber hormonal perempuan yang paling utama, sehingga
mempunyai peranan dalam mengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan
telur ( ovum ) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri.

2.4. Epidemiologi Kista Ovarium


2.4.1. Distribusi dan Frekuensi
Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang
sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun.(William, 2007) . Kista Ovarium
ditemukan pada hampir semua wanita premenopause dan pada 18% wanita post
menopause. Insiden yag sering terjadi pada wanita usia 30- 54 tahun dan yang paling
tinggi adalah wanita dengan kulit putih. (William, 2007)
Di Indonesia sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur disebabkan oleh
masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, serta penyakit yang mengenai
sistem reproduksi misalnya kista ovarium. (Manuaba, 2010)
Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000
populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional
dan jinak.Di Amerika karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita,
kematian sebanyak 16.000 orang. (Rock JA,) Berdasarkan data yang diperoleh CDC
di Amerika pada tahun 2011 insidensi kanker ovarium tertinggi terjadi di kota New
York, Columbia dan Washington dengan interval 12,5-14,9 per 100.000 penduduk.
Dan yang paling rendah terjadi di kota Hawaii, Virginia, dan Louisiana dengan
interval 7,5-10,4 per 100.000 penduduk(CDC,2011)
Di RSU H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh penderita kista ovarium tahun
2008-2009 sebanyak 47 orang. Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dari bulan Januari
2010- Oktober 2010 penderita kista ovarium pada wanita usia subur terdata sebanyak
34 kasus. (safitri,2010) Kemudian Di Rumah Sakit ST. Elisabeth Medan penderita
kista ovarium dari tahun 2008-2012 terdata sebanyak 116 kasus. (Dumaris, 2012)

2.4.2. Determinan
Penyebab pasti dari penyakit kista Ovarium belum diketahui secara pasti.Akan tetapi
salah satu pemicunya adalah faktor hormonal.Penyebab terjadinya kista ovarium ini
dipengaruhi oleh banyak factor yang saling berhubungan. Beberapa faktor resiko yang
mempengaruhi terjadinya kista ovarium adalah
a. Gangguan pembentukan hormoneKista ovarium disebabkan oleh 2
gangguan (pembentukan) hormon yaitu pada mekanisme umpanbalik ovarium
dan hipotalamus. Estrogen merupakan sekresi yang berperan sebagai respon
hipersekresi folikel stimulasi hormon. Dalam menggunakan obat- obatan yang
merangsang pada ovulasi atau misalkan pola hidup yang tidak sehat itu bisa
menyebabkan suatu hormone yang pada akhirnya dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormone. (Mansjoer, 2000) Gangguan keseimbangan
hormon dapat berupa peningkatan hormon Luteinizing Hormon (LH) yang
menetap sehingga dapat menyebabkan ganguan ovulasi. (Llewellyn, 2001)
b. Memiliki Riwayat kista ovarium atau keluarga memiliki riwayat kista
ovarium.(Wiknjosastro, 2005)
c. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen)
Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang biasanya
menyelesaikan penghentian pengobatan tersebut.(William,2007)
d. Pada pengobatan infertilitas Pasien dirawat karena infertilitas dengan
induksi ovulasi dengan gonadotropin atau agen lainnya , seperti clomiphene
citrate atau letrozole , dapat mengembangkan kista sebagai bagian dari
sindrom hiperstimulasi ovarium.(William, 2007)
e. Gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu
terjadinya penyakit kista ovarium.Risiko kista ovarium fungsional meningkat
dengan merokok ,risiko dari merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan
indeks massa tubuh menurun.Selain dikarenakan merokok pola makan yang
tidak sehat seperti konsumsi tinggi lemak, rendah serat, konsumsi zat
tambahan pada makanan, konsumsi alcohol dapat juga meningkatka risiko
penderita kista ovarium.(Bustam,2007). Pada wanita yang sudah menopause
kista fungsional tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas indung telur
(Manuaba,2010).
f. Gangguan siklus Haid. Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih
panjang harus diwaspadai. Menstuasi di usia dini yaitu 11 tahun atau lebih
muda merupakan faktor resiko berkembangnya kista ovarium, wanita dengan
siklus haid tidak teratur juga merupakan faktor resiko kista ovarium.
(Manuaba,2010).
g. Pemakaian alat kontrasepsi hormonal. Wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi hormonal juga merupakan faktor resiko kista ovarium, yaitu pada
wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa implant, akan
tetapi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa pil
cenderung mengurangi resiko untuk terkena kista ovarium.(Henderson, 2005)

2.5. Gejala Kista Ovarium dan Tanda-tanda Klinik


Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih kecil.
Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista semakin
membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala memberikan keluhan sebagai
hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar.(Sarjadi,1995) Pemastian penyakit
tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim)
atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala
atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejalanya
antara lain: perut ,terasa penuh, berat dan kembung, tekanan pada dubur dan kandung
kemih (sulit buang air kecil), siklus menstruasi tidak teratur dan sering nyeri, nyeri
panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan
paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti
pada saat hamil, luas permukaan dinding endometrium menebal,dan pembengkakan
tungkai bawah yang tidak disertai rasa sakit. Kadang-kadang kista dapat memutar
pada pangkalnya, mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan
perut bagian bawah yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera.
(Moore,2001)

2.6. Komplikasi
Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ini ialah kista
tersebut berubah menjadi ganas dan banyak terjadi komplikasi. Komplikasi dari kista
ovarium yang dapat terjadi ialah (Prawirohardjo,2010)
1. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit- sedikit hingga berangsur- angsur menyebabkan kista
membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala- gejala klinik
yang minimal, akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak
akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri
diperut.Kista berpotensi untuk pecah, tidak ada patokan mengenai besarnya
kista yang berpotensi pecah.Pecahnya kist bisa menyebabkan pembuluh darah
robek dan menimbulkan terjadinya pendarahan. (Hakimi, 1993)
2. Infeksi pada kista jika terjadi didekat tumor ada sumber kuman patogen.
3. Torsio ( Putaran tangkai )
Torsio atau putaran tangkai terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5
cm atau lebih, torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau aligamentum roduntum
pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark
peritonitis dan kematian.Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista,
karsinoma TOA, masa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada
wanita usia reproduksigejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat dikuadrat
abdomen bawah, mual dan muntah dapat terjadi demam leukositosis.
4. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang
seksama terhadap kemungkinan perubahan kegansannya,adanya asites dalam
hal ini mencurigakan masa kista ovarium berkembang setelah masa
menapouse sehingga bisa kemungkinan untuk berubah menjadi kanker.
5. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula terjadi akibat trauma, seperti
jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu melakukan
bersetubuh, jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut,
maka perdarahan bebas berlangsung keuterus ke dalam rongga peritoneum dan
menimbulkan rasa nyeri terus- menerus disertatai tanda- tanda akut.

2.8. Pencegahan Kista Ovarium


Belum ada tindakan khusus agar terhindar dari penyakit kista ovarium. Akan tetapi
pencegahan ditujukan untuk menurunkan angka insidensi kista Ovarium dan secara
tidak langsung akan mengurangi angka kematian akibat kista Ovarium.

2.8.1. Pencegahan primer


Pencegahan primer pada kista ovarium dilakukan pada orang sehat yang sudah
memiliki faktor risiko untuk terkena kista ovarium.Pencegahan primer dapat
dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko
dan melaksanakan pola hidup sehat seperti tidak merokok, menkonsumsi makanan
yang kaya serat dan mengandung zat anti oksidan yang tinggi, serta hindari zat kimia
tambahan yang berbahaya pada makanan.
2.8.2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi
akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kista ovarium melalui diagnosa ,
pemeriksaan dini dan bekala kemudian pengobatan yang tepat. (Budiarto, 2002)
Kista ovarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat dideteksi
selama beberapa tahun.Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman dan jarang menimbulkan gangguan
menstruasi.Pemeriksaan abdomen dan vagina secara periodik akan dapat mendeteksi
kista ini. Kista tanpa nyeri atau massa padat di cul-de-sac, atau di tempat ovarium,
atau meluas ke abdomen, yang dengan palpasi bersifat kistik sampai padat, memberi
tanda kista ovarium. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan skening ultrason abdomen
atau transvagina, yang dapat membedakannya dari kehamilan, kegemukan,
pseudosiesis, kandung kemih penuh atau degenerasi kistik dari mioma.
(Llewellyn,2001)
Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa apabila pada pemeriksaan ditemukan kista
di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-
sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau
tidak), maka perlu ditentukan jenis kista tersebut.Pada kista ovarium biasanya uterus
dapat diraba tersendiri, terpisah dari kista.Jika kista ovarium terletak di garis tengah
dalam rongga perut bagian bawah dan kista itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan
adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlu lebih
cermat dan disertai pemeriksaan tambahan. Apabila sudah ditentukan bahwa kista
yang ditemukan ialah kista ovarium, maka perlu diketahui apakah kista itu bersifat
neoplastik atau nonneoplastik.(Prawirohardjo, 2002)
Kista nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan
gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan kista-kista akibat
peradangan tidak dapat digerakkan karena perleketan.Kista nonneoplastik umumnya
tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang
sendiri.Jika kista ovarium itu bersifat neoplastik, maka pemeriksaan yang cermat dan
analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam
pembuatan diagnosis diferensial.(Prawirohardjo, 2002)
Penegakan diagnose dapat dibantu dengan pemeriksaan lanjutan yang berupa :
(Prawirohardjo, 2002)
. (1) Laparaskopi yaitu pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui
apakah sebuah kista berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-
sifat kista,
. (2) Ultrasonografi yaitu dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan
batas kista, apakah kista berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah
kista kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut
yang bebas dan yang tidak.
. (3) Foto Rontgen yaitu pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi
dalam kista
. (4) Parasentesis yaitu pungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites.
Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei
dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
2.9. Penatalaksanaan Medis
Apabila kista sudah terlanjur tumbuh dan didiagnosa sebagai kista ovarium yang
berbahaya, biasanya tindakan medis perlu dilakukan. Operasi pengangkatan biasanya
akan dilakukan untuk mencegah kista ovarium tumbuh lebih besar. Penyembuhan dari
kista juga tergantung pada jenisnya masing-masing.Kista ovarium neoplastik
memerlukan operasi dan kista nonneoplastik tidak. Jika menghadapi kista yang tidak
memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi
jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut
adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi merupakan kista nonneoplastik.
Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan
menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat
ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini
perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan
ginekologik berulang. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam
pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan
besar kista itu bersifat neoplastik, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan
operatif.(Prawirohardjo, 2002)
Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan
kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung kista.Akan
tetapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan
ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi).Pada
saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah ditemukan pada
satu atau pada dua ovarium.(Prawirohardjo, 2002)

Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui
apakah ada keganasan atau tidak.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi
dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli
patologi anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah kista ganas atau tidak.Jika
terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingo-ooforektomi
bilateral.Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat
keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel granulosa), dapat dipertanggung-
jawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa
radikal.
Terapi bergantung pada ukuran dan konsistensi kista dan penampakannya pada
pemeriksaan ultrasonografi.Mungkin dapat diamati kista ovarium berdiameter kurang
dari 80 mm, dan skening diulang untuk melihat apakah kista membesar.Jika
diputuskan untuk dilakukan terapi, dapat dilakukan aspirasi kista atau kistektomi
ovarium.Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran >80 mm dengan
dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah kehamilan minggu ke
12.Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30 mungkin sulit dikeluarkan
lewatpembedahan dan dapat terjadi persalinan prematur.Keputusan untuk melakukan
operasi hanya dapat dibuat setelah mendapatkan pertimbangan yang cermat dengan
melibatkan pasien dan pasangannya. Jika kista menimbulkan obstruksi jalan lahir dan
tidak dapat digerakkan secara digital, harus dilakukan seksio sesaria dan kistektomi
ovarium.(Moore,2001)

BAB IV
PENUTUP
Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering
dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Kista ovarium adalah tumor jinak yang
diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya
tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional yang tidak berdierensiasi, kista
ini tumbuh lambat dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material
sebasea kental berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit.
Penyebab pasti dari penyakit kista Ovarium belum diketahui secara pasti.Akan
tetapi salah satu pemicunya adalah faktor hormonal. Faktor resiko yang lain yang
sebagai pemicu nya adalah riwayat kista pada keluarga, penderita kanker payudara,
pengobatan infertilitas, dan pemakaian alat kontrasepsi hormonal.
Tindakan operasi pada kasus ini adalah kista ovarium neoplastik yang tidak
ganas dengan pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung kista.

Вам также может понравиться